Korelasi Kadar Propilenglikol Dalam Basis Dan Pelepasan Dietilammonium Diklofenak Dari Basis Gel Carbopol ETD 2020

dokumen-dokumen yang mirip
PELEPASAN NA-DIKLOFENAK SISTEM NIOSOM SPAN 20-KOLESTEROL DALAM BASIS GEL HPMC

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

BAB IV PROSEDUR KERJA

DIFUSI NATRIUM DIKLOFENAK DALAM GEL METHOCEL 400 PADA BERBAGAI ph ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid yang digunakan pada

FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

PENGARUH KONSENTRASI ADEPS LANAE DALAM DASAR SALEP COLD CREAM TERHADAP PELEPASAN ASAM SALISILAT

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

PENGARUH PROPILEN GLIKOL TERHADAP LAJU DIFUSI KRIM NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BASIS HIDROFOBIK SECARA INVITRO

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

RONAL SIMANJUNTAK DIFUSI VITAMIN C DARI SEDIAAN GEL DAN KRIM PADA BERBAGAI ph PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN SISTEM MATRIK KOMBINASI MENGGUNAKAN POLIMER ETIL SELULOSE DAN PVP K 30

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OPTIMASI CMC NA SEBAGAI MATRIKS DAN MENTHOL SEBAGAI ENHANCER TERHADAP PENETRASI PROPRANOLOL HCL DALAM SEDIAAN PATCH TRANSDERMAL

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

PENGARUH PENAMBAHAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP KELARUTAN KETOPROFEN DALAM SEDIAAN GEL REKTAL SILVYA SUWANDANI

KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SISTEM NIOSOM DENGAN BASIS GEL CARBOMER 940

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

KARAKTERISTIK SEDIAAN DAN PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SISTEM NIOSOM DENGAN BASIS GEL CARBOMER 940

RIFDA AMALIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

EFEK PENINGKAT PENETRASI DIMETILSULFOKSIDA TERHADAP LAJU DIFUSI PADA SEDIAAN GEL KLINDAMISIN HIDROKLORIDA SECARA IN VITRO

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODE

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

SKRIPSI MEILYDA FRISA KAUTSAR

PENGARUH HPMC DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen-peg 4000

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

PENETRASI NATRIUM DIKLOFENAK SISTEM NIOSOM SPAN 20 KOLESTEROL DALAM BASIS GEL HPMC 4000

PENGARUH KOMBINASI PEG 400 DAN PEG 4000 SEBAGAI BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN KECEPATAN PELEPASAN BENZOKAIN MAKALAH

PENETRASI NATRIUM DIKLOFENAK SISTEM NIOSOM SPAN 20 KOLESTEROL DALAM BASIS GEL HPMC 4000

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI NAILUL GHAYAH

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

PENGARUH PENAMBAHAN ALPHA HYDROXY ACID TERHADAP LAJU PENETRASI IN VITRO KAFEIN SEBAGAI GEL ANTISELULIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di laboratorium Farmasetika, Farmakologi, Kimia

OPTIMASI KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI MATRIKS DAN TWEEN 60 SEBAGAI ENHANCER

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

PENGARUH BENTUK SEDIAAN KRIM, GEL, DAN SALEP TERHADAP PENETRASI AMINOFILIN SEBAGAI ANTISELULIT SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN SEL DIFUSI FRANZ

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

PENGARUH KONSENTRASI BETASIKLODEKSTRIN TERHADAP KELARUTAN GLIMEPIRID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SEDIAAN DAN UJI PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN SISTEM MIKROEMULSI DALAM BASIS GEL HPC-M

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

KETOPROFEN ETHOSOME PERCUTANEOUS PENETRATION TESTING IN IN-VITRO WITH VARIATIONS IN FORM BASE GEL PREPARATIONS

Bab III Metodologi Penelitian

Effect of Formulation on the Ethanol Extract of Cassia Alata Linn Leaves on Its Efficacy against Candida Albicans

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

PENGARUH NATRIUM LAURIL SULFAT SEBAGAI SURFAKTAN PADA DISOLUSI KETOPROFEN DALAM SEDIAAN REKTAL GEL DENGAN GELLING AGENT HPMC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN

PENGARUH EUDRAGIT RL-100 DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP TRANSPORT TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCL DALAM MATRIKS SEDIAAN PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

Pembuatan Tablet CTM Dengan Metode Kempa Langsung

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Transkripsi:

Korelasi Kadar Propilenglikol Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 1 Korelasi Kadar Propilenglikol Dalam Basis Dan Pelepasan Dietilammonium Diklofenak Dari Basis Gel Carbopol ETD 2020 Dewi Melani H, Tutiek Purwanti, Widji Soeratri Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Unair This research presents the correlation between concentration of propylene glycol and the release of diclofenac diethylammonium from carbopol ETD 2020 gel. The influence of propylene glycol 0%, 10%, 15% and 20% on the formula was also evaluated. Release of diclofenac diethylammonium from all formulations was evaluated using type diffusion cells via cellophane synthetic membrane, into phosphate buffer (0,01M ph 6,0). It was found that the gel containing 15% propylene glycol showed the highest release rate, followed by the decrease in the formula containing 20% propylene glycol. This indicated that a maximum release exists from 15% propylene glycol containing gel which provides the solubilized drug in the vehicle. A cosolvent action of propylene glycol was the evident. Statistical analysis of data showed that the maximum flux was 122.117 3.307 g/cm 2 minute ½. It means that maximum enhancing activity was obtained from gel containing 15% propylene glycol because it increased the flux and decreased the lag time taken to reach a steady state level. Keywords: diethylammonium diclofenac, Carbopol ETD 2020, cosolvent action, release rate. PENDAHULUAN Sediaan farmasi yang bermutu adalah sediaan farmasi yang memenuhi kriteria aman, efektif, efisien, stabil dan nyaman. Untuk memenuhi kriteria tersebut, obat diformulasikan dalam bentuk sediaan tertentu sehingga dapat mencapai tempat aksinya, memberikan efek samping yang minimal, stabilitas sediaan yang optimal serta nyaman dalam pemakaian. Diklofenak adalah salah satu obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang sampai sekarang masih dipilih untuk pengobatan artritis reumatoid, osteoartritis dan sakit muskuloskeletal akut. Di pasaran obat ini tersedia dalam bentuk tablet salut enterik dan emulgel, dan salah satunya dalam bentuk diammonium diklofenak (Katzung, 1995). Bentuk sediaan semisolida yang saat ini sangat populer dan banyak digunakan untuk sediaan topikal adalah gel. Basis gel yang ideal adalah yang bersifat inert dan non reaktif dengan komponen lain dalam formulasi.bahan-bahan pembentuk gel yang dapat digunakan antara lain alginat, carragen, tragacant, pektin, derivat cellulose dan carbomer. Carbomer merupakan gel hidrofilik, sehingga mudah terdispersi dalam air dan dalam konsentrasi kecil dapat berfungsi sebagai basis gel dengan kekentalan yang cukup. Salah satu nama dagang carbomer adalah carbopol. Keuntungan pemakaian carbopol dibandingkan dengan bahan lain adalah sifatnya yang mudah didispersikan oleh air dan dengan konsentrasi kecil yaitu 0,050-2,00% mempunyai kekentalan yang cukup sebagai basis gel. Dalam formulasi sediaan gel, basis gel seringkali ditambahkan bahan humektan untuk memperbaiki konsistensinya yang juga dapat berfungsi sebagai kosolven yang dapat meningkatkan kelarutan bahan obat. Dengan meningkatnya kelarutan, maka bahan obat akan lebih mudah lepas dari basis yang selanjutnya akan berpengaruh pada efektifitasnya (Barry, 1983). Basis yang baik adalah basis yang tidak mengikat bahan obat terlalu kuat, karena obat harus lepas dari basis sebelum menembus kulit (Idson, 1975). Dua tahapan kerja obat secara topikal untuk dapat memberikan efek adalah obat harus dapat lepas dari basis dan menuju ke permukaan kulit, selanjutnya berpenetrasi melalui membran kulit untuk mencapai tempat aksinya. Propilenglikol berfungsi sebagai kosolven dapat meningkatkan kelarutan bahan obat sehingga meningkatkan penetrasinya melalui membran kulit untuk mencapai tempat aksinya. Propilenglikol sebagai humektan dan kosolven pada kadar 10-24% (Boylan,1994) Dalam penelitian ini ingin diketahui korelasi kadar propilenglikol dalam basis dan pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol 940 untuk diketahui kadar propilenglikol yang optimal dalam membantu meningkatkan penetrasi dietilammonium diklofenak sehingga dicapai efek terapi yang optimal. Pada penelitian ini digunakan basis gel carbopol ETD 2020 disebabkan karena kelangkaan produksi carbopol 940, tetapi carbopol tipe ETD 2020 memiliki sifat-sifat fisikokimia yang identik dengan carbopol 940. Carbopol ETD 2020 mempunyai kelebihan antara lain tetap stabil dengan adanya alkohol dalam sediaan. Dari gambaran latar belakang tersebut timbul masalah bagaimana pengaruh kadar propilenglikol 10%, 15% dan 20% yang ditambahkan kedalam basis gel carbopol ETD 2020 terhadap pelepasan dietilammonium diklofenak. Dalam penelitian ini ingin diketahui pengaruh penambahan propilenglikol 10%, 15% dan 20% terhadap pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020 sehingga diperoleh kadar propilenglikol yang optimal sebagai humektan dalam formula gel. BAHAN DAN METODE Bahan. Dietilammonium diklofenak (Quantum Chemicals,Co.Ltd,Taiwan), carbopol ETD 2020,

2 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 Melani D., et.al natrium hidroksida (p.a), propilen glikol p.g, EDTA p.g, metanol (p.a), natrium dihidrogen fosfat (p.a), dinatrium hidrogen fosfat (p.a), aquadest Alat. Neraca Mettler AJ 100, spektrofotometer Shimadzu, type UV-160A, ph-meter Winlab, Viskometer Rion VT-04, membran celofan porus, Kertas saring whatman, ashless 40, ashless 0,01%., Sel difusi modifikasi Billup dan Patel, alat uji disolusi Erweka tipe DT/alat uji difusi Paddle Over Disk, Differential Analysis Thermal (DTA), Electrotermal Melting Point Apparatus dan alat-alat gelas. Uji Kualitatif Dietilammonium Diklofenak. Penentuan kualitatif dietilammonium diklofenak diperiksa dengan menggunakan electrothermal melting point apparatus dan Differential Thermal Analysis (DTA). Formulasi Sediaan Gel. Dibuat beberapa formula gel berdasarkan formula Wasserhaltiges Polyacrylatgel DAB 9 (Thoma & Merk,1986) yang ditambah dengan propilenglikol berbagai kadar, dengan komposisi seperti pada tabel 1. Tabel 1. Formula sediaan gel dietilammonium diklofenak dalam basis carbopol ETD 2020 Komposisi Bahan Formula I II III IV Dietilammonium 1 1 1 1 Diklofenak Carbopol ETD 2020 0,5 0,5 0,5 0,5 Propilenglikol 0 10 15 20 NaOH 10% 1,5 1,5 1,5 1,5 EDTA 0,1 0,1 0,1 0,1 Aquadest ad 100 100 100 100 Jumlah dalam satuan gram Cara pembuatan. EDTA dilarutkan dalam 65 bagian air sampai larut, ditambah dengan carbopol ETD 2020 dengan cara ditaburkan kemudian dibiarkan sampai tidak ada gumpalan. Larutan NaOH 10% ditambahkan dengan diaduk hati-hati sampai terbentuk gel. Dietilammonium diklofenak dilarutkan dalam 5 ml metanol sampai larut kemudian ditambah dengan sisa aquadest sampai beratnya 100 gram. Pemeriksaan ph Sediaan Gel. Masing masing formula gel ditentukan ph nya dengan menggunakan ph meter. Ditimbang 1 bagian sediaan diencerkan dengan 9 bagian aquadest bebas CO 2 kemudian diperiksa phnya. Pemeriksaan Viskositas Sediaan Gel. Masing masing formula gel sebanyak 200 g ditentukan viskositasnya dengan menggunakan viscometer VT 04 pada suhu 37 0 C putaran 50 rpm. Pembuatan Larutan Dapar Fosfat 0,01 M ph 6,0. Larutan dapar fosfat ph 6,0 dibuat dengan cara sebagai berikut: 1,4695 g NaH 2 PO 4 2H 2 O dimasukkan ke dalam labu takar 1 liter dan ditambah dengan 0,155 g Na 2 HPO 4. Selanjutnya campuran tersebut dilarutkan dalam aqua bebas CO 2 sampai tanda. Larutan yang diperoleh diukur ph-nya dengan ph-meter sampai didapatkan ph 6,0. Pembuatan Larutan Baku Induk. Ditimbang seksama 50mg dietilammonium diklofenak, dilarutkan dalam larutan dapar fosfat 0,01 M ph 6,0 sampai volume 1000ml. Pembuatan Larutan Baku Kerja. Dibuat larutan baku kerja dietilammonium diklofenak dengan mengencerkan larutan baku induk dengan larutan dapar fosfat 0,01 M ph 6,0 hingga diperoleh larutan baku kerja dengan konsentrasi 2, 3, 5, 10, 20 dan 25 ppm (µg/ml). Larutan ini kemudian digunakan untuk menentukan panjang gelombang maksimum dan membuat kurva baku. Larutan blanko yang digunakan adalah larutan dapar fosfat 0,01M ph 6,0. Pemeriksaan Panjang Gelombang Maksimum. Panjang gelombang maksimum dietilammonium diklofenak dalam larutan dapar fosfat ph 6,0 ditentukan dengan melakukan scanning pada panjang gelombang antara 200-400 nm. Pemeriksaan Homogenitas Sediaan Gel. Masing masing formula gel ditentukan homogenitasnya dengan cara sediaan ditimbang 0,5 gram ditambah beberapa ml larutan dapar fosfat ph 6,0, dikocok dengan vortex sampai tidak ada gumpalan dan ditambah larutan dapar fosfat sampai 25 ml. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring whatman dan diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum. Pelepasan Dietilammonium Diklofenak Dari Basis. Pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel ditentukan dengan alat uji disolusi/sel difusi yang telah dilengkapi dengan membran selofan yang bersifat porus, seperti terlihat pada gambar 3. Gel dimasukkan ke dalam sel difusi sebanyak 3,0 g. selanjutnya ditutup dengan membran selofan dan ditahan dengan karet, selanjutnya disekrup sehingga gel tidak dapat lepas kecuali melalui membran porus (sel difusi berfungsi sebagai kompartemen donor). Setelah sisa gel dibersihkan dari permukaan sel difusi, maka sel difusi dimasukkan kedalam tabung alat uji disolusi yang telah diisi 500,0 ml larutan dapar fosfat ph 6,0 dan suhu dijaga 37 0,5 0 C (berfungsi sebagai kompartemen reseptor), seperti terlihat pada gambar 4. Motor pengaduk dijalankan pada kecepatan 100 rpm dan pengambilan sampel sebanyak 5,0 ml dilakukan pada kompartemen reseptor setiap waktu tertentu yaitu pada menit ke: 0, 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150, 180, 210 dan 240. Pada setiap pengambilan, dilakukan penggantian volume media dengan jumlah yang sama. Pada sampel ditentukan kadar diklofenaknya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum yaitu 256 nm. Penggunaan suhu percobaan 37 0,5 0 C dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan suhu kulit sesuai dengan tempat aplikasi/penggunaan sediaan tersebut. Analisa Data. Kadar yang didapat dikalikan dengan volume 500 ml. Kemudian jumlah yang didapat dihitung per satuan luas membran (Q). Diplotkan Q (jumlah yang lepas per satuan luas membran) terhadap (waktu) 1/2. Slope yang didapat merupakan fluks jumlah dietilammonium diklofenak yang lepas.

Korelasi Kadar Propilenglikol Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Kualitatif Dietilammonium Diklofenak. Hasil uji kualitatif terhadap dietilammonium diklofenak dengan penentuan suhu lebur menunjukkan titik lebur pada suhu 150 0 C. Sedangkan hasil pemeriksaan dengan Differential Thermal Analysis (DTA) menunjukkan 155,4 0 C dapat dilihat pada gambar 1. Keduanya memenuhi persyaratan setelah dibandingkan dengan pustaka yaitu 150-160 0 C (Adeyeye, 1990). Karakteristik Sediaan Gel. Karakteristik fisik sediaan gel dietilammonium diklofenak dapat dilihat pada tabel 2. Pada pemeriksaan karaktersitik sediaan gel dietilammonium diklofenak diperoleh hasil sediaan gel yang berwarna putih, berasa dingin saat dipakai, dan mudah dicuci. Parameter ini memenuhi persyaratan aseptabilitas dari formulasi sediaan semisolid. Gambar 1. Thermogram DTA dietilammonium diklofenak Tabel 2. Karakteristik sediaan gel dietilammonium diklofenak dalam basis carbopol ETD 2020 Karakteristik Formula I II III IV Bentuk semisolid semisolid semisolid semisolid Tekstur lembut lembut lembut lembut Warna putih putih putih putih Bau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau Sifat pada pemakaian mudah tersebar mudah tersebar lebih mudah tersebar lebih mudah tersebar Kesan sesudah pemakaian dingin dingin dingin dingin Kemudahan pencucian mudah dicuci mudah dicuci mudah dicuci mudah dicuci Pemeriksaan ph Sediaan Gel. Hasil pemeriksaan ph sediaan gel dietilammonium diklofenak dari basis carbopol ETD 2020 yang mengandung propilenglikol pada berbagai kadar dapat dilihat pada tabel 3. Jika dari tabel dilakukan uji ANAVA satu arah, maka diperoleh F hitung = 2,5 lebih kecil dari F tabel dengan derajat kepercayaan 95% yaitu 3,48. Dengan demikian dapat diketahui bahwa propilenglikol tidak berpengaruh secara bermakna terhadap ph formula gel carbopol ETD 2020. Pemeriksaan ph sediaan merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan untuk sediaan topikal karena ph mempunyai kaitan dengan efektivitas obat, stabilitas obat/sediaan, dan kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. Pemeriksaaan ph pada penelitian ini dimaksudkan untuk kontrol karakteristik sediaan gel yang dibuat. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa sediaan gel yang dihasilkan mempunyai ph netral sesuai dengan yang diharapkan pada gel dengan basis carbopol, perbedaan kadar propilen glikol tidak cukup berpengaruh terhadap ph sediaan yang dihasilkan. Tabel 3. Pemeriksaan ph sediaan gel dietilammonium diklofenak dalam basis carbopol ETD 2020 Formula Replikasi Rata-Rata SD 1 2 3 I 7,05 7,05 6,90 7,00 0,02 II 7,05 6,90 6,95 6,97 0,02 III 7,09 6,90 6,90 6,96 0,02 IV 7,05 6,95 6,90 6,97 0,02 Viskositas Sediaan Gel. Viskositas sediaan gel dengan penambahan propilenglikol berbagai kadar telah ditentukan, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Jika data dari tabel 4 dibuat kurva hubungan antara logaritma viskositas dan % propilenglikol, maka kurva yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 2. Dari gambar 2 terlihat bahwa semakin tinggi kadar propilenglikol maka viskositas yang dihasilkan semakin menurun. Logaritma viskositas gel menurun secara linear dengan penambahan propilenglikol. Kemungkinan mekanisme interaksi yang terjadi adalah propilenglikol yang mempunyai viskositas rendah (lebih rendah dari viskositas gliserin), molekulnya berada diantara molekul carbopol yang mempunyai viskositas tinggi. Adanya interaksi antara propilenglikol dan carbopol akan menurunkan interaksi antar molekul carbopol, sehingga akibatnya viskositas campuran menjadi turun. Sedangkan penggunaan larutan NaOH 10 % memang direkomendasikan untuk sediaan gel dengan basis carbopol karena termasuk basa kuat yang dapat menetralkan sifat keasaman dari carbopol sehingga menghasilkan viskositas yang optimal (Purnawan, 1998). Penurunan viskositas linear dengan penambahan propilenglikol dalam plot logaritma viskositas dan % propilenglikol. Kedaaan ini menggambarkan mekanisme interaksi order satu yaitu besarnya interaksi antara carbopol propilenglikol digambarkan sebagai viskositas akhir dan penurunan viskositas sebanding dengan peningkatan kadar propilenglikol. Jika dibuat persamaan maka dapat digambarkan sebagai berikut:

log viskositas (poise) serapan 4 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 Melani D., et.al k logvc pg logvc PG 2,303 Slope yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah k dan k menggambarkan konstanta 2,303 penurunan viskositas karena penambahan propilenglikol. Persamaan garis regresi linear yang diperoleh dari gambar 2 adalah y 0,0007x 1, 6541, besar slope adalah 0,0007 dan koefisien korelasi (r) adalah 0,982. sehingga diperoleh harga k adalah - 0,00161. Dengan demikian diketahui bahwa penurunan viskositas adalah 0,00161 poise untuk setiap penambahan 1% propilenglikol kedalam sediaan gel. Tabel 4. Viskositas sediaan gel dietilammonium diklofenak dalam basis carbopol ETD 2020 Formula Kadar propilenglikol (%) Viskositas dalam 100g gel carbopol SD ETD 2020 I 0 45,00 0,70 II 10 44,50 0,70 III 15 44,00 0,70 IV 20 43,50 0,70 1.656 1.654 1.652 1.65 1.648 1.646 1.644 1.642 1.64 1.638 1.636 y = -0.0007x + 1.6541 R 2 = 0.964 0 5 10 15 20 25 % propilenglikol Gambar 2. Kurva hubungan antara % propilenglikol dan logaritma viskositas sediaan Panjang gelombang maksimum dan kurva baku dietilammonium diklofenak. Percobaan dilakukan pada kadar dietilammonium diklofenak 2; 3; 5; 10; 20 dan 25 ppm pada panjang gelombang maksimum 276 nm. Kurva baku dietilammonium diklofenak dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 3. Dari gambar 3 apabila dibuat persamaan regresi linearnya, diperoleh persamaan y 0,0279x 0, 0032, harga koefisien korelasi dari regresi linear adalah 0,9999, harga tersebut lebih besar dari harga koefisien korelasi tabel dengan derajat kepercayaan 95% yaitu r =0,811. Homogenitas Sediaan Gel. Homogenitas kadar dietilammonium diklofenak dalam masing masing formula gel telah ditentukan, hasilnya dapat dilihat pada tabel 6. Kadar dietilammonium diklofenak dalam basis gel secara teoritis adalah 40 µg/ml. Dari hasil perhitungan kadar rata-rata dan koefisien variasinya (KV) diketahui harga KV untuk masing-masing formula dengan tiga kali replikasi harganya lebih kecil dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar dietilammonium diklofenak dalam sediaan pada masing-masing formula adalah homogen. Tabel 5. Data serapan dietilammonium diklofenak berbagai kadar pada panjang gelombang maksimum 276nm Kadar ( g/ml) Serapan 2,02 0,063 3,03 0,085 5,05 0,143 10,10 0,283 20,20 0,572 25,25 0,704 1 0.5 y = 0,0279x + 0,0032 R 2 = 0,9998 0 0 10 20 30 kadar (ug/ml) Gambar 3. Kurva baku dietilammonium diklofenak pada = 276 nm, persamaan garis regresi linearnya y 0,0279x 0,0032, r = 0,9999 Tabel 6. Homogenitas kadar dietilammonium diklofenak dalam sediaan gel dalam basis carbopol ETD 2020 Formula Pemeriksaan Kadar (ug/ml) Rata-Rata KV Repl.1 Repl. 2 Repl. 3 I 38,30 38,30 41,89 39,49 0,90 II 41,89 41,89 34,72 39,49 0,90 III 41,89 38,30 41,89 40,69 1,20 IV 41,89 40,09 40,09 40,61 1,20 Pelepasan Dietilammonium Diklofenak dari Sediaan Gel. Hasil uji pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020 yang mengandung propilenglikol berbagai kadar dapat dilihat pada tabel 7, 8, 9 dan 10. Harga slope persamaan garis yang dihasilkan menggambarkan fluks pelepasan dietilammonium diklofenak dari masing-masing formula gel. Data fluks pelepasan dapat dilihat pada tabel 11, sedangkan kurva hubungan antara % propilenglikol dan fluks pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020 dapat dilihat pada gambar 4.

Korelasi Kadar Propilenglikol Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 5 Tabel 7. Jumlah dietilammonium diklofenak yang lepas dari basis gel carbopol ETD 2020 ( g/cm 2 ) dari ketiga formula Menit t 1/2 Dietilammonium diklofenak yang lepas (ug/cm 2 )* Formula kontrol Formula I Formula II Formula III (menit) 5 2,24 0,0000 76,5129 194,0264 81,8396 10 3,16 0,0000 123,3176 230,3487 124,7662 15 3,87 0,0000 202,4390 270,0246 183,2243 20 4,47 0,0000 293,8147 305,2977 278,1928 30 5,48 13,9789 352,9315 415,6927 346,0254 45 6,71 32,2206 424,8211 655,9893 469,2852 60 7,75 50,1701 499,9268 760,4034 521,3695 75 8,66 68,7686 550,3297 818,6771 611,5012 90 9,49 95,4122 676,4039 959,4537 622,4061 105 10,25 114,4556 749,6535 1222,3760 653,7972 120 10,95 136,1225 783,2541 1248,9710 683,9964 135 11,62 160,1048 818,2572 1342,8910 729,3667 150 12,25 172,3163 951,9999 1357,5440 744,6330 180 13,42 201,1771 1029,3810 1434,4510 830,7194 210 14,49 231,1184 1052,5020 1475,1610 911,5419 240 15,49 256,0557 1211,5510 1716,1010 1100,4800 * : Data merupakan harga rata-rata dari tiga kali percobaan Tabel 8. Fluks pelepasan dietilammonium diklofenak dari sediaan gel carbopol ETD 2020 Formula Fluks ( g/cm 2 menit 1/2 ) Fluks Replikasi rata-rata 1 2 3 KV I 21,52 20,58 20,22 20,47 3,24 II 86,96 82,93 82,37 84,09 2.98 III 119,78 119,79 126,78 122,12 3,31 IV 67,11 69,50 71,99 69,54 3,52 Gambar 4. Kurva hubungan antara % propilenglikol dan fluks pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020 Dari kurva hubungan antara % propilenglikol dan flux pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020 pada gambar 4 terlihat bahwa pelepasan optimal dietilammonium diklofenak dari basis diperoleh pada formula yang mengandung propilenglikol 15% dengan fluks 122,12 3,31 g/cm 2 menit 1/2. Penambahan propilen glikol pada sediaan sampai dengan 15% terjadi peningkatan jumlah bahan aktif yang lepas dari basis. Hal ini terjadi akibat meningkatnya jumlah dietilammonium diklofenak yang larut akibat adanya penambahan propilenglikol sebagai kosolven (Arelano, 1999; Parsae, 2002). Pada penambahan propilenglikol lebih besar yaitu 20% terjadi penurunan jumlah bahan aktif yang lepas. Hal ini kemungkinan disebabkan telah terjadi perubahan hidrofilitas dari sistem dimana penambahan propilenglikol >15% mengakibatkan sistem menjadi lebih hidrofil. Kondisi yang demikian kemungkinan mengakibatkan perubahan sifat partisi bahan obat, sehingga bahan obat memiliki afinitas lebih besar terhadap basis dan hal ini mengakibatkan bahan obat menjadi lebih sulit melepaskan diri dari basis. Pada tabel 7, untuk formula kontrol yaitu formula yang tidak mengandung propilenglikol, pada awal percobaan tidak terlihat adanya pelepasan dietilammonium diklofenak, hal ini menunjukkan adanya waktu laten (lag time) yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk berada dalam keseimbangan difusi. Untuk formula II, III dan IV dengan semakin meningkatnya kadar propilenglikol dalam sistem, tidak terlihat lagi adanya waktu laten. Mekanisme yang mungkin terjadi adalah propilenglikol yang berfungsi sebagai kosolven. menyebabkan terjadinya peningkatan kelarutan dietilammonium diklofenak sehingga bahan aktif tersebut lebih cepat mencapai keadaan keseimbangan difusi dan waktu laten tidak teramati. Adapun hubungan viskositas sediaan dengan pelepasan bahan aktifnya dapat dijelaskan bahwa sesuai dengan teori difusi, meningkatnya viskositas akan menurunkan kecepatan difusinya sehingga menurunkan mobilitas bahan aktif dalam menuju keadaan seimbang sehingga jumlah yang lepas juga berkurang. Pada penelitian ini, untuk pembuatan sediaan bahan aktif dilarutkan terlebih dahulu dalam metanol baru kemudian ditambahkan propilenglikol. Sedangkan dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penambahan propilenglikol dapat meningkatkan pelepasan bahan obat yang kemungkinan disebabkan terjadinya peningkatan kelarutan oleh karena adanya propilen glikol sebagai kosolven. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dimana dietilammonium diklofenak langsung dilarutkan dalam propilenglikol. Dalam penelitian ini digunakan NaOH untuk menetralkan gel carbopol.

6 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1, April 2005 Melani D., et.al Untuk mengantisipasi pemikiran kemungkinan terbentuknya senyawa diklofenak Na perlu dilakukan penelitian lain dengan menggunakan bahan penetral selain NaOH sebagai pembanding. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari efek bahan aktif setelah lepas dari basis dan berpenetrasi sehingga menimbulkan efek farmakologi yang diharapkan maka perlu dilakukan evaluasi in vivo. Kesimpulan. Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan propilenglikol kedalam formula gel dapat meningkatkan flux pelepasan dietil ammonium diklofenak dari basis gel carbopol ETD 2020. Pelepasan optimal dicapai pada kadar propilenglikol 15% dengan harga fluks 122,12 3,31 g/cm 2 menit 1/2. Saran. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dimana dietilammonium diklofenak langsung dilarutkan dalam propilenglikol pada proses pembuatan sediaan dan penelitian lebih lanjut menggunakan bahan penetral selain NaOH sebagai pembanding. DAFTAR PUSTAKA Adeyeye, Christianah, M, Li Pu Kai, 1990, Diclofenac Sodium.In Florey (ed), Analytical Profiles of Drug Substance, San Diego Academic Press Inc, Vol.19:125-137 Arelano A, Santoyo S, Martin C, 1999, Influence of propyleneglycol and isopropylmyrystate on the in vitro percutaneous penetration of diclofenac sodium from carbopol gels, Eur.J.Pharm.Sci, January, volume 7(2): 129-135 Barry W., 1983, Dermatological Formulations, Percutaneous Absorption, Marcel Dekker Inc.,New York, 300-304 Boylan JC, Copper, ZakT, 1994, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2 nd edition, Washington: American Pharmaceutical Association, 1994: 71-73, 176-179, 310-313 Florence, AT, 1994, Physiochemical Principles of Pharmacy, 2 nd edition, London, The Mac Millan Press, Ltd, 1994:299 Higuchi T.,1960, Physical Chemical Analysis of Percutaneous Absorption Process From Cream and Ointments, J. Soc.Cosmet.Chem,11, 85 Idson B.,1975, Percutaneous Absorption, J. Pharm. Sci.,64(6), 915-916 Lachman L., Lieberman HA., Kanig JL., 1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3 th ed, Lea & Febiger, Philadelphia, 534-548 Lieberman HA., Rieger MM, Banker GS.,1989, Pharmaceutical Dosage Form, Vol.2, Marcel Dekker, New York, 496-504 Martin A., Swarbrick J., Cammarata A., 1983, Physical Pharmacy, Physical Chemical Principles in The Pharmaceutical Science, 3 th ed, Lea and Febiger, Philadelphia, 399-499 Parsae S, Sarbolouki MN, Parnianpour M, 2002, in vitro release of diclofenac diethylammonium from lipid based formulations, Int.J.of Pharm, Vol.241 (1), 185 190 Purnawan, T., 1998, Studi in vitro pengaruh konsentrasi natrium hidroksida terhadap pelepasan dietilammonium diklofenak dari basis gel carbopol 940, Skripsi, Fakultas Farmasi Unair, Surabaya, 56-59 Purwanto SL, 1994, Data obat di Indonesia, edisi 9, Jakarta, PT.Grafika Jaya, 790. Budavari S., 1989, The Merck Index, An Encyclopedia of Chemical, Drug and Biological, 11st edition. Rahway-New Jersey-USA: Merck and Co, Inc, 278 Thoma K., Merk B.,1986, Neure Arzneiformen in der Apothekenrezeptur, Kapseln, Pumpsprays, Crème, Hydrogele, Deutscer Apotheker Verlag, Stutgart, 71-80