dari produksi krisan potong tipe standar untuk orientasi PAD, yaitu sebesar 86, rupiah. Sedangkan dari hasil analisis pendapatan ekonomi,

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

Oleh : Tanti Novianti A

ANALISIS BIAYA SUMBERDAYA DOMESTIK USAHA PENGOLAHAN IKAN TERI NASI KERING

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

ANALISIS DAYA SAING APEL TROPIS DI KOTA BATU. Titin agustina *) ABSTRACT. Key word : Competitive advantage, Comparative advatage, Batu Apple

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

DWIYANlP HENDRAWATL Efisiensi Pengusahaan Gula Tebu di Lahan Sawah Dengan Analisis Biaya Sumberdaya Domestik (Dibawah biiigan RITA NJRMALINA SURYANA)

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

r ANALISIS BiAYA SUMBERDAYA DOMESTIK UNTUK MENGETAHUI

IV. METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA ( Studi Kasus : Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborong-Borong) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999 mengamanatkan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

IV. METODE PENELITIAN

PERNYATAAN ORISINALITAS...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS SENSITIVITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

kupersembnhkan kergn keeil ini buet; WJemn, flelson, aettg, den Juliantg tercintn

kupersembnhkan kergn keeil ini buet; WJemn, flelson, aettg, den Juliantg tercintn

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

Tinjauan Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

I. PENDAHULUAN kemudian diolah dengan melakukan perajangan, fermentasi, dan pengeringan,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

Transkripsi:

YUNITA WAHYUDI. Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Produksi Krisan Potong dengan Menggunakan Analisis Biaya Sumberdaya Domestik (Studi Kasus di PT. X, Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi- Cipanas, Jawa Barat), dibawah bimbingan Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS. Total hasil industri bunga -nasional diperkirakan pada tahun 1996 adalah sebesar Rp. 57,s milyar atas dasar pengamatan konsumsi dan terus bertumbuh sebesar 15-25% untuk mencapai nilai permintaan dalam negeri Rp. 428 milyar pada tahun 2005. (ASBINDO, 1997). Hal ini menunjukkan bahwa bisnis bunga dalam negeri mencakup nilai transaksi yang tidak kecil dan melibatkan banyak tenaga manusia. Selain itu permintaan bunga potong krisan dunia sampai saat ini belum dapat diimbangi dengan produksi yang ada. Hal ini disebabkan karena semakin mahalnya lahan dan tenaga kerja di negara-negara maju. Dari informasi di atas dapat dilihat bahwa perkembangan permintaan hortikultura Indonesia, termasuk bunga potong cukup prospektif. Namun demikian, usaha bunga potong krisan ini memerlukan su~nberdaya (modal, lahan, dan lain-lain) yang tidak sedikit, sedangkan sumberdaya yang tersisa semakin terbatas sehingga harus diusahakan seefisien mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh dari pengusahaan krisan potong, baik dari sisi finansial maupun ekonomi; tingkat keung.qian komparatif dan kompetitif pengusahaan krisan potocg serta untuk ~ dan kompetitif. Data penelitian yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiii dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan dan wawancara di PT. X. Data sekunder diperoleh dari lembaga dan instansi terkait. Hasil analisis pendapatan finansial maupun ekonomi menunjukkan bahwa pengusahaan krisan potong di PT. X pada tipe spray maupun standar menguntungkan untuk kedua orientasi perdagangan, yaitu promosi ekspor (PE) dan perdagangan antardaerah (FAD). Hal ini ditunjukkan dari nilainya yang positif. Pada analisis pendapatan finansial per seribu tangkai krisan potong, pendapatan terbesar diperoleh

~. dari produksi krisan potong tipe standar untuk orientasi PAD, yaitu sebesar 86,050.23 rupiah. Sedangkan dari hasil analisis pendapatan ekonomi, pendapatan yang terbesar diperoleh dari produksi krisan potong tipe standar untuk orientasi PE, yaitu sebesar 679,106.66 rupiah. Adanya perbedaan pada kedua pendapatan tersebut disebabkan oleh perbedaan dasar penilaian harga input dan output. Dilihat dari hasil perhitungan nilai BSD dan koefisien BSD (KBSD) pengusahaan krisan potong tipe spray dan standar untuk orientasi PE dan orientasi PAD di lokasi penelitian, yaitu di PT. X, berkisar antara Rp 3,112.89lUS $ hingga Rp 4,757.26111s $ seluruhnya lebih kecil dari harga bayangan nilai tukar uang yang bernilai 7,667.00 rupiah per dolar, artinya untuk menghasilkan satu satuan unit devisa hanya diperlukan harga bayangan nilai tukar uang sebesar 7,667.00 rupiah per dolar. Sedangkan DSD di kedua tipe krisan potong dan kedua orientasi perdagangan tersebut bernilai kurang dari satu, berkisar antara 0.406 hingga 0.620, berarti untuk menghasilkan satu satuan devisa yang dinilai dengan harga bayangan nilai tukar uang hanya diperlukan pengorbanan sebesar 0.406 hingga 0.620. Hal ini mencerminkan bahwa produksi krisan potong baik tipe spray maupun tipe standar di PT. X mempunyai keunggulan komparatif dan dapat dikatakan efisien secara ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya domestik. Secara ekonomi pengusahaan krisan potong di PT. X yang paling efisien dalam menghemat sumberdaya domestik adalah jika diusahakan pada krisan potong tipe standar dengan orientasi perdagangan promosi ekspor. uruh tipe danorientasi perdagangan krisanpotong di PT: Xmempunyai ~ nilai BSDh yang lebih kecil dari nilai tukar uang resmi yang berlaku yaitu sebesar 7 598 rupiah per dolar AS. Hal ini menyebabkan nilai KBSD" lebih kecil dari satu, pang nilainya berkisar antara 0.861 sampai 0.948, sehingga dapat dikatakan menipunyai keunggulan kompetitif dan dapat bersaing di pasar internasional dengan asumsi adanya sisitem pemasaran dan intervensi dari pemerintah. Nilai KBSD* yang terendah adalah : krisan potong tipe standar- dengan orientasi perdagangan antardaerah, menandakan bahwa krisan potong tersebut lebih memiliki keunggulan kompetitif. Dengan demikian, perusahaan akan lebih untung bila pengusahaankrisan