Pembuatan Hidroksi Apatit Dari Kulit Telur

dokumen-dokumen yang mirip
Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal.

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERBAHAN DASAR PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DENGAN METODE BASAH-PENGENDAPAN

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

WULAN NOVIANA ( )

SINTESIS SENYAWA KALSIUM FOSFAT DENGAN TEKNIK PRESIPITASI SINGLE DROP

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

STUDI KUALITAS DIAMONIUM HIDROGEN FOSFAT DALAM FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Telur dengan Metode Presipitasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

Bab III Metodologi Penelitian

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

PENGOLAHAN DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROSIAPATIT DARI LIMBAH TULANG SAPI UNTUK BAHAN GIGI PENGGANTI

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP POROSITAS, KEKERASAN, MIKROSTRUKTUR, DAN KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

13. Gilbert, G. L., (1976), A Buffer solution and its action, J.Chem.Ed, 53, Wiger, G. R., de la Comp, U., (1978), Conjugate acid base

SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR AYAM RAS (Gallus gallus) MENGGUNAKAN METODE PENGENDAPAN BASAH

2 I. Wadu dkk., Sintesa dan Penentuan Kadar Kalsium-Fosfat.

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH, SERAPAN ATOMIK, SERAPAN SINAR TAMPAK DAN ULTRAVIOLET HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR FIFIA ZULTI

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TELUR AYAM DAN BEBEK SEBAGAI SUMBER KALSIUM UNTUK SINTESIS MINERAL TULANG

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI TULANG SAPI DENGAN METODE BASAH- PENGENDAPAN ABSTRAK ABSTRACT

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

KAJIAN KOMPOSISI HIDROKSIAPATIT YANG DISINTESIS DENGAN METODE HIDROTERMAL NURUL YULIS FA IDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH SENYAWA KALSIUM FOSFAT HASIL PRESIPITASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PROSES DEASETILASI TERHADAP YIELD CHITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGAWET MAKANAN

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, neraca analitik,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

Sintesis Hidroksiapatit Dari Kulit Kerang Darah Dengan Metode Hidrotermal Suhu Rendah

Penentuan Komposisi Serta Suhu Kalsinasi Optimum CaO Dari Batu Kapur Kecamatan Banawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

PEMANFAATAN KULIT TELUR SEBAGAI KATALIS BIODISEL DARI MINYAK SAWIT DAN METANOL

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi, sintesis material konduktor ionik dan uji kinerja material

PENUMBUHAN KRISTAL APATIT DARI CANGKANG TELUR AYAM DAN BEBEK PADA KITOSAN DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan 2012 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 6 Maret 2012 ISSN: 1693-4393 Pembuatan Hidroksi Apatit Dari Kulit Telur Mahreni 1, Endang Sulistyowati 1, Saeful Sampe 2 dan Willyam Chandra 2 1 Dosen Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta, 55283 Telp/fax: 0274 486889; E-mail: mahreni_03@yahoo.com Abstract The eggs produce waste in the form of eggs shell. One alternative to reduce the waste is by processing the egg shell into hydroxy apatite powder. Eggshell is one of the largest sources of calcium carbonate, with 95% of composition. The characteristics of hydroxy apatites that allowed to be used as biomaterials including the mass ratio of Ca:P should have a value of 1.67 and have a crystalline structure. In the first step, the eggs shell reacted with hydrochloric acid. Solution formed to the base condition to get the calcium deposits, which then reacted with sodium phosphate to produce hydroxy apatite deposition. The deposition which formed then dried and heated for forming the hydroxy apatite crystals. The hydroxy apatite crystals are analyzed by X-Ray Difractometry (XRD) and Energy Dispersive Spectroscopy X-ray (EDS). From the analysis results, the mass ratio of Ca:P respectively for samples A (0.8 gr CaCO 3 1 mol 20ml HCl and 0.3 mol Na 3 PO 4 ), C (0.8 gr CaCO 3 1 mol 20ml HCl and 1 mol Na 3 PO 4 ), and F (0.8 gr CaCO 3 1 mol 20ml HCl and 2.5 mol Na 3 PO 4 ) is 1.981956, 1.749265, and 1.603175. The structure of hydroxy apatite are obtained crystalline form after heating at a temperature of 1000 o C for 2 hours. Atomic composition ratio of Ca, PO 4 groups, and the OH group in the molecule CA X (PO 4 ) y (OH) z which is from the samples A, C, and F respectively are Ca 16,03 (PO 4 ) 6 (OH) 9, Ca 14,15 (PO 4 ) 6 (OH) 6.97, and CA 12,9648 (PO 4 ) 6 (OH) 6.7889. The conclusion from this study, the egg can be used to produce hydroxyapatite powder. Keywords: Shell egs, biomaterial, precipitation, HAP, wet process. Pendahuluan Telur merupakan lauk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, selain mempunyai gizi yang tinggi juga harganya terjangkau. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2009, produksi telur pada tahun 2008 sebesar 860.000 ton per tahun. Sebesar 10 % dari telur tersebut merupakan kulit telur, sehingga dalam setahun di seluruh Indonesia dihasilkan 86.000 ton kulit telur. Kulit telur tersebut belum dimanfaatkan sehingga dibuang percuma dan dapat mencemari lingkungan. Kulit telur merupakan salah satu sumber CaCO 3 (calcium carbonate) yang paling besar, dengan kadar yang mencapai 95%. Telur menghasilkan limbah berupa limbah kulit telur, Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah kulit telur adalah dengan mengolah kulit telur tersebut menjadi Serbuk hidroksiapatit atau senyawa kalsium yang selama ini dikenal sebagai pengganti tulang sintetik. Hidroksi apatit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah ikatan yang mengandung ion kalsium. Ion kalsium dapat dikombinasikan dengan orthophosphates, pyrophosphates, hidrogen, atau hidroksida. Ini adalah bahan utama dalam pembentukan tulang dan enamel gigi, sehingga di sebut juga sebagai biomaterial. (Anonim, www.wikipedia.com) Kulit Telur yang sudah diolah dalam bentuk hidroksiapatit dapat menambah kebutuhan dunia medis. Tingginya kasus kerusakan tulang dalam medis sering terjadi sebagai akibat fraktur yang penanganannya memerlukan pembedahan dan grafting (pencangkokan) dengan menggunakan biomaterial. Pemenuhan kebutuhan biomaterial tulang di Indonesia masih menggunakan material import. Adapun yang telah dikembangkan di tanah air adalah biomaterial yang berasal dari tulang sapi yang disebut allograf. Allograf pada umumnya hanya terdiri dari komponen mineral saja, serta mempunyai kelemahan, yakni karakternya tidak pasti, tidak konstan dan perbedaan imunitas yang dapat menyebabkan terjadinya karsinogenik. Dalam perkembangannya, untuk mengatasi persoalan tersebut dilakukan pembuatan biomaterial sintetik yang diharapkan karakter bahannya diketahui C07-1

secara pasti sehingga lebih biokompatibel. (Dewi, 2009) Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kristal hidroksiapatit dari kulit telur dan asam, mempelajari pengaruh perbandingan antara berat CaCO 3 dengan mol HCl, mempelajari perbandingan antara mol CaCl 2 berbanding mol Na 3 PO 4 terhadap komposisi atom Ca, gugus PO 4, dan gugus OH didalam molekul serta membandingkan komposisi Ca x (PO 4 ) y (OH) z yang dihasilkan dengan komposisi biomaterial yang sesungguhnya. Hidroksiapatit merupakan senyawa yang tersusun dari kalsium, fosfat, oksigen dan hidrogen. Material hidroksiapatit ini dapat dihasilkan dari limbah kulit telur dengan mengambil kalsium dari kulit telur kemudian direaksikan dengan senyawa (Farzadi, 2010). Prabakaran dkk (2005) melakukan sintesis Hidroksiapatit dari cangkang telur. Metode yang dilakukan dengan menghilangkan komponen organik pada cangkang telur sehingga dapat menghasilkan senyawa kalsium dengan mengkalsinasi cangkang telur pada temperatur 900oC. Kalsium yang diperoleh selanjutnya direaksikan dengan senyawa asam sehingga menghasilkan senyawa kalsium. Untuk memperoleh Hidroksiapatit dilakukan perlakuan pemanasan pada temperatur 400, 700 dan 900 o C. Dari hasil analisis dengan difraksi sinar-x diperoleh bahwa pemanasan yang dapat menghasilkan Hidroksiapatit yaitu pada temperatur 900 o C. Hidroksiapatit pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biomaterial berupa tulang buatan dan gigi manusia. Hidroksiapatit dari kulit telur dapat dihasilkan setelah dilakukan kalsinasi pada suhu 900 C. Dalam pembuatan biomaterial rasio perbandingan antara kalsium dan fosfat yang di ijinkan adalah sebesar 1,67. Kadar ini biasanya di analisa dengan menggunakan alat X- Ray Difractometer (XRD) dan Energy Dispersife Spectrofotometri X-Ray (EDX). Pada umumnya berat hidroksiapatit dapat mencapai 69% dari berat tulang alami. Hidroksiapatit memiliki struktur heksagonal dan merupakan senyawa yang paling stabil di antara berbagai kalsium. Hidroksiapatit juga sangat stabil dalam cairan tubuh serta di udara kering atau lembab hingga 1200oC (Farzadi, 2010). Senyawa ini tidak terurai dan bersifat bioaktif. Biokompatibilitas dan kesamaan hidroksiapatit dengan komposisi mineral pada tulang dan gigi manusia membuat mereka cocok untuk pengganti segmen yang rusak pada sistem kerangka manusia(cahyanto, 2009). Metodologi Mula-mula kulit telur sebanyak 2000 gram dibersihkan menggunakan aquadest untuk dipisahkan dari selaput lendir dan kotoran. Setelah itu ditimbang, kulit telur dihancurkan sampai berbentuk serbuk, kemudian diayak menggunakan pengayak ukuran 200 mesh. kulit telur tersebut dimasukkan ke dalam oven pada suhu 110 C sampai berat konstan untuk proses pengeringan. Serbuk yang telah kering di timbang sebayak 0.8 gram kemudian dilarutkan dalam larutan HCl 36 % sebanyak 20 ml dengan konsentrasi 0.5, 1, 1.5, 2, 2.5, 3 N sambil larutan dipanaskan sampai serbuk kulit telur larut. Larutan didinginkan kemudian ditambahkan indicator metil merah kemudian di teteskan dengan NH 3 sampai kondisi basa (berwarna kuning) dan terbentuk endapan. kemudian dilarutkan kembali dengan larutan Na 3 PO 4 dengan konsentrasi 0.3 ; 0.5 ; 1 ; 1.5 ; 2; 2.5 mol sebanyak 20 ml sampai terbentuk endapan baru. Kemudian endapann yang terbentuk disaring dan dicuci dengan air panas untuk menghilangkan ion Cl -. Endapan kemudian dipisahkan dan dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan sampai berat konstan. Serbuk hasil dari oven kemudian dianalisa. Hasil Dan Pembahasan Percobaan untuk menentukan variabel jumlah CaCO 3 berbanding dengan pelarut HCl dilaksanakan sebagai berikut: Tabel 1. Kelarutan CaCO 3 klorida (HCl). No HCL (N) 1 0.5 2 1* 3 1.5 4 2 5 2.5 6 3 dalam pelarut asam kelarutan kulit telur (gram / 20 ml HCL) 0.4 0.8 0.85 0.9 1.05 1.1 Gambar 1. Grafik hubungan kelarutan CaCO 3 terhadap HCl. C07-2

Dari tabel di atas, dipilih sampel no.2 yaitu dengan pereaksian antara 0,8 gram CaCO3 dalam 20 ml HCl sebagai sampel yang optimum, karena konsentrasinya yang rendah, waktu pereaksian yang cepat, dan memenuhi kebutuhan sampel yang dianalis pada alat XRD dan SEM-EDX. Sampel 0,8 gram kulit telur pada 20 ml HCl dibuat basa (ph>7) dengan penambahan ammonium hidroksida (NH4OH), kemudian direaksikan dengan natrium fosfat (Na3PO4) untuk mendapatkan hidroksiapatit. Pengaruh mol CaCl 2 terhadap mol Na 3 PO 4 Tabel 2. Hasil reaksi CaCl 2 dan Na 3 PO 4 menjadi dengan variasi normalitas Na 3 PO 4. Sampel A B C D E F Mol Na 3 PO 4 0.3 0.5 1 1.5 2 2.5 (gram) 0.52 0.73 0.91 1.05 1.33 1.32 ph akhir larutan 8 8 10 11 11 11 CaCO 3 mulamula 0.64 0.91 1.13 1.3 1.63 1.63 Dari data diperoleh bahwa reaksi pembentukan hidroksiapatit optimum terdapat pada Sampel dengan 0,8 gram kulit telur pada 20 ml HCl yang direaksikan dengan 2 mol Na3PO4, dimana efisiensi berat dapat mencapai 163.163 % berat telur awal. massa Hidroksi apatit terbentuk (gram) 1,5 1 0,5 0 0 1 Mol Na 3 PO 2 3 Gambar 2. Hubungan antara massa hidroksiapatit terbentuk vs mol Na 3 PO 4. Dari grafik dapat dilihat bahwa pereaksian Na3PO4 optimum yang dapat dipakai adalah sebanyak 2 mol, pada saat di pakai 2,5 mol efisiensi pembentukan hidroksiapatit cenderung mengecil. Hal ini terjadi karena semakin besar konsentrasi Na3PO4 yang direaksikan dibatasi oleh konsentrasi CaCl2 sebagai limiting reaktan. Hasil analisa XRD a. Sebelum dipanaskan hasil sampel yang terbentuk di analisa dengan alat XRD dan SEM-EDX. O 4 Gambar 3. Hasil dipanaskan Dari hasil analisa XRD dapat dilihat terbentuk hidroksiapatit dalam bentuk amorf, yang ditandai dengann adanya peak pada sudut 2 theta antara 35 s/d 40. Namun peak yang melebar menunjukkan bentuk hidroksiapatit belum berbentuk Kristal. Struktur hidroksiapatit yang tidak berbentuk Kristal tidak dapat dimanfaatkan sebagai biomaterial karena strukturnya rapuh, sehingga sampel kemudian di panaskan pada suhu yang lebih tinggi untuk mendapatkan struktur Kristal. b. Setelah dipanaskan Untuk mendapatkan struktur Kristal, sampel kemudian di furnace pada 1000 o C dengan waktu 2 jam. Di samping hidroksiapatit, juga terbentuk senyawa trikalsium fosfat dari akibat adanya pemanasan pada suhu di atas 6000 o C. Gambar 4. Hasil dipanaskan analisa XRD sebelum analisa XRD setelah Hasil Analisa SEM-EDX Spesifikasi alat SEM-EDX yang dipakai: Instruments : 6510 (LA) Volt : 20.00 kv Mag : x 1.000 Pixel : 512 x 384 Probe Current : 1.00000 na Energy range : 0 20 kev PHA mode : T3 C07-3

Tabel 3. hasil komposisi sampel melalui SEM-EDX % massa % atom Komponen A C F A C F C 25.3 17.17 13.88 37.95 27.95 22.78 O 40.7 40.79 42.31 45.80 49.84 52.14 P 10.5 13.6 14.49 6.11 8.58 9.22 Ca 20.8 23.79 23.23 0.18 11.60 11.43 Cu 2.12 2.03-0.60 0.63 - Cl 0.35-1.07 0.18-0.60 Na - 1.13 4.19-0.96 3.59 Zn - 1.48 0.84-0.44 0.25 rasio Ca:P 1.981956 1.749265 1.603175 - - - Dari grafik dapat dilihat rasio kalsium berbanding fosfat yang mendekati biomaterial sesungguhnya terdapat pada sampel F dengan rasio kalsium berbanding fosfat sebesar 1.603175. Secara teoritis, dengan memanfaatkan metode interpolasi antara titik C dan F, rasio Ca:P yang bernilai 1,67 dapat dihasilkan dengan mereaksikan Sampel 0,8 gram kulit telur pada 20 ml HCl yang direaksikan dengan 1.81386 mol Na 3 PO 4. Gambar 5. Morfologi hidroksi apatit (hasil analisis SEM) Pada sampel C dan F terdapat ion Cu dan Zn sebagai impurities karena kurs porselin yang dipakai saat pemanasan tidak bersih, sehingga mengotori sampel. Sedangkan adanya ion Na disebabkan oleh pencucian dengan menggunakan air panas pada pencucian sampel tidak begitu bersih, sehingga masih menyisakan ion Na. mol Na 3 PO 4 3 2,5 2 1,5 1 0,5 F 0 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2 2,1 rasio Ca : P Gambar 6. Grafik hubungan antara mol Na 3 PO 4 rasio (Kalsium : Phosphor) Ca : P C A Komposisi nilai X, Y, dan Z pada Komposisi perbandingan atom Ca, gugus PO 4, dan gugus OH di dalam molekul yang di hasilkan dari sampel A, C, dan F berturut turut adalah Ca 16,03 (PO 4 ) 6 (OH) 9, Ca 14,15 (PO 4 ) 6 (OH) 6,97, dan Ca 12,9648 (PO 4 ) 6 (OH) 6,7889. Perbandingan nilai x, y, dan z belum memenuhi komposisi nilai Hidroksiapatit yang mempunyai nilai Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 karena pada analisa SEM-EDX atom H sulit untuk dideteksi sehingga untuk mendapatkan nilai perbandingan nilai x, y, dan z dilakukan secara teoritis. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Pembuatan Hidroksi apatit dari kulit telur dapat disimpulkan sebagai berikut: Kulit telur dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Hidroksiapatit. Yield hidroksi apatit yang di hasilkan dari reaksi adalah sebesar 160,93 % dari berat bahan baku awal. Secara Teoritis hidroksiapatit dengan perbandingan massa Ca : P sama dengan 1,67 dapat dihasilkan dengan mereaksikan 0,8 gram kulit telur dilarutkan di dalam 20 ml HCl dan direaksikan dengan 1.81386 mol Na 3 PO 4 pada kondisi ruangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya: Saran untuk penelitian lanjutan: Mencoba pembuatan hidroksiapatit dengan proses kering yaitu dengan mereaksikan CaO dengan Na 3 PO 4 agar dapat membandingkan efisiensi pembentukan hidroksiapatit. Menguji kuat tekan dari biomaterial yang dihasilkan agar menjamin C07-4

biomaterial yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi biomaterial yang ada di pasaran. Daftar Pustaka Aji S.B., 2009, X-RAY Diffractometer, Diktat Kimia Fisika, Universitas Sebelas Maret, solo. Aminian A, 2010, Synthesis of silicon substituted hydroxyapatite by a hydrothermalmethod, science direct,germany. Arief Cahyanto, 2009. Teknologi Material Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Bandung. Dean mo liu, Troenzynski, Wanjea j. tseng. 2000. Water based sol-gel synthesis of hydroxyapatite. jurnal science direct vol.22, pp 1721-1730. Farzadi A.,2010, synthesis and characterization of hydroxyapatite,jurnal science direct vol. 37,pp 65 71. Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1989, Kimia Organik, ed.3, jilid 2, Erlangga, Jakarta. Harold M Frost MD, FROST,1964, Bone biodynamics 6th Edited, Little Brown and Company, Boston. KIRK, Othmer, 1964, Encyclopedia of chemical technology: Volume III. John Wiley & Sons, New York. Kohutova.P.honcova.2010, Thermal analysis of kindney stones and their characterization, Akademiai Kiadoccta, Hungaria. Laboratorium Pengantar Teknik Kimia. 2011. Petunjuk pratikum pengantar teknik kimia II. UPN Veteran Yogyakarta,Yogyakarta. Mithcell P.S.,dkk, 2009, The synthesis of apatites with an organophospate and in nonaqueous media,jurnal science direct vol.28, pp 729-732. Nurlaela A, dewi SU, Dahlan K, Soejoko DS.2009 The use of eggshell as calcium sources for synthesis of bone mineral. Proceeding at the 1st International seminar on science and technology 2009, January 24th 25 th, 2009. P.Sternlieb, Mitchell, dkk,2009, The synthesis of apatites with an organophosphate and in nonaqueous media, jurnal science direct vol.28, pp 729-732. Prabakaran, K, Balamurugan, A, &Rajeswari, S., 2005, Development of calcium Phosphate based apatite from hen s eggshell, bull. Mater. Sci 2005. pp 115-119 Retno Dyah.R., 2008. Sintesis Hidroksiapatit menggunakan bahan dasar batu gamping, Fakultas teknologi dan sains, Universitas Airlangga, Surabaya Stadelman, W.J., 2000, Eggs and Egg Products, Encyclopedia of Food Science and Technology, second ed. John Wiley and Sons, New York, pp.593 599. Sudarmadji S., Bambang H., Suhardi, 2007, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, ed.4, Liberty, Yogyakarta. Younes Sina, 2009, Hydroxyapatite, Chemistry and Processing,Department of Materials Science & Engineering university of tennesee. C07-5