ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PENDUDUK PADA KAWASAN PEMUKIMAN. Adris. A. Putra ABSTRAK

MODEL PERGERAKAN PENDUDUK DI KAWASAN KEPULAUAN DENGAN VARIABEL BEBAS PARAMETER SOSIOEKONOMI (STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

EVALUASI RUTE TRAYEK ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) BERDASARKAN PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB 2 TINJAUAN TEORI

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

OPTIMASI INTERAKSI TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI STUDI KASUS: KOTA BANDUNG. Oleh :

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KELURAHAN TELING BAWAH KOTA MANADO Lintong Elisabeth

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS POLA PERJALANAN MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

HIRARKI WILAYAH KOTA MANADO. Abstrak

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN DATA ARUS LALU LINTAS UNTUK MEMBENTUK MATRIKS ASAL TUJUAN DALAM MENGATASI PERMASALAHAN TRANSPORTASI DI PROPINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REKAYASA TRANSPORTASI

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

NINDYO CAHYO KRESNANTO. .:

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

PENGEMBANGAN MODEL PERILAKU HUBUNGAN ANTARA SISTEM TATA RUANG DAN SISTEM TRANSPORTASI DI WILAYAH PERKOTAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMIC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BANGKITAN DAN POLA PERJALANAN TRANSPORTASI DAERAH PERUMAHAN KOTA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. membuat kota ini terdiri dari lima wilayah kecamatan (Distric), yaitu

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

STUDI PERMODELAN BANGKITAN PERJALANAN DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARATERISTIK PERGERAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Nindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK

PERENCANAAN SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG CIUNG WANARA DI KABUPATEN GIANYAR

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

DAFTAR PUSTAKA Statistic for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building, Intruduction to Transportation Planning,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

Transkripsi:

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO Meike Kumaat Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl Hayam Wuruk No 5-7 Semarang,Phone/Fax: (024) 8311946/8311802E-mail : meikekumaat@yahoocom ABSTRAK Perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk memberikan dampak positif bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat perkotaan, namun juga mendatangkan dampak negatif bagi pemanfaatan ruang perkotaan Pergerakan orang dengan tujuan bekerja, sekolah, belanja, sosial, rekreasi dan ibadah berimplikasi pada besarnya arus kendaraan di ruas jalan Kemacetan yang terjadi di kota merupakan cerminan dari tingginya pergerakan sosial yang dilakukan masyarakat serta keterkaitan dengan terkonsentrasinya kegiatan di zona tertentu Pergerakan penduduk kearah pusat aktifitas akan membawa implikasi terhadap sistem transportasi, dimana pemusatan aktivitas menyebabkan penduduk membutuhkan sarana dan prasarana transportasi dalam melakukan pergerakan Berdasarkan hasil analisis pola pergerakan dan mobilitas penduduk di kota Manado menunjukan bahwa bangkitan pergerakan terbesar terjadi dari kecamatan Tuminting sebesar 151% sedangkan tarikan pergerakan terbesar menuju ke kecamatan Wenang sebesar 175% Dimana kecamatan Wenang adalah merupakan pusat perdagangan dan pendidikan Alasan terbanyak dalam melakukan pergerakan adalah dengan tujuan bekerja dan sekolah Kata kunci : pergerakan, bangkitan, tarikan 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu kota dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai sistem aktifitas penduduk dalam daerah di perkotaan Salah satu sistem yang memiliki perubahan yang begitu cepat adalah sistem transportasi Hal ini sangat dipengaruhi oleh semakin berkembangnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat Perubahan yang begitu cepat telah membawa permasalahan yang semakin kompleks di bidang transportasi khususnya prasarana dan sarana transportasi Oleh karena itu pengembangan sarana dan prasarana transportasi perlu dilaksanakan secara sistematik dan terintegrasi sesuai dengan pola pergerakan barang dan/atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan suatu kawasan perkotaan Kota Manado sebagai pusat pemerintahan propinsi Sulawesi Utara merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dimana terdapat bandara internasional Sam Ratulangi dan juga pelabuhan antar pulau Perkembangan fisik kota Manado telah berkembang pesat sampai keluar batas administrasi, hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan penduduk yang pesat dimana berdampak pada adanya desakan kebutuhan lahan permukiman yang sangat tinggi Perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk memberikan dampak positif bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat perkotaan, namun juga mendatangkan dampak negatif bagi pemanfaatan ruang perkotaan Pergerakan orang dengan tujuan bekerja, sekolah, belanja, sosial, rekreasi dan ibadah berimplikasi pada besarnya arus kendaraan di ruas jalan Semakin tinggi taraf kehidupan masyarakat maka semakin tinggi pula pergerakan sosial yang dilakukan yang ditandai dengan adanya kemacetan di ruas-ruas jalan dalam kota Interaksi antar pergerakan pada pusat - pusat kegiatan seperti : perkantoran, pertokoan, pendidikan, dan perumahan Pusat - pusat kegiatan ini menimbulkan interaksi bagi pergerakan arus lalu lintas dan pergerakan bagi manusia untuk melakukan aktivitas akan menghasilkan jumlah pergerakan lalu - lintas yang cukup besar Disisi lain program pembagunan yang dicanangkan oleh pemerintah tentang pembagunan yang diarahkan pada pembagunan Indonesia Timur memicu adanya pembagunan fasilitas publik di kawasan Kota Manado Hal ini dapat memicu semakin meningkatnya frekuensi aktivitas pergerakan manusia yang berada pada tata guna lahan tersebut Akibat dari meningkatnya pergerakan ini akan menimbulkan kemacetan, tundaan, pemborosan bahan bakar, kebisingan dan polusi udara Karakteristik dan intensitas penggunaan lahan akan mempengaruhi terhadap karakteristik pergerakan penduduk Pembentuk pergerakan ini dibedakan atas pembangkit pergerakan dan penarik pergerakan TEKNO SIPIL / Volume 11 / No58 / April 2013 9

Perubahan tata guna lahan akan berpengaruh pada peningkatan bangkitan tarikan perjalanan yang akhirnya akan menimbulkan peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana trasportasi Sedangkan besarnya tarikan pergerakan ditentukan oleh tujuan atau maksud perjalanan Jadi berbagai aktivitas akan memberi dampak pergerakan yang berbeda pada saat ini dan masa mendatang (Black, 1981) Penggunaan lahan kota ditentukan oleh: aksesibilitas, interaksi manusia, dan komunikasi yang timbul sebagai akibat adanya pola kegiatan dalam kota karena tujuan pergerakan dan kegiatan domestik (masyarakat) Selain itu, ditentukan pula oleh: perilaku masyarakat, kehidupan ekonomi, dan kepentingan umum (Edwards, 1992) Naess (2003) dalam penelitiannya mengenai pengaruh perjalanan lokasi perumahan dan jarak dari pusat kota terhadap perilaku perjalanan di Norwegia dan Denmark dan menemukan ada hubungan yang signifikan terhadap kedua jarak dan lokasi, dimana semakin dekat tempat tinggal ke pusat kota maka semakin besar kemungkinan mereka untuk berjalan atau menggunakan moda angkutan umum dan untuk mendapatkan fasilitas Bangkitan dan tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan manajemen dan perencanaan yang tepat serta pengendalian arus lalu lintas mutlak diperlukan oleh berbagai pihak yang terkait Dalam konteks tersebut hal yang utama yang harus dilakukan adalah mengetahui dan mengestimasi besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan yang terjadi pada tata guna lahan pada kawasan Kota Manado, sehingga nantinya dapat mengantipasi permasalahan yang akan terjadi dimasa yang akan datang TINJAUAN PUSTAKA Interaksi tata guna lahan dan transportasi Tata guna lahan merupakan salah satu penentu utama timbulnya pergerakan dan aktivitas Aktivitas yang dikenal dengan bangkitan perjalanan akan menentukan fasilitas-fasilitas transportasi apa saja yang akan dibutuhkan untuk melakukan pergerakan Ketersediaan fasilitas akan meningkatkan aksesibilitas, yang pada akhirnya akan mempengaruhi guna lahan, dengan demikian, setiap perubahan guna lahan pada suatu daerah akan berpengaruh pada sistem transportasi (Khisty dan Lall, 1998) Interaksi tersebut berjalan secara terus menerus dalam suatu siklus sistem tata ruang dan transportasi menuju suatu kesetimbangan (Wegener, 1996) Selain itu, perubahan penggunaan lahan dan transportasi akan berimplikasi pada: pergerakan lalu-lintas masa depan, lingkungan bagi pembangunan, dan faktor ekonomi pembiayaan transportasi serta perubahan nilai lahan, pekerja, dan produksi industri pada suatu kota atau wilayah (Dicken, 1990) Aksesibilitas dan Mobilitas Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan (Black, 1981) Pernyataan mudah atau susah merupakan hal yang sangat subjektif dan kualitatif Mudah bagi seseorang belum tentu mudah bagi orang lain, begitu juga dengan pernyataan susah Oleh karena itu diperlukan kinerja kuantitatif (terukur) yang dapat menyatakan aksesibilitas atau kemudahan Mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dari kemampuannya membayar biaya transportasi Ada yang menyatakan bahwa aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggisebaliknya jika kedua tempat saling berjauhan aksesibilitas antara keduanya rendah Jadi tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksisibilitas yang berbeda pula karena aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (Black, 1981) METODOLOGI PENELITIAN Analisis Pergerakan Penduduk Digunakan untuk mengetahui potensi pergerakan yang terjadi pada kota manado Analisis ini didasarkan pada identifikasi pergerakan orang yang dilakukan mengacu pada pendekatan terhadap pendapat responden (masyarakat) dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif kondisi Analisis pergerakan penduduk dimulai dengan melihat sebaran pergerakan menggunakan metode Matriks Asal Tujuan (MAT), yaitu suatu matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya pergerakan antara lokasi (zona) di dalam daerah tertentu Bentuk matriks asal- tujuan dapat diperlihatkan pada Tabel 1 TEKNO SIPIL / Volume 11 / No58 / April 2013 10

Tabel 1 Matriks asal tujuan (MAT) pergerakan Zona 1 2 3 N Oi 1 T11 T12 T13 T1N O1 2 T2N 3 T3N N TN1 TN2 TN3 TNN Dd D1 D2 D3 DN Sumber: Tamin, O Z, (1997) O2 O3 ON T Dimana : Tid = Pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d Oi = Jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i Dd = Jumlah pergerakan yang menuju ke zona d {Tid} atau T = Total matriks Karakteristik Pergerakan Penduduk Karakteristik pergerakan masyarakat kota Manado yang bertindak sebagai responden adalah sebagai komuter Selain variabel perencanaan yang dimulai dari pola bangkitan, distribusi, pemilihan moda dan pemilihan rute maka perlu diperhatikan juga masalah karakteristik perjalanan, meliputi : 1) Lokasi Tujuan Perjalanan Tujuan perjalanan orang cukup bervariasi tergantung keperluan perjalanannya Dari gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar orang bergerak menuju Kec Wenang (21%), Kec Tikala (17%), Kec Malalayang (), Kec Mapanget (), Kec Wanea (10%) sedangkan kecamatan yang lainnya berkisar 1-9% Mapanget Bunaken 4% TARIKAN PERGERAKAN Malalayang Wenang 21% Tuminting 9% Wanea 10% Sumber : Hasil analisa (2010) Tikala 17% Sario 8% Singkil 7% Gambar 1 Lokasi Tujuan Perjalanan TEKNO SIPIL / Volume 11 / No58 / April 2013 11

2) Lokasi Asal Perjalanan Asal perjalanan mencerminkan banyaknya pergerakan orang yang keluar dari sebuah wilayah kecamatan Kecamatan Tikala menimbulkan 17% perjalanan, kec Tuminting (15%), kec Wanea (), kec Malalayang (), kec Mapanget (), kec Singkil (), kec Wenang (10%), sedangkan keclainnya berkisar 1-5% BANGKITAN PERGERAKAN Malalayang Mapanget Wenang 10% Tuminting 15% Bunaken 5% Wanea Tikala 17% Singkil Sario 5% Sumber : Hasil analisa (2010) Gambar 2 Lokasi Asal Perjalanan 3) Maksud Perjalanan Dari hasil olah data di kota Manado, terlihat bahwa bekerja adalah merupakan tujuan perjalanan utama yaitu sebesar 5192 pergerakan/hari Sedangkan tujuan perjalanan terkecil adalah rekreasi 78 pergerakan /hari Hal ini bisa dilihat pada tabel 2 Tabel 2 Pergerakan Berdasarkan Jenis Kegiatan No KECAMATAN JENIS KEGIATAN Bekerja Sekolah Belanja Sosial Rekreasi Ibadah 1 Wenang 871 617 180 166 15 27 2 Tuminting 561 371 51 91 9 16 3 Singkil 570 336 51 93 9 16 4 Sario 275 83 6 29 3 3 5 Tikala 578 458 86 125 12 26 6 Wanea 503 266 34 68 8 12 7 Bunaken 385 52 3 3 2 3 8 Mapanget 1070 688 126 195 19 40 9 Malalayang 379 35 2 38 1 6 TOTAL 5192 2907 539 808 78 149 TEKNO SIPIL / Volume 11 / No58 / April 2013 12

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pola pergerakan dan mobilitas penduduk di kota Manado menunjukan bahwa bangkitan pergerakan terbesar terjadi dari kecamatan Tuminting sebesar 151 % sedangkan tarikan pergerakan terbesar menuju ke kecamatan Wenang sebesar 175 % Dimana kecamatan Wenang adalah merupakan kawasan CBD Kota Manado, pusat perdagangan dan pendidikan Alasan terbanyak dalam melakukan pergerakan adalah dengan tujuan bekerja dan sekolah Tamin,OZ1997 Perencanaan dan Pemodelan TransportasiITB Bandung Wegener,M 1996 Reduction of CO2 Emissions of Transport By Reorganisation of Urban Activities In Hayashi Y and Roy,J (Editors) Transport, Land-Use and Environment Kluwer Academic Publishers Boston:pp103-124 SARAN a Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model model lainnya sebagai pembanding dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini b Dalam pengambilan data kuisoner harus diperhatikan tingkat ketelitian dalam penentuan sampel dan jumlah responden c Sebalum pengolahan data harus diketahui lebih dahulu jenis datanya, apakah data kualitatif atau kuantitatif DAFTAR PUSTAKA Black, JA(1981), Urban Transportation Planning: Theory and practice, London Cromm Helm Dicken,P 1990 Location in Space: Theoretical Perspective in Economic Geography (3 rd Edition) Harper Collins Publishers New York Edwards,JD(Editor) 1992 Transportation Planning Handbook Prentice Hall New Jersey Hobbs, F D, 1995 Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Khisty, C J and Lall, BK 1998 Transportation Engineering an Introduction edition 2 Englewood Cliffs New Jersey: Prentice Hall, Inc Naess, P (2003) Urban Structures and Travel Behaviour Experiences from Empirical Research in Norway and Denmark EJTIR, 3(2), 155-178 TEKNO SIPIL / Volume 11 / No58 / April 2013 13