BAB V PENUTUP. Hasil penelitian dan pembahasan naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå dan
|
|
- Hengki Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå dan teks Widjåjåkoesoemå telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan uraian dari bab IV tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå Inventarisasi naskah dilakukan dengan studi katalog dan studi lapangan. Hasil yang diperoleh dari inventarisasi naskah adalah ditemukan tiga judul naskah yang diduga sebagai varian/versi naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå, yaitu Pèngêtan Warni-warni ing Nagari Suråkartå dengan judul teks Laporan Utusan Dalêm Ngupados Sêkar Wijåyåkusumå Karså Dalêm Paku Buwånå VIII (Behrend, 1990: 70), Riwayat Kêmbang Wijåyåkusuma sartå Labuhan Pangagêman tuwin Jakat Dalêm Bokor Mas dengan kode SMP-RP 82 (Florida, 1981: 107), dan Cariyosipun Sêkar Wijåyåkusumå (Florida, 2000: 268, , 390). 2. Deskripsi Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå dan Teks Widjåjåkoesoemå Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå adalah salah satu judul naskah yang terdapat pada Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid I Museum Sonobudoyo Yogyakarata (Behrend, 1990: 482). Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå memiliki kode koleksi PB A Judul naskah tersebut tidak hanya ditemukan di dalam katalog, tetapi ditemukan juga di dalam sampul dalam naskah pada halaman i. Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå masih dalam keadaan yang baik. Halaman naskah masih utuh dan tidak ada yang sobek, meskipun ada beberapa 186
2 187 kertas yang gripis. Media yang digunakan untuk menulis naskah tersebut adalah kertas folio bergaris dan sudah berwarna kusam kuning kecoklat-coklatan. Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå ditulis dengan menggunakan pensil dan ditulis dengan aksara Jawa dalam ragam aksara ngetumbar tidak sempurna. Teks Widjåjåkoesoemå ditulis dengan bentuk tulisan yang miring ke kanan. Naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå merupakan bundel naskah yang terdiri atas dua teks berbeda yaitu Widjåjåkoesoemå dan Kridhåsåstrå. Teks Widjåjåkoesoemå berbentuk prosa atau gancaran. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Baru. Kandungan teks Widjåjåkoesoemå memuat tentang piwulang mengenai beberapa laku yang dijalankan oleh para abdi dalêm untuk dapat mengambil bunga wijayakusuma di Pulau Bandung, Nusakambangan, Donan, Cilacap. 3. Suntingan Teks Suntingan teks Widjåjåkoesoemå diawali dengan transliterasi standar. Jadi, suntingan teks Widjåjåkoesoemå dilakukan dengan berdasarkan pada hasil transliterasi standar teks Widjåjåkoesoemå. Hasil dari transliterasi standar teks Widjåjåkoesoemå tersebut, kemudian disempurnakan dengan melakukan suntingan teks. Metode suntingan teks yang digunakan adalah metode suntingan teks edisi standar. Penyuntingan teks dilakukan dengan cara membetulkan kesalahan dan ketidakajegan bacaan pada teks Widjåjåkoesoemå. Selanjutnya, segala bentuk pembetulan/koreksi yang dilakukan terhadap teks Widjåjåkoesoemå dicatat ke dalam aparat kritik dan disertai dengan penjelasan dilakukannya pembetulan tersebut.
3 Terjemahan Teks Terjemahan teks yang dilakukan adalah terjemahan kontekstual dengan menggabungkan tiga metode terjemahan, yaitu terjemahan harfiah, terjemahan isi, dan terjemahan bebas. Dalam terjemahan teks, ada kata-kata yang bergeser dari arti leksikalnya, hal tersebut disesuaikan dengan dengan konteks kalimat agar makna kata menjadi jelas. Selain itu, kata atau frase yang tidak mempunyai padanan arti dalam kamus diganti dengan arti kata yang lebih mudah dipahami dan disesuaikan dengan konteks kalimat. Dalam terjemahan teks juga ada beberapa kata yang tidak diterjemahkan, tetapi kemudian arti dari kata tersebut dijelaskan dalam catatan terjemahan. 5. Laku yang Dijalankan oleh Abdi Dalêm Dalam Upaya Mengambil Bunga Wijayakusuma di Pulau Bandung, Nusakambangan, Donan, Cilacap Teks Widjåjåkoesoemå memiliki kandungan isi berupa piwulang. Piwulang yang dimaksud adalah piwulang mengenai tata cara (laku) yang harus dikerjakan oleh abdi dalêm untuk mendapatkan bunga wijayakusuma. Laku yang dikerjakan oleh abdi dalêm tersebut adalah sebagai berikut. a. Rêrêsik b. Nênêpi c. Mêmulé d. Sêsawur dan Labuhan e. Matrapakên Busånå (memakaikan busana) f. Sabar, Tidak Putus Asa, dan Selalu Berusaha
4 189 B. Saran a. Penelitian ini merupakan penelitian awal dan hasil dari penelitian ini masih terbatas pada pengungkapan piwulang laku yang dijalankan para abdi dalêm ketika mengambil bunga wijayakusuma. Oleh karena itu, diharapkan bagi praktisi pendidikan dapat melakukan penetitian lanjutan misalnya dengan kajian sastra tentang struktur naratif teks Widjåjåkoesoemå, kajian semiotik teks Widjåjåkoesoemå, serta kajian historis teks Widjåjåkoesoemå, dan sebagainya. b. Naskah-naskah Jawa merupakan produk budaya nenek moyang orang Jawa yang mempunyai banyak kandungan ide, gagasan, pikiran, serta informasi yang berguna dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat terutama pada masa kini. Oleh karena itu, diperlukan adanya usaha untuk tetap melestarikan naskahnaskah Jawa misalnya melalui pendidikan dengan mengemas naskah-naskah Jawa sebagai media pembelajaran. c. Dalam usaha untuk mengkaji naskah-naskah lama dibutuhkan pengetahuan dan kecukupan referensi yang memadai. Oleh karena itu, diharapkan bagi pemerintah maupun instansi pendidikan pada khususnya untuk lebih mengembangkan kajian ilmu filologi serta memperbanyak sumber referensi yang terkait dengan ilmu filologi.
5 DAFTAR PUSTAKA Anonim Katalog Buku Terjemahan Tahun 1970 Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta. Museum Radya Pustaka Surakarta. Antunsuhono Ringkesaning Paramasastra Djawa. Djokdja: Hien Hoo Sing. Amri, Kafiyah Tinjauan Filologi Teks Serat Wulang Bratasunu. Skripsi S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Baroroh-Baried, Siti, dkk Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Behrend, T.E., dkk Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara: Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Jilid I. Jakarta: Djambatan. Darusuprapta Beberapa Masalah Kebahasaan dalam Penelitian Naskah. Widyaparwa No. 26 Oktober. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ajaran Moral dalam Susastra Suluk. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Darusuprapta, dkk Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur an dan Terjemahannya. Semarang: CV. Alwaah. Djamaris, Edwar Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi. Bahasa dan Sastra, Tahun III, Nomor I. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV. Manasco. Florida, Nancy K Javanese Literature in Surakarta Manuscripts Volume II Manuscripts of The Mangkunegaran Palace. New York: Southeast Asia Program Cornell University. 190
6 191 Florida, Nancy K Javanese Language Manuscripts of Surakarta Central Java a Preliminary Descriptive Catalogue Volume IV. Cornell University Ithaca New York: Southeast Asia Program. Girardet, Nicolaus, dkk Descriptive Catalogue of The Javanese Manuscripts and Printed Books in The Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta. Weisbaden: Franz Steiner Verlag GMBH. Haq, Muhammad Zaairul Mutiara Hidup Manusia Jawa. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Kaelan Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. Hadiatmaja, Sarjana dan Kuswa Endah Filsafat Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Istanti, Kun Zachrun Studi Teks Sastra Melayu dan Jawa. Yogyakarta: Penerbit El Matera. Istikomah, Dewi Tinjauan Filologi Serat Darmawirayat. Skripsi S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Mulyani, Hesti. 2009a. Membaca Manskrip Jawa 2. Gegaran Mata Kuliah Membaca Manuskrip Lanjut Semester VI pada Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta b. Teori Pengkajian Filologi. Diktat (untuk Kalangan Terbatas) Mata Kuliah Filologi Jawa pada Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Padmosoekotjo Wewaton Panulise Bahasa Jawa Nganggo Aksara Jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti. Panitia Kongres Bahasa Jawa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa Yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta bekerja sama dengan Panitia Kongres Bahasa Jawa 1991 di Semarang. Poerwadarminta, W. J. S Baoesastra Djawa. Batavia: J. B. Wolters Uitgevers-Maatschappij N. V Sarining Paramasastra Djawa. Noordhoff Kolff N.V. Robson, Stuart Principles of Indonesian Philology. Dordrecht-Holland: Foris Publication.
7 192 Saktimulya, Sri Ratna Katalog Naskah-naskah Pura Pakualaman. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Santosa, Iman Budhi Laku Prihatin Investasi Menuju Sukses Ala Manusia Jawa. Yogyakarta: Memayu Publishing. Saputra, Karsono Pengantar Filologi Jawa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Sulastin-Sutrisno Relevansi Studi Filologi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Filologi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Surono. Pelestarian Naskah Lama dan Penyebarannya, Catatan Ringkas tentang Transliterasi, Terjemahan, dan Saduran. Paper yang dibuat untuk memenuhi persyaratan ujian mata kuliah Metode Kritik Teks dan ditulis berdasarkan hasil kuliah dari Darusuprapta pada mahasiswa S2 Jurusan Sastra Indonesia angkatan 1983/1984. Suyami Pengembangan Model Kajian Naskah-naskah Jawa. Buku III Makalah Sastra. Kongres Bahasa Jawa II Oktober 1996 di Batu Malang Jawa Timur Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Serat Dewi Sri dalam Perbandingan. Yogyakarta: Kepel Press. Tim Penyusun Panduan Tugas Akhir. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Wellek, Rene dan Austin Warren Theory of Literature. New York: A Harvest Book, Harcourt, Brace and Company. Wiryamartana, I. Kuntara Arjunawiwaha Transformasi Teks Jawa Kuna Lewat Tanggapan dan Penciptaan di Lingkungan Sastra Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. DAFTAR NON PUSTAKA Widyawati, Ken Refleksi Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Serat Wulangreh, Diunduh pada tanggal 28 Mei 2010.
BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor
BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi naskah
Lebih terperinciPokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu
1. Fakultas/ Program Studi 2. Mata Kuliah dan Kode : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jawa : FILOLOGI JAWA I 3. Jumlah SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi : Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang
373 BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI
KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh
Lebih terperinciKawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN
Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai nomor
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap naskah SDR, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. SêratPanglipur Tis-Tis. Madiun: Naskah Tulisan Tangan Koleksi Ari Mukti.
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Sumber SêratPanglipur Tis-Tis. Madiun: Naskah Tulisan Tangan Koleksi Ari Mukti. Pustaka Acuan Asher, R.E. 1992. Oxford, Advanced Leaner s Encyclopedic Dictionary. Oxford: Oxford
Lebih terperinciPATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.
PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak masyarakat yang berburu naskah-naskah kuna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang banyak masyarakat yang berburu naskah-naskah kuna untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan pada masa itu. Naskah yang dijumpai saat ini, antara
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI
KAJIAN FILOLOGI DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SERAT AMBEK SANGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis Bahasa Indonesia Dalam Penggunaan Bahasa Jawa Pada Upacara Pernikahan Adat Jawa dapat ditarik kesimpulan bahwa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Filologi 1. Pengertian Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Dengan demikian, kata filologi membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ
KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nur Jannah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Filologi 1. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama (Djamaris, 1977: 20). Filologi berasal dari kata Yunani philos yang
Lebih terperinciSERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Naskah-naskah yang terdapat di Nusantara memiliki isi yang sangat kaya. Kekayaan itu dapat ditunjukkan oleh aneka ragam aspek kehidupan yang dikemukakan, misalnya masalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan terhadap naskah dan teks SC dalam bab-bab. SC adalah naskah Jawa yang terdapat dalam Katalog Perpustakaan Pura
BAB V PENUTUP Berdasarkan pembahasan terhadap naskah dan teks SC dalam bab-bab terdahulu dapat ditarik beberapa simpulan. Terdapat dua simpulan dalam penelitian ini, yaitu berhubungan dengan kajian filologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,
Lebih terperinciMENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???
MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui naskah kuna. Jenis isi dari naskah kuna sangat beragam. Jenis teks tersebut antara lain berisi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diketahui kesimpulannya. Kesimpulan tersebut adalah
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang bentuk, nilai, dan fungsi parikan pada lirik lagu karya Genk Kobra yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang
Lebih terperinciDaftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.
Daftar Pustaka Naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan, NB 108. Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia. Buku Abdullah, Taufik. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teks dibagi menjadi tiga yaitu teks lisan, teks tulisan tangan dan teks cetakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari naskah tidak hanya melihat naskah dari segi fisik namun juga harus dilihat dari segi isi naskah yang disebut teks. Menurut sifat penurunannya, teks dibagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciAlfian Rokhmansyah, M.Hum.
Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai peninggalan tulisan, naskah menyimpan berbagai informasi tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan pandangan hidup yang
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia
BUSANA KEPRAJURITAN DALAM MANUSKRIP BUSANA TRADISIONAL JAWA Sri Harti Widyastuti, Anik Ghufron, Siti Mulyani dan Sukarno Universitas Negeri Yogyakarta, email: hartiwidyastuti@yahoo.co.id Abstrak Manuskrip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan tulisan tangan berupa benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media
191 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian yang dilaksanakan merupakan research and development media pembelajaran tembang macapat dhandhanggula dengan menggunakan aplikasi adobe flash creative suite 5.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI
ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan hasil budaya dalam bentuk naskah atau manuskrip (Marsono, 2010), yang bahkan sampai saat ini belum dapat dihitung jumlahnya. Manuskrip
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK
KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK Oleh : Diana Prastika program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa diana_prastika@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah yang beragam banyaknya. Bahasa daerah yang beragam digunakan sebagai alat komunikasi oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat di Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya. Salah satu budaya yang terdapat dalam masyarakat Jawa adalah budaya
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI NASKAH PIWULANG PATRAPING AGÊSANG SKRIPSI
KAJIAN FILOLOGI NASKAH PIWULANG PATRAPING AGÊSANG SKRIPSI Diajukan pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari berbagai suku, bahasa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan adat istiadat. Berbagai suku bangsa tersebut mewarisi kebudayaan yang telah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pada mulanya, istilah filologi (philologia) lahir dan berkembang di
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Filologi 1. Pengertian Filologi Pada mulanya, istilah filologi (philologia) lahir dan berkembang di kawasan kerajaan Yunani, yaitu kota Iskandariyah. Pada saat itu filologi
Lebih terperinciWahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo
KAJIAN FILOLOGI SERAT-SERAT ANGGITAN DALEM KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA IV JILID I (WANAGIRI JAMAN KANGJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIYA MANGKUNEGARA III) Wahyu Aris Aprillianto Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN FILOLOGI DAN ISI SERAT PRIMBON SKRIPSI
TINJAUAN FILOLOGI DAN ISI SERAT PRIMBON SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh
Lebih terperinciTINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA
TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik
digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Achadiati Ikram Filologia Nusantara. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
DAFTAR PUSTAKA Achadiati Ikram. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Agus Aris Munandar. 2015. Seminar Naskah Nusantara : Mahabharata Epos Kepahlawanan Sepanjang Zaman. Jakarta :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan
Lebih terperinci: SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK
NASKAH BIDAYATUSALIK : SUNTINGAN TEKS BESERTA KAJIAN PRAGMATIK Santi Rahayu Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Santirahayu5610@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA
KAJIAN FILOLOGI DAN ISI KITAB PIRASATING SUJALMA MIWAH KATURANGGANING WANITA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philologia yang berasal dari dua kata yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Sehingga
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI DAN ISI DALAM SÊRAT KAWRUH GRIYÅ SKRIPSI
KAJIAN FILOLOGI DAN ISI DALAM SÊRAT KAWRUH GRIYÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah
Lebih terperinciASPEK-ASPEK DIDAKTIS DALAM NASKAH SERAT WEWULANG KARYA PAKUBUWANA IX SKRIPSI
ASPEK-ASPEK DIDAKTIS DALAM NASKAH SERAT WEWULANG KARYA PAKUBUWANA IX SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang tertuang dalam bentuk naskah sejak abad IX 1. Berkaitan dengan tulisan dalam bentuk naskah, Saputra
Lebih terperinciDarmawasita: suntingan teks dan kajian isi BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Darmawasita: suntingan teks dan kajian isi Monika Fitri Setyowati C0100036 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bela Masalah Dalam mengungkapkan informasi tentang berbagai hal yang pernah hidup dan berkembang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan tetapi kekayaan bangsa Indonesia mencakup berbagai bidang. Salah satu di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memang belum menjadi bangsa yang sepenuhnya maju, akan tetapi kekayaan bangsa Indonesia mencakup berbagai bidang. Salah satu di antaranya adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam novel AW karya Any Asmara ditemukan enam jenis penggunaan bahasa kias, yaitu simile, metafora, personifikasi, metonimia, sinekdoke dan hiperbola. Fungsi bahasa kias yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : SASTRA NUSANTARA KODE : IN 109 Dr. Tedi Permadi, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran Khusus Pertemuan ke-1: Pertemuan ke-2:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di
11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH SASTRA NUSANTARA IN 109 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SILABUS MATAKULIAH SASTRA NUSANTARA IN 109 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SILABUS 1.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa
Lebih terperinciSILABUS PENYUNTINGAN IN116. Dadang S. Anshori, S.Pd, M.Si
SILABUS PENYUNTINGAN IN116 Dadang S. Anshori, S.Pd, M.Si Program Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2008 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang
Lebih terperinciSILABUS. : Bahasa dan Seni (FBS) : Pendidikan Bahasa Jawa. Jumlah SKS % Kode : 2 SKS PBJ 230
SILABUS Fakultas : Bahasa Seni (FBS) Prodi : Pendidikan Bahasa Mata Kuliah : Prosa Modern Jumlah SKS % Kode : 2 SKS PBJ 230 Semester : III (tiga) Mata Kuliah Prasarat & Kode : - Dosen : Drs. Afendy Widayat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks
Lebih terperinciKAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA
KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan
191 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Proses
Lebih terperincisudah diketahui supaya tidak berulang-ulang menyebut benda tersebut, bahasa Jawa anak usia lima tahun yang berupa tingkat tutur krama, berjenis
dalam tingkat tutur madya, dan ngoko, serta kata tersebut mengganti benda yang sudah diketahui supaya tidak berulang-ulang menyebut benda tersebut, menerangkan letak barang dan tidak mengandung imbuhan.
Lebih terperinciFILOLOGI DR 432 SILABUS. Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN. No.: FPBS/FM- 7.1/07
No. Dokumen : FPBS/PM- 7.1/01 Tgl. Berlaku : 01 September 2015 No.: FPBS/FM- 7.1/07 SILABUS FILOLOGI DR 432 Dr. Dedi Koswara, M. Hum. Dr. Ruhaliah, M. Hum. DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH UNIVERSITAS
Lebih terperinciSERAT BABAD LANGENHARJA KAJIAN TATALETAK_, FUNGSI, DAN MAKNA FILOSOFIS BANGUNAN PESANGGRAHAN LANGENHARJA
SERAT BABAD LANGENHARJA KAJIAN TATALETAK_, FUNGSI, DAN MAKNA FILOSOFIS BANGUNAN PESANGGRAHAN LANGENHARJA oleh: Titi Mumfangati Wahjudi Pantj a Sunj ata Endah Susilantini KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM SÊRAT LAKSITARAJA KARYA KGPAA MANGKUNAGARA IV TESIS
NILAI MORAL DALAM SÊRAT LAKSITARAJA KARYA KGPAA MANGKUNAGARA IV TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kajian Budaya Oleh Darweni NIM S701208002 PROGRAM
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH KAJIAN SASTRA LISAN IN 426 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SILABUS MATAKULIAH KAJIAN SASTRA LISAN IN 426 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SILABUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi penentu utama kebijaksanaan, baik untuk pribadi maupun untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman masa lalu dapat menjadi penentu utama kebijaksanaan, baik untuk pribadi maupun untuk kepentingan bangsa atau negara.
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KATALOGISASI NASKAH KUNO SEBAGAI LANGKAH AWAL PELESTARIAN ASET BANGSA
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KATALOGISASI NASKAH KUNO SEBAGAI LANGKAH AWAL PELESTARIAN ASET BANGSA BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Naily Nur Kholidah C0113039/2013
Lebih terperinciEtimologi Istilah Filologi
Modul 1 Etimologi Istilah Filologi E PENDAHULUAN Dr. Kun Zachrun Istanti, S.U. timologi adalah sebuah istilah dalam bidang linguistik yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Naskah naskah..., Andriyati Rahayu, FIB UI., Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan tentang kebudayaan kita di masa lampau tergali dari peninggalan masa lalu, termasuk di antaranya adalah naskah. Isi naskah-naskah dapat memberikan gambaran
Lebih terperinciKAJIAN FILOLOGI DAN ANALISIS MANTRA DALAM SERAT PIWULANG SUNAN KALIJAGA
i i KAJIAN FILOLOGI DAN ANALISIS MANTRA DALAM SERAT PIWULANG SUNAN KALIJAGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak
Lebih terperinci2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
24 BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) objek penelitian, (2) metode, (3) prosedur penelitian, (4) teknik pengumpulan data 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian
Lebih terperinci