Lampiran 1 Prosedur Rotofor

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column

III. METODOLOGI PENELITIAN

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan diantaranya N2 cair, alkohol 70 %, yodium tinkture, kapas dan tissue.

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

MATERI DAN METODE. Materi

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

Fraksinasi merupakan langkah awal untuk melakukan proses purifikasi. Prinsip fraksinasi menggunakan liquid IEF BioRad Rotofor yakni memisahkan enzim

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

3 METODE. Bahan. Alat

Analisis kadar protein

I. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

III. Bahan dan Metode

INSTRUKSI KERJA ALAT MINI TRANSBLOTTER

LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA. bio.unsoed.ac.id

Lampiran 1 Analisis fitokimia

Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -

Metode Penelitian. III.2.1 Sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

HASIL. Tabel 1 Perbandingan berat abomasum, fundus, dan mukosa fundus dari domba di atas dan di bawah satu tahun

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

3 Metode Penelitian Alat

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)

Asam Amino dan Protein

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

PRAKTIKUM PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE (SDS PolyAcrilamide Gel Elektroforesis)

3 Percobaan. 3.1 Tempat dan Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

: Kirana patrolina sihombing

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016

: Kirana patrolina sihombing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

I. Tujuan. Dasar Teori

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

Transkripsi:

Lampiran 1 Prosedur Rotofor Kalibrasi Membran Ion Membran ion terdiri dari membran kation yang berkorelasi dengan elektrolit H 3 PO 4 0,1 N terpasang pada elektroda anoda sebagai pembawa ion positif, sedangkan membran anion berkorelasi dengan elektrolit NaOH 0,1 N terpasang pada elektroda katoda sebagai pembawa ion negatif. Membran ion tersebut sebelum digunakan harus direndam larutan elektrolit selama satu malam. Pre-running Condition Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan denaturasi protein dan merusak Rotor Chamber. Sebelum dan selama proses pemusatan berlangsung, mesin pendingin (cooler inflow) harus diaktifkan untuk mensirkulasikan air dengan suhu yang telah diatur pada 4 C. Pengaturan suhu sebaiknya dilakukan 10-15 menit sebelum pemusatan untuk mengadaptasi alat sampai mencapai ekulibrium suhu dalam chamber. Lubang posterior pada Rotor kemudian diselotip untuk mencegah kebocoran selama pemasukan sampel. Sampel yang telah ditambahkan dengan 2% amfolit kemudian dimasukkan ke dalam lubang-lubang anterior pada Rotor dengan menggunakan syringe 15 ml, dan lubang anterior tersebut kemudian diselotip untuk mencegah kebocoran selama proses pemusatan berlangsung. Selama pemasukan sampel, harus diperhatikan kemungkinan timbulnya gelembung udara pada Rotor karena gelembung udara dapat menyebabkan lonjakan voltase selama proses sehingga sistem akan mati (safety shutdown). Running Proses pemusatan menggunakan energi listrik dengan voltase tinggi, sehingga selama proses pemusatan harus selalu dipastikan tutup chamber terpasang agar voltase tidak terekspos ke luar dan bersifat membahayakan pemakai alat. Proses pemusatan akan berlangsung ketika tombol Rotor diatur pada kondisi RUN dengan terminal Rotor tersambung dengan sumber listrik.

Daya yang digunakan pada Standard Rotofor Chamber selama proses adalah sebesar 15 Watt dan diatur konstan, sehingga penambahan kuat arus (ma) dan voltase (V) dapat disinkronisasi. Proses pemusatan umumnya berlangsung selama 3-5 jam, dengan maksimal 6 jam. Apabila pemusatan berlangsung lebih dari 6 jam, maka akan merusak gradien ph yang terbentuk. Post-running Condition Prosedur untuk mengoleksi fraksi dimulai dengan pemasangan rak koleksi pada Harvesting Chamber. Rak kolekksi kemudian diisi dengan 20 tabung kultur (12 x 75 mm). Setelah pemasangan selesai, selanjutnya ke dalam terminal chamber, dihubungkan selang yang tersambung pada mesin vakum dengan tekanan 10-50 mmhg. Setelah proses pemusatan selesai, alat kemudian di set untuk posisi panen dengan menekan tombol HARVEST pada Rotor Chamber. Alat akan memposisikan ke dalam kondisi panen, selanjutnya pin port untuk panen yang tersambung dengan Harvesting Chamber ditusukkan pada bagian lubang posterior Rotor, dan proses pemanenan akan berlangsung ketika mesin vakum dinyalakan. Sampel akan masuk ke dalam masing-masing tabung koleksi yang telah terpisah berdasarkan titik isolistriknya. Fraksi yang telah dikoleksi tersebut kemudian akan di analisa gradien pemisahannya dengan cara pengujian ph terhadap masing-masing fraksi. Hasil pemisahan yang lebih baik akan didapatkan apabila dilakukan refraksinasi terhadap fraksi yang dikoleksi dengan menggunakan Mini Rotofor Chamber. Pengujian terhadap kandungan protein di dalam fraksi dapat dilakukan dengan elektroforesis SDS-PAGE, metode dialisa, presipitasi garam dengan Ammonium Sulfat, dan teknik kromatografi.

Lampiran 2 Persiapan Running SDS-PAGE Pembuatan larutan buffer Larutan buffer yang digunakan dalam proses elektroforesis adalah tris HCl 1,5 M ph 8,8; tris HCl 0,5 M ph 6,8; dan running buffer. Tris HCl 1,5 M ph 8,8 dibuat dengan mencampur tris base 54,45 gr dan aquadest 150 ml. Setelah homogen, ph-nya diatur hingga mencapai 8,8 dengan penambahan NaOH atau HCl dan selanjutnya ditambah aquades sampai volumenya 300 ml. Tris HCl 0,5 M ph 6,8 dibuat dengan campuran tris base sebanyak 6 gr, dan aquades 60 ml yang jika telah homogen, maka ph-nya diatur hingga mencapai 6,8 dengan penambahan NaOH atau HCl. Kemudian aquades ditambahkan sampai volumenya 100 ml. Langkah pertama yang dilakukan untuk pembuatan running buffer adalah pembuatan stock buffer. Stock buffer dibuat dengan campuran tris base 1,5 gr; glisin 7,2 gr; dan SDS 0,5 gr. Setelah itu, campuran dihomogenkan dan untuk membuat running buffer 10x yang siap dipakai, maka 100 ml stock buffer ditambah dengan 400 ml aquades. Larutan tersebut kemudian diatur ph-nya dengan menambah NaOH atau HCl sampai ph mencapai 8,3. Pembuatan gel elektroforesis (SDS-PAGE) Gel untuk elektroforesis terdiri dari dua yaitu separating gel dan stacking gel. Separating gel dibuat dengan mencampurkan 4 ml poliakrilamid; 3,35 ml aquades; 2,5 ml tris HCl ph 8,6; 0,1 ml SDS 10%; 5 µl TEMED dan 50 µl amonium persulfat 10%. Semua bahan tersebut dihomogenkan dalam gelas piala, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam lempeng kaca pembentuk gel sampai memenuhi tiga perempat lempeng kaca tersebut. Separating gel dibuat terlebih dahulu dibandingkan stacking gel. Setelah separating gel mulai memadat, kemudian stacking gel dimasukkan dan sisir untuk membuat sumur dipasang. Selanjutnya dibiarkan beberapa lama hingga gel memadat. Stacking gel dibuat dengan campuran 0,65 ml poliakrilamid; 3,05 ml aquades; 1,25 ml tris HCl ph 6,8; 50 µl SDS 10%; 5 µl TEMED dan 25 µl amonium persulfat 10%. Apabila gel telah memadat, maka sisir dilepas dan lempeng kaca dimasukkan ke dalam chamber alat elektroforesis.

Proses running SDS-PAGE Chamber yang telah dipasang lempeng kaca diisi dengan running buffer 10X sampai kira-kira bagian bawah gel terendam minimal setinggi 1 cm. Bagian atas chamber juga diisi dengan running buffer 10X. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam masing-masing sumur gel. Sampel tersebut terdiri dari 30 µl loading buffer dan 15 µl supernatan. Chamber ditutup dan kabel dipasang, kemudian alat diatur dengan kuat arus listrik 35 ma dan tegangan sebesar 110 V, serta waktu 180 menit. Setelah selesai, gel dilepas dari lempeng kaca secara perlahan agar tidak rusak dan gel diwarnai dengan pewarnaan coomasie brilliant blue R. Pewarnaan silver untuk SDS-PAGE Larutan pewarna harus dibuat segar tidak lebih dari 24 jam agar memberikan hasil terbaik. Proses pewarnaan meliputi tahapan sebagai berikut: a. Proses fiksasi dilakukan selama 30 menit. Larutan fiksasi dibuat dengan mencampurkan 100 ml etanol absolute dengan 25 ml asam asetat glasial, lalu ditambah aquades hingga volume mencapai 250 ml. b. Proses sensitisasi dilakukan selama 30 menit sambil digoyangkan secara perlahan-lahan. Cara membuat larutan ini adalah mencampur 75 ml etanol absolute dengan 1,25 ml glutardialdehid, 10 ml sodium tiosulfat, dan 10 ml sodium asetat, lalu ditambah aquades hingga volume mencapai 250 ml. c. Gel dicuci dengan aquades selama 5 menit dengan 3 kali pengulangan. d. Proses pewarnaan dilakukan selama 20 menit sambil menggoyangkan wadahnya secara perlahan-lahan. Pembuatannya adalah mencampur 25 ml larutan silver nitrat dengan 0,1 ml formaldehid, lalu aquades ditambahkan hingga volume mencapai 250 ml. e. Gel dicuci kembali dengan aquades selama 1 menit sebanyak 2 kali pengulangan. f. Proses developing dilakukan selama 2 menit, hingga larutan developing tampak berwarna coklat. Proses ini menggunakan campuran sodium karbonat dengan 0,05 ml formaldehid, lalu ditambah dengan aquades hingga volume mencapai 250 ml. Campuran dikocok secara perlahan hingga bening.

g. Proses stopping selama 10 menit menggunakan EDTA-Na 2.2H 2 O (3.65 g) ditambah dengan aquades hingga volume mencapai 250 ml. h. Proses terakhir gel dicuci dengan aquades selama 5 menit dengan 3 kali pengulangan.