BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan ritel yaitu Indomaret

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ketawanggede Malang. Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di sebuah distro yaitu Distro Inspired Soekarno Hatta

BAB III METODE PENELITIAN. minimal semester 3 dari 6 fakultas dan 20 jurusan dengan jumlah mencapai 7.141

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini berlokasi di Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dealer Nissan Basuki Rahmat di kota Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. malang karena malang merupakan kota modern dan yang mempunyai gudang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada kalangan mahasiswa pengguna Blackberry

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan kota Malang yaitu kecamatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Toko Sepatu Merek

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Penelitian ini akan dilaksanakan selama + 5 (Lima) bulan, mulai dari. pengumpulan data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh media komunikasi pemasaran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey, sedangkan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah rumah Makan Seafood HDL 293 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

III. METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

III. METODE PENELITIAN. Berkaitan dengan penelitian ini jenis penelitian akan dibagi menjadi dua yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang Pengaruh daya tarik iklan televisi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Giant Ekspres Jl. Zaenal Abidin No.4 Kel. Labuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah Kelurahan Merjosari RW 12,

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan ritel yaitu Indomaret Soekarno Hatta Malang yang terletak di jalan Soekarno Hatta 3, Malang. Alasannya karena diantara Indomaret yang ada di daerah Soekarno Hatta 3, Indomaret ini merupakan yang paling ramai dikunjungi oleh konsumen. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan kepala Indomaret yang menyebutkan bahwa jumlah pengunjung Indomaret Soekarno Hatta 3 mencapai 600-650 orang tiap harinya. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu sebuah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, metode ini dikatakan sebagai metode iliah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah, yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut dengan metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini menggunakan data-data angka yang dianalisis menggunakan statistik. (Sugiono, 2009:7). Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan dengan metode survey, metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan 52

53 dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan quisioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya. (Sugiono, 2009:6). 3.3 Populasi dan Sampel 3.9.1 Populasi Populasi adalah kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek pegamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper, Emory, 1999:221). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Indomaret Soekarno Hatta Malang yang dating dan melakukan pembelian secara langsung ke lokasi. 3.9.2 Sampel Jumlah sampel pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Maholtra (2005:368-369), bahwa jumlah sampel atau responden dengan populasi yang tidak terbatas paling sedikit empat atau lima kali jumlah sub variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan 28 sub variabel (28 x 5 = 140). Jadi dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 140 responden. 3.4 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Menurut Sugiyono (2009:85), Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu nasabah yang secara kebetulan/insidental bertemu

54 dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 3.5 Data dan Jenis Data Seluruh informasi yang diperoleh dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu : a. Data primer Menurut Umar (1999:43), Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sumber pertama disini adalah konsumen Indomaret Soekarno Hatta Malang. b. Data Sekunder Menurut Umar (1999:43), Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak prusahaan. Data sekunder ini berupa data yang diperoleh dari Indomaret Soekarno Hatta Malang. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, akurat dan reliabel. Metode yang digunakan antara lain: a. Metode Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pengelola Indomaret. b. Metode Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden (Sugiyono

55 2004:162). Dalam hal ini yang dimaksud adalah responden yang melakukan pembelian di Indomaret. 3.7 Definisi Operasional Variabel Menurut Indrianto (2002:348) definisi operasional variabel merupakan penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur (mengoperasionalkan) construct menjadi variabel penelitian yang dapat dituju. Adapun definisi operasional variabel yang digunakan adalah: Menurut Philip Kotler dan Armstrong (terjemahan 2001:774) bauran promosi terdiri dari 5 (lima) aktivitas yaitu periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan pemasaran langsung (direct marketing). Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel dari teori tersebut, yaitu variabel periklanan (Advertaising), promosi penjualan (sales promotion), dan hubungan masyarakat (publicity) saja, dengan pertimbangan memberikan kecocokan antara teori dengan keadaan yang ada di lapangan. Indomaret Soekarno Hatta selama ini hanya melakukan tiga bantuk bauran promosi yaitu : a) Periklanan Kotler (2003:580) menyebutkan bahwa periklanan mempunyai 4 (empat) ciri khas yaitu penampilan publik, daya serap, ungkapan perasaan yang diperjelas dan tidak adanya tatap muka. b. Promosi penjualan Kotler dan Susanto (2001:800) menyebutkan ciri-ciri promosi penjualan yaitu komunikasi, insentif dan undangan.

56 c. Hubungan masyarakat Merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik dan dapat memperdalam kepercayaan publik secara lebih baik atau pemberdayaan lebih tinggi terhadap suatu lembaga atau organisasi.

57 Table 3.1 Konsep, Variabel dan Indikator Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Bauran Promosi Periklanan (X1) Persuasi (X1.1) Komunikasi (X1.2) - Persuasi yang menarik - Persuasi yang jelas - Persuasi yang menimbulkan kepercayaan - Persuasi yang berdasarkan fakta - Persuasi yang menghindari konflik - Komunikasi melalui televisi - Komunikasi melalui internet - Komunikasi melalui surat kabar - Komunikasi melalui majalah Promosi Penjualan (X2) Diskon (X2.1) - Promosi mingguan - Promosi dua mingguan - Promosi bulanan - Kartu Indomaret

58 Kemasan dengan potongan (X2.2) Barang gratis (X2.3) Terbitan (X3.1) - Beli 2 lebih hemat - Beli banyak lebih hemat - Isi ulang pulsa all operator Rp 10.000 gratis 1 pc fullo - Beli 1 gratis 1 - Beli 2 gratis 1 - Katalog - Artikel Hubungan Masyarakat (X3) Kegiatan Pelayanan Masyarakat (X3.2) Media Identitas (X3.3) - Penggalangan dana bersama PMI - Kegiatan donor darah - Beasiswa untuk SD - Logo perusahaan - Maskot indomaret (si domar) - Kartu identitas pegawai - Seragam indomaret - Warna bangunan

59 3.8 Uji Instrumen 3.8.1 Uji Validitas Suryabrata (2008:60) mendefinisikan uji validitas yaitu sejauh mana suatu instrument merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Secara teori terdapat tiga macam validitas instrument, yaitu validitas isi, validitas construct dan yang terakhir yaitu validitas berdasarkan kriteria. Untuk menguji validitas, alat ukur dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Validitas isi menunjukan sejauh mana item-item yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional dalam proses telaah soal, sehingga itemitem yang telah dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. (Suryabrata, 2008:61) Tentang uji validitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut: 1. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel. 2. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel tertentu. 3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r tabel df=n-k dengan tingkat kesalahan 5%.

60 4. Jika r tabel Jika r tabel < r hitung, maka butir soal disebut valid. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas : 1. Content (face) Validity merupakan salah satu konsep pengukuran validitas dimana suatu instrumen dinilai memiliki content validity jika mengandung butir-butir pertanyaan yang memadai dan representif untuk mengukur construct sesuai dengan yang diinginkan peneliti. Suatu instrumen dinilai memiliki face validity jika menurut penilaian subjektif diantara para profesional bahwa instrumen tersebut menunjukan secara logis dan merefleksikan secara akurat sesuatu yang harus diukur. 2. Criterion-related Validity adalah konsep pengukuran validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang beru dikembangkan. Uji criterion-related validity dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen baru dengan skor daripenggunaan instrumen lain yang telah ada sebelumnya yang memiliki kriteria relevan. Instrumen abru yang memiliki validitas yang tinggi jika koefisien korelasinya tinggi. Ada dua jenis criterionrelated validity yaitu (1) concurrent validity, jika pengujian korelasi dilakukan terhadap skor instrumen baru dengan instrumen yang mempunyai kriteria relevan, (2) predictive validity, jika korelasi skor kedua instrumen merupakan hasil pengukuran sebelum pengukuran pada saat yang berbeda, dimana pengukuran instrumen yang baru dilakukan sebelum pengukuran instrumen lain yang memiliki kriteria relevan.

61 3. Construct Validity. Suatu instrumen dirancang untuk mengukur construct tertentu. Construct validity merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan. Ada dua cara pengujian construct validity, yaitu : (1) convergent validity, dimana validitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan konvergensinya dengan instrumen lain yang sejenis dalam mengukur construct dan (2) discriminant validity, dimana validitas suatau instrumen ditentukan berdasarkan rendahnya korelasi dengan instrumen lain yang digunakan untuk mengukur construct lain. 3.8.2 Uji reliabilitas Pengujian reliabilitas terhadap hasil skala dilakukan bila item-item yang terpilih lewat prosedur yang terpilih melalui analisis item diatas telah dikomplikasi menjadi satu. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000:83). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendetakan konsistensi internal, yaitu suatu bentuk tes yang hanya melakukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan melihat konsistensi antar item atau antar bagian skala. Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba dilakukan menggunakan program SPSS version 15,0 For windows.

62 Tentang uji reliabilitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut: 1. Untuk menilai Kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tsb mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan. 2. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan. 3. Jika nilai alpha > 0.60, disebut reliable Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi atau jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α). Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa > 0,60

63 3.9 Model Analisis 3.9.1 Analisis Faktor Setelah data dikumpulkan dan diolah, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Dalam penelitian ini, model atau teknis analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Analisis faktor adalah metode untuk menganalisis sejumlah observasi dipandang dari segi interkorelasinya, untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang nampak dalam observasi itu mungkin berdasar atas sejumlah kategori dasar yang jumlahnya lebih sedikit daripada yang nampak dalam observasi itu (Suryabrata, 1995:274). Analisis faktor merupakan sebuah pendekatan statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan diantara variabel-variabel dan untuk menjelaskan variabel-variabel ini dalam pendekatan statistik yang mencakup penemuan sebuah atau beberapa konsep yang diyakini sebagai sumber yang melandasi seperangkat variabel nyata. Maka jika terdapat seperangkat variabel yang telah dikorelasikan dengan analisis faktor dapat dikurangi dan diatur sehingga menjadi penyederhanaan variabel. Hal ini dilakukan dengan meminimalkan informasi yang hilang akibat analisis ini, atau untuk mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin. Proses analisis faktor menurut Susanto, Singgih (2005:11) adalah untuk menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

64 Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati, dimana beberapa variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan variabel tersebut memiliki p faktor umum (common factor) yang mendasari korelasi antar variabel dan juga m faktor unik (unique factor) yang membedakan tiap variabel. Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan seperti dikutip dari Malhotra dalam Hasanudin, S.E, sebagai berikut: F if = b fi X i1 +b f2 X i2 + +b fv X iv Dimana : F if = faktor scores individu I dalam fator f B iv = koefisien faktor dalam variabel v X iv = nilai individu i dalam variabel v Faktor-faktor khusus tersebut tidak saling berhubungan satu sama lain, juga tidak ada korelasinya dengan faktor umum. Faktor-faktor umum sendiri dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel yang dapat diamati dengan rumus: Dimana : X iv = a v1 f i1 + a v2 f i2 + a v3 f i3 + + e iv i v X iv F if a vf = indeks untuk individu i = indeks untuk variabel v = nilai individu i dalam variabel f = faktor scores individu I dalam faktor f = faktor loading variabel v dalam faktor f

65 e iv = sebuah variebel pengganggu yang memasukkan seluruh variasi di X yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor. Menurut Subhash Sharma (1996) yang dikutip dari Hasanuddin, SE tabel KMO ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 3.2 Ukuran Kaiser-Meyer-Olkin Ukuran KMO 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 Di bawah 0,50 Sumber: Hasanudin Rekomendasi Baik Sekali Baik Sedang Cukup Kurang Di Tolak Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisa faktor dapat dijabarkan seperti berikut : 1. Uji Interdependensi Variabel-Variabel Uji interdependensi variabrel adalah pengujian apakah antar variabel yang satu dengan yang lain mempunyai keterkaitan atau tidak. Dimana terdapat kemungkinan lebih dari dua variabel berkorelasi. Variabel yang digunakan untuk analisis selanjutnya hanya variabel yang mempunyai korelasi dengan variabel lain dan variabel yang hampir tidak mempunyai korelasi dengan variabel lain, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis. Pengujian dilakukan melalui pengamatan terhadap ukuran kecukupan sampling (MSA), nilai KMO dan hasil uji Bartlett.

66 a) Uji Kecukupan Sampling/Measures of Sampling Adequancy (MSA) Measures of sampling adequancy (MSA), merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel yang menjelaskan apakah sampel yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat variabel-variabel yang ada saling terkait secara parsial. Nilai MSA berkisar antara 0 sampai 1, dengan syarat-syarat sebagai berikut: MSA = 1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. MSA< 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisa lebih lanjut, atau bisa juga dikeluarkan dari variabel lain. Hanya variabel yang memiliki ukuran kecukupan sampling (MSA) diatas (>0,5) yang akan diterima dan dimasukkan ke dalam analisis. b) Nilai Keiser-Meyer-Olkin (KMO) Nilai KMO ini merupakan test statistik yang merupakan indikator tepat tidaknya penggunaan metode analisis faktor dalam suatu penelitian. Nilai KMO merupakan sebuah indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan korelasi parsialnya. Nilai KMO dianggap mencukupi bila >0,5, dimana nilai ini akan memberikan bahwa analisis yang paling layak digunakan adalah analisis faktor. Jika nilai KMO sama dengan 1 maka ini menunjukkan bahwa analisis faktor merupakan analisis yang sangat sesuai,

67 tetapi jika KMO kurang dari 0,5 akan menunjukkan bahwa analisa faktor bukan suatu alat analisis yang tepat untuk penelitian tersebut. c) Uji Bartlett Uji Bartlett mempunyai keakuratan (signifikansi) yang tinggi, dimana uji Bartlett memberikan implikasi bahwa matrik korelasi cocok untuk menganalisa faktor hasil Bartlett s yang merupakan hasil uji atas hipotesa. 2. Ekstraksi Faktor Ekstraksi faktor menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Dalam metode ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang dapat memaksimumkan presentase varian yang mampu dijelaskan dengan model. Hasil ekstraksi adalah faktor-faktor dengan jumlah yang sama dengan jumlah variabel-variabel yang diekstraksi. Pada tahap ini akan diketahui sejumlah faktor yang dapat diterima atau layak mewakili seperangkat variabel dengan alterrnatif penggunaan faktor eigen value >1 dan dengan presentase varian 5%. Dalam penelitian ini, meskipun pada mulanya variabel-variabel yang dianalisis telah dikelompokkan secara teoritis kedalam sejumlah tertentu faktor, namun untuk penentuan jumlah faktor yang dianalisis dan diinterpretasi selanjutnya akan didasarkan pada hasil analisis tahap ini.

68 3. Faktor Rotasi Dimana sebelum melakukan rotasi kita harus memahami faktor mana saja yang dirotasi sehingga dalam rotasi diperlukan dua langkah, antara lain: a) Faktor sebelum Rotasi Pada tahap ini didapatkan matrik faktor, merupakan model awal yang diperoleh sebelum dilakukan rotasi. Koefisien yang ada pada model setiap faktor diperoleh setelah dilakukan proses pembakuan terlebih dahulu, koefisien yang diperoleh saling dibandingkan. Dimana koefisien (faktor loading) yang signifikan (>0,5) pada setiap model faktor dapat dikatakan bisa mewakili faktor yang terbentuk. b) Rotasi faktor Rotasi faktor dilakukan karena model awal yang diperoleh dari matriks faktor sebelum dilakukan rotasi belum menerangkan struktur data yang sederhana sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Rotasi faktor digunakan dengan metode varimax, metode ini terbukti cukup berhasil untuk membentuk model faktor yang dapat diinterpretasikan. Hal ini karena metode varimax bekerja dengan menyederhanakan kolom-kolom matrik faktor. Sebuah variabel dikatakan tidak dapat diinterpretasikan atau tidak mewakili satu faktor karena tidak mewakili faktor loading 0,5 pada satu faktor.

69 4. Interpretasi Faktor Interpretasi faktor merupakan kelanjutan dari rotasi faktor. Dimana interpretasi merupakan pendefinisian variabel yang mempunyai bobot yang besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian diinterpretasikan dengan kata-kata, dimana tahapan interpretasi faktor dapat dilakukan sebagai berikut: a) Perhitungan skor Interpretasi dimulai dari total varian dari faktor yang terbentuk pada urutan pertama, dan jika dilihat dari scree plotmaka interpretasi akan bergerak dari faktor paling kiri ke faktor yang paling kanan pada setiap baris untuk mencari nilai yang paling besar dalam baris tertentu. b) Memilih variabel pengganti Dengan memeriksa matrik faktor (component rotasi), dimana dipilih variabel yang mempunyai bilangan yang paling besar yang menunjukkan dalam faktor mana setiap variabel terebut berada, dengan demikian dapat diketahui variabel mana saja yang masuk ke dalam faktor.