Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA

Metode Produksi Grafika

BAB V ANALISA. Untuk mengetahui secara lebih jelasnya mengenai factor-faktor yang menyebabkan

KIAT MEMILIH MESIN CETAK OFFSET LEMBARAN PENDAHULUAN

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

SOAL UJIAN UTS METODE REPRODUKSI GRAFIKA 1 SOAL PILIHAN GANDA (25 SOAL)

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar.

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

BAB III METODE KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN

Macam-macam Teknik Cetak. Reprografika Dkv216

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Studi Lapangan. Identifikasi Masalah. -Penanggulangan Cacat Bintik. Pengumpulan Data.

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET


USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA

Cara uji penetrasi aspal

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN

BAB III PROSES PENGECATAN

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Panduan Pemeliharaan. Daftar Isi

atas dua bagian besar

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

BAB IV HASIL DAN EVALUASI

1. Gejala Listrik Statis

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM


MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

BAB III METODE PENELITIAN

Tips & Trik Rawat Printer agar Tetap Sehat

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat,

BAB III METODE PENCIPTAAN

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. Produk Sablon Kertas

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENCIPTAAN

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

Pemindah Gigi Belakang

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PERSIAPAN GRAFIKA

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

International Quality Waterproofing

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

PANDUAN PEMBELIAN HEMNES. Perabotan kamar mandi

HASIL DAN PEMBAHASAN

USER MANUAL M Last ref Nov 2015

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB III METODE PENGUJIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.


METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Transkripsi:

PENGARUH KUANTITAS AIR PEMBASAH PADA PROSES CETAK OFFSET Mohammad Djazman Addin Suryana Program Studi Teknik Grafika, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar e-mail : addinsuryana@yahoo.co.id Abstrak Dalam proses cetak, hanya bagian mencetak yang menerima lapisan tinta dari sistem penintaan, lalu mengalihkan ke bahan cetak, Sedangkan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area) pada permukaan acuan cetak ofset hampir sama tinggi (jika diliat dengan kasat mata). Bagian mencetak (image area) terbentuk dari lapisan peka cahaya acuan, bersifat menarik minyak (oleophylic) atau bersifat menolak air (hydrophobic), sedangkan bagian tidak mencetak (non image area) terbentuk dari lapisan bersifat menarik air (hydrophilic) yaitu dari sifat oksida logam. Dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa apabila air pembasah berlebihan, maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Kata kunci: proses cetak, air pembasah, offset I. PENDAHULUAN Proses Cetak Ofset dapat pula disebut dengan proses cetak kimia, karena untuk memisahkan bagian yang bergambar /image, yang bersifat menarik tinta, dan bagian yang tidak bergambar/non image, yang bersifat menarik air, menggunakan cara/proses kimia. Hasil dari proses kimia ini antara bagian bergambar dan bagian tidak bergambar hampir sama tingginya. Namun dengan proses kimia ini pula, dengan melalui penyinaran dan pengembangan, maka lapisan peka cahaya pada pelat yang dipersiapkan sebelumnya akan menjadi bagian yang bergambar dan bagian tidak bergambar. Karena itu dalam proses cetk ofset basah (wet-ofset) ini selalu dilengkapi dengan unit pembasahan untuk menyalurkan air pembasah dan unit penintaan untuk menyalurkan tinta ke permukaan pelat cetak. Dengan kondisi permukaan yang hampir sama tinggi (yang sangat mungkin air akan mengenai bidang gambar dan bidang tidak bergambar), maka pembasahan pada cetak ofset bertujuan untuk memberikan pembasahan/air pembasah pada bagian-bagian pelat yang tidak bergambar (non image area), tanpa merusak bagian yang bergambar (image area). Oleh karena itu, maka didalam air pembasah tidak boleh mengandung bahan kimia yang dapat merusak bagian gambarnya, merusak elemen-elemen mesin cetak serta membahayakan operatornya. Dalam proses cetak, hanya bagian mencetak yang menerima lapisan tinta dari sistem Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 7

penintaan, lalu mengalihkan ke bahan cetak, Sedangkan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area) pada permukaan acuan cetak ofset hampir sama tinggi (jika diliat dengan kasat mata). Pada saat pemberian lapisan tinta, seluruh permukaan akan menerima tinta, hal ini tidak boleh terjadi. Bagian mencetak (image area) terbentuk dari lapisan peka cahaya acuan, bersifat menarik minyak (oleophylic) atau bersifat menolak air (hydrophobic), sedangkan bagian tidak mencetak (non image area) terbentuk dari lapisan bersifat menarik air (hydrophilic) yaitu dari sifat oksida logam. Karena tinta cetak mengandung minyak maka dari itu diperlukan peran air pembasah untuk memisahkan keduanya (bagian mencetak dan bagian tidak mencetak). Pembasahan dan penintaan pada proses cetak ofset merupakan bagian yang kritis. Kedua lapisan tinta dan air harus selalu dalam keadaan "seimbang". Jika terjadi perubahan sifat atau kondisi diantara keduanya, maka keseimbangan antara air dan tinta akan terpengaruh. Dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh kuantitas air pembasah terhadap proses cetak offset II. METODE A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan pelaksanaan yang diarahkan untuk mendapatkan suatu rumusan yang optimal dalam melaksanakan penelitian. Adapun tahapan dimaksud sebagai berikut : a. Tahap Persiapan, meliputi : perumusan latar belakang dan tujuan penelitian, menyusun landasan teori atau konsep dari literatur yang menyangkut dengan penelitian, merumuskan metode penelitian dan variabel penelitian b. Tahap Pelaksanaan, meliputi : eksperimen langsung c. Tahap kompilasi data dan analisa data : data disajikan dalam bentuk deskripsi, dan dianalisa, d. Tahap kesimpulan dan rekomendasi yang meliputi : penulisan hasil penelitian yang merupakan akhir dari proses penganalisaan dan dirangkum dalam kesimpulan penelitian, serta memberikan rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian. B. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makassar C. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah gabungan antara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, dimana analisis kuantitatif digunakan untuk mendukung analisis kualitatif atau metode kuantitatif sebagai fasilitator penelitian kualitatif III. HASIL Proses cetak ofset dapat pula disebutkan dengan proses cetak kimia, karena untuk memisahkan bagian yang bergambar (image area), yang bersifat menarik tinta, dan bagian yang tidak bergambar (non image area), yang bersifat menarik air, menggunakan bahan kimia. Hasil dari proses kimia ini antara bagian bergambar dan bagian tidak bergambar sama tingginya, karena itu dalam proses cetak ofset ini selalu dilengkapi dengan unit penintaan untuk menyalurkan tinta dan unit pembasahan untuk menyalurkan air pembasah. Tujuan pembasahan pada cetak ofset ialah memberikan pembasahan/air pembasah pada bagian-bagian plat yang tidak bergambar (non image area), tanpa merusak bagian yang bergambar (image area). Untuk mencapai pemisahan antara bagian gambar (image area) dan bagian tidak bergambar (non image area), maka digunakan fountain solution. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 8

Fountain solution mempunyai beberapa fungsi, antara lain : a. standarisasi dan stabilisasi nilai ph, menurunkan nilai keasaman air b. mampu membuat air membasahi pelat cetak secara tipis dan merata c. melindungi plat cetak dari pengikisan terhadap gesekan silinder dan rol d. mempercepat standarisasi dari ink-water balance (keseimbangan antara tinta dan air) Karena tujuan itu, maka didalam air pembasah tidak boleh mengandung bahan kimia yang dapat merusak bagian gambarnya, merusak elemen-elemen mesin cetak serta membahayakan operatornya. Syarat-syarat pembasahan yang baik : a. Peralatannya tetap baik dan bersih b. Tintanya cepat mengering c. Memberikan kelembaban yang merata diseluruh permukaan pelat cetak d. Keseimbangan antara tinta dan air tetap stabil. e. Tidak mengakibatkan bintik-bintik pada gambar Sistem Pembasah Konvensional, sistem pembasah ini paling banyak dikontruksi pada mesin cetak ofset. sistem pembasah ini memanfaatkan rol jilat dan penggunaan selubung kain moolton pada rol jilat dan rol pelat. Gambar 2 : Rol bak air c. Rol distribusi, sebagi penghubung antara rol jilat yang bergerak dinamis dengan rol penghantar/rol form yang bergerak konstan d. Rol jilat, berfungsi sebagai rol penerima air dari rol bak air kemudian air berpindah ke rol distribusi e. Rol penghantar/rol form, pada system pembasah konvensional dilengkapi dengan dua rol yang terbuat dari karet yang dilapisi dengan kain moolton. Kedua rol diameternya sama, sehingga memungkinkan tekanan ke silinder plat sama. Rol penghantar tidak digerakkan oleh gigi penggerak, tetapi berputar karena tekanan atau bersentuhan dengan silinder plat dan rol distribusi. Gambar 3 : (1) Rol jilat, (2) Rol Form/Rol Penghantar Gambar 1 : konstruksi umum sistem pembasahan Sistem pembasah konvensional terdiri dari: a. Bak air, berfungsi untuk menampung air b. Rol bak air, berfungsi sebagai pusat pengaturan jumlah air dengan cara menambah atau mengurangi kecepatan putar rol. Dalam cetak ofset, nilai ph yang tidak cocok bagi cairan pembasahnya mempunyai dampak negatif terhadap hasil cetakan. Dimana kandungan asam yang terlalu tinggi dapat memperpendek umur pelat, dan tinta akan lambat kering, atau dalam kasus yang ekstrem tinta tidak dapat mengering sama sekali. Sedangkan bila nilai ph terlalu tinggi (terlalu alkali) dapat menyebabkan pembesaran titik-titik raster (dot gain), tinta Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 9

beremulsi, dan timbulnya semacam kabut tinta pada seluruh permukaan pelat yang dapat menyebabkan pelat kotor. Jadi, air pembasah yang terlalu alkali akan mengakibatkan nada lengkap tercetak lebih berat dan image area menjadi kotor. Nilai ph yang berbeda pada permukaan kertas yang bermacam-macam jenis dan permukaannya akan sangat berpengaruh pada proses cetaknya, karena tidak hanya lapisan tinta yang dialihkan oleh blanket dalam proses cetak, tetapi sejumlah kecil air juga.debu dan partikelpartikel kertas dari lapisan kertas yang dicetak cenderung melekat pada blanket yang basah. Pada garis kontak antara silinder blanket dan pelat, sebagian debu kertas itu juga akan dialihkan ke pelat, dan mencapai rol pembasah pelat. Akibatnya nilai ph kertas dapat mempengaruhi permukaan pelat maupun air pembasah. idealnya ph air pembasah adalah 5,5 5,8 karena bila terlalu asam atau terlalu basa/alkali, maka akan mempengaruhi daya lekat tinta dan mempengaruhi proses pengeringan. Pada mesin cetak ofset banyak sekali kemungkinan permasalahan yang muncul dari setiap unit atau bagian-bagian mesin. Biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dari segi mekanik mesin itu sendiri, bahan baku yang digunakan, dan juga faktor manusia (SDM). Permasalahan-permasalahan yang timbul oleh karena faktor mesin kemungkinan bisa diminimalisir dengan perawatan secara rutin dan disertai pengecekan terhadap bagian-bagian dari mesin untuk mengetahui secara dini kondisi memang tidak layak dipakai atau agar masalah tidak timbul pada saat berlangsungnya proses produksi. Banyak sekali permasalahan yang terjadi yang dilakukan oleh manusia (SDM) yang dalam pelaksanaanya tidak tahu dalam mengatur sistem penintaan dan sistem pembasahan dengan baik sehingga cetakannyang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada mesin cetak ofset lembaran (MCOL), di setiap unitnya pasti memiliki permasalahan yang sering muncul. Khususnya pada unit penintaan dan unit pembasahan yang saling berhubungan satu sama lain. Apabila unit pembasahan mengalami masalah pasti juga akan berpengaruh pada penintaan dan hasil cetak. Oleh karena itu keduanya harus diperhatikan dengan baik. Berikut adalah beberapa masalah yang sering mucul pada unit pembasahan yang juga dengan otomatis mempengaruhi penintaan A. Motling Motling adalah area cetak penuh (Blok) terlihat berbintik/berkerikil/butiran titik, bintik putih dikertas. Seakan tembus terlihat, dipinggiran area cetak terlihat slurred dan tidak solid merata. 1. Penyebab Motling Penyebab dari motling antara lain : a. Setelan air terlalu besar b. Bahan baku kertas yang lemah atau permukaan kertas yang terlalu lembut c. Kelebihan tekanan antara blanket dan kertas. d. Blanket yang terlalu keras e. Tinta terlalu kuat, tinta yang ditransfer ke plat tidak efisien. 2. Penyelesaian Motling Penanganan dari masalah motling sebagai berikut : a. Kurangi setelan air, pakai prinsip ink water balance. b. Kurangi tekanan sesuai dengan spesifikasi mesin. c. Ganti dengan blanket yang lebih lunak. d. Gunakan bahan untuk mempertahankan kekenyalan blanket. B. Scumming Scumming adalah ketidakmampuan dari air pembasah untuk membersihkan non image area, 1. Penyebab Scumming Penyebab dari scumming antara lain : a. Rol tinta yang sudah tidak kenyal lagi. b. Rol air atau tinta yang diset terlalu keras. c. Menggunakan bahan pencuci yang salah. d. Pelat yang tidak tepat. e. Air pembasah yang tidak tepat. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 10

f. Suhu rol penghubung yang terlalu panas. g. Blanket yang licin. 2. Penyelesaian scumming Penanganan dari masalah scumming sebagai berikut : a. Perhatikan kekenyalan dan settingan kondisi rol tinta. b. Perhatikan dan cek ulang tekanan rol-rol. c. Periksa ulang setting blanket. d. Ubah ph air pembasah yang sesuai C. Set Off Set Off adalah tinta yang tercetak dipermukaan kertas berpindah ke halaman belakang cetakan berikutnya. 1. Penyebab Set Off Penyebab dari set off antara lain : a. Setting atau drying ink tinta terlalu lambat. b. Daya serap tinta kurang baik, kehalusan kertas terlalu tinggi dan pori-pori kertas terlalu halus. c. Kertas lambat kering karena air pembasah terlalu tinggi/banyak. d. Spray powder tidak cukup/tidak tepat. 2. Penyelesaian Set Off Penanganan dari masalah set off sebagai berikut : a. Rubah ph air pembasah sesuai dengan spesifikasi mesin, gunakan Fontain solution yang baik, untuk mendapatkan ph yang seimbang. b. Tambahkan setting/ besaran bukaan tinta kedua. c. Atur tekanan cetak /impresi. d. Bersihkan plat silinder yang mungkin tertular tinta dari silinder blanket D. Cetakan Buram/Density tidak sesuai 1. Penyebab Cetakan buram/density tidak sesuai a. Tinta cetak yang digunakan di bawah standar b. Kertas yang digunakan di bawah standar c. Impresi/tekanan antara silinder blanket dan silinder tekan terlalu besar d. Distribusi air pembasah terlalu banyak 2. Penyelesaian cetakan buram/density tidak sesuai a. Ganti tinta cetak dengan tinta yang kualitasnya lebih baik b. Ganti kertas dengan kertas yang kualitasnya lebih baik c. Atur dan sesuaikan tekanan antara silider blanket dengan silinder tekan d. atur dan sesuaikan kecepatan rol bak air agar tidak berlebihan Setiap jenis cetakan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, begitupun dengan penyetelan mesin cetaknya nanti pasti berbeda. Setiap jenis cetakan memiliki kebutuhan air pembasah yang berbeda pula pada penyetelannya, cetakan yang memiliki banyak gambar dan besar serta warna yang tajam, otomatis memerlukan air pembasah yang banyak. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Solusinya dengan menambah kecepatan rol air, kemudian menyesuaian dengan hasil cetakannya. Lain halnya dengan apabila cetakan kelebihan air pembasah, ini mungkin disebabkan karena putaran rol air yang terlalu cepat berdampak pada hasil cetakan pudar, kemudian warna yang tidak merata belang. Apabila air pembasah berlebihan maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Solusinya kurangi kecepatan putaran rol air, kemudian sesuaikan dengan hasil cetakan. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 11

IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Setiap unit pada mesin cetak saling berhubungan satu sama lain, khususnya unit penintaan dan unit pembasahan. Apabila unit pembasahan mengalami masalah, maka akan mempengaruhi proses penintaan pada plat, kemudian berpengaruh pada hasil cetak. 2. Peran air pembasah pada proses pencetakan cetak ofset sangatlah penting, karena dengan adanya air pembasah, pada plat dapat dibedakan bagian mencetak (image area) dan bagian tidak mencetak (non image area). 3. Kuantitas air pembasah pada sistem pembasahan juga sangat berpengaruh pada proses cetak. Apabila cetakan kelebihan air pembasah, ini mungkin disebabkan karena putaran rol air yang terlalu cepat berdampak pada hasil cetakan pudar, kemudian warna yang tidak merata belang. Apabila air pembasah berlebihan, maka air akan ikut melapisi bagian mencetak (image area) pada plat sehingga tinta cetak yang seharusnya melekat pada bagian mencetak (image area) tidak dapat melekat sempurna karena air pembasah tersebut. Apabila cetakan kekurangan air pembasah biasanya cetakan menjadi kotor, dimana bagian tidak mencetak (non image area) pada plat ikut pula mengambil tinta pada rol distribusi karena tidak adanya atau kurangnya air pembasah yang melapisi bagian tidak mencetak (non image area) sehingga tinta dengan mudah dapat menempel, ini berdampak pada hasil cetakan yang kotor. Tidak kalah pentingnya periksa kondisi air pembasah pada mesin, apakah masih layak digunakan atau tidak, jika dianggap tidak sebaiknya diganti dengan air pembasah yang baru. 3. Sesuaikan putaran rol bak air dengan jenis cetakan dan jenis kertas yang digunakan, sesuaikan pula dengan hasil cetak coba yang telah dilakukan. REFERENSI Wasono, Teknik Grafika dan Industri Grafika, 2008, Departemen Pendidikan Nasional http://zawwez.wordpress.com/2010/08/09/sejarahpengembangan-mesin-cetak-offset/ http://id.wikipedia.org/wiki/cetak_offset http://duniagrafika.wordpress.com http://arazakirfan89.blogspot.com/2012/07/cet ak-offset.html B. Saran 2. Sebelum melakukan proses pencetakan sebaiknya periksa kondisi mesin cetak terlebih dahulu, periksa setiap unitnya. Jurnal PrintPack e-issn 2548-9577 12