KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

dokumen-dokumen yang mirip
KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

IBU DAN ANAK. (Karya Lukisan)

FAMILY. (Karya Seni Lukis)

KELUARGA NELAYAN. (Karya Seni Lukis)

JAMBEAN. Tulisan ini dibuat untuk mendiskripsikan Pameran Seni Rupa HUT Dewan Kesenian Sleman. Di Gedung Serba Guna Kabupaten Sleman

GEMBALA. (Karya Seni Lukis)

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

GEMBALA YANG BAIK. Tgl 6-9 Agustus Di Atrium Duta Wacana University. Oleh:

PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

KALIURANG. (Karya Seni Lukis)

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PASAR MALEM. (Karya Seni Lukis) Tulisan ini untuk mendeskripsikan lukisan yang dipamerkan pada Basar-Bursa Seni Rupa IKAISI 2002

KE SAWAH. Oleh: Drs. Djoko Maruto NIP : ( lama) ( baru )

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

POTRET DIRI. (Karya Seni Lukis) Tulisan ini untuk mendiskripsikan Lukisan yang dipamerkan pada Pameran Seni Rupa Nasional di Benteng Vredeburg

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET PROF. IMAM BARNADIB, MA REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET DRS.BAMBANG DAMARSASI DOSEN JURDIK SENI RUPA, FBS, UNY, DALAM RANGKA PURNA BHAKTI (CENDERA MATA)

PENCIPTAAN SENI RUPA DAN PAMERAN

PENCIPTAAN LUKISAN SRI SULTAN HAMENGKUBUNO X (DJOKO MARUTO)

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET REKTOR UNY DRS. SUTRISNO HADI, MA REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET IR. WIDODO REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

BROKEN WEAPON. Oleh: Aran Handoko, M.Sn NIP:

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

SINOLEWAH HOPING TREE

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

[PENGANTAR DESAIN GRAFIS T.I D3-UDINUS

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN

CAKRAWALA PENDIDIKAN

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

05FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

KESEIMBANGAN DINAMIK. Priscilia Yunita Wijaya Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra ABSTRAK

Modul MK Gambar Bentuk

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

PENDIDIKAN SENI PROSES PEMBENTUKAN MELALUI SENI. Zakarias S. Soeteja

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SENI BUDAYA TAHUN 2014

DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

BAB II LANDASAN TEORI

IMAJINASI BENTUK AIR DALAM LUKISAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA

REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN. Ega Budaya Putra 1 NIM Abstrak

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB II KONSEP. A. Konsep Penciptaan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

PERSEPSI BENTUK. Ragam Bentuk Modul 5. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

03FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. seniman dalam menjalankan proses kreatif. Memang, beternak ayam tersebut

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Transkripsi:

KONSEP KARYA Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0

A. Kajian Sumber 1. Karya Seni Karya seni adalah hasil imajinasi manusia yang secara kreatif menerangkan, memahami, dan menikmati hidup berdasarkan kemampuan khusus yang terdapat pada manusia dalam pemahaman tentang simbol dalam bentuk dan arti secara fisik. Karya seni merupakan bentuk tersendiri yang diberikan langsung bagi persepsi. Karya Seni memiliki bentuk yang khusus karena seakan-akan melebihi perwujudan visualnya yang sesungguhnya dengan kata lain tanpa menjadi objek yang praktis seperti aslinya, tetapi menyajikan bagi penontonnya lebih dari pada susunan faktualnya (Langer, 2006: 142). Karya seni, (seni rupa) sebagai objek estetis dibangun menggunakan idiom rupa seperti garis, warna, shape, ruang, bentuk cekung/cembung, dan lain-lain menghadirkan gelembung-gelembung, bidang, ruang-ruang yang secara samar-samar memberikan unsur-unsur bentuk yang diinginkannya, hasil dari ketrampilan distorsi, deformasi dari pengamatannya. Bentuk dimaksudkan sebagai totalitas pengorganisasian (desain) dari semua unsur yang membentuk karya seni rupa. Unsur-unsur bentuk (elements of form) juga disebut alat visual (visual device), misalnya garis, bidang, warna, tekstur gelap terang. Cara untuk menyusun unsur-unsur tersebut disebut prinsipprinsip penyesuaian, misalnya keseimbangan, harmoni variasi warna dan kesatuan. Unsur-unsur bentuk dan prinsip-prinsip penyesuaiannya dapat disebut sebagai satu bahasa dasar(basic grammer) Seni Rupa (Malins, 1980:9). 2. Prinsip-prinsip Komposisi. a. Proporsi Proporsi adalah hubungan ukuran antar bagian dalam suatu keseluruhan. Sebagai contoh, perbandingan ukuran pada tubuh manusia, yang menghubungkan kepala dengan tinggi badan, lebar pundak, dan panjang torso. Proporsi digunakan untuk menciptakan keteraturan dan sering ditetapkan untuk membentuk standar keindahan dan kesempurnaan, misalnya proporsi manusia pada zaman Yunani klasik dan kemudian oada masa Renaisans. 1

Seniman cenderung menggunakan ukuran-ukuran yang tampak seimbang, mirip dan berhubungan dengan perbandingan. Penempatan yang dapat memerlukan pertimbangan pribadi, karena tidak ada rumus untuk menetapkan ukuran yang benar atau proporsi yang tepat (Ockvirk, 1962:30-31). b. Keseimbangan Keseimbangan adalah ekuilibrium diantara bagian-bagian dari suatu komposisi. Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu simetri dan asimetri. Keseimbangan dapat dihasilkan melalui warna dan gelap terang yang membuat bagian-bagian tertentu lebih berat, selaras dengan bagian-bagian yang lain. Dalam lukisan, bidang kecil berwarna gelap tampak sama beratnya dengan bidang luas berwarna terang(jones,1992:25-26). Dalam komposisi keseimbangan dicapai berdasarkan pertimbangan visual. Dengan kata lain, keseimbangan disini merupakan keseimbangan optik yang dapat dirasakan diantara bagian-bagian dalam karya seni rupa. Keseimbangan ditentukan oleh faktor-fakktor seperti penampilan, ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari bagian-bagian tersebut(ockvirk, 1962:23) c. Kesatuan Kesatuan menunjukan keadaan dimana berbagai unsur bentuk bekerja sama dalam menciptakan kesan keteraturan dan memberikan keseimbangan yang selaras antara bagian-bagian dan keseluruhan. Kesatuan dapat dicapai dengan berbagai cara, misalnya dengan pengulangan penyusunan bentuk secara monotone atau dengan pengulangan bentuk(shape), warna, dan arah gerak. Kesatuan sering dihasilkan dengan mengurangi peranan bagian-bagian demi tercapainya konsep keseluruhan yang lebih besar. Penggunaan repetisi untuk mencapai kesatuan. Selain itu kesatuan juga dapat dicapai dengan menempatkan bentuk-bentuk secara berdekatan, dan kesatuan akan menjadi bertambah kuat jika disertai dengan repetisi. 2

d. Variasi Variasi berarti keragaman dalam penggunaan unsur-unsur bentuk. Kombinasi berbagai macam bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang dapat menghasilkan variasi, tanpa mengurangi kesatuan. Kesatuan dalam komposisi ditentukan oleh keseimbangan antara harmoni dan variasi. Harmoni dicapai melalui repetisi dan irama, sedangkan variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat bagian-bagian dalam kesatuan, sedangkan variasi menambah daya tarik pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas(ockvirl, 1962:21). e. Irama Irama dapat diciptakan dengan pola repetisi, untuk mengesankan gerak. Irama dapat dilihat dengan pengelompokan unsur-unsur bentuk yang repetitif seperti garis, bentuk, dan warna. Sedikit perubahan dalam irama, baik dalam seni musik maupun seni rupa, dapat menambah daya tarik, tetapi perubahan yang besar dapat menyebabkan kesan tidak mengenakkan.(fichner-rathus 2008:239). Repetisi dan irama tidak dapat dipisahkan. Repetisi adalah cara penekanan ulang satuan-satuan visual dalam suatu pola. Repetisi tidak selalu merupakan duplikasi secara persis, tetapi dapat juga didasarkan pada kemiripan. Variasi repetisi dapat memperkuat daya tarik suatu pola atau agar pola tersebut tidak membosankan (Ockvirk,1962:29). 3

B. Konsep Karya. Gambar I. Judul Penari ukuran 90 x 60 cm. Medium: oil on canvas. Karya seni lukis dengan judul Penari merupakan olahan imajinasi penulis terhadap hasil kebudayaan yang sangat universal dan unik. Karya yang dibuat tahun 2011 ini menampilkan nilai estetik seorang penari piring yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Komposisi yang digunakan dalam 4

karya ini adalah simetris balance. Artinya obyek dalam karya ditempatkan pada posisi yang simetris diantara bagian bidang gambar. Pada background diberi kesan bayangan yang sama kiri dan kanan dan sedikit warna gelalap agar terkesan kejauahan. Penggambaran tersebut selain untuk mencapai keseimbangan juga untuk mencapai kesan ruang. Sehingga dalam menikmati lukisan, terdapat dimensi yang memberikan ruang imajinasi bagi penikmat. Teknik melukis menggunakan berbagai macam teknik meliputi pengaburan, dan retakan dengan memanfaatkan menu artistic media dalam kuas dan palet. Variasi dan gabungan teknik yang digunakan memberikan kepadatan warna. Pilihan teknik melukis yang digunakan disesuaikan dengan tujuannya, efek artistik seperti apa yang akan dibuat, baik pada warna, tekstur atau bentuknya. Keseluruhan obyek yang digambarkan berhubungan antara satu dengan lainnya dan saling mendukung. Obyek digambarkan dengan warna merah, hijau dan coklat, yang disatukan dengan warna komplementer masing-masing sehingga tercipta adanya kesatuan (unity) dalam lukisan tersebut. C. Penutup Sebagai objek estetis yang menggunakan idiom garis lengkung, warna komplementer, bentuk cekung/cembung, dan lain-lain menghadirkan gelembung-gelembung, bidang, ruang-ruang yang secara nyata dapat dirasakan. Hal ini tampak pada unsur garis ekspresi yang hadir dalam seni bentuk lukis yang berjudul Penari. Bentuk yang dimaksudkan adalah totalitas pengorganisasian (desain) dari semua unsur yang membentuk objek seorang penari dengan penuh garis bayangan. Karya tersebut masih perlu mendapatkan berbagai masukan untuk peningkatan kualitas lukisan. Karenanya masukan dari para seniman lukis baik teknik dan metode saya perlukan. 5

DAFTAR PUSTAKA Feldman, Edmun Burke. (1967), Art as Image and Idea. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. Fichner-Rathus, Foundations of Art and Design, Thomson wadsword,2008: P 773. Kusnadi (1976), Warta Budaya. Dit.Jen. Kebudayaan Deprtemen P dan K No.l dan ll th.l, 1976. Malins, Frederich (1980), Understanding Painting. The Elements of Composition. New Jersey: Prentice-Hall. Ockvirk, O.G. (1962), Art Fundamentals. Iowa: W.M.C. Brown. Read, Herbert. (1968), Art Now.London: Faber and Faber. Soedarso Sp. (2006), Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta. ----------------- (1987), Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Saku Dayar Sana. Yogyakarta. 6