PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN. Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Efisiensi Pemupkan Nitrogen pada Beberapa Varietas Jagung di Gowa Sulawesi Selatan

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu

Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400)

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PENGANTAR. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana, MS

Studi Komposit Potensi Jagung pada Lahan Sawah Tadah Hujan Setelah Pertanaman Padi. Composite Study of Potential Corn The Land After Rice Rainfed

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Sistem Tanam Padi-Jagung dan Pemupukan N, S, P, K pada Lahan Sawah Tadah Hujan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Pedoman Umum. PTT Jagung

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

ANALISIS TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS KAB. SIDRAP DAN LUWU UTARA)

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN. Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Transkripsi:

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN Faesal 1, Syuryawati 1 dan Tony Basuki 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Penanaman jagung di lahan sawah tadah hujan setelah padi kedua dilaksanakan di Desa Pajalele Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Penelitian ini berlangsung dalam bulan Agustus hingga Desember 2006. yang melibatkan petani partisipatif pada luas areal 5 ha. Penyiapan lahan dengan system Tanpa Olah Tanah (TOT) menggunakan herbisida Round Up 2 l/ha. Varietas yang ditanam adalah dan Srikandi Kuning1. Jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman per lubang, dipupuk 300 kg urea+200 kg Phonska+50 kg KCl/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jagung bersari bebas (komposit) dan Srikandi Kuning1 memberikan hasil biji pada kadar air 14% masingmasing 4,086 dan 3,816 t/ha dengan R/C ratio 1,26 dan 1,12. Selain biji pada pertanaman jagung di sawah tadah hujan ini menghasilkan juga brangkasan hijauan untuk pakan berkisar antara 5,157,98 t/ha Kata Kunci: Jagung Komposit, Sawah tadah hujan, Hasil biji, Pakan PENDAHULUAN Jagung merupakan tanaman pangan strategis karena menjadi komoditas serbaguna untuk pangan, pakan maupun industri, dan bahkan belakangan ini untuk energi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Sementara produksi jagung nasional belum mencukupi kebutuhan jagung dalam negeri, sehingga sampai beberapa tahun terahir Indonesia masih mengimpor jagung lebih kurang 1 juta ton. Dengan demikian perlu ada upya peningkatan produksi jagung nasional untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang tinggi dan terus meningkat. Juga untuk mengisi peluang pasar dunia, karena permintaan jagung global dan regional juga besar dan terus meningkat (Pingali, 2001). Peluang penigkatan peningkatan produksi jagung di dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal.teutama di luar Jawa. Produktivitas jagung meskipun terjadi peningkatan akan tetapi masih jauh apabila dibandingkan peningkatan produktivitas jagung hasil Litbang baik yang dilakukan instansi pemerintah maupun swasta dan telah mampu menyediakan teknologi produksi jagung dengan tingkat produktivitas 4,09,0 t/ha (Subandi. 2005). Lahan potensilal untuk pengembangan jagung tersedia cukup luas terutama di Sumatera, Kalimantan. Irian Jaya dan Sulawesi. Diperkirakan 6,96 juta ha lahan yang menyebar di 14 provinsi mempunyai potensi untuk pengembangan jagung (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2002). Potensi lahan pengembangan lebih besar dari gari angka tersebut apabila provinsi lain diperhitungkan, dengan demikian peluang pengembangan jaung melalui perluasan areal masih sangat besar (Balitseral. 2005). Pertanaman jagung didominasi pada lahan kering sebagaimana dilaporkan oleh Mink (1987) bahwa 79% pertanaman jagung di lahan kering dan sisanya 11% dan 10% masingmasing di sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Diestimasi oleh Kasryno (2002) bahwa telah terjadi pergeseran pertanian jagung di lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan meningkat masingmasing 1015% dan 2030% khususnya di daerah produksi jagung untuk komersial. Dikemukakan pula bahwa pengembangan jagung akan bergeser ke luar Jawa dengan melihat laju pertumbuhan luas areal tanam jagung di Sumatera adalah 18,89% dan 12,52% masingmasing pada musim hujan dan musim kemarau, sedangkan di Jawa hanya bertambah 0,51% dan 1,82% per tahun. Biaya produksi jagung bervariasi tergantung kepada kondisi lahan, penerapan teknologi produksi, dan upah tenaga kerja. Biaya usahatani jagung di Indonesia berkisar antara Rp.350, sampai Rp.800,/ha(Bahar et al., 2002). Biaya usahatani jagung masih dapat ditekan melalui penerapan teknologi produksi yang tepat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan teknologi produksi jagung di lahan sawah tadah hujan melalui pendekatan Pengelolaan Teknologi Terpadu untuk mendukung program peningkatan produksi jagung nasional METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakn pada lahan sawah tadah hujan di Desa Pajalele Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan pada MK 2006. Teknologi budidaya jagung yang dikembangkan adalah teknologi produksi jagung melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Perbaikan teknologi dilakukan berdasar kepada (i) keragaan hasil teknologi PTT sebelumnya, (ii) hasil penelitian super impose dan hasil penelitian komponen teknologi serta kegiatan lain yang mendukung PTT jagung. Penelitian ini dikembangkan melalui sitem partisipatif petani koperator di lahan petani pada luas areal 5 ha.. Teknologi yang dikembangkan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Varietas unggul jagung komposit dan Srikandi Kuning1 2. Benih bermutu, daya kenambah >90%. Benih dberi Saromil 2,5 g/kg benih 3. Penyiapan lahan dengan sistem Tanpa Olah Tanah(TOT) menggunakan herbisida Round Up 2 l/ha 4. Mengairi/membuang air pada pertanaman dengan menggunakan saluran drainase 5. Populasi tanaman optimal yaitu 66.600 tanaman/ha. Jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman/rumpun 6. Penanaman dilakukan secara ditugal dan lubang benih ditutup dengan abu sekam 7. Jenis dan takaran pupuk an organik yang digunakan didasarkan hasil analisis tanah sebagai berikut: Jenis pupuk Phonska Urea KCl Takaran pupuk (kg/ha) *) 710 hst *) 2530 hst 4045 hst 200 50 150 100 50 *) Pupuk diberikan dengan ditugal disamping tanaman **) hst=hari setelah tanam 8. Mengairi dari hujan dan atau air tanah yang dipompa untuk pengairan suplementasi 9. Penyiangan menggunakan herbisida Round Up 2 l/ha 10. Pengendalian OPT, PHT sebagai komponen utama Data yang dikumpulkan meliputi: 1. Keadaan umum pertumbuhan tanaman 2. Produktivitas biji dan biomas segar 3. Analisis pendapatan usahatani HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian menanam jagung sesudah padi kedua di lahan sawah tadah hujan yang dilakukan di Desa Pajalele Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan pada MK 2006, menunjukkan pertumbuhan tanaman secara umum cukup baik, namun karena terjadi kemarau panjang sehingga ada beberapa petani yang terlambat mengairi sehingga hasil yang dipeoleh di bawah target produksi yaitu 6 t/ha. Apabila dilihat dari aspek kesuburan tanah lokasi penelitian (Tabel 1) cukup subur, begitu juga dengan potensi hasil varietas unggul dan Srikandi Kuning1 cukup tinggi yaitu masingmasing 8,0 dan 7,5 t/ha (Syuryawati et al., 2005), maka target produksi tersebut tidak susah untuk dicapai apabila penerapan teknologi produksi diterapkan secara optimal.

Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tanah sawah tadah hujan di Desa Pajalele, Sidrap (Sulsel) 2006. Jenis penetapan Nilai Kriteria Tekstur Liat (%) Debu (%) Pasir (%) ph air (1:2.5) KCl(1:2,5) C Organik (%) N Total(%) C/N Kation dapat Tukar(me/100 g) K Ca Mg Na Aldd H+ KTK Kejenuhan Basa (%) 46 43 12 6,55 5,70 1,06 0,13 8 0,49 19,55 3,91 0,41 Q 09 30,38 80 Liat berdebu Netral Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tidak Terukur Tinggi Sangat Tinggi Analisis Lab. Tanah Balitsereal, 2006 Hasil biji jagung pada kadar air 14% yang diperoleh pada penelitian ini yaitu berkisar antara 3,205,26 t/ha untuk varietas dan 3,204,94 untuk varietas Srikandi Kuning1 (Tabel 2). Rendahnya hasil yang diperoleh petani selain faktor iklim utamanya curah hujan yang rendah dan eratik (Gambar 1). Meskipun di daerah ini mempunyai dua puncak curah hujan akan tetapi jumlah curah hujan kurang dari 180 mm demikian juga hari hujannya kurang dari 10 hari per bulan. Rendahnya hasil biji jagung yang diperoleh petani juga disebabkan oleh kinerja petani yang masih rendah, petani belum sepenuhnya menerapkan petunjuk teknologi budidaya jagung di lahan sawah karena mereka biasanya menanam jagung pada lahan kering. Selain itu umumnya petani mempunyai pekerjaan lain yang setiap minggu memperoleh uang dengan ikut bekerja sebagai pandai besi di Desa Pajalele. Pengalaman mereka dalam berusahatani menunjukkan bahwa bertani di lahan sawah tadah hujan layaknya main judi karena dalam setahun dengan tiga musim menanam padi, tingkat keberhasilan hanya 30% artinya dalam satu tahun hanya berhasil panen padi satu kali.

curah hujan(mm) 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 jumlah hari hujan Okt Nop Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agust Sept Gambar 1. Jumlah curah hujan dan hari hujan ratarata di Pajalele Sidrap Sulawesi Selatan (20012005) Pada pertanaman ini, selain menghasilkan biji juga menghasilkan biomas untuk pakan masingmasing 5,207,98 t/ha untuk dan 5,157,45 t/ha untuk Srikandi Kuning1. Hal ini cukup membantu penyediaan pakan yang biasanya langka pada musim kemarau. Biomas jagung sangat membantu penyediaan pakan bagi ternak yang mulai dikandangkan pada musim kemarau di kolong rumah, dimana sebelumnya biasanya diternakkan di gunung dengan mengandalkan rumput alam. Menjelang puncak kemarau AgustusSeptember ternakternak tersebut mulai turun ke kawasan persawahan untuk mencari makan dan air minum. Petani mengandangkan ternaknya di malam hari dan dilepas/digembalakan pada siang hari. Tabel 2. Varietas, luas lahan, hasil biji dan brangkasan jagung, Pajalele, Sidrap.Sulawesi Selatan, 2006 Luas lahan Hasil biji Bobot brangkasan (t/ Varietas (ha) (t/ha) ha) 0,30 0,60 0,50 0,50 0,30 0,30 Srikandi Kuning1 Srikandi Kuning1 Srikandi Kuning1 Srikandi Kuning1 Srikandi Kuning1 5,26 3,96 3,70 4,31 3,20 4,94 3,20 4,22 3,32 3,40 7,98 7,80 6,60 6,86 5,20 7,45 5,70 7,25 5,86 5,15 Sumber: Balitsereal, 2007 Analisis usahatani hasil biji jagung yang diperoleh pada penelitian ini adalah 3,086 t/ha () dan 3,616 t/ha (Srikandi Kuning1) dengan keuntungan masingmasing Rp. 3,545.300, dan Rp.2.879.800,/ha dengan R/C ratio 1,26 dan 1,12 (Tabel 3). Selain produksi biji petani juga dapat menghasilkan brangkasan jagung yang dapat membantu petani dalam penyediaan pakan ternak, karena menjadi fenomena bahwa dengan adanya pertanaman jagung di sawah tadah hujan di musim kemarau setelah padi kedua pada dua musim tanam ini sangat membantu penyediaan pakan, petani megambil daun atau bagian tanaman di atas tongkol di bawah pulang ke rumah dan setelah jagung dipanen ternak sapi atau kerbau digembalakan pada lokasi pertanaman jagung.

Tabel 3. Analisis usahatani jagung varitas dan Srikandi Kuning, Pajalele Sidrap (Sulawesi Selatan), 2006 No Uraian Srikandi Kuning1 Nilai Fisik Nilai Rp. Nilai Fisik Nilai Rp. I Produksi (kg) 4.086 6.537.600 3.816 6.105.000 II A I Biaya Produksi Sarana Produksi 1. Benih (kg) 20 150.000 20 150.000 2. Urea (kg) 300 360.000 300 360.000 3. Phonska (kg) 200 350.000 200 350.000 4. KCl (kg) 50 85.000 50 85.000 5. Round Up (L) 4 180.000 4 180.000 6. Furadan 3G (kg) 7. Bahan bakar (kg) 120 540.000 120 540.000 Jumlah 1.665.000 1.665.000 Upah Tenaga Kerja 1. Penyiapan lahan pakai herbisida (HOK) 1,5 30.000 1,5 30.000 2. PenanamanTugal 10 200.000 10 200.000 (HOK) 3. Penyiangan herbisida 5,5 110.000 5,5 110.000 (HOK) 4. Pemupukan 9,6 192.000 10,02 204.000 Tugal(HOK) 5. Pengairan(HOK) 13 260.000 13 260.000 6. Pengendalian H/P(HOK) 7. Panen(HOK) 11,5 230.000 11,0 220.000 8. Prosesing Rp./kg 50 204.300 60 190.000 Jumlah 1.226.300 1.214.800 II Total biaya usahatani 2.891.300 2.879.800 III Penerimaan 3.646.300 3.225.200 usahatani(rp) R/C ratio 1.26 1.12 Catatan harga jagung pada saat panen Rp.1.600/kg Jika hasil brangkasan yang dihasilkan turut diperhitungkan, maka penerimaan petani akan lebih besar. Bila diasumsikan hasil brangkasan atau hijauan daun dijual dengan harga Rp 346/kg (hasil penelitian di Blora oleh Bahtiar, 2005), dengan produksi yang dicapai dalam penelitian ini ratarata 6,6 t/ha maka petani akan memperoleh penerimaan kotor sebesar Rp 2.283.600/ha. Dengan demikian petani mendapatkan lagi tambahan pendapatan dari usahataninya, sehingga pengembangan jagung komposit di sawah tadah hujan ini menguntungkan petani. KESIMPULAN Menanam jagung komposit dan Srikandi Kuning1 di lahan sawah tadah hujan setelah padi kedua adalah lebih baik dan menguntungkan. Ratarata hasil biji jagung komposit dan Srikandi Kuning1 masingmasing 4,1 dan 3,8 t/ha. Penerimaan usahatani dari produksi jagung dan Srikandi Kuning1 masingmasing Rp.3.646.300 dan Rp. 3225.200, dengan R/C ratio 1.26 dan 1,12.

Selain produksi biji juga menghasilkan brangkasan/hijauan untuk pakan ternak berkisar antara 5,157,98 t/ha. DAFTAR PUSTAKA Bahar, F. A. 2002. Pembangunan ekonomi pedesaan melalui pengembangan jagung. Makalah Bahan Diskusi pada Balai Penelitian Tanaman Serealia, 12 Juli 2002. Bahtiar. 2005. Prospek produksi hijauan jagung untuk pakan ternak sapi di Kabupaten Blora. Risalah Penelitian Jgung dan Serealian Lain. Vol. 10: 4150. Balitsereal. 2007. Ringkasan Laporan Akhir Teknologi Produksi Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal melalui Pengelolaan Sumberdaya dan Tanaman Terpadu. Balitsereal. Diperta. 2006. Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sidrap Tahun 2005. Kasryno, F. 2002. Perkembangan produksi dan konsumsi jagung dunia selama empat dekade yang lalu dan implikasinya bagi Indonesia. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Agribisnis Jagung di Bogor, 24 Juni 2002. Mink, S. D., P.A. Dorrosh and D. H. Pery., 1987. Corn Production System. In Timmer (eds). The Corn Economy of Indonesia. p. 5257. Pingali, P.(ed) 2001. Cymmyt 1999/2000. World Maize Need Technological Apportunities and Properties for the Public Sector. Mexico. 60 p. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2002. Peta Potensi Lahan Pengembangan Jagung di Indonesia. Bahan Pameran pada Festival Jagung Pangan Pokok Alternatif di Bogor, 2627 April 2002. Subandi. 2005. Ketersediaan teknologi dan program penelitian jagung. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung di Makassar dan Maros, 2930 September 2005. Subandi, S. Saenong, Zubachtirodin, A. Najamuddin, Margaretha, S.L., I. U. Firmansyah, A. Buntan, N. Widiyati, A. Hippi dan Rosita. 2005. Peningkatan produktivitas tanaman jagung pada wilayah pengembangan melalui pengelolaan tanaman terpadu. Laporan Akhir Balai Penelitian Tanaman Serealia. Syuryawati, C. Rapar, dan Zubachtirodin. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Jagung. Edisi Keempat. Balai Penelitian Tanaman Serealia.