TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

A. Implementasi Teoritik

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB III PROSES BERKARYA

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS

III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

Elemen Elemen Desain Grafis

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III ELABORASI TEMA

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB II METODOLOGI. 2.1 Maksud Dan Tujuan Studi Tujuan Umum


BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB II METODE PERANCANGAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

BAB IV DATABASE KOMIK KOREA

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

KAJIAN PUSTAKA. A. Trend Mode

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Transkripsi:

40 TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Karya seni yang penulis ciptakan berdasarkan dari pengalaman mengikuti sebuah trend mode terutama dalam hal gaya berpenampilan. Berawal dari pengalaman tersebut ingin mengangkat sebuah fenomena trend mode yang mempengaruhi kebutuhan remaja dalam berpenampilan. Kehadiran sebuah trend mode terkait oleh banyaknya industri gaya hidup yang menumbuhkan berbagai macam corak gaya, fashion, dan berbagai mode yang tak lepas dari peran iklan gaya hidup dan selebritis yang mengangkat citra trend pada khalayak umum. Perkembangn industri gaya hidup yang luar biasa telah menciptakan citra produk tren yang selalu baru dalam masyarakat, sehingga perputaran dan pergantian fashion mode yang selalu baru. Hal ini menjadikan remaja dihadapkan oleh banyak pilihan dan bebas menentukan gaya berpenampilan dengan apa yang dipakainya. Remaja mengekspresikan gaya hidup melalui trend mode sebagai objek-objek dan simbol dalam sosial. Pada akhirnya memakai dan membeli mengalami pergesaran makna yakni bukan lagi sebagai pemenuh kebutuhan pokok untuk hidup fungsional, tetapi sudah menjadi gaya hidup (lifestyle), tujuanya pun bergeser dari kebutuhan menjadi sebuah hasrat (desire), bahkan menjadi sebuah keinginan untuk mengejar sebuah tren mode yang menjadi sebuah

41 trend setter di khalayak umum agar selalu trendi dan tak ketinggalan sebuah perkembangan sebuah trend. Remaja begitu sadar akan trend, apa yang di pakai dan digunakan dalam penampilan mereka haruslah jenis produk-produk trendmode tertentu yang mewakili citra penampilannya. Keadaan sadar akan sebuah trend mode membuat kehiduapan remaja yang lebih menyenangi gaya ketimbang makna, lebih menghargai penampilan ketimbang kedalaman, lebih mengejar kulit ketimbang isi. Demikianlah beberapa temuan yang peroleh dari hasil pengamatan dan analisis dari fenomena sebuah trend mode dalam kajian pustaka yang penulis lakukan dan semua temuan tersebut akan digunakan sebagai nilai pesan dalam karya yang akan penulis ciptakan pada karya Tugas Akhirnya. B. Implementasi Visual 1. Konsep Bentuk Bentuk yang dimaksudkan dalam karya seni yang penulis ciptakan adalah hasil dari kesulurahan karya nampak visual sebuah figure manekin wanita yang berpose dengan berbagai macam produk trend mode dan berbalut berbagai macam style yang menjadi trend masa kini. Setelah melalui proses pengamatan, analisis dan perumusan gagasan penciptaan yang cukup matang dalam proses pembuatan karya ini, maka sesuai dengan berdasarkan konsep penciptaan karya seni yaitu mewujudkan visualisasi sebuah figure manekin wanita yang berpose berbahagia dengan produk trend mode dan berbalut fashion mode kedalam visual karya seni grafis dengan teknik cetak tinggi. Visualisasinya dibuat seperti hal nya

42 seseorang yang sedang bahagia yang berlebihan, senang, dan menarsiskan diri dihadapan lensa kamera. Objek produk tersebut dibuat lebih besar dari visual figurnya. Pose figur yang berlebihan dan visual produk yang dibuat lebih besar dari sesungguhnya akan di jadikan bahasa metafor dari sifat-sifat remaja yang terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi produk-produk trend mode sehingga berpenampilan bukan lagi sebuah kebutuhan melainkan sebagai pemenuh hasrat dan mengejar sebuah trend agar selalu terlihat trendy. Perwujudtan figure wanita tersebut di jadikan bahasa metafor dari remaja yang sadar akan penampilan, menyenangi gaya, dan lebih mengejar penampakan luar dengan mengkonsumsi berbagai macam produk fashion mode. Hal tersebut menjadikan remaja sebagai masyarakat tontonan (remaja konsumtif) karena remaja di tuntut untuk selalu mempertontonkan penampilan dan penampakan diri secara narisistik kepada orang lain sebagai satu cara dalam menemukan eksistensi diri dalam dunia sosial, semua itu seperti hal nya manekin yang dipajang dan dikemas dengan berbagai macam fashion mode dalam etalase pusat hedonisme seperti mall dan departement store yang nantinya akan ditonton oleh konsumen. Dengan alasan diatas tersebut maka divisualisasikan produk trend mode seperti kemeja, jeans, sweather, jacket, sepatu boots, sepatu sneaker, tas, topi, t-shirt, dll. Produk tersebut sudah terbukti menjadi sebuah trend setter di kalangan remaja dan menjadi sebuah kebutuhan kesenangan, dengan pernyataan tersebut remaja bisa disebut juga dengan Homo materialis yakni manusia yang di kuasai oleh produk-produk tren mode sehingga remaja memperlihatkan citranya lewat kepemilikan objek-objek (status, prestise, kelas). Sasaran utama dalam konsep yang diangkat ini adalah bentuk visual tontonan trend mode yang ditunjukan

43 kempada masyarakat tontonan khususnya remaja yang selama ini tenggelam dalam pola trend mode dan mengagungkan sebuah penampilan yang pada akhirnya hanya menjadi sebuah tontonan. Pada karya ini warna yang dipakai adalah warna kontras yang nanti nya memberikan suasana bahagia. Produk trend mode tersebut visualisasi nya dibuat lebih besar dari figure wanita Karya yang di buat penulis berukuran 100x150cm, 140x100, dan 90x150 cm, seperti halnya ukuran poster-poster pada etalase Super Mall dan Departement Store. Backgound dalam karya ini penulis menggunakan unsur shape geometric yang berwarna dan disusun dengan keseimbangan asimetris dan simetris. Komposisi tertutup dimana objeknya pada karya ini terpusat ditengah, hal tersebut dengan pertimbangan subjektivitas penulis. Karya seni grafis yang di buat penulis muncul sebuah tekstur semu yang dihasilakan oleh efek-efek cukilan dan tekstur nyata yang dihasilkan pada saat proses pencetakan acuan yang dicukil ke bidang kanvas yang dilakuakn berkali dengan tekanan gosokan sendok sehingga terjadi penumpukan cat jadi bila di raba oleh tangan terasa kasar. 2. Medium dan Tehnik Karya diciptakan dengan menggunakan teknik cetak tinggi dan stencil, dimana penulis membuat perpaduan antara kedua teknik tersebut, dengan alasan penulis menguasai kedua teknik tersebut dan lebih leluasa dalam mengeksplorasinya. Karya seni grafis cukil kayu tersebut dicetak diatas kanvas dan perwarnaan objeknya dengan teknik reduksi. Karya dibuat dengan penuh warna (full color). Dimana warna-warna tersebut bisa menggambarkan situasi yang diinginkan dengan memakai warna-warna yang cenderung warna kontras.

44 Semua objek dan simbol menggunakan tehnik cetak tinggi, karena penulis lebih menguasai teknik cetak tinggi terutama cukil kayu dibanding teknik cetak lainnya disamping itu teknik cukil kayu mempunyai karakter yang khas dibanding teknik cetak lainnya. Selain itu penggunaan teknik stencil juga dipakai dalam penggambaran bentuk shape geometri dengan memaksimalkan teknik tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai bentuk detail dan sempurna dalam penggunaan bentuk shape geometri yang kecil hingga ukuran yang besar. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai bentuk detail dan sempurna dalam penggunaan bentuk shape geometri yang kecil hingga ukuran yang besar. 3 Proses Pembuatan Karya Dalam proses pembuatan karya, penulis sangat mempertimbangkan tehnik yang akan dipakai. Terlebih dalam pembuatan karya seni grafis tehnik sangat dipehitungkan dengan matang. Tehnik diartikan sebagai metode yang detail pada karya seni. Adapun proses pencetakannya sebagai berikut; a. Dalam proses pembuatan karya, terlebih dahulu membuat sketsa gambar diatas kertas A4. Dalam sketsa ini sudah ditampilkan dengan penuh warna yang nantinya akan dieksekusi ke dalam karya asli, juga ukuran skala sehingga akan memudahkan penulis dalam melakukan eksekusi pengerjaan ke dalam bentuk dan ukuran karya yang sesungguhnya. Selanjutnya langkah awal dalam pengerjaan karya dengan menggunakan acuan dari hardboard dalam bentuk utuh, sesuai dengan ukuran yang dimaksudkan. Hardboard yang diukur sedemikian rupa sesuai dengan ukuran karya yang sesungguhnya. Setelah dipotong,bagian pinggirnya dihaluskan dengan menggunakan amplas agar permukaanyan benar-benar halus sampai bagian sisi-sisi pinggir permukaan

45 hardboard. Hal ini dilakukan agar pada waktu pengerolan tinta semua permukaan terlapisi dengan tinta secara merata. Setelah dipastikan halus dan permukaan harboard benar-benar rata, langkah selanjutnya adalah penintaaan. Hardboard yang telah dihaluskan tersebut kemudian dilapisi dengan tinta cetak diatas pemukaannya dengan menggunakan rol. Tinta yang sebelumnya telah dicampur sesuai dengan warna yang diinginkan diatas papan yang permukaan yang licin. Dalam hal ini penulis mengggunakan kaca, untuk mencampur tinta untuk mencapai warna yang diinginkan dengan memakai scrap. b. Setelah itu langkah selanjutnya adalah seluruh background tersbut ditimpa dengan bentuk visual shape geometri yang disusun lalu menggunakan tehnik cetak (stencil) untuk proses pembuatan background. Proses dalam pembuatan stencil ini sebagai berikut; susunan shape geometri yang telah tersusun dan terangkai yang sebelumnya telah melalui proses dengan menggunakan komputer, kemudian hasil tersebut di print diatas kertas. Setelah hasil jadi tersebut, susunan shape gitu dilubangi dengan menggunaknan pisau pemotong (cutter). Setelah semua terlubangi, kertas tersebut menjadi acuan (mal) dalam proses selanjutnya yaitu penyemperotan dengan mengggunakan cat semprot (pylox) dan sebagian menggunakan kompresor. c. Shape geometri sebagai background. Langkah selanjutnya penulis membuat salinan sketsa dari sketsa yang telah dibuat sebelumnya pada kertas ukuran A4, kemudian dipindah diatas hardboard dengan membuat sketsa ulang dengan posisi saling keterbalikan (negative). Jadi sketsa diatas kertas A4 tersebut merupakaan capain karya yang diharapkan, dengan posisi positif

46 (bentuk sesungguhnya). Kemudian setelah sketsa tersebut disalin/dipindah diatas hardboard, posisinya menjadi negative. Jadi dalam pembuatan sketsa kedalam hardboard ini, harus saling keterbalikan dan setelah dicetak diatas kertas kembali, cetakan tersebut menjadi hasil yang positif. d. Penulis dalam pembuatan karya tersebut menggunakan tehnik cetak tinggi dengan sistem reduksi (cukil habis). Dimana penulis hanya menggunakan satu acuan (hardboard) dalam setiap karya yang dibuat, yang telah melalui proses pencukilan, penintaan, dan pengepresan/pencetakan secara berulang-ulang, hardboard itu semakin habis. Hardboard yang sebelumnya dipakai sebagai acuan dalam membuat background, akan digunakan juga dalam membuat bentuk figur, dan objek-objek lain. Proses pencetakannya pun berulang-ulang menurut warna yang digunakan. Alasan menggunakan hardboard karena media ini tidak berserat, jadi sangat mudah dalam penulis melakukan proses pencukilan hinggga membentuk objek yang diharapkan. Dan permukaan bentuk yang sangat detail sekalipun. 4. Deskripsi karya Karya seni grafis cukil kayu dengan inspirasi trend mode, penulis ingin memberi gambaran kepada penikmat seni, tentunya dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah seni yang diperdalam, sehingga kesan bahagia, senang yang berlebihan, dan ceria dihasilkan tetap berada di koridor estetik karya seni. Keseluruhan karya seni yang bersumber dari trend mode ini menceritakan tentang

47 Fenomena remaja yang tenggelam dalam trend mode sehingga sadar akan tren, apa yang dipakai dan digunakan dalam berpenampilan yang sesuai dengan citra penampilan mereka. Remaja dituntut selalu mempertontonkan penampilannya dengan produk trend mode dan memperlihatkan eksistensinya lewat kepemilikan kepada orang lain sehingga mereka bisa disebut sebagai manusia kebendaan (homo materialis) merupakan bagian dari masyarakat tontonan. Karya 1 Judul : Homo Materialis #1 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

48 Karya yang pertama berjudul Homo Materialis #1 dengan ukuran 90x150 cm ini. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang melayanglayang dengan memegang sepatu sneaker. Sepatu sneaker disimbolkan sebagai produk trend mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Objek sepatu digambarkan lebih besar dari figure manekin wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Pada karya ini penulis menggunakan garis lengkung pada objek sepatu maupun pada figure manekin wanita. Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna hijau muda, biru muda, oren muda, dan kuning yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk segitiga dan lingkaran yang begitu kontras bentuknya satu sama lain. Shape geometri disusun dengan komposisi simetris. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan komposisi tertutup dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada kanvas. Tekstur yang digunakan tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena melewati proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih sehingga menimbulkan tekstur yang dapat diraba, begitu juga tekstur pada kanvas yang berbasis minyak yang terdapat tekstur kasar.

49 Karya 2 Gambar 3.2 Judul : Homo Materialis #2 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X 100 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

50 Karya yang kedua berjudul Homo Materialis #2 dengan ukuran 150x100 cm ini. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang duduk diatas sepatu sneaker berwarna pink. Sepatu sneaker disimbolkan sebagai produk trend mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal penampilan. Pada karya ini penulis menggunakan garis lengkung pada objek sepatu maupun pada figure wanita. Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna kuning, hijau tosca, biru muda, yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk potongan segi empat dan lingkaran yang begitu kontras satu sama lain. Shape tersebut disusun dengan komposisi simetris. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba, begitu juga tekstur pada kanvas untuk mencetakan menggunakan kanvas yang berbasis untuk minyak yang terdapat tekstur kasar.

51 Karya 3 Gambar 3.3 Judul : Homo Materialis #3 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :100 X150 Edisi : 1/2 Tahun : 2015 Karya yang ke tiga berjudul Homo Materialis #3 dengan ukuran 100x150cm ini. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang duduk diatas sepatu boots berwarna coklat. Sepatu boots disimbolkan sebagai produk trend mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Objek sepatu digambarkan lebih besar dari figure

52 wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai kaos biru dan celana pendek. Pada karya ini penulis menggunakan garis lengkung pada objek sepatu maupun pada figure wanita. Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna kuning, hijau tosca, biru muda, yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk potongan segi empat dan lingkaran terlihat kontras bentuknya satu sama lain. Shape tersebut disusun dengan komposisi simetris. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba, begitu juga tekstur pada kanvas untuk mencetakan menggunakan kanvas yang berbasis untuk minyak yang terdapat tekstur kasar.

53 Karya 4 Gambar 3.4 Judul : Homo Materialis #4 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

54 Karya yang ke empat berjudul Homo Materialis #4 dengan ukuran 150x100 cm ini. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang duduk diatas sepatu sneakers berwarna hijau tosca. Sepatu sneaker disimbolkan sebagai produk trend mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Objek sepatu digambarkan lebih besar dari figure wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai kemeja jeans biru dan celana jeans berwarna merah. Pada karya ini penulis menggunakan garis lengkung pada objek sepatu maupun pada figure wanita. Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna violet, hijau, krem yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk lingkaran yang dan persegi terlihat kontras bentuknya satu sama lain. Shape tersebut disusun dengan komposisi simetris. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba.

55 Karya 5 Gambar 3.5 Judul : Homo Materialis #5 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

56 Karya yang kedua berjudul Homo Materialis #5 dengan ukuran 150x100 cm ini. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang memeluk sepatu memeluk manekin yang berpenampilan sweather, celana jeans dan menggunakan sepatu boots merah marun. Manekin tersebut disimbolkan sebagai produk tren mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Objek sepatu digambarkan lebih besar dari figure wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai kemeja bermotif bunga, celana chino, dan memakai sepatu shoes vintage. Pada karya ini penulis menggunakan garis lengkung pada objek manekin maupun pada figure wanita. Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna hijau, oren, ungu, yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbenrtuk lingkaran dan persegi terlihat kontras bentuknya satu sama lain. Shape tersebut disusun dengan keseimbangan simetris. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkalikalai untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba.

57 Karya 6 Gambar 3.6 Judul : Homo Materialis #6 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

58 Karya yang keenam berjudul Homo Materialis #6 dengan ukuran 150x100 cm ini, diberi judul sesuai dengan inspirasi penulis yakni sebuah trend mode. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang merangkul tas ransel berwanra biru tua campur dengan merah dan tas disimbolkan sebagai produk tren mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Objek tas digambarkan lebih besar dari figure wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai kaos garis-garis hijau, celana chino, dan memakai sepatu boots Pada karya ini didominasi dengan garis lengkung pada objek karya ini, Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna kuning, ungu tua, hijau tosca, merah yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk persegi empat, ingkaran dan segitga terlihat kontras bentuknya satu sama lain. Shape tersebut disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan simetris.kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba.

59 Karya 7 Gambar 3.6 Judul : Homo Materialis #6 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

60 Karya yang ke tujuh berjudul Homo Materialis #7 dengan ukuran 150x100 cm ini, diberi judul sesuai dengan inspirasi penulis yakni sebuah trend mode. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang sedang melompat dengan membawa jam tangan berwanra dan jam tersebut disimbolkan sebagai produk tren mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampila. Objek jam digambarkan lebih besar dari figure wanita. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai sweather merah peach, celana jeans berwarna hijau tosca tua, dan memakai sepatu sneaker. Pada karya ini didominasi denganp garis lengkung pada objek karya ini, Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna hijau muda, biru muda, violet tua yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk persegi empat dan lingkaran, laluu penulis menyusun bidang tersebut dengan komposisi tertutup dan keseimbangan simetris.kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba.

61 Karya 8 Gambar 3.8 Judul : Homo Materialis #8 Teknik : Harboard cut on Canvas Ukuran :150 X90 Edisi : 2/2 Tahun : 2015

62 Karya yang kedelapan berjudul Homo Materialis #8 dengan ukuran 150x100 cm ini, diberi judul sesuai dengan inspirasi penulis yakni sebuah trend mode. Penulis memvisualisasikan figure manekin wanita yang melompat dengan membawa tas slempang kulit berwarna coklat. tas ransel berwanra biru tua campur dengan merah dan tas disimbolkan sebagai produk trend mode yang sedang menghegemoni dilingkungan remaja khususnya dalam hal berpenampilan. Wajah figure tersebut berwarna kuning ini disimbolkan sebagai kebahagian dan ceria. Figure wanita memakai kemeja flannel, celana jeans, dan memakai sepatu sneakers. Pada karya ini didominasi dengan garis lengkung pada objek karya ini, Sedangkan untuk pewarnaan pada objek, penulis memilih warna orange, merah, dan biru muda yang dipilih sebagai warna background dipadukan oleh warna objek yang intensitas warna nya tinggi sehingga terlihat kontras. Terlihat bidang pada background yang berbentuk potongan segi empat dan ingkaran,laluu penulis menyusun bidang tersebut dengan komposisi tertutup dan keseimbangan simetris.kemudian warna hitam digunakan sebagai outline pada objek yang berfungsi dalam mempertegas bentuk objek karya ini. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dengan komposisi tertutup, dimana dalam karya ini objek terpusat di tengah. Penulis menggunakan alat cukil vinner v dan vinner u karena terlihat oleh hasil cukilan yang tercetak pada karya ini. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur nyata karena tekstur ini terjadi karena penulis melakukan proses pencetakan berkali-kali untuk menciptakan ragam warna, dimana ketebalan cat semakin tumpang tindih menimbulkan tekstur yang dapat di raba, bigitu juga tekstur pada kanvas untuk

63 mencetakan menggunakan kanvas yang berbasis untuk minyak yang terdapat tekstur kasar. 5. Penyajian Karya Dalam sebuah karya seni, penyajian juga harus perlu dipertimbangkan. Pada intinya, dalam penyajian haruslah bisa mendukung keharmonisan dan kedinamisan sehingga karya menjadi tampak lebih indah dan manis. Dan yang harus perlu diperhatikan juga, jangan sampai penyajian suatu karya akan merusak karya itu sendiri. Dalam penyajian karya, penulis menggunakan frame kayu dengan sentuhan akhir menggunakan warna natural kayu. Hal tersebut diterapkan karena penulis ingin memberikan kesan bahwa pigura tersebut tidak akan membatasi karya.

64 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penulis dalam pengantar Tugas Akhir ini mengangkat sebuah fokus permasalahan pada gaya hidup remaja ditinjau dari kebutuhan penampilan yang terpengaruh oleh tren mode. Hal ini merupakan dampak media cetak, program radio, iklan pada layar tv, dan program acara tv yang menyuguhkan informasi, menampilkan, dan menawarkan produk yang selalu up to date. Produk-produk tersebut dikemas dengan menarik dan menggunakan berbagai macam model, public figure, dan artis agar mengangkat sebuah citra produk tersebut agar tersoroti oleh media massa. Oleh karena itu produk tersebut dengan mudahnya menghegemoni dilingkungan remaja sehingga munculah sebuah tren mode. Kemudian memakai dan membeli mengalami pergesaran makna yakni bukan lagi sebagai pemenuh kebutuhan pokok untuk hidup fungsional, tetapi sudah menjadi gaya hidup (lifestyle), tujuanya pun bergeser dari kebutuhan menjadi sebuah hasrat (desire), bahkan menjadi sebuah keinginan untuk mengejar sebuah tren mode yang menjadi sebuah trend setter di khalayak umum agar selalu trendi dan tak ketinggalan sebuah perkembangan sebuah tren. Pada akhirnya semua itu hanya sebagai tontonan khalayak umum, maka dari itu remaja sadar akan sebuah penampakan luar lebih penting timbang isi. Remaja bisa disebut juga sebagai homo materialis dimana manusia hidupnya dikuasai oleh benda-benda (produk trend mode) sehingga terkurung oleh budaya permukaan, penampakan, dan gaya hidup. Pernyataan dan uraian diatas tersebut merupakan cerminan atau potret

65 pengalamanan penulis yang merupakan salah satu remaja yang terpengaruh oleh trend mode, jadi penulis merasakan kehadiran dan keterlibatan dalam permasalahan yang diangkat dalam karya seni grafis cukil kayu.yang terinspirasi oleh trend mode. Melalui karya seni grafis khususnya cukil kayu sebagai media komunikasi dan eksprsesi penulis yakni ingin menyampaikan pesan dan menggambarkan sebuah trend mode (produk-produk fashion) kepada khalayak umum. Penulis memvisualisasikan figure wanita yang berbalut produk trend mode, pengambilan objek dan simbol yang banyak tervisualisasikan di lingkungan remaja yakni pernak pernik produk trend mode seperti sepatu, kemeja, jacket, t-shirt, topi dan lain-lain. Penulis mengibaratkan karya nya seperti halnya manekin-manekin dan poster yang display pada etalase mall atau department store yang menginformasikan tentang macam- macam produk ke khayak umum. Penulis menghadirkan suasana, keriangan secara berlebihan, kecintaan yang mendalam, dan kebahagian yang tegambarkan oleh figure wanita. Oleh karena itu visual figure-figure tersebut berpose memeluk, merangkul dan, berdampingan selalu dengan objek produk tren mode. Penulis berharap dengan adanya gambaran tersebut, maka karya penulis akan menjadi pesan tersendiri bagi audience.

66 B. SARAN Berpijak dari telaah mengenai kebutuhan remaja dalam berpenampilan yang di pengaruhi trend mode, maka kiranya perlu diadakan penyadaran ulang. Merevisi kebijakan sosiologis agar kemungkinan menuju bentuk peradaban yang lebih baik segera terwujud tanpa harus mengurangi nilai dan esensi sebuah modernitas. Pada titik terakhirnya, terciptalah masyarakat yang sadar akan diri sendiri. Kemudian tercapailah sinergi postif antara kemajuan zaman dan kearifan lokal sebagai unsur penyangga ketika budaya ketimuran mulai hilang oleh deru kapitalisme global.

67 DAFTAR PUSTAKA Arfial Arsad Hakim, 1997. Nirmana Dwimatra. Surakarta: UNS Press. Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiono Herusatoto. 2005. Simbolisme dan Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Chaney David. Lifestyles Sebuah Komperhensif. Terj. Nuraeni. Yogyakarta: Jalasutra, 2004. Darmaprawita W.A, Sulasmi. Teori dan Kreativitas penggunaanya. Bandung: Penerbit ITB, 2002. Idi Subandy Ibrahim. Budaya Populer sebagai Komunikasi: Dinamika popcase & mediascape di Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra,2011 Kartika Sony Dharsono, 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains Bandung. K. Langer, Suzanne. Problematika Seni. Terj Fx. Widaryanto. Bandung: SUNAN AMBU PRESS, 2006 Mike Susanto, 2002. Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius. Mulyadi, P. 1994. Pengetahuan Seni. Surakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta Sunarto, 1998. Studio Lukis I. Surakarta: UNS Press. Suryo Suradjijo, 1987, Filsafat Seni II,Surakarta: UNS Press. Sumber lain : (http://gayaterbaru.com/search/trend-street-wear./16/06). (http://gayaterbaru.com/search/tren-sepatu-sneaker.16/06/15). (http://gayaterbaru.com/search/tren-sepatu-boots.16/06/15) (http://www.id.vespa.com/id/magazine/andy-warhol ). (http://gayaterbaru.com/search/trend-street-wear./16/06) (http://kemejaflanel.com/sejarah-kemeja-flanel/). (http://gayaterbaru.com/search/model-celana-chinos/12/05/15).

68 ( https://id.wikipedia.org/wiki/mode). (KBBI ofline Versi 1.3, 2015). (Ensiklopedia Nasional Indonesia jilid 6, 1989:221).