PENGGUNAAN PELAYANAN SKRINING INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA WARIA DI KOTA YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Oleh Fika Lilik Indrawati S021308034 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i
ii
iii
Penggunaan Pelayanan Skrining Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Waria di Kota Yogyakarta The Use of Sexually Transmitted Infections (STIs) Screening Service among Transvestites in Yogyakarta Fika Lilik Indrawati 1), Argyo Demartoto 2), Ari Probandari 3) 1)Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat 2) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 3) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Background: Negative stigma is attached to transvestites where they are seen as a source to spread STIs and HIV/AIDS virus because of the risk of their job which is mostly as a sex worker. It is caused by lack infomation about reproduction and sexual health and lack access about health service for transvestites. This research aimed to understand trans in using STIs screening service. Subjects and Methods: This research used qualitative approach with phenomenological approach; samples taking used purposive sampling of criterion based sampling and snowball sampling done by finding persons who could gave the clues about the people who were willing to be chosen as the research subjects according to the criteria. From the criteria which had been decided, it got seven representative informants. Data collecting technique used deep interview and focus group discussion. Result: That most trangenders had lack knowledge about STIs. They still did sexual intercourse although they had already got education from health workers and had already known that some of their transgender friends got infected by STIs. All trangenders had ever come to STIs service but they got VCT service there. While STIs test was not done because it felt painful when sample taking was done. All transvestites felt that because of their job, they were at risk to get infected and spread STIs. Generally the severeness or seriousness when they got infected by STIs felt by them was physical pain, embarrassed feeling to friends and partners, and costumers losing. The advantages of STIs screening service is feeling safe not to get infected by STIs and knowing the signs of STIs early. Generally, service schedules, society stigma, examination fee, and treatment form health workers do not become the obstacles for transvestites. Conclusion: All transvestites believe that STIs screening is useful for their health, but not all transvestites believe that they are able and recover from STIs considering their job which is at risk to get infected by STIs. Keywords: STIs screening service, transvestites, health belief model iv
Pendahuluan : Stigma negatif telah melekat pada diri waria dimana mereka disebut sebagai salah satu sumber penyebaran IMS dan virus HIV/AIDS karena resiko atas faktor pekerjaannya yang sebagian besar sebagai penjaja seks. Dalam posisinya sebagai penjaja seksual yang memiliki posisi daya tawar yang sangat rendah, serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, maka waria dengan tanpa sepengetahuannya akan mudah terinfeksi/tertular IMS dan virus HIV kepada pasangan-pasangan berikutnya. Hal itu terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan seksual serta akses tentang layanan kesehatan bagi kaum waria. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku waria dalam menggunakan pelayanan skrining IMS sehingga dapat diketahui proses serta faktor yang melatarbelakangi perilaku waria dalam menggunakan pelayanan skrining IMS. Subyek dan Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, teknik pengambilan sampel secara purposive sampling jenis criterion based sampling dan snowball sampling dilakukan dengan menemukan orang yang dapat memberi petunjuk mengenai orang yang bersedia menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria. Dari kriteria-kriteria yang telah dirumuskan, diperoleh tujuh orang informan yang representatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dan focus group discussion. Hasil: bahwa hampir semua waria mempunyai pengetahuan yang kurang tentang IMS. Mereka tetap melakukan hubungan seksual yang beresiko meskipun sudah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan dan sudah mengetahui beberapa teman waria yang terkena IMS. Semua waria pernah datang ke pelayanan IMS namun yang dilakukan disana adalah VCT. Sedangkan test IMS tidak pernah dilakukan karena terasa sakit saat dilakukan pengambilan sampel. Semua waria merasa bahwa pekerjaan mereka beresiko untuk tertular dan menularkan IMS. Secara umum keseriusan/keparahan jika tertular IMS yang dirasakan waria adalah merasa kesakitan secara fisik, malu terhadap teman dan pasangan serta kehilangan pelanggan. Manfaat pengunaan pelayanan skrining IMS adalah rasa aman tidak tertular IMS dan dapat mengetahui tanda gejala IMS secara dini. Secara umum jadwal pelayanan, stigma masyarakat, biaya pemeriksaan dan perlakuan dari petugas kesehatan tidak menjadi hambatan bagi waria. Kesimpulan: Semua waria percaya bahwa skrining IMS dapat menguntungkan bagi kesehatan mereka, namun kenyataan dalam perilakunya mereka lebih meyakini kondom sebagai sarana pencegahan IMS. Kata kunci : pelayanan skrining IMS, waria, health belief model v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian Penggunaan Pelayanan Skrining Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Waria di Kota Yogyakarta sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kesehatan Masyarakat. Tiada suka cita yang lebih dalam meraih apa yang selama ini diupayakan. Satu titik keberhasilan yang dicapai karena atas bimbingan dan kuasa-nya, serta atas bantuan dan perhatian orang-orang yang selalu peduli. Dengan kerendahan hati, tidaklah berlebihan jika pada kesempatan ini, selain ucapan syukur, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini, terutama kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Argyo Demartoto, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan proposal tesis. 5. Ibu Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D, selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan proposal tesis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Surakarta, Juli 2015 Penulis vi
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Skrining Infeksi Menular Seksual (IMS) terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta, 07 Juli 2015 Mahasiswa, Fika Lilik Indrawati S021308034 vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR MATRIKS... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 9 C. Tujuan Penelitian... 9 D. Manfaat Penelitian... 9 BAB II. LANDASAN TEORI... 10 A. Tinjauan Pustaka... 10 B. Kerangka Berpikir... 32 C. Pertanyaan Penelitian... 33 BAB III METODE PENELITIAN... 34 A. Jenis Penelitian... 34 B. Lokasi Penelitian... 35 C. Informan Penelitian... 35 D. Teknik Pengumpulan Data... 36 E. Keabsahan Data... 37 F. Teknik Analisis Data...37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 40 A. Hasil Penelitian... 40 B. Pembahasan... 75 viii
BAB IV PENUTUP... 82 A. Kesimpulan... 82 B. Implikasi Hasil Penelitian... 83 B. Saran... 84 Daftar Pustaka.... Lampiran.... ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan 29 x
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Prevalensi HIV/AIDS menurut populasi STBP. 4 Gambar 1.2 Prevalensi Sifilis Menurut Populasi, STBP 2011. 4 Gambar 1.3 Prevalensi Gonore dan/atau Klamidia Menurut Populasi, STBP 2011... 5 Gambar 1.4 Distribusi Populasi Menurut Perilaku Membeli Seks dalam Satu Tahun Terakhir, STBP 2011.... 5 Gambar 1.5 Distribusi Populasi Menurut Frekuensi Kunjungan ke Layanan IMS dalam Tiga Bulan Terakhir, STBP 2011... 6 Gambar 2.1 Kerangka Teori Health Belief Model... 29 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir menurut Teori Health Belief Model... 33 Gambar 3.1 Model Interaktif Menurut Miles and Huberman (2007)... 39 Gambar 4.1 Pengetahuan Waria tentang Infeksi Menular Seksual (IMS).... 54 Gambar 4.2 Pengalaman Orang Lain yang Terkena IMS... 60 Gambar 4.3 Keyakinan terhadap Penggunaan Pelayanan Skrining IMS.. 73 xi
DAFTAR MATRIKS Halaman Matriks 4.1 Karakteristik Informan... 50 Matriks 4.2 Karakteristik Informan Pendukung....... 51 Matriks 4.3 Karakteristik Informan Kunci (Key Informan).... 52 Matriks 4.4 Isyarat Bertindak....... 63 Matriks 4.5 Perilaku Waria dalam Penggunaan Pelayanan Skrining IMS... 66 Matriks 4.6 Kerentanan Waria Tertular IMS... 68 Matriks 4.7 Tingkat Keseriusan/Keparahan jika Tertular IMS.... 69 Matriks 4.8 Manfaat Penggunaan Pelayanan Skrining IMS...... 70 Matriks 4.9 Hambatan Penggunaan Pelayanan Skrining IMS.... 72 Matriks 4.10 Dominasi Keyakinan Manfaat Kondom terhadap Keyakinan Manfaat Skrining IMS... 75 xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D Lampiran E Lampiran F Lampiran G Lampiran H Panduan Wawancara Mendalam dengan Ketua LSM KEBAYA Panduan Wawancara Diskusi Kelompok Terarah (DKT) Panduan Wawancara Mendalam dengan Waria Panduan Wawancara Mendalam dengan Tenaga Kesehatan Lembar Persetujuan Penelitian Bukti Pengajuan Kelaikan Etik Surat Izin Penelitian Rekomendasi Izin Penelitian xiii