ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KERUSAKAN SISTEM UDARA TEKAN CO 230 DI IRM

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

COOLING WATER SYSTEM

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGERING UDARA AD 232 INST ALASI RADIOMET ALURGI

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

SISTEM KENDALI DIGITAL

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

BAB IV METODE PENELITIAN

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB III PERBAIKAN ALAT

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

V12 V10 V11 BAB IV BAHASAN UTAMA. 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin. Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran Analisa Penggunaan Chiller

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

P ( tekanan ) PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

EVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03)

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

ANALISIS KERUSAKAN KOMPRESSOR TYPE ZT ATLAS COPCO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

Komponen mesin pendingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB III SET-UP ALAT UJI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET

BAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

BAB III ALAT PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

Transkripsi:

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM Nasorudin ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENOINGIN 01 IRM. Telah dilakukan analisis kerusakan sistem kontrol suhu dan tekanan air pendingin di IRM. Sistem air pendingin (cooling water system) IRM adalah air untuk mendinginkan alat uji di dalam laboratorium IRM. Keselamatan alat uji sang at bergantung pada pasokan sistem air pending in ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pad a sistem pengontrol suhu dan tekanan air pendingin (cooling water system) alat uji di fasilitas IRM. Metoda pelaksanaan meliputi pendataan terhadap sistem, gambar sistem pemipaan, membran, motor servo, sistem pengukur suhu, sistem pengukur tekanan, dan Heat Exchanger. Terjadi kerusakan pada beberapa komponen sistem. Tangki PV 251 mengalami kerusakan pada bagian membran, Cantrall Valve CV 251 mengalami kerusakan pad a bagian sistem sensor tekanan dan motor servo, Controll Valve CV 2581 mengalami kerusakan pada bagian sensor suhu dan motor servo, Heat Exchanger HE 251 mengalami kerusakan pada bagian seal. Kata kunci: controll valve, sensor suhu, sensor tekanan. PENDAHULUAN Sistem air pendingin (cooling water system) yang biasa disebut CWS adalah air untuk mendinginkan alat uji di dalam laboratorium Instalasi Radiometalurgi (IRM) yang mempunyai fungsi sangat penting. Keselamatan alat uji sangat bergantung pad a pasokan sistem air pendingain ini. Alat uji di IRM yang menggunakan sistem CWS antara lain yaitu Scanning Electron Microscope (SEM), Tempering Electron Microscope (TEM), Thermal Gravimetry-Differential Thermal Analysis ( TG-DTA '92 ), dan sistem Water Bath. Air pendingin alat yang dimaksud adalah air pendingin produk hasil dari persinggungan secara terus menerus antara air cooling water system (CWS) dengan air chilled water system di dalam Heat Exchanger. Air pendingin tersebut disirkulasikan secara kontinyu di dalam loop tertutup dengan komponen utama yaitu tanki tandon, pompa sirkulasi, membran, control valve, sistem pemipaan, dan heat exchanger. Sistem pendingin utama dari chilled water system adalah chiller CH 251 dan CH 252 di gedung MES-IRM. Permasalahan yang timbul adalah peralatan sistem air pendingin yang sudah dimakan usia (ageing) dan ada beberapa komponen terutama pad a bagian kontrol yang mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan kurang optimalnya pasokan distribusi air pendingin ke alat uji. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pada sistem pengontrol suhu dan tekanan air pendingin alat uji di fasilitas IRM. TEORI Sistem catu air pendingin (CWS) lab IRM berfungsi untuk mendinginkan peralatan penelitian di fasilitas IRM. Sistem terdiri dari beberapa bagian peralatan seperti: tanki tandon, pompa sirkulasi, cantrall valve, heat exchanger, peralatan kendali yang terhubung dengan sistem pemipaan. Air pendingin (cooling water system) disinggungkan dengan air dingin (chilled water system) hasil produksi dari mesin pendingin air di dalam penukar kalor. Aliran air pendingin yang terpasang bersifat resirkulasi, di mana air pendingin yang keluar dari peralatan pengguna dialirkan kembali ke 476

dalam tanki timbun sebelum dipompakan kembali ke dalam peralatan pengguna. Pompa sirkulasi yang digunakan adalah PU 251 dan PU 252 yang dioperasikan secara bergantian. Pompa sirkulasi tersebut tergolong jenis pompa sentrifugal dengan penggerak utama motor listrik jenis induksi asinkron tiga fasa yang dilengkapi dengan perangkat kendali. Pipa sirkulasi air pendingin (cooling water system) dilengkapi dengan katup by-pass CV 251 yang berfungsi untuk menjaga tekanan pad a sisi distribusi tetap terpenuhi. Katup ini dikendalikan oleh sakelar tekan (pressure switch) PS 251. Ketika penggunaan air pendingin di dalam laboratorium berkurang, maka akan terjadi kenaikan tekanan air di dalam sistem. Kenaikan tekanan air mengakibatkan terjadinya perubahan posisi switch pad a sakelar tekan PS 251 sehingga arus listrik mengalir ke sistem kontrol CV 251. Aliran arus listrik akan menggerakkan motor servo pada controll valve CV 251 sehingga katup by-pass terbuka dan air akan mengalir balik ke tanki timbun PV 251. Pipa sirkulasi air chiller (water chilled) dilengkapi dengan katup by-pass CV 2581. Jika temperatur air pendingin sudah mencapai sesuai dengan yang di-setting, maka thermostat TS 2581 yang terpasang pada pipa akan mengirim sinyal ke sistem control Valve CV 2581, dan CV 2581 secara otomatis mengurangi pembukaan katup, sehingga jumlah aliran air dingin ke dalam heat exchanger HE 251 akan berkurang. Demikian pula sebaliknya, jika temperatur air pendingin naik melampaui setting, thermostat TS 251 akan memberikan sinyal kepada sistem kontrol untuk membuka lebih besar katup CV 2581. Pembukaan atau penutupan katup distribusi ke peralatan pengguna air pendingin akan mengakibatkan distribusi air pendingin mengalami lonjakan atau penurunan tekanan secara mendadak, untuk meredam perubahan tekanan yang terj'adi secara mendadak tersebut maka pressure vessel PV 252 yang terpasang pada pipa tekan setelah pompa akan mem-balancing atau meredam perubahan tekanan tersebut. Jalur sistem pemipaan air pendingin ditunjukkan pad a Gambar 1. Dati Chiller CH25l/252 CV251, III PV 25\ PU 251 I '...,'- _..! PS 251 PV 252 TS 251 PU 252 Gambar 1. Jalur sistem pemipaan air pendingin 477

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 CARA KERJA Dalam pelaksanaan analisa kerusakan sensor suhu dan tekanan air pendingin IRM ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang meliputi: a. Pendataan terhadap sistem b. Mempelajari gambar sistem pemipaan air pendingin Peralatan yang digunakan adalah : multimeter digital, peralatan toolset, personal komputer pendukung penulisan. Komponen sistem yang di analisa adalah: membran, motor servo, sistem pengukur suhu, sistem pengukur tekanan. HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi komponen sistem air pendingin fasilitas IRM adalah sebagai berikut: Tanki PV 251: Dimensi Material: SS 304 L Tekanan kerja : 7 bar Tekanan Max : 10 bar : 1500 liter : Diameter dalam : 1000 mm Tinggi total : 3000 mm Tebal : 45 mm Tanki PV 252: Tekanan kerja Tekanan Max : Pre Charge Pressure membrane : 100 liter : 7 bar : 10 bar Pompa PU 251 dan PU 252: Total Head Product No : Torishima KSB : 65 m : 18.000 I/jam : H 080292 Motor PU 251 dan PU 252 Spesifikasi :GAE : VDE 0530 : 11 kw, 380 V, 3 phase, 21.5/ 12.5 A, 50 HZ, 2900 rpm Controll Valve CV 251 : Type : Differential Pressure Self Controlled Controll Valve CV 2581: Type : Three Way Valve Motorized Regulating 478

ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Temperature Switch TS 251 Temperatur Material: SS : Honeywell : T675 A 1045 : ( 15 ±1 )oc Heat Exchanger HE 251 Media cairan Aliran Temperature : ALVA LAVAL (M6-FM) Plate : Air Demineral : Normal 15.000 I/jam Max. 18.000 I/jam in: normal 210 C Max 22.5 0 C Temperature out: 15 C Pres drop : max allowable 0.3 bar Media cairan : Domestic cold water aliran : Recirculation Dari hasil analisa kerusakan sensor suhu dan tekanan didapat beberapa bagian komponen di dalam sistem yang sudah rusak sehingga sistem tidak dapat bekerja dengan baik. Di antara komponen yang rusak yaitu: Tanki PV 251: Tanki PV 251 mengalaini kerusakan pada bagian membran, membran sudah sudah tidak terpasang lagi di dalam tangki. Membran berfungsi untuk meredam perubahan tekanan di dalam sistem pepipaan jika terjadi penambahan atau pengurangan pengoperasian alat uji lab. Dengan tidak adanya membran di dalam tangki PV 251 maka perubahan tekanan air pendingin di dalam pipa tidak bisa smooth, pada saat ada penambahan atau pengurangan alat uji yang menggunakan air pendingin perubahan tekanan akan terjadi secara drastis sehingga kemungkinan akan sangat mengurangi kinerja dari alat atau mungkin rusak. Cantrall Valve CV 251 : Controll Valve CV 251 mengalami kerusakan pad a bagian sistem sensor tekanan dan motor servo. CV 251 berfungsi untuk menstabilkan tekanan air pendingin di dalam sistem. CV 251 bekerja berdasarkan setting dan sensor tekanan PS 251. Perubahan tekanan air pendingin akibat bertambah atau berkurangnya alat uji akan terbaca oleh sensor dan memerintahkan CV 251 untuk menutup atau membuka. Misal alat uji yang menggunakan air pendingin tidak ada yang beroperasi maka CV 251 secara otomatis akan membuka secara penuh dan aliran air sepenuhnya di bypass untuk kembali. Jika alat uji ada yang beroperasi, maka CV 251 akan menutup sesuai perintah sensor tekanan PS 251. Berapa pun jumlah alat yang beroperasi CV 251 akan menstabilkan tekanan sesuai setting untuk mencukupi kebutuhan air pendingin tersebut. Dengan kerusakan yang dialami CV251 maka kestabilan tekanan air pending in tidak bisa dipertahankan sehingga sering kali terjadi shut-down mendadak pada alat uji. Cantrall Valve CV 2581: Cantrall Valve CV 2581 mengalami kerusakan pad a bagian sensor suhu dan motor servo. Pada kondisi normal CV 2581 berfungsi untuk mengatur temperatur air pendingin yang digunakan alatalat lab. CV 2581 bekerja berdasarkan temperatur air yang menyentuh bagian sensor TS 251. Temperatur air yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat disetting di CV 2581. Sensor akan membaca temperatur air, jika temperatur air sudah lebih dingin dari yang disetting, maka sensor TS 251 akan memberi sinyal pada sistem cantrall valve CV 2581, dan CV 2581 akan menutup aliran 479

air dingin dari chiller yang menuju HE 251 dan memby-pass aliran air dingin tersebut menuju chiller. Demikian pula jika temperatur air pendingin yang dibaca TS 251 kurang dingin dibanding temperatur yang disetting, maka CV 2581 akan membuka aliran air dingin dari chiller menuju HE 251 dan proses persinggungan air ding in chiller dan air pendingin alat lab terjadi di dalam HE 251. Kerusakan CV 2581 mengakibatkan temperatur air pendingin yang menuju alat lab tidak bisa dikontrol, sehingga dapat mengakibatkan air yang menuju alat lab terlalu dingin dan dapat menyebabkan kondensasi pada bagian dalam alat lab (terutama TG-DT A) dan pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan. Heat Exchanger HE 251 Heat Exchanger HE 251 berfungsi untuk mendinginkan air pendingin alat uji. Mekanisme kerjanya yaitu dengan menyinggungkan air dingin yang berasal dari chiller dengan air pendingin alat di dalam sirip-sirip pelat baja khrom tipis yang dijepit oleh dua pelat besi setebal masing-masing ± 3 em. Pada saat dilakukan penelitian terdapat kebocoran di HE, seal karet sudah mengalami deform asi, kaku, terlihat seperti retakan-retakan halus dan sudah tidak elastis lagi. Efisiensi volume air pendingin sangat bergantung pada kerapatan seal di dalam HE. Sehingga dengan terjadinya kebocoran maka volume air pendingin di dalam sistem cenderung akan menurun, yang akhirnya akan dapat mengurangi pasokan air dingin tersebut. KESIMPULAN Tanki PV 251 mengalami kerusakan pada bagian membran sehingga perubahan tekanan air pendingin di dalam pipa tidak bisa smooth Controll Valve CV 251 mengalami kerusakan pada bagian sistem sensor tekanan dan motor servo, sehingga kestabilan tekanan air pendingin tidak bisa dipertahankan sehingga sering kali terjadi shut-down mendadak pad a alat uji. Con troll Valve CV 2581 mengalami kerusakan pada bagian sensor suhu dan motor servo. Kerusakan CV 2581 mengakibatkan temperatur air pending in yang menuju alat lab tidak bisa dikontrol, sehingga dapat mengakibatkan air yang 'menuju alat lab terlalu dingin hingga akhirnya akan menyebabkan kondensasi pada bagian dalam alat lab (terutama TG-DTA) dan dapat menyebabkan kerusakan. Heat Exchanger HE 251 mengalami kerusakan pad a bagian seal, sehingga terjadi kebocoran. air pendingin. DAFTAR PUSTAKA [1] ANONIM, 1989, "Process Cooling System (M-5000) 13 of 23 Contents: valves- instrument" Dokumen RSG-LP BATAN, Serpong [2] ARISMUNANDAR. W, SAITO. H, 1995, "Penyegaran udara", Penerbit PT.Pradnya Paramita, Jakarta [3] AHROJI, 2006 "Perhitungan Penurunan Tekanan Pad a Sistem Catu Air Pendingin IRM Untuk Berbagai Kondisi Operasi", STTN-BATAN, Yogyakarta 480