BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan sarana belajar mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERBIJI KEBUN RAYA BATURADEN UNTUK SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS WEBMATERI PROTOZOA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SISWA KELAS X SMA DI NEGERI 1 SEWON

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk. Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III METODE PENELITIAN. produk tertentu, dan menguji keefektifan. Orientasi dari penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development (R&D)). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (Educational Development Research) yang menggariskan langkah-langkah tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul pengayaan materi Keanekaragaman Hayati. Model penelitian pengembangan yang digunakan adalah adaptasi dari langkah-langkah pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development and Production, Implementation dan Evaluation). Model ADDIE merupakan model penyusunan dan pengembangan bahan ajar. B. Waktu dan Tempat Penelitian Proses pengambilan data beberapa tumbuhan berbiji dilaksanakan pada bulan April 2016 bertempat di Kebun Raya Baturaden sedangkan proses penyusunan naskah modul pengayaan dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016 bertempat di FMIPA UNY sedangkan penilaian kualitas modul dilaksanakan pertengahan September 2016 di SMA Negeri 1 Sumpiuh. 51

C. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah modul pengayaan yang digunakan sebagai bahan ajar tentang materi Keanekaragaman Tumbuhan Berbiji untuk kelas X.Subjek penelitian ini terdiri dari responden. Responden terdiri dari 2 (dua) guru biologi dan 15 siswa. Responden terdiri dari 2 (dua) orang guru dan 15 (lima belas )siswa. Guru dan siswa yang menjadi subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria untuk guru yang menjadi subjek penelitian didasarkan pada kualifikasi yaitu seorang yang berprofesi sebagai guru biologi serta mengajar materi Keanekaragaman Hayati. Sedangkan siswa yang menjadi subjek penelitian didasarkan pada siswa yang telah tuntas dalam materi Keanekaragaman Hayati, dalam hal ini berarti siswa memiliki nilai ulangan harian diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar/sekitar 75. Hal ini bertujuan supaya siswa dapat menilai dengan baik dan memberikan masukan mengenai kualitas modul. D. Setting Penelitian Penyusunan modul pengayaan materi keanekaragaman hayati menggunakan adaptasi dari model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Developmentand Production, Implementation dan Evaluation). Model ini merupakan model penyusunan dan pengembangan bahan ajar. Menurut Purwanto dan Ida Malati (dalam Dewi Padmo,2004:418), prosedur penyusunan bahan ajar adalah identik dengan kegiatan mengajar. Prosedur 52

yang ditempuh dalam menulis bahan ajar identik juga pula dengan prosedur yang ditempuh dalam kegiatan mengajar. Dalam kegiatan mengajar,tenaga pengajar biasanya menerapkan prosedur pengembangan sistem pembelajaran. Setiap model pengembangan sistem pembelajaran tersebut ternyata terdapat lima tahapan besar. Lima tahapan tersebut adalah tahap analisis,perancangan, pengembangan dan produksi, uji coba, dan evaluasi. Penulisan bahan ajar dilakukan melalui berbagai tahapan berikut: 1. Tahap Analisis (Analysis) Tahap ini meliputi analisis kompetensi, analisis karakteristik siswa dan analisis instruksional. a. Analisis kompetensi (analisis kurikulum) Analisis dilakukan pada kurikulum dengan mengidentifikasi kompetensi yang ada untuk memahami kedalaman dan keluasan kompetensi yang harus dikembangkan. Standar Kompetensi (SK) pada materi Keanekaragaman Hayati ialah menjelaskan tentang prinsip pengelompokan makhluk hidup. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) ialah mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan. b. Analisis karakteristik siswa Pada analisis ini dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi siswa yang akan menggunakan modul. Siswa yang akan menggunakan modul ini adalah siswa yang sudah memenuhi KKM, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan awal peserta didik dapat dikatakan tinggi karena sudah memenuhi KKM materi 53

Keanekaragaman Hayati. c. Analisis instruksional Analisis ini disebut juga analisis pembelajaran. Analisis ini dilakukan dengan cara menjabarkan kompetensi umum yang ada pada kurikulum menjadi kompetensi-kompetensi khusus dan kemudian menentukan urutannya. Hasil dari analisis instruksional ini ialah seperti apa topik atau pokok bahasan yang menjadi judul bab dari modul yang akan ditulis. 2. Tahap Perancangan (Design) Tahap ini dilakukan setelah tahap analisis selesai. Pada tahap ini meliputi penyusunan kerangka modul (outline),penentuan sistematika dan perencanaan alat evaluasi. a. Penyusunan kerangka modul(outline) Berdasarkan peta kompetensi yang disusun suatu kerangka isi modul. Kerangka ini sudah menggambarkan keseluruhan isi materi yang tercakup dalam modul tersebut, serta urutan penyajiannya yang memuat antara lain: 1) Judul bab atau bagian modul. 2) Komponen-komponen modul lengkap seperti pendahuluan,urutan dan penutup. 3) Aspek-aspek pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi yang ada dalam modul tersebut. 54

b. Penentuan sistematika Penulis harus menentukan sistematika modul pengayaan yang akan ditulis. Pada tahap ini penulis juga menentukan urutan strategi penyajian materi dan jenis ilustrasi atau visualisasi yang digunakan untuk acuan pembuatan modul yang akan dikembangkan. c. Perencanaan alat evaluasi Menentukan jenis dan alat evaluasi yang digunakan serta jenis, latihan dan uji kompetensi yang akan digunakan dalam modul. Evaluasi ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan uraian terdiri dari item soal dan pilihan item jawaban serta dilengkapi dengan kunci jawaban. 3. Tahap Pengembangan dan Produksi (Developmentand Production) Tahap ini terediri dari empat langkah spesifik yaitu pra penulisan, penyusunan draft, penyuntingan, dan revisi. a. Pra penulisan Pengumpulan referensi yang mendukung dari segi materi dengan mengambil fakta dan konsep yang merupakan hasil penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan berbiji. Referensi juga diperoleh dari buku dan internet. Setelah itu mengadakan kajian referensi atau pustaka untuk memilih referensi yang cocok dimasukkan kedalam draft. Pada tahap ini penulis juga menyiapkan segala keperluan menulis. b. Penyusunan draft Kegiatan penulisan draft ini dilakukan bagian demi bagian 55

sesuai dengan kerangka yang telah disusun. Bahan ajar dalam bentuk modul disusun sehingga didapatkan produk awal modul pengayaan yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. c. Penyuntingan (review-edit) Produk awal tersebut kemudian dikaji oleh beberapa reviewer, Reviewer yang berperan dalam penyuntingan adalah ahli media dan ahli materi atau dosen yang terkait. Keterlibatan ahli media ialah untuk mengkaji dari aspek media dengan mengisi instrumen berupa angket pengembangan modul. Sedangkan keterlibatan ahli materi ialah mengkaji dari aspek materi berupa kesalahan-kesalahan konsep yang terdapat pada modul tersebut dengan mengisi instrumen berupa angket pengembangan modul. Penilaian dan pengkajian tersebut melihat dari empat aspek yaitu aspek desain pembelajaran, aspek materi, aspek bahasa dan visualisasi modul. Pengkajian ini diarahkan untuk penilaian formatif dengantujuan untuk memperoleh saran dan masukan untuk penyempurnaan sehingga modul pengayaan ini terhindar dari kesalahan penulisan maupun konsep. Sesuai dengan arahan dosen pembimbing pertama dan ketua jurusan pendidikan biologi, bagian ini dilaksanakan oleh dosen pembimbing kedua. d. Revisi Berdasarkan hasil penyuntingan dilakukan revisi atau perbaikan. Penyempuranaan atau revisi dilakukan oleh peneliti sesuai masukan serta saran yang sesuai dari reviewer. 56

4. Tahap Implementasi (Implementation) Pada tahap ini naskah modul yang telah dihasilkan selanjutnya dapat digunakan langsung atau dicobakan secara terbatas. Menurut Arif Sudiman (2003:11), ujicoba kelompok kecil dilakukan pada 10-20 orang. Uji coba terbatas ini mengandung maksud untuk memperoleh masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan (responden) terhadap kualitas modul pengayaan tersebut. Pihak yang berpartisipasi dalam ujicoba terbatas ini ialah guru biologi dan calon pengguna. Uji coba dilakukan secara terbatas oleh siswa adalah dengan cara one to one. Cara one to one merupakan cara yang dilakukan dengan cara memilih siswa yang sudah memenuhi ketuntasan belajar pada materi Keanekaragaman Hayati, kemudian mereka diberikan waktu untuk mempelajari, menggunakan serta menjawab pertanyaan yang ada. Mereka boleh mempelajari modul disekolah ataupun dirumah. Setelah itu mereka diberi angket penilaian untuk mengetahui kualitas modul pengayaan tersebut. 5. Evaluasi (Evaluation) Setelah diuji cobakan secara terbatas sebaiknya modul pengayaan dievaluasi untuk mengetahui keefektivitasannya. Kegiatan evaluasi ini biasanya dilakukan oleh pihak ketiga yang independen. Karena keterbatasan penelitian ini, tahap evaluasi tidak dilakukan. Tahap evaluasi ini memerlukan pihak penilai yang independen secara luas. Tahap prosedur penelitian pengembangan ini dapat dilihat dilembar sebaliknya. 57

Tahap Analisis Tahap Penyusunan Kerangka Modul Tahap Penentuan Sistematika Tahap Perancangan Alat Evaluasi Tahap Pengumpulan dan Kajian Referensi Tahap Penyusunan Draft Dosen Revisi I Produk Awal Dosen Pembimbing Revisi II Naskah Modul 2 Guru Biologi Uji Coba 15 Siswa Kelas X Analisis Data Revisi III Produk : Modul pengayaan materi Keanekaragaman Tumbuhan Berbiji Gambar 6. Bagan Tahapan Prosedur Penelitian 58

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Proses Pengembangan Modul Proses pengembangan modul langsung dinilai dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Penyusun mendapatkan beberapa catatan yang terkait peningkatan kualitas modul. 2. Instrumen Penilaian Kualitas Modul Instrumen untuk menilai kualitas modul berupa lembar angket penilaian modul. Lembar angket penilaian ini menggunakan instrumen yang berupa lembar checklist. Instrumen penilaian kualitas modul ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengetahui persetujuan atau penolakan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 225). a. Angket penilaian untuk guru Angket penilaian untuk guru menggunakan 5 (lima) alternatif jawaban yaitu Sangat Kurang (SK),Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB), Angket ini akan diisi oleh 2 orang guru biologi. b. Lembar tanggapan untuk siswa. Lembar tanggapan untuk siswa menggunakan 4 (empat) alternatif jawaban yaitu Sangat baik (SS), Baik (S), Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK). Lembar tanggapan ini akan diisi oleh 15 (Lima Belas) siswa. Hasil penilaian dari guru dan siswa merupakan penelitian yang akan dianalisis. 59

Tujuan penilaian responden ialah untuk mengetahui apakah kualitas modul yang disusun telah memenuhi kriteria modul yang baik. Kriteria yang digunakan untuk penilaian kualitas modul ini merupakan modifikasi dari kriteria dalam mengevaluasi modul menurut Bambang Warsita dalam buku Teknologi Pembelajaran. c. Desain pembelajaran Kriteria yang berkaitan dengan desain pembelajaran yang ada dalam bahan ajar cetak (modul) adalah sebagai berikut: 1) Kejelasan tujuan. 2) Ketepatan format sajian. 3) Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. d. Materi atau content Kriteria yang berkaitan dengan materi atau content yang ada dalam bahan ajar cetak (modul) adalah sebagai berikut: 1) Kebenaran materi. 2) Kedalaman dan keluasan materi. 3) Kekomprehensifan materi. 4) Kesesuian materi dengan kurikulum yang berlaku. 5) Kesesuaian contoh, ilustrasi dengan materi. 6) Tes, tugas, latihan mendukung penguasaan materi. e. Keterbacaan modul Kriteria yang berkaitan dengan keterbacaan modul yang ada dalam bahan ajar cetak (modul ) adalah sebagai berikut: 60

1) Struktur kalimat. 2) Kejelasan judul. 3) Sistematika penyajian. 4) Penggunaan kata dan istilah. 5) Kemudahan bahasa. 6) Kemenarikan dan kesesuaian bahasa dengan lingkungan peserta didik. f. Visualisasi modul Kriteria yang berkaitan dengan visualisasi modul yang ada dalam bahan ajar cetak (modul) adalah sebagai berikut: 1) Mempermudah pemahaman. 2) Mendorong minat peserta didik untuk belajar. 3) Memperkuat daya ingat. 4) Menyederhanakan informasi yang sulit. F. Cara Pengumpulan Data 1. Data mengenai masukan dan saran untuk pengembangan penyusunan modul berupa data deskriptif didapatkan dari angket pengembangan modul yang dipaparkan atau disampaikan oleh dosen pembimbing. 2. Data mengenai penelitian kualitas modul untuk mengetahui kualitas modul pengayaan didapatkan dari angket penilaian modul yang diberikan kepada guru dan tanggapan siswa. G. Validasi Instrumen Instrumen yang digunakan perlu diuji kesahihan atau validitasnya. 61

Validitas mempunyai arti sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arief Furchan, 2007: 293). Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur. Hasil validitas menunjukkan derajat validitas tinggi, sedang, dan rendah (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 228). Instrumen penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dengan menggunakan validasi konstruk yaitu validasi yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil pegukuran benar-benar bermakna, atau dapat diinterpretasikan, atau dengan kata lain apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mampu mengukur. Peneliti berkonsultasi atau menerima masukkan dari dosen pembimbing. Hasil validasi tersebut adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. H. Teknik Analisis Data 1. Data Proses Pengembangan Modul Pengayaan Data proses pengembangan modul yang didapatkan berupa data masukan dan saran. Data ini diperoleh dari hasil penilaian dosen pembimbing. Data masukkan dan saran merupakan data deskriptif. Data tersebut dianalisis. Saran yang dianggap relevan digunakan sebagai acuan untuk revisi modul. 2. Data Kualitas Modul Pengayaan Data kualitas modul pengayaan merupakan data kualitatif. Data tersebut diperoleh dari lembar angket penilaian guru dan angket tanggapan siswa. Jika guru menilai sangat baik terhadap pernyataan yang disajikan 62

dalam instrumen pada tiap aspek, berarti guru menilai tingkat kualitas modul sangat baik. Jika guru menilai kurang atau sangat kurang terhadap pernyataan yang disajikan dalam instrumen pada tiap aspek, berarti guru menilai tingkat kualitas modul kurang atau sangat kurang. Penilaian dengan kategori kurang dan sangat kurang akan disajikan penulis sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan akhir modul. Kualitas modul pengayaan terdiri dari 5 (lima) kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Untuk mendapatkan kualitas modul perlu dilakukan analisis dengan langkah sebagai berikut: a. Pengubahan hasil penilaian dari guru dari bentuk kualitatif ke bentuk kuantitatif berupa skor tertentu dengan ketentuan sebagai berikut: SK (Sangat Kurang) = 1 K (Kurang) = 2 B (Baik) = 3 SB (Sangat Baik) = 4 b. Menghitung skor rata-rata dari tiap sub aspek yang dinilai dengan rumus kemudian menjumlahkan skor rata-rata sub aspek sehingga didapatkan skor rata-rata tiap aspek (Sumanto, 1995: 210): Keterangan: = skorrata-rata = jumlah skor 63

= jumlah reviewer c. Menghitung skor rata-rata tiap aspek kualitas menjadi nilai kuantitatif sesuai kriteria penilaian. Penjabaran konversi nilai tiap aspek kriteria menjadi nilai kuantitatif terlihat pada tabel 1 berikut ini (Anas Sudijono, 1997: 157-161). Tabel 1. Kriteria Kategori Penilaian Ideal TiapAspek Keterangan: Mi =Mean Ideal SBi=Simpangan Baku ideal Skor tertinggi ideal = Jumlah butir kriteria X skor tertinggi. Skor terendah ideal = Jumlah butir kriteria X skor terendah. 3. Data Tanggapan Siswa Terhadap Modul Pengayaan Siswa memiliki peran dalam memberikan tanggapannya. Terdapat 4 (empat) aspek yang dinilai yaitu kemudahan pemahaman, kemandirian belajar, penyajian, dan pelaksanaan. Kriteria tanggapan yang akan dipilih 64

siswa untuk tiap aspek yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Data tanggapan yang terkumpul dari siswa dihitung dengan cara menghitung frekuensi atau banyaknya kriteria yang muncul untuk tiap aspek, kemudian mempresentasekannya. Setelah itu menentukan nilai ratarata tiap kriteria pada keempat aspek. Data tanggapan tiap kriteria kemudian dijabarkan dalam bentuk diagram batang. Cara perhitungan presentase tiap aspek ialah sebagai berikut: 65