BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERILAKU KEWARGANEGARAAN ORGANISASIONAL DENGAN KOMITMEN AFEKTIF SEBAGAI MEDIATOR PADA KARYAWAN DI PT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang memengaruhi kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFEKNYA KEPADA KEPERCAYAAN TERHADAP PEMIMPIN SERTA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari pemerintah dalam pengembangan potensi pariwisatanya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri.

BABI PENDAHULUAN. Abad 21 telah mengantarkan pada sebuah lingkungan kerja yang. memuat baik ancaman maupun kesempatan bagi organisasi publik dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Robbins dan Judge (2008:40) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang sama. Setiap organisasi atau perusahaan beroperasi menggunakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Huang et al. (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behaviour. Huang (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti menginginkan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk organisasinya tak terkecuali di Indonesia. Ironisnya, untuk mendapatkan SDM yang berkualitas bukanlah hal yang mudah di Indonesia. Berikut sebuah fenomena yang dimuat dalam Bisnis.com (Kualitas Tenaga Kerja Teknologi Masih Buruk) terjadi di Indonesia pada area tenaga kerja karena masih buruknya tenaga kerja secara kualitas dan masih sangat minimnya jumlah ketersediaan tenaga kerja. "High tech kita, yang berbau teknologi tinggi, skill tinggi, masih sangat lemah. Kita ini masih low skill. Kalau tidak dibenahi Indonesia hanya menjadi objek saja, karena mayoritas low skill," kata CEO General Electric Indonesia. Menurut Handry sebagai CEO General Electric Indonesia, minimnya dukungan pemerintah dan buruknya etos kerja membuat Indonesia kekurangan tenaga kerja high tech. Mayoritas tenaga kerja lokal selalu berorientasi pada target, di mana pekerjaan yang dilakukan hanya mengacu pada target yang ditetapkan dan tidak pernah berupaya untuk melampaui target yang ada. Fenomena diatas menunjukkan dimensi perilaku kewarganegaraan organisasional (PKO) atau organizational citizenship behavior (OCB) yang rendah. PKO menurut Organ (1998, dalam Hilmi, 2011) menggambarkan pekerja yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab lebih dari apa yang diharapkan. Berikut fakta dibawah ini yang mengagetkan bahwa tenaga SDM dengan tingkat PKO yang rendah juga terjadi di sebuah perusahaan. 1

2 Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Rini, dkk, (2013) pada PT. Plasa Simpanglima Semarang yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengelolaan gedung pusat perbelanjaan. Perusahaan yang sering dikenal dengan nama Matahari Simpanglima Semarang ini juga mendapatkan hasil PKO yang buruk pada tingkat Indispliner (a) Sering mencuri waktu untuk istirahat pada jam kerja. (b) Terlambat kerja setelah waktu istirahat (c) Mengulur waktu dalam penyelesaian pekerjaan. dan tingkat Sosial yaitu (a) Kurangnya partisipasi karyawan dalam kegiatan karyawan di luar jam kerja. (b) Kurang dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya. (c) Individualis dalam penyelesaian pekerjaan. (d) Kurang komunikatif dengan rekan kerjanya. (e) Kurangnya perhatian kepada konsumen. Kasus yang terjadi diatas adalah merupakan sebagian bukti rendahnya kualitas tenaga SDM di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kim (2014) dalam judul Transformational Leadership, Organizational Clan Culture, Organizational Affective Commitment, and Organizational Citizenship Behavior: A Case of South Korea's Public Sector. Peneliti mengambil 3 variabel saja yaitu kepemimpinan transformasional, komitmen afektif, dan perilaku kewarganegaraan organisasional. Berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu manajer di PT. Santos Jaya Abadi, diperoleh informasi bahwa tingkat perilaku kewarganegaraan organisasional para staf kantor di PT. Santos Jaya Abadi cenderung rendah terbukti dengan perilaku staf yang tidak mau belajar dan mencoba mengerjakan pekerjaan lain di luar job desk mereka. Manajer ini

3 juga mengatakan bahwa cukup banyak para staf kantor yang segera pulang ketika jam pulang kerja tiba padahal masih ada pekerjaan yang menumpuk. Shweta dan Srirang (2010, dalam Rahmi 2013) menyajikan sebuah tinjauan yang komprehensif berupa kerangka kerja untuk mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi PKO, yaitu (1) kepemimpinan transformasional. Pegawai yang paling mungkin terlibat dalam PKO adalah dalam kondisi manajer menampilkan perilaku kepemimpinan transformasional seperti mempunyai visi, menjadi teladan, menyegarkan intelektual bawahan, dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang tinggi. Jelas sekali bahwa perhatian pada munculnya PKO pegawai bergantung pada efektivitas kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi, (2) komitmen organisasi. Dalam beberapa kasus, tingkat komitmen organisasi mempengaruhi timbulnya PKO. Tingginya tingkat komitmen organisasi tercermin dalam keterlibatan pegawai dalam permasalahan organisasi di luar penugasan secara umum. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan komitmen afektif sebagai mediator dengan mempertimbangkan sampel karyawan penuh waktu di PT. Santos Jaya Abadi. Menurut Robbins dan Judge (2009:382) pemimpin transformasional menginspirasi pengikutnya untuk mementingkan ketertarikan pribadi pengikutnya kepada kepentingan organisasi dan dapat memiliki dampak yang luar biasa terhadap pengikutnya. Perilaku kewarganegaraan organisasional dapat ditingkatkan dengan kepemimpinan yang transformasional yang berdampak terhadap pengikutnya. Studi ini menambahkan pengetahuan umum untuk menghubungkan perilaku kerja kepemimpinan transformasional dan

4 memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional. Hasil penelitian ini membahas hubungan antara kepemimpinan transformasional dan komitmen afektif; hubungan tidak signifikan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional; dan hubungan positif yang signifikan antara komitmen afektif dan perilaku kewarganegaraan organisasional. (Kim, 2013:397, dalam Kim, 2014). Purnami (2013) berpendapat bahwa pengertian komitmen organisasional adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Menurut Alotaibi (2001, dalam Kaihatu dan Rini, 2007) Komitmen afektif dan kepuasan kerja seringkali dipertimbangkan sebagai antasenden terhadap pro-social, extra-role behavior dalam organisasi, komitmen organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku ekstra peran. Dengan demikian, hasil menunjukkan bahwa komitmen afektif sepenuhnya memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional. Menurut Allen dan Meyer (1990, dalam Tobing, 2009) komitmen organisasional memiliki 3 tipe yang sangat bermanfaat bagi organisasi yaitu komitmen afektif yaitu yaitu keterikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam suatu organisasi dimana individu menetap dalam suatu organisasi karena keinginannya sendiri. Komitmen kontinuan yaitu komitmen individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi dimana individu

5 memutuskan menetap pada suatu organisasi karena menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan. Komitmen normatif yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi dimana individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal pada organisasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dari hubungan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan mengeksplorasi peran mediasi komitmen afektif. Menurut hasil penelitian Leithwood, et al. (1999) kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangam visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun kultur organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah. Kepemimpinan transformasional juga mengenai perilaku atasannya dalam menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi karyawan dan yang mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikut. (Bhaskara dan Sandroto, 2011) Penelitian ini dilakukan ketika peneliti melihat staf kantor pada PT. Santos Jaya Abadi ini banyak yang memiliki umur kerja tinggi, maka peneliti meneliti apakah staf kantor di PT Santos Jaya Abadi ini memiliki komitmen atas keinginannya sendiri berdasarkan keterikatan emosional dan keterlibatannya dalam organisasi ini atau tidak. Peneliti juga melakukan wawancara informal dengan salah satu manajer PT. Santos Jaya Abadi sehingga menemukan bahwa pemimpin setiap tim pada staf kantor di PT. Santos Jaya Abadi tidak memfokuskan visi, misi, dan tujuan pribadi tim

6 nya kepada pengembangan tujuan organisasi. Peneliti juga menemukan bahwa komitmen pada staf kantor di PT. Santos Jaya Abadi belum menunjukkan keterikatan mereka secara emosional dikarenakan posisi pada tingkat manajerial dan koordinator telah terisi penuh. Perilaku kewarganegaraan organisasional staf kantor di PT. Santos Jaya Abadi juga perlu ditingkatkan dikarenakan kurangnya perilaku ekstra peran seperti saling bantu mengingatkan informasi kepada staf lainnya, menolong staf lain yang kesulitan. Beberapa studi empiris telah meneliti hubungan antara kepemimpinan transformasional, komitmen afektif, dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan mempertimbangkan variabel budaya yang disajikan oleh nilai-nilai kerangka bersaing. Studi sebelumnya telah meneliti hubungan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan mempertimbangkan kepercayaan, kepuasan kerja, pribadi identifikasi, motivasi, komitmen tujuan, keterlibatan kerja, efektifitas, dan keadilan prosedural (Babcock dan Strickland2010; Piccolo dan Colquitt 2006, dalam Kim, 2014). Penelitian ini akan mengidentifikasi kaitan antara kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan komitmen organisasi dimensi afektif sebagai mediasipada hubungan antara dua variabel ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

7 1. Apakah kepemimpinan transformasional mempengaruhi perilaku kewarganegaraan organisasional karyawan di PT. Santos Jaya Abadi? 2. Apakah komitmen afektif mempengaruhi perilaku kewarganegaraan organisasional karyawan di PT. Santos Jaya Abadi? 3. Apakah kepemimpinan transformasional mempengaruhi perilaku kewarganegaraan organisasional di mediasi oleh komitmen afektif karyawan di PT. Santos Jaya Abadi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan transformasional, komitmen afektif, perilaku kewarganegaraan organisasional di PT. Santos Jaya Abadi. maka dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perilaku kewarganegaraan organisasional karyawan di PT. Santos Jaya Abadi 2. Untuk menganalisis pengaruh komitmen afektif terhadap perilaku kewarganegaraan organisasional karyawan di PT. Santos Jaya Abadi 3. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perilaku kewarganegaraan organisasional di mediasi oleh komitmen afektif karyawan di PT. Santos Jaya Abadi

8 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada beberapa pihak, di antaranya sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Akademis Bagi institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan kontribusi mengenai kepemimpinan transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional dengan komitmen afektif sebagai mediasi, sehingga dapat menambah pengetahuan melalui bukti empiris dan dapat menjadi sumber referensi dan tambahan bukti empiris bagi peneliti lain. 1.4.2. Manfaat Praktis Bagi Manajer perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen sebuah perusahaan untuk menciptakan organisasi dengan komitmen afektif sebagai mediasi terkait dengan kinerja pemimpin transformasional dan perilaku kewarganegaraan organisasional perusahaan yang mencerminkan kondisi perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan hasil penelitian ini terdiri dari 3 bab yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sebagai berikut: BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan memaparkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

9 BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Membahas mengenai penelitian terdahulu, kajian teori yang meliputi kepemimpinan transformasional, perilaku kewarganegaraan organisasional, dan komitmen afektif serta hipotesis penelitian BAB 3. METODE PENELITIAN Menjelaskan mengenai jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, pengukuran variabel, data dan sumber data, alat pengukuran dan metode pengumpulan data, sampel, serta analisis data. BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Menjelaskan gambaran umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian, deskripsi variabel penelitian, dan pembahasan. BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang simpulan dari hasil pengujian hipotesis dan pengajuan saran yang dapat menjadi masukan bagi penelitian mendatang.