Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh Saryana PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

PERSETUJUAN ARTIKEL. Oleh: Indriyani Nalole Jurusan Pendidikan Ekonomi. Nip Nip

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SUSANTI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Singgih Bayu Pamungkas.K8412076.PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi pokok gejala sosial (definis, macam-macam faktor penyebab, macam-macam, contoh, dampak, dan cara mengatasi gejala sosial) dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Dengan Tipe The Power Of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sosiologi Kelas X Ips 3 Sma Batik 1 SurakartaTahun Ajaran 2015/2016.. Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes. Analisis data menggunakan teknik analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kegiatan pra tindakan dengan perolehan sebesar 17,39% kemudian meningkatkan pada siklus I dengan perolehan sebesar 62,06% dan meningkat pada siklus II dengan perolehan sebesar 78,80%. Peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari nilai rata rata posttest yang diperoleh yang diawali dengan kegiatan pra tindakan dengan perolehannya sebesar 73,39 atau 69,4% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 76,84 atau 74,69% kemudian meningkat lagi pada siklus II sebesar 80,73 atau 86,06%. Untuk keaktifan guru setiap siklusnya terjadi peningkatan.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan tipe pembelajaranthe Power Of Two dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 3 SMA BatikI Surakarta mata pelajar sosiologi. Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, tipe The Power Of Two, Keaktifan, danhasilbelajar.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena manusia selain sebagai makhluk individu ia juga merupakan makhluk sosial yang harus bisa menyesuaikan kehidupannya di masyarakat. Selain itu tujuan pendidikan menurut Langeveld untuk kedewasaan siswa. Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan formal terdapat komponenkomponen pendidikan,salah satu komponen pendidikan yang penting dalam pendidikan formal di sekolah adalah guru sebagai pengajar. Guru adalah orang yang dijadikan fasilitator untuk menemukan kebenaran apa yang dipelajari dengan rumusan prinsip, generalisasi, teori maupun hukum dalam pembelajarannya.maka dalam proses pembelajaran guru perlu mengenal model pembelajaran salah satu model pembelajaran yang bisa mewujudkan pembelajaran aktif dan bisa meningkatkan hasil belajar adakah model pembelajaran kooperatif. Peneliti mengadakan observasi awal di kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta. Pertama kali saat melakukan pra tindakan dapat digambarkan bahwa kelas terlihat tenang, namun tidak jarang akan berubah menjadi ramai ketika suasana sudah tidak kondusif lagi. Peneliti menemukan beberapa permasalahan di dalam kelas antara lain: beberapa siswa ada yang mengobrol dengan teman sebelahnya, ada siswa yang mendengarkan penjelasan guru sambil tiduran di meja, guru masih menggunakan metode megajar yang hanya terpusat pada guru, guru hanya menunjuk siswa yang terlihat mendengarkan pelajaran untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa merasa jenuh dan terkesan bosan dalam belajar, hanya siswa itu saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Sementara itu, jarang terlihat siswa menulis materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru sosiologi kelas X IPS 3 SMA Batik 1 Surakarta, dapat dikemukakan bahwa ternyata masih banyak siswa yang kurang berminat dalam kegiatan pembelajaran sosiologi, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa, khususnya dalam ranah kognitif. Nilai sosiologi yang diperoleh terlihat masih rendah, berdasarkan hasil ulangan harian, sebanyak 31 siswa dari 46 siswa di kelas X IPS 3 belum tuntas. Sebagai tindak lanjut guna mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas X IPS 3, yang berorientasi pada perbaikan keaktifan dan hasil belajar diperlukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagaimana dinyatakan Herawati bahwa, Penelitian tindakan kelas

memiiki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran jika diimplementasikan dengan baik dan benar (Aminah, 2012:45). Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran kooperatif, karena penerapan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas yang nantinya juga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif sebenarnya ada banyak tipe dan tekniknya,salah satunya adalah teknik dari model pembelajran ini adalah tipe The Power Of Two Pembelajaran Kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twomerupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok dimana dari setiap kelompok beranggotakan dua siswa atau menggabungkan dua kepala dan tipe pembeljaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik serta melatih kerja sama dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dengan begitu siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran bekerja sama dengan temannya, saling bertukar pikiran, menanggapi, mengemukakan pendapat, berbagi informasi tanpa harus merasa sungkan, takut dan diharapkan akan lebih mudah memahami materi karena siswa sama-sama diberi kesempatan untuk berpendapat di dalam kelompok. Fokus penelitian ini yaitu berupa pembelajaran sosiologi yang akan dilakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing, dengan objek penelitian berupa keaktifan belajar siswa yang diukur melalui lembar observasi yang diidentifikasi dari observasi pra tindakan sampai dengan siklus yang telah ditentukan, hasil dari keaktifan belajar ini juga sebagai gambaran terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik siswa. Serta hasil belajar siswa yang diukur dari ranah kognitif yang diperoleh dari hasil tes siswa. Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah disampaikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWOUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015/2016. METODE PENELITIAN Subjek penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada siswa kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Ajaran

2015/2016 dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas tersebut. Kelas X IPS 3berjumlah 46 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 26siswa laki-laki. Data penelitian yang dikumplkan dari berbagai sumber antara lain data dari sekolah, guru mata pelajaran sosiologi kelas X IPS 3, siswa kelas X IPS 3 serta peristiwa selama proses pembelajaran sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengantipe The Power Of Two Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif berupa nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terrendah dan prosentase pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus.untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasian tindakan. Berikut adalah indikator capaian dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twoakan dikatakan berhasil dan mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa jika minimal 76% siswa dikatakan aktif yang berasal dari perolehan skor minimal 5 (keterangan baik) pada lembar observasi. Sementara pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twodikatakan bisa meningkatkan hasil belajar siswa, jika 80% siswa tuntas atau mampu malampaui nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 diukur dari aspek kognitif siswa. Sementara untuk aspek afektif dan psikomotorik tercermin dalam keaktifan belajar siswa. SIKLUS I Perencanaan Peneliti dan guru menyepakati untuk pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan selama 2 kali pertemuan, dimana 2 kali pertemuan berupa tindakan dan di akhir pertemuan ke dua diadakan pos test berupa evaluasi. Peneliti dan guru mempersiapkan skenario perencanaan dan menyepakati RPP. Pelaksanaan Siklus pertama dilaksanakan pada 14 Januari 2016 dan 21 Januari 2016. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi, penerapan model pembelajaran dan evalusai. Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus I prosentase siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu 76,09%

siswa tuntas dengan nilai rata-rata 76,84 padahal sebelumnya pada pra tindakan prosentase siswa yang tuntas adalah 30,6% dengan nilsi rata-rata 73,39.Sementara untuk keaktifan belajar pada siklus I meningkat dari semula 17,39% pada pra tindakan menjadi 62,06% pada siklus I. Refleksi A. Kelemahan Guru 1. Guru kurang menjangkau kelas dan kurang menguasai media belajar, sehingga waktu pemelajaran menjadi berkurang. 2. Guru lebih banyak terpaku pada slide yang ada di power point. 3. Guru masih kurang memahami teknis pelaksanaan model pembelajaran kooperatiftipe The Power Of Two B. Kelemahan Siswa 1. Siswa kaku dan bingungan harus menyanggah atau tidak pendapat yang telah dibuat oleh teman karena menurut siswa kancing itu adalah kesempatan untuk mengemukakan pendapat. 2. Masih terdapat siswa yang melakukan keaktifan belajar diluar proses pembelajaran. 3. Banyak siswa yang tidak menulis materi pembelajaran karena menurut siswa materi bisa diminta ke guru. SIKLUS II Perencanaan Pada siklus II guru dan peneliti sepakat melaksanakan siklus II selama dua pertemuan. Dua pertemuan untuk tindakan dan di akhir pertemuan ke dua diadakan evaluasi. Guru dan peneliti mendiskusikan skenario pembelajaran yaitu dengan melanjutkan materi pembelajaran yaitu gejala sosial dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two, serta menyepakati RPP yang dibuat sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Siklus II peneliti in dilaksanakan pada 28 Januari 2016 dan 4 Februari 2016. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendaaman materi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II terdapat siswa yang tuntas 86,06% dengan nilai rata-rata yang 80,73 diperoleh sementara pada siklus I nilai rata-rata 76,84. Sementara untuk keaktifan belajar siswa yang dikatakan aktif sejumlah 78,80%. Sehingga ada peningkatan baik keaktifan belajar maupun hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Refleksi Pada siklus II penelitian ini, keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa sudah mencapai target menurut indikator capaian yaitu 78,80% siswa dikatakan aktif dan 86,06% siswa tuntas dengan rata-rata 80,73. Kekurangan pada

siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru tidak perlu melaksanakan siklus selanjutnya. REVIEW LITERATUR Pendidikan adalah suatu hal diperlukan bagi setiap manusia, sehingga dalam dunia pendidikan ada beberapa hal yang berubah dan perlu diperbaiki. Perbaikan pendidikan yang biasanya dilakukan adalah perbaian dalam proses pembelajaran melalui penelitian, salah satu penelitian tersebut yaitu penelitian tindakan kelas. Sebagaimana pendapat dari Kemmis dan Mc Tanggart yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengandalkan refleksi dari peserta atau yang melakukan penelitian (Daryanto, 2011: 3). Proses pembelajaran di kelas tak terlepas dari kegiatan belajar dan pembelajaran. Belajar adalah suatu serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga hasil dari belajar ini bisa diterapkan di lingkungan sendiri. Pada kegiaan belajar ada keaktifan belajar yang dilakukan. Menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2012) jenis-jenis keaktifan belajar yaitu: A. Visual activities meliputi kegiatan membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain. B. Oral Activities termasuk menyatakan pendapat. C. Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. D. Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin. E. Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram. F. Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. G. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan keaktifan. H. Emotional activities, termasuk menaruh minat, gembira,tenang, bersemangat, bergairah, berani, tegang. Sementara pembelajaran adalah suatu rangkaian yang terjadi antara siswa, guru dan unsur-unsur lain dalam lingkungan belajar yang dibuat untuk menunjang tujuan dari proses pembelajaran yang terjadi di kelas agar tercipta suasana yang kondusif agar bisa berpengaruh pada tingkah laku siswa. Sehingga dalam pembelajaran diperlukan model pembelajaran karena model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang bisa diikuti oleh guru, yang disusun dengan tujuan agar digunakan sebagai pedoman pembelajaran supaya guru dalam melakukan proses pembelajaran bisa terstruktur. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model

pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twokarena masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi serta meminimalisir siswa yang mendominasi diskusi. Langkahnya yaitu: a) Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran b) Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pertanyan tersebut secara individual c) Setelah semua peserta didik menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya d) Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka e) Ketika semua pasangan telah menulis semua jawaban baru bandingkan jawaban setiap pasangan di dalam kelas dengan cara mempresentasikan hasil jawaban dari masing-masing kelompok. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dinyatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan capaian penelitian mulai dari tahap pra tindakan atau pra siklus, siklus I dan siklus II: Aspek Keakt ifan Belaja r Siswa Hasil Belaja r Siswa Kriter ia Pra Tindak an Siklus I Siklus II Aktif 8 28 36 Prose 17,39% 62,06% 78,8% ntase Nilai Ratarata Prose ntase Tunta s 73,39 76.84 80,73 69,4% 76,09% 86,06% Setelah diaksanakan model pemelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twopada kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta, hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatiftipe The Power Of Two KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X IPS 3 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus memiliki 4 tahap penelitian antara lain perencanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi tindakan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twopada pelajaran sosiologi kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta,

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twodapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada pra siklus 17,39% siswa yang aktif menjadi 62,06% siswa aktif pada siklus I dan meningkat menjadi 78,8% pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twodapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada pra tindakan nilai rata-rata siswa 73,39 dengan prosentase 69,4 % siswa yang tuntas dan meningkat nilai rata-ratanya menjadi 76,84 dan prosentase 76,09% siswa yang tuntas pada siklus I dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan perolehan rata-rata nilai 80,73 dengan prosentase ketuntasan sebesar 86,06%. Saran Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disampaikan beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut: A. Bagi Siswa 1. Siswa hendaknya dapat mempergunakan waktu yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya untuk belajar. 2. Siswa hendaknya dapat mengaplikasikan hasil pembelajaran yang telah didapatkan selama proses pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari. 3. Siswa jangan malu untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat. B. Bagi Guru 1. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of TwoDalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya dapat mengembangkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa sehingga kemampuan siswa berkembang secara optimal. 2. Guru hendaknya belajar tentang metode dan model pembelajaran yang inovatif kemudian menerapkannya dalam pembelajaran sehingga ada variasi dalam mengajar. C. Bagi Sekolah 1. Sebaiknya sekolah senantiasa memberikan pembekalan berupa pelatihan penerapan model dan metode inovatif dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas siswa. 2. Sekolah hendaknya berusaha memberikan kontribusi sarana dan prasarana kepada guru dan siswa agar dapat mengembangkan potensi dan kualitas mereka.

DAFTAR PUSTAKA Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerjasama dengan FKIP UNS Surakarta. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rineka Cipta Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta Dimiyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.