IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

Transkripsi:

21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk majemuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, bobot segar serta bobot kering tanaman tetapi interaksinya hanya berpengaruh terhadap bobot segar tanaman (Tabel 1). Tabel 1. Rekapitulasi pengaruh pemupukan organik sludge limbah tapioka dan pemupukan takaran NPK terhadap pertumbuhan dan produksi pakchoy Variabel Pengamatan Limbah NPK Limbah sludge x NPK sludge Tinggi Tanaman * * tn Jumlah Daun * * tn Bobot Segar * * * Bobot Kering * * tn Keterangan: * : Berbeda nyata pada α = 5% tn : Tidak Berbeda Nyata pada α = 5% 4.1.1 Tinggi tanaman Tinggi tanaman yang diberi perlakuan sludge limbah tapioka rata-rata 29,65 cm dan lebih panjang 1,37 cm (4,62 %) daripada tinggi tanaman tanpa perlakuan sludge limbah tapioka (28,28 cm). Sementara pengaruh pupuk NPK menghasilkan tanaman tertinggi pada dosis 100 g NPK/m 2 mencapai 30,61 cm,

22 rata-rata lebih panjang antara 1,47 cm (4,74 %) sampai 3,07 cm ( 9,83 %) daripada perlakuan lainnya (Tabel 2). Tabel 2. Pengaruh pemupukan organik sludge limbah tapioka dan pemupukan takaran NPK terhadap tinggi tanaman pakchoy. Tinggi Tanaman (cm) Limbah (sludge) Tanpa sludge 28,28 B Sludge 5kg/m 2 29,65 A BNJ α 5% 0,59 NPK 0 g/m 2 NPK 27,60 B 50 g/m 2 NPK 28,91 B 30,61 A 29,16 AB 28,55 AB 100 g/m 2 NPK 150 g/m 2 NPK 200 g/m 2 NPK BNJ α 5% 1,36 Keterangan : Dua nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama tidak menunjukkan adanya perbedaan berdasarkan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5 %. 4.1.2 Jumlah daun Jumlah daun yang diberi perlakuan sludge limbah tapioka rata-rata 16,58 helai dan lebih banyak 2,65 helai ( 15,98%) daripada jumlah daun tanpa perlakuan sludge limbah tapioka 14,93 helai. Sementara pengaruh pupuk NPK menghasilkan terbanyak terjadi pada dosis 100 g NPK/m 2 mencapai 17,66 helai, rata-rata lebih banyak antara helai 3,86 helai ( 21,85%) sampai1,73 helai ( 9,79%) daripada perlakuan lainnya (Tabel 3).

23 Tabel 3. Pengaruh pemupukan organik sludge limbah tapioka dan pemupukan takaran NPK terhadap jumlah daun tanaman pakchoy. Jumlah daun (helai) Limbah (sludge) Tanpa sludge 14,93 B Sludge 5kg/m 2 16,58 A BNJ α 5% 1,30 NPK 0 g/m 2 NPK 15,93 AB 13,80 B 17,66 A 15,76 AB 15,63 AB 50 g/m 2 NPK 100 g/m 2 NPK 150 g/m 2 NPK 200 g/m 2 NPK BNJ α 5% 2,97 Keterangan : Dua nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama tidak menunjukkan adanya perbedaan berdasarkan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5 %. 4.1.3 Bobot Segar. Pada perlakuan tanpa sludge limbah tapioka, bobot segar tanaman pakchoy tertinggi diperoleh pada perlakuan 50 dan 100 g NPK, sementara pada perlakuan pemberian sludge limbah tapioka 5kg/m 2 bobot segar tanaman pakchoy tertinggi terjadi pada perlakuan 100 g NPK, hal ini dapat dilihat pada (Tabel 4). Tabel 4. Respons pemberian pupuk NPK dan penambahan sludge limbah tapioka terhadap variabel pengamatan bobot segar tanaman pakchoy. Pupuk NPK Sludge 0 gr/m 2 50 gr/m 2 100 gr/m 2 150 gr/m 2 200 gr/m 2 0 kg/m 2 A A A A A 215,93 a 311,00 a 380,61 a 309,38 a 315,56 a 5 kg/m 2 B B A A AB 312,59 a 328,94 a 574,19 b 535,68 b 439,02 a BNJ 0,05 141,09 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama ( huruf kecil dibaca vertical, dan huruf besar dibaca horizontal ) tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf 5 %.

24 4.1.4 Bobot kering Bobot kering yang diberi perlakuan sludge limbah tapioka rata-rata 26,74 g dan lebih berat 2,76 cm ( 10,32%) daripada bobot kering tanpa perlakuan sludge limbah tapioka 23,98 g. Sementara pengaruh pupuk NPK menghasilkan tertinggi terjadi pada dosis 100 g NPK/m 2 mencapai 30,20 cm, rata-rata lebih berat antara 9,37 g( 31,02%) sampai 4,01 g ( 13,27%) daripada perlakuan lainnya dapat dilihat pada (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh pemupukan organik sludge limbah tapioka dan pemupukan takaran NPK terhadap bobot kering tanaman pakchoy. Bobot kering (g) Limbah (sludge) Tanpa sludge 23,98 B Sludge 5kg/m 2 26,74 A BNJ α 5% 2,10 NPK 0 g/m 2 NPK 20,83 C 50 g/m 2 NPK 23,48 BC 100 g/m 2 NPK 30,20 A 150 g/m 2 NPK 26,11 AB 200 g/m 2 NPK 26,19AB BNJ α 5% 4,78 Keterangan : Dua nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama tidak menunjukkan adanya perbedaan berdasarkan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf nyata 5 %. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis ragam variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan bobot kering tanaman pemberian sludge limbah tapioka 5 kg/m 2 dan NPK 100 g/m 2 memberikan hasil yang terbaik namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya.

25 Tanaman pakchoy memerlukan pemupukan yang cukup, sehingga apabila ditanam pada tanah yang memiliki kandungan pupuk yang rendah perlu dilakukan pemupukan. Dengan demikian pada penelitian ini digunakan sludge limbah tapioka sebagai bahan organik yang kaya akan unsur hara yang disertai dengan penambahan pupuk NPK sebagai sumber unsur hara makro nitrogen, fosfor, dan kalium. Sludge limbah tapioka merupakan salah satu pupuk organik dengan kandungan nitrogen yang tinggi. Sludge limbah tapioka memiliki kandungan C/N rasio sebesar 18,01, sedangkan pada setiap 100 gram sludge mengandung Nitrogen 322,15, Fosfor 338,54, Kalium 662,91, Magnesium 329,72, dan Kalsium 664,42 yang tinggi, (Maulida, 2000) sehingga dapat digunakan sebagai pupuk. Oleh sebab itu, sludge limbah tapioka yang digunakan sebagai perlakuan bermanfaat dalam hal perbaikan sifat fisik tanah terhadap variabel yang diamati. Variabel tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar, dan bobot kering tanaman sangat erat hubungannya dengan pemberian usur hara nitrogen (N). Menurut Novizan (2010), fungsi nitrogen (N) berperan penting terutama untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, untuk pembentukan klorofil yang menyebabkan warna daun menjadi lebih hijau, meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan pelapukan bahan organik tanah. Oleh karena itu, pemberian nitrogen yang optimal dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk NPK memiliki peningkatan nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar, dan bobot kering tanaman pakchoy. Samadi (2009) menyarankan 300 kg/ha, berdasarkan perhitungan dari hasil

26 penelitian yang saya dapatkan diketahui bahwa pemberian NPK dengan dosis 100 g/m 2 sudah mendapatkan hasil yang baik yaitu 574,19 g/m 2 bobot segar, sedangkan dengan pemberian pupuk NPK dengan dosis sebanyak 200 g/m 2 dapat menurunkan kualitas pakchoy, berdasarkan beberapa variabel yang diamati. Hal ini diduga penambahan sludge limbah tapioka pada media tanah sebelum penanaman memberikan suplai unsur hara yang tinggi, sehingga dengan penambahan pupuk NPK sebanyak 100 g/m 2 sudah mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Namun pemberian pupuk dengan dosis 200 g/m 2 menyebabkan suplai unsur hara terutama nitrogen berlebih sehingga kualitas tanaman menurun, hal ini terlihat pada daun tanaman yang sekulen (mudah terserang penyakit dan hama), mudah patah, dan berwarna hijau gelap. Pada tanaman yang diberi perlakuan 200 g/m 2 memiliki daun dengan warna hijau pekat dan mudah terserang hama (sekulen). Menurut Irvan (2013) pemberian N yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman keracunan sehingga produktivitas tanaman menurun bahkan menyebabkan nekrotik (kematian jaringan tanaman). Pemberian sludge limbah tapioka berpengaruh terhadap penambahan dosis NPK 100 g/m 2 pada variabel bobot segar pakchoy. Hal ini disebabkan bahwa sludge limbah tapioka berdasarkan hasil analisis Maulida (2000), mengandung unsur hara berupa nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan kalsium yang tinggi sehingga dengan adanya penambahan dosis pupuk NPK yang diberikan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik berupa sludge limbah tapioka dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga kandungan air tanah lebih tersedia, kapasitas tukar kation (KTK) tanah meningkat sehingga efisiensi serapan hara meningkat. Purbayanti et al. (1998) menjelaskan

27 bahwa sifat kimia tanah sangat dipengaruhi oleh adanya bahan organik didalam tanah yang berperan dalam memperbaiki aerasi, ph tanah, dan KTK. Dengan demikian penambahan sludge dapat mengefisiensikan pemberian pupuk NPK pada tanah. Dartius (1997), menjelaskan pemberian sludge kelapa sawit dengan dosis 16,9 ton/ha dengan penambahan pupuk NPK dosis minimum menghasilkan produksi sebesar 1,61 ton/ha pada tanaman sawi. Rosliani (2002), menjelaskan fungsi NPK adalah membantu pada proses pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy karena NPK menyediakan unsur hara yang dapat langsung diserap oleh tanaman. Pangaribuan (1998), menjelaskan bahwa sludge tapioka berfungsi sebagai pencegah kehilangan hara karena bahan organik mempunyai kapasitas pertukaran ion yang tinggi sehingga mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan kesuburan tanah. Residu bahan organik akan berpengaruh baik pada tanaman berikutnya dibandingkan hanya menggunakan pupuk anorganik saja.