UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DI MAIN NURSERY

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU Hp

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR AZOLLA (Azolla pinnata) PADA PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS ABU BOILER PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA (Main Nursery)

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

ISSN Abstract

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA PEMBIBITAN UTAMA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L) PADA INCEPTISOL DENGAN APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PEMBERIAN KOMPOS TKKS DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH CAIR BIOGAS PADA MEDIA TOPSOIL DAN SUBSOIL UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN SERAPAN KALIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN-NURSERY DENGAN EFEK SISA PEMUPUKAN PADA BEBERAPA MEDIUM TUMBUH

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

APLIKASI TRICHOKOMPOS DAN PUPUK NPK PADA BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DI MEDIUM GAMBUT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

Pertambahan luas areal pertanaman kelapa sawit dari tahun ke tahun di karenakan

APLIKASI TRICHO-KOMPOS JERAMI PADI DAN ABU SERBUK GERGAJI PADA PEMBIBITAN AWAL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) F ahmi, Sampoerno, Armaini

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK NUTRISI ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH LAMA PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

APLIKASI PUPUK NPK TABLET DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MAIN NURSERY DI MEDIUM SUBSOIL TANAH ULTISOL

UJI PEMBERIAN KOMPOS Azolla microphylla PADA PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MINI

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.)

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS NUTRIFARM AG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao)

Effect Of Giving Composted Contains Cow Rumen and NPK Fertilizer On The Palm Oil Seed Growth (Elaeis guineensis Jacq.

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

TEKNIK PEMBERIAN DAN DOSIS PAKET PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR BIOGAS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) PADA STUM MINI KLON PB 260

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR PADA KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP BIBIT KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa) PADA TANAH INCEPTISOL DENGAN APLIKASI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY AKIBAT PEMBERIAN PUPUK MELALUI DAUN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

PENGARUH PEMBERIAN NIGHSOIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Erg) KLON UNGGUL PENGHASIL LATEKS-KAYU PADA MEDIUM YANG MENGGUNAKAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassicca rapa L) MELALUI APLIKASI BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora pierre) DI BAWAH NAUNGAN TANAMAN KELAPA SAWIT

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK PADA MEDIUM GAMBUT

CP :

KLOROFIL XII - 1 : 47 51, Juni 2017 ISSN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN LIMBAH CAIR BIOGAS PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) GIVING BIOSLURRY ON THE OF MUSTARD PLANT

Transkripsi:

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL TEST OF SOME Azolla pinnata LIQUID FERTILIZER CONCENTRATION ON THE GROWTH OF OIL PALM SEEDS (Elaeis guineensis Jacq.) IN PRE NURSERY Prami Astuti 1, Ir. Sampoerno, MBA 2, Ir. Ardian, MS 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau pramiastutirupi@gmail.com (082384255791) ABSTRACT The research about Test Of Some Azolla pinnata Liquid Fertilizer Concentration On The Growth Of Oil Palm Seeds (Elaeis guineensis Jacq.) In Pre Nursery has been done in the experimental garden of Agriculture s Faculty, University of Riau. This study aimed to determine the effect of Azolla pinnata liquid fertilizer and get the best concentration for the growth of oil palm seeds in the pre nursery. This Research was caried out experiments using a Completely Randomized Design (CRD), which consists of 5 treatments and 4 replications, the treatments were A1: Azolla liquid fertilizer concentration 50 g/l, A2: Azolla liquid fertilizer concentration 75 g/l, A3: Azolla liquid fertilizer concentration 100 g/l, A4: Azolla liquid fertilizer concentration 125 g/l, A5: Azolla liquid fertilizer concentration of 150 g/l. The results show the Azolla liquid fertilizer significantly effected on plant height, number of leave, stem diameter and dry weight of plant, but not significantly effected root crown ratio. Azolla liquid fertilizer application at a concentration of 100 g/l and 125 g/l gives the best result and increasing the growth of oil palm seeds in pre nursery. Keywords: Azolla liquid fertilizer, oil palm, pre nursery PENDAHULUAN Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini merupakan komoditas andalan memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan salah satu sentra tanaman kelapa sawit di Indonesia, Badan Pusat Statistik Riau (2012), mencatat luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Riau pada tahun 2009 seluas 1.925.341 ha dengan produksi sebesar 5.932.308 ton CPO, pada tahun 2010 seluasi 2.103.174 ha dengan produksi sebesar 6.293.542 ton CPO dan pada tahun 2011 telah mencapai 2.256.538 ha atau 27,82% dari luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia dengan produksi 6.932.572 ton CPO. Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun luas lahan dan produksi kelapa sawit di Riau terus mengalami peningkatan. Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit tersebut diikuti dengan peningkatan kebutuhan bibit kelapa sawit sebagai bahan tanam, baik untuk penanaman baru maupun untuk replanting. Pembibitan kelapa sawit merupakan titik awal yang menentukan pertumbuhan kelapa sawit di lapangan. Pemeliharaan intensif pada bibit sawit yang masih berada di polybag akan menghasilkan bibit yang berkualitas sebelum ditanam di lapangan.

Pemberian pupuk dalam pembibitan merupakan salah satu faktor penting agar bibit dapat tumbuh dengan baik. Pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan dan umur bibit. Penggunaan pupuk yang sering diaplikasikan pada bibit kelapa sawit di pre nusery ialah dalam bentuk cair. Penggunaan pupuk cair pada bibit dapat lebih mudah diserap oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Pupuk cair dapat dibuat dari tanaman yang mengandung unsur hara tinggi, seperti penggunaan Azolla pinnata. Tanaman Azolla memiliki kandungan hara N yang tinggi, sehingga penggunaannya dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Menurut Maffuchah (1994) Azolla mengandung 4,5% nitrogen (N) didasarkan pada berat keringnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kosentrasi pupuk cair Azolla pinnata dan mendapatkan konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan awal. Kandungan N yang tinggi pada Azolla dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan vegatatifnya, seperti daun, batang dan akar. Djojosoewito (2000) pupuk Azolla memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk organik lainnya seperti kandungan hara lebih tinggi dan tidak tercemar logam berat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya Kelurahan Simpang Baru Panam, Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dari Februari sampai Juni 2014 dimulai dari persiapan penelitian sampai pengamatan akhir. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pupuk cair Azolla, aquades, tanah top soil, polybag 15 cm x 20 cm kapasitas 4 kg, seding net, pupuk kandang, pelepah sawit dan kecambah kelapa sawit. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, plastik, blender, parang, timbangan, ayakan, gelas ukur, gembor, hand sprayer, oven, botol, karung goni, alat tulis, alat dokumentasi dan alat penunjang lainnya. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan dan masing-masing unit percobaan terdiri dari 3 tanaman. Adapun perlakuannya terdiri dari: A1: Pupuk cair Azolla konsentrasi 50 g/l, A2: Pupuk cair Azolla konsentrasi 75 g/l, A3: Pupuk cair Azolla konsentrasi 100 g/l, A4: Pupuk cair Azolla konsentrasi 125 g/l, A5: Pupuk cair Azolla konsentrasi 150 g/l. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Sidik Ragam dan jika menunjukkan adanya pengaruh nyata, dilanjutkan dengan Uji Lanjut Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Penelitian ini dimulai dari pembuatan pupuk cair Azolla pinnata, penyiapan media tanam, pemberian label, pembuatan naungan, penanaman kecambah, pemberian perlakuan dan pemeliharaan. Pengamatan yang dilakukan yaitu pada tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, rasio tajuk akar, berat kering bibit.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Daun (helai) Tabel 1. Rata-rata tinggi dan jumlah daun bibit kelapa sawit umur 4 bulan di pembibitan awal dengan pemberian konsentrasi pupuk cair Azolla pinnata. Perlakuan (g/l) Tinggi bibit (cm) Jumlah daun (helai) 100 32,22 a 6,45 a 125 31,82 a 6,12 ab 150 30,23 ab 6,00 ab 75 28,88 bc 5,79 b 50 27,95 c 5,70 b Angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5%. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk tinggi bibit perlakuan 100 dan 125 g/l menunjukkan nilai yang lebih baik dan berbeda nyata dengan perlakuan 50 dan 75 g/l, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 150 g/l. Pada jumlah daun bibit, pemberian konsentrasi 100 g/l merupakan perlakuan dengan hasil jumlah daun yang lebih baik dan berbeda nyata dengan perlakuan 50 dan 75 g/l, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 150 g/l dan 125 g/l. Hal ini diatas karena pemberian pupuk cair Azolla yang diberikan dapat menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman sehingga mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun bibit kelapa sawit. Menurut Lingga (2007 ) pemberian nitrogen pada tanaman dapat mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun. Kandungan N yang terdapat pada pupuk cair Azolla dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh dengan normal apabila kebutuhan akan unsur haranya terpenuhi, karena unsur hara tersebut digunakan oleh tanaman untuk melakukan aktifitasnya pada fase pertumbuhan dan perkembangan. Gusmawartati (2012) menyatakan bahwa N mempunyai fungsi sangat penting dalam mendorong pertumbuhan tanaman secara keseluruhan baik batang, cabang, atau daun. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi bibit kelapa sawit berkaitan dengan jumlah daun. Semakin tinggi bibit maka semakin banyak jumlah daun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fahrudin (2009) bahwa jumlah daun sangat erat hubungannya dengan tinggi tanaman, karena semakin tinggi tanaman maka semakin banyak daun yang terbentuk. Peningkatan perlakuan dari 50 g/l ke 100 g/l tinggi dan jumlah daun tanaman juga ikut meningkat, namun untuk peningkatan selanjutnya yakni sampai konsentrasi 150g/l tidak menunjukkan tinggi dan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan 100 g/l meskipun berbeda tidak nyata. Menurut Lubis (2008) bahwa pemberian pupuk pada bibit sangat jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan, namun jika pemberian yang berlebihan akan berpengaruh menekan pertumbuhan. Sedangkan, pemberian pupuk yang kurang dapat menyebabkan kekurangan hara pada bibit kelapa sawit. Kriteria standar pertumbuhan tinggi tanaman kelapa sawit umur 4 bulan adalah sekitar 20-25 cm dengan jumlah daun 4,5-5,5 helai. Berdasarkan data tersebut seluruh pemberian perlakuan

pupuk cair Azolla untuk bibit kelapa sawit telah melebihi kriteria pertumbuhan bibit. Hal ini dikarenakan pengaplikasian pupuk yang disemprotkan secara langsung ke daun lebih mudah diserap oleh tanaman. Menurut Panji (2011) pupuk organik dalam bentuk cair unsur hara yang terkandung didalamnya berbentuk larutan yang sangat halus sehingga sangat mudah diserap oleh tanaman, seperti daun atau batang tanaman. Didalam pupuk cair Azolla juga terkandung unsur P. Kandungan P pada pupuk cair Azolla bekerja sama dengan N dalam proses fotosintesis yang berpengaruh terhadap proses pembelahan sel dan pemanjangan sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan (2002) bahwa N merupakan unsur utama untuk pembentukan bagian vegetatif tanaman dan P berfungsi sebagai penyusun protein yang berperan dalam proses fotosintesis sehingga fotosintat yang dihasilkan dapat ditranslokasikan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seperti tinggi dan jumlah daun tanaman. Selain unsur N dan P, unsur K juga berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Unsur K yang terkandug pada pupu cair Azolla membantu pembentukan protein dan memperkuat jaringan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga (2007) bahwa fungsi unsur kalium yaitu mengaktifkan kerja beberapa enzim,memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain. 2. Diameter Batang (mm) Tabel 2. Rata-rata diameter batang bibit kelapa sawit umur 4 bulan di pembibitan awal dengan pemberian konsentrasi pupuk cair Azolla pinnata. Perlakuan Diameter batang (g/l) (mm) 125 13,58 a 100 12,66 ab 150 12,24 ab 50 11,33 ab 75 10,49 b Angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5%. Pada Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan 125 g/l berbeda nyata dengan perlakuan 75 g/l, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Konsentrasi 125 g/l menunjukkan perlakuan yang lebih baik dan dapat meningkatkan diameter batang kelapa sawit hingga mencapai 13,58 mm, namun belum memenuhi kriteria bibit kelapa sawit di pre nursery. Hal ini diduga pupuk cair Azolla kurang mampu menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan diameter batang. Djafarudin (1970) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara. Apabila ketersediaan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman maka kelangsungan hidup tanaman akan terjamin dan mencapai pertumbuhan yang optimal. Peningkatan konsentrasi yang diberikan pada Tabel 2 hingga 150 g/l menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata dengan 125 g/l, 100 g/l dan 50 g/l, namun berbeda nyata dengan 75 g/l. Hal ini dikarenakan konsentrasi 150 g/l terlalu pekat sehingga menekan pertumbuhan tanaman. Keberhasilan pemupukan melalui daun dapat dipengaruhi oleh

konsentrasi pupuk yang diberikan. Konsentrasi pupuk daun yang terlalu pekat dapat merusak daun tanaman dan menghambat pertumbuhan tanaman (Novianti dkk., 1993). Peningkatan diameter batang tidak terlepas dari kandungan hara pada pupuk cair Azolla yang diberikan yang banyak mengandung unsur hara seperti N, P dan K. Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa unsur P dan K sangat berperan dalam meningkatkan diameter batang tanaman, khususnya dalam peranannya sebagai jaringan yang menghubungkan antara akar dan daun. Tersedianya unsur hara P dan K maka pembentukan karbohidrat akan dengan baik dan translokasi pati ke lingkar batang sawit akan semakin lancar, sehingga akan terbentuk lingkar batang semu bibit kelapa sawit dengan baik. Hal ini didukung oleh Setyamidjaja (2006) yang menyatakan bahwa P dan K dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif seperti lingkar batang. 3. Rasio Tajuk Akar dan Berat Kering (g) Tabel 3. Rasio tajuk akar dan berat kering bibit kelapa sawit umur 4 bulan di pembibitan awal dengan pemberian konsentrasi pupuk cair Azolla pinnata. Perlakuan (g/l) Rasio tajuk akar Berat kering (g) 100 3,88 4,76 a 125 3,82 4,72 a 150 3,64 3,08 b 75 3,50 2,40 b 50 3,38 2,26 b Angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata menurut DNMRT pada taraf 5%. Dari Tabel 3 terlihat bahwa untuk perlakuan rasio tajuk akar berbeda tidak nyata untuk semua perlakuan. Hal ini diduga unsur hara yang diberikan ke daun mampu diserap dan dimanfaatkan tanaman untuk pembentukan tajuk dan akar dalam rasio yang relatif sama meski suplai haranya berbeda. Perbandingan tajuk dan akar mempunyai pengertian bahwa pertumbuhan suatu tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman lainnya (Gardner dkk., 1991). Rasio tajuk akar merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman yang mencerminkan kemampuan dalam penyerapan hara pada tanaman. Hasil bobot kering tajuk dan akar menunjukkan penyerapan air dan hara oleh akar yang ditranslokasikan ke tajuk tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitompul dan Guritno (1995) bahwa pertumbuhan suatu bagian tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman lainnya. Berat tajuk yang meningkat diikuti dengan peningkatan berat akar. Berat kering bibit pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair Azolla dengan konsentrasi 100 g/l menunjukkan respon terbaik dan berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 125 g/l, namun berbeda nyata dengan pemberian konsentrasi 150 g/l, 75 g/l dan 50 g/l. Hal ini diduga karena pemberian 100 g/l dan 125 g/l mampu menyediakan hara yang optimal untuk pertumbuhan bibit sawit sehingga proses fotosintesis juga ikut optimal. Menurut Dwijosepoetro (1981) bahwa berat kering tanaman sangat dipengaruhi oleh optimalnya proses

fotosintesis. Berat kering yang dihasilkan mencerminkan banyaknya fotosintat sebagai hasil fotosintesis. Lakitan (1996) menyatakan bahwa berat kering tanaman merupakan hasil sintesa dari senyawa organik dan air yang berkontribusi terhadap berat kering tanaman. Berat kering bibit menggambarkan akumulasi senyawa organik yang disintesis tanaman. Hal ini dapat mendukung berat kering tanaman. Disamping itu unsur-unsur yang terkandung pupuk cair Azolla seperti N, P, K, Mg dan unsur lainnya dapat meningkatkan metabolisme tanaman, sehingga cenderung terjadi penumpukan bahan organik dalam tanaman sehingga dapat menambah berat kering tanaman. Ketersediaan Unsur P juga berpengaruh terhadap pertambahan berat kering tanaman. Foth (1984 ) menyatakan P berperan penting sebagai sumber energi universal bagi kegiatan biokimia di dalam sel hidup, termasuk di dalamnya terhadap aktivitas pembelahan sel. Sejalan dengan hal tersebut, jika aktivitas pembelahan selnya meningkat maka akan diikuti dengan meningkatnya berat kering tanaman. Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara berat kering dengan rasio tajuk akar. Hal ini diduga karena unsur N berpengaruh terhadap peningkatan berat kering tanaman. Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa sebagian besar N dalam tanaman berbentuk protein dan setengahnya berada dalam kloroplas yang berperan penting dalam menghasilkan fotosintat yang berpengaruh pada berat kering. Gardner dkk., (1991) pertumbuhan tajuk dan akar dipengaruhi oleh nitrogen (N) tersedia dan air yang cukup. Kekurangan air yang menghambat pertumbuhan tajuk dan akar, mempunyai pengaruh yang relatif lebih besar terhadap berat kering tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Pemberian pupuk cair Azolla memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan berat kering tanaman, namun berpengaruh tidak nyata untuk rasio tajuk akar. 2. Pemberian pupuk cair Azolla pada konsentrasi 100 g/l dan 125 g/l merupakan perlakuan terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Saran Berdasarkan hasil penelitian untuk mendapatkan bibit kelapa sawit yang baik dianjurkan menggunakan pupuk cair Azolla pinnata konsentrasi 100 g/l dan 125 g/l. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2012. Riau dalam Angka. BPSPR. Pekanbaru. Djafaruddin. 1970. Padang. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Djojosoewito S. 2000. Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Kanisius. Yogyakarta. Dwijosepoetro, D. 1981. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fahrudin, F. 2009. Budidaya caisim (Brassica juncea L.) menggunakan ekstrak teh dan pupuk kascing. Skripsi. Fakultas Pertanian. Jurusan Studi Agronomi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Foth, H.D.1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. Gardner P. F., Pearee BR., Mitchell L. R., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI press. Jakarta. Gusmawartati. 2012. Aplikasi mikroorganisme selulolitik dan frekwensi penyiraman pada pembibitan kelapa sawit di tanah gambut. Jurnal Natural B. Volume 1 (4), 297-304. FMIPA Universitas Brawijaya. Malang. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada. Jakarta.. 2002. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Leiwakabessy. 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. Maftuchah. 1994. Asosiasi Azolla dengan anabaena sebagai sumber nitrogen alami dan manfaatnya sebagai bahan baku protein. Pusat Bioteknologi Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Novianti, S., M. Fathan, dan S. Hutami. 1993. Peranan pupuk pelengkap cair terhadap peningkatan hasil kedelai. Prosiding simposium penelitian tanaman pangan IV. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Panji, N. 2011, Panduan membuat pupuk kompos cair, Makasar. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung. Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Sitompul dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.