HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN TERHADAP KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BERGAS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

Fajarina Lathu A INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Susi Susanti a116 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN STRESS TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL IBU MENYUSUI PRIMIPARA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. atau menarche. Menarche biasanya terjadi antara umur th tergantung

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PERAN SUAMI DENGAN KESIAPAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI RB. RAHAYU UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2009 TENTANG DYSMENORRHOE

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN KECEMASAN TERHADAP KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BERGAS Ni Kadek Marta Ayunita Sangging 1), Heni Setyowati 2), Eko Mardiyaningsih 3) 1,2,3 STIKES Ngudi Waluyo Email: eko_yans@yahoo.co.id ABSTRACT Irregular menstruation cycle has been experienced by among 20% of teenagers in Indonesia who have menstruation problems. Depression is often occurs in women who have irregular menstruation cycle as this cause uncertainty that induce anxiety. Anxiety is seen as one of the factors that impede human cognitive functions, such as concentrating, memorizing and solving problems. Factors affecting anxiety are stressor, maturity, physical condition, age, sex, knowledge, and socio-economic. This study aimed to investigate the correlation between the knowledge of female students about menstruation with anxiety and the irregular menstruation cycle of the 6th grade elementary students of SMP Negeri 1 Bergas. This study used the descriptive correlation design with cross sectional approach. The population was 60 female of the 6th grade elementary students of SMP Negeri 1 Bergas and taken by total sampling. The analysis used Kendall Tau ( ) test showed that there is significant a correlation between the students knowledge about menstruation with anxiety about irregular menstruation cycle (0.000< =0.05). It is hoped that this study serves as a basic evidence for the school to build collaboration with the health institutions to implement health education about menstruation to decrease the anxiety level of the students toward irregular menstruation cycle. Keywords: Knowledge, Menstruation, Anxiety. ABSTRAK Ketidakteraturan siklus menstruasi dialami oleh 20% remaja di Indonesia yang mengalami masalah menstruasi. Depresi rentan terjadi pada perempuan yang mengalami karena situasi tersebut menimbulkan ketidakpastian yang mengakibatkan kecemasan. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti berkonsentrasi, mengingat dan pemecahan masalah. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu stressor, maturitas, keadaan fisik, usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan terhadap pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas yang memiliki, teknik sampling dengan sampel jenuh sejumlah 60 siswi. Hasil analisis dengan Kendall Tau ( ) ada hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan terhadap pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas dengan hubungan yang kuat (0.000< =0.05). Diharapkan sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk bekerjasama dengan Institusi Kesehatan untuk diadakannya penyuluhan tentang menstruasi agar dapat mengurangi kecemasan siswi terhadap Kata kunci: Pengetahuan, menstruasi, kecemasan 94

LATAR BELAKANG Remaja putri pada masa baliq mempunyai beberapa masalah meliputi perkembangan sikap kewanitaan, perubahan fisik, kondisi siklus menstruasi, jerawat, kegemukan dan penyakit (Samadi, 2004). Perdarahan dalam masa pubertas jarang datang teratur seperti pada masa dewasa. Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat menimbulkan keresahan pada diri remaja itu sendiri (Proverawati, 2009). Kebanyakan perempuan yang sedang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi rentan sekali terhadap depresi karena situasi tersebut menimbulkan ketidakpastian yang mengakibatkan kecemasan (Surbakti, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: potensi stressor, maturitas, keadaan fisik, selisih usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi, sedangkan faktor eksternal meliputi: ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman terhadap sistem diri. Salah satu faktor internal yang menyebabkan kecemasan adalah pengetahuan (Stuart, 2006). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas, jumlah siswi kelas VIII dari kelas VIII A sampai VIII H sebanyak 135 siswi. Jumlah siswi yang sudah menstruasi sebanyak 111 siswi. Dari 111 siswi terdapat 60 siswi yang mengalami ketidakteraturaan sikus menstruasi. Dari 60 siswi yang mengalami, diambil 10 siswi untuk studi pendahuluan. Ternyata 40% diantara mereka menarche kurang dari satu tahun terakhir, 100% memiliki indeks massa tubuh normal, tidak memiliki kelainan organ reproduksi dan berumur kurang dari 17 tahun. 70% diantara mereka mengalami kecemasan. 43% siswi yang mengalami kecemasan memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi. 43% siswi yang mengalami kecemasan menyatakan takut adanya kelainan dan penyakit dan 57% menyatakan takut tidak bisa hamil. 50% diantara mereka mengatakan mendapat pengetahuan menstruasi dari teman sekitar, 20% dari orang tua dan 30% tidak pernah mendapat informasi tentang menstruasi. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah didapatkan, bahwa selama 3 tahun terakhir tidak pernah diadakan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dari tenaga kesehatan maupun dari institusi kesehatan. METODE PENELITIAN Desain penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi seluruh siswi yang mengalami pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Sampel sejumlah 60 dengan teknik pengambilan sampel dengan sampel jenuh. Data kecemasan terhadap menggunakan 14 skala kecemasan baku DASS dan pengetahuan menstruasi menggunakan kuesioner yang dibuat peneliti sendiri. Analisa data yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang diteleti menggunakan uji Kendall Tau. 95

HASIL PENELITIAN Karakteristik responden a) Umur siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas Tabel 1. Distribusi frekuensi gambaran umur siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Variabel Juml Max Min Mean SD ah Umur 60 13.25 14.9 2 14.025 0.39276 Rata-rata umur siswi kelas VIII adalah 14.0250 tahun atau 14 tahun dan diyakini bahwa umur siswi berkisar antara 13.25 tahun atau 13 tahun 3 bulan sampai dengan 14.92 tahun atau 14 tahun 11 bulan. b) Pengalaman menstruasi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengalaman Menstruasi Siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas Variabel Juml ah Max Min Mean SD Pengalaman menstruasi 60 0.50 4.00 1.78470.79964 Rata-rata pengalaman menstruasi siswi kelas VIII adalah 1.7847 tahun atau 1 tahun 9 bulan dan diyakini bahwa pengalaman menstruasi siswi berkisar antara 0.5 tahun atau 6 bulan sampai dengan 4 tahun. Univariat a) Pengetahuan siswi kelas VIII terhadap Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Siswi tentang Menstruasi Siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas No Tingkat Jumlah (%) Pengetahuan 1. Baik 21 35.0 2. Cukup 14 23.3 3. Kurang 25 41.7 Total 60 100.0 Sebagian besar siswi memiliki pengetahuan tentang menstruasi kurang yaitu sebanyak 25 siswi (41,7%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 siswi (23,3%). b) Kecemasan siswi kelas VIII terhadap Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Siswi terhadap Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. No Kecemasan Jumlah (%) 1. Tidak ada 15 25.0 Kecemasan 2. Cemas ringan 24 40.0 3. Cemas sedang 21 35.0 Total 60 100.0 Sebagian besar siswi memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 24 siswi (40%) dan sebagian kecil siswi 15 siswi (25%) tidak mengalami kecemasan. Bivariat Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. 96

Tabel 5: Hubungan antara Pengetahuan Siswi tentang Menstruasi dengan Kecemasan Siswi terhadap Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas No Pengetahuan Kecemasan Total Value P Value Cemas Sedang 1. Kurang 17 68.0% 2. Cukup 3 21.4% 3. Baik 1 4.8% Total 21 35.0% Cemas Ringan 7 28.0% 9 64.3% 8 38.1% 24 40.0% Tidak Ada Kecemasan 1 4.0% 2 14.3% 12 57.1% 15 25.0% 25 100.0% 14 100.0% 21 100.% 60 100.0% 0,611 0.000 Analisa data yang digunakan untuk menguji hubungan ini menggunakan uji Kendall Tau, dimana hasilnya disajikan pada tabel 5. Sebagian besar siswi yaitu 17 siswi (68,0%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan sebagian kecil siswi 1 (4,0%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi tidak merasakan cemas terhadap Hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebesar 0,000 < nilai = 0,05 sehingga H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan siswi terhadap mentruasi dengan nilai value sebesar 0,611 yang artinya memiliki korelasi yang kuat. PEMBAHASAN Analisis Univariat a. Gambaran pengetahuan siswi tentang menstruasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa, siswi memiliki pengetahuan tentang menstruasi kurang sebanyak 25 siswi (41,7%), memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 siswi (35%) dan siswi yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 siswi (23,3%). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Wahyuni (2012), tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang mestruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 5 Wonosegoro Boyolali, yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan cukup tentang menstruasi yaitu sebanyak 58%. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pendidikan, informasi, sosial budaya, lingkungan, pengalaman dan usia. Pengetahuan siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas sebagian besar kurang dikarenakan beberapa faktor yaitu: pengalaman yang dapat dilihat dari pengalaman menstruasi, sumber informasi yang kurang karena tidak adanya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terutama tentang menstruasi oleh Tenaga Kesehatan dan pembahasan tentang menstruasi pada mata pelajaran Biologi yang hanya perkenalan. Sebagian besar siswi yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi mengalami pengalaman menstruasi kurang dari 1 tahun 9 bulan 97

(rata-rata pengalaman menstruasi) yaitu sebanyak 14 siswi (65%). Ini menunjukkan semakin lama pengalaman menstruasi maka semakin banyak pengalaman menstruasi siswi sehingga siswi akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dan sebaliknya semakin sedikit pengalaman menstruasi siswi maka semakin kurang pengetahuan siswi tentang menstruasi. Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dengan mencoba mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu (Notoatmodjo, 2007). Sumber Informasi yang kurang adalah salah satu faktor penyebab sebagian besar siswi memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi. Hasil studi pendahuluan pada 10 siswi didapatkan bahwa, 50% diantara mereka mengatakan mendapat pengetahuan menstruasi dari teman sekitar, 20% dari orang tua dan 30% tidak pernah mendapat informasi tentang menstruasi. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah didapatkan, selama 3 tahun terakhir tidak pernah diadakan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dari tenaga kesehatan maupun dari institusi dan pada mata pelajaran biologi pembahas tentang siklus reproduksi wanita khususnya tentang menstruasi hanya sekilas perkenalan yang diberikan pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan. b. Gambaran ketidakteraturan siklus menstuasi. Hasil penelitian tentang menunjukkan bahwa siswi yang memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 24 siswi (40%), 21 siswi (35%) mengalami kecemasan sedang dan 15 siswi (25%) tidak mengalami kecemasan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Kisnayawati (2012), tentang gambaran tingkat kecemasan remaja putri terhadap ketidakteraturan menstruasi yang menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri yang mengalami ketidakteraturan menstruasi mengalami kecemasan sedang. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapangan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas (Stuart, 2006). Ciri-ciri kecemasan ringan adalah ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau gelisah, penuh perhatian, rajin, lapangan persepsi luas, terstimulasi, dan tenang (Videbeck, 2008). Sebagian besar siswi yang mengalami kecemasan mengalami bibir kering dan merasa goyah ketika mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi yaitu 20 siswi (83,3%). Menurut Stuart (2006), faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu potensi stressor, maturitas, keadaan fisik, selisih usia, jenis kelamin, pengetahuan, sosial ekonomi, ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman terhadap sistem diri. Kecemasan ringan yang dialami siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan yang dapat dilihat dari pengalaman (pengalaman menstruasi) dan usia. Pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan (Stuart, 2006). Pengetahuan siswi tentang menstruasi dipengaruhi oleh pengalaman menstruasinya. Semakin lama jarak menarchenya maka semakin banyak pengalaman menstruasi yang didapatkan sehingga pengetahuan siswi tentang menstruasi akan bertambah banyak dan 98

akan berpengaruh terhadap kecemasan yang dirasakan. Perbandingan pengalaman menstruasi dengan kecemasan siswi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi dapat dilihat bahwa: sebagian besar siswi yang mengalami kecemasan ringan memiliki pengalaman menstruasi lebih dari 1 tahun 9 bulan yaitu sebanyak 13 siswi (54%) dan siswi yang tidak mengalami kecemasan sebagian besar memiliki pengalaman menstruasi 1 tahun 9 bulan ke atas yaitu sebanyak 10 siswi (66.7%). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa siswi yang memiliki pengalaman menstruasi lebih lama (pengalaman menstruasi lebih dari dan sama dengan 1 tahun 9 bulan) memiliki kecemasan lebih ringan dibandingkan siswi yang memiliki pengalaman menstruasi kurang dari 1 tahun. Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan. Hasil perbandingan antara umur siswi dengan menunjukkan bahwa dari 24 siswi yang mengalami kecemasan ringan sebagian besar berusia 14 tahun keatas yaitu sebanyak 18 siswi (75%). Hasil ini menunjukkan semakin tua umur siswi maka tingkat kecemasan akan semakin ringan. Menurut Stuart (2006), usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan. Individu yang memiliki selisih usia lebih muda atau lebih tua dapat mempengaruhi dalam hal mengalami kecemasan. Analisis Bivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17 siswi (68%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi memiliki kecemasan sedang terhadap ketidakteratukan siklus menstruasi dan sebagian kecil siswi 1 (4,0%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi tidak merasakan cemas terhadap Menurut Stuart (2009), pengetahuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kusumaningrum (2010), bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan nyeri haid primer dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi kelas VI SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta dengan keeratan hubungan agak rendah dan hasil penelitian dari Fachri (2010), tentang hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kecemasan menghadapi menarche di MTS Al-Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahun 2010, yaitu ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kecemasan menghadapi menarche. Pengetahuan mempengaruhi menstruasi dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu: 17 siswi (68%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi memiliki kecemasan sedang terhadap ketidakteratukan siklus menstruasi dan sebaliknya 12 siswi (57,1%) yang memiliki pengetahuan baik tentang menstruasi tidak cemas terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi. Perbandingan juga dapat dilihat dari jawaban siswi dari siswi yang tidak mengalami kecemasan, kecemasan ringan dan sedang lebih dari 90% menjawab benar soal nomer 1 tentang pengertian menstruasi, sedangkan untuk soal nomer 16 tentang ketidakteraturan siklus menstruasi, siswi yang menjawab benar yaitu: 6 (25%) dari siswi yang mengalami kecemasan ringan, 3 (14%) dari siswi yang mengalami kecemasan sedang dan 12 (85,7%) dari siswi yang tidak cemas. Hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswi tentang menstruasi terutama tentang siklus 99

menstruasi berhubungan dengan dimana siswi yang mengalami kecemasan sedang sebagian kecil yang menjawab benar soal tentang siklus menstruasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Stuart (2006), tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah baru. Hasil korelasi antara pengetahuan siswi tentang mestruasi dengan kecemasan terhadap pada penelitian ini menunjukan ada korelasi yang kuat. Kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi stres dengan cara yang berbeda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang menimbulkan distress berat pada orang lain (Videbeck, 2008). stressor psikososial menyebabkan perubahan dalan kehidupan seseorang (anak, remaja, dewasa), sehingga seseorang ini harus menangani stressor sesuai kuat ringannya (Stuart, 2006). Kecemasan muncul dikarenakan adanya ketakutan atas sesuatu yang mengancam pada seseorang, dan tidak ada kemampuan untuk mengetahui penyebab dari kecemasan tersebut (Izzudin. 2006). Ketika siswi atau remaja tidak mengetahui penyebab yang dialaminya, maka kecemasan akan muncul sebagai reaksi dari ketidakmampuan berfikir logis terhadap masalah yang dialaminya dan sebaliknya ketika ia sudah mengetahui tentang penyebab ataupun memiliki pengetahuan baik tentang menstruasi maka kecemasan siswi terhadap ketidakteraturan siklus mestruasi akan berkurang. Menurut Stuart (2006), pengobatan atau intervensi yang divalidasikan secara empiris yang dapat dilakukan pada kecemasan yaitu: menggambarkan perasaan cemas yang dialaminya, penyebab, mengidentifikasi masalah kecemasan dengan menghubungkan pengalaman saat ini dengan pengalaman yang relevan pada masa lalu, respon koping adaptif yang digunakan pada masa lalu dan penilaian ulang stressor. Menurut Ramainah (2003), cara mengatasi kecemasan ada dua yaitu cara alami dan pengobatan. Cara pengobatan alami yaitu dengan pengendalian diri, dukungan, tindakantindakan fisik, musik, diet dan tidur. Cara pengobatan yaitu dengan cara psikoterapi, terapi relaksasi, meditasi dan obat-obatan. Kebanyakan perempuan yang sedang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi rentan sekali terhadap depresi karena situasi tersebut menimbulkan ketidakpastian yang mengakibatkan kecemasan (Surbakti, 2010). Siswi yang mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Rasa khawatir, takut, sedih, cemas dalam dirinya adalah sebagai stressor yang dapat mengakibatkan meningkatnya kecemasan apabila ia tidak dapat mengendalikan kesadaran dan bersifat maladaptif (Videbeck, 2008). Tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah baru (Stuart, 2006). Dengan dimilikinya pengetahuan yang benar dan baik tentang menstruasi, maka siswi akan dapat berfikir rasional dan dapat mengendalikan stressor yang terjadi akibat yang fisiologis terjadi pada masa remaja, sehingga dapat menurunkan tingkat 100

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan siswi tentang menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas, sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 25 siswi (41,7%). Gambaran kecemasan terhadap pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas, sebagian besar memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 24 siswi (24%). Hubungan antara tingkat pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan siswi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Nilai p value 0,000< 0,05 dengan nilai value sebesar 0,061 yang berarti ada hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan kecemasan siswi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bergas. Remaja diharapkan menambah bacaan dan informasi tentang menstruasi agar dapat menambah pengetahuan tentang menstruasi dan dapat mengurangi Sekolah diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau institusi Kesehatan untuk diadakannya penyuluhan di Sekolah terutama tentang Kesehatan Reproduksi remaja tentang menstruasi agar pengetahuan siswi meningkat dan dapat mengurangi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kecemasan, terutama kecemasan terhadap ketidakteraturan menstruasi dan pengaruh pengetahuan siswi tentang menstruasi terhadap penurunan tingkat kecemasan siswi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi. agar dapat menyempurnakan penelitian sebelumnya. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Institusi pendidikan untuk diadakanya kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) terutama tentang konsep menstruasi, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan remaja dan dapat menurunkan DAFTAR PUSTAKA Fahcri, (2010). Hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kecemasan mengahadapi menarche di mts al-uswah bergas kab. Semarang tahun 2010. Diakses 28 November 2012. From. http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/ shared/biblio_view.php?resource_id =1808&tab=opac Izzudin. (2006). Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam. Jakarta. Gema Insani Kisnayawati, R. (2012). Gambaran tingkat kecemasan remaja putri terhadap ketidakteraturan menstruasi di sma hang tuah 2 sidoarjo. Diakses 28 November 2012. From http://share.stikesyarsis.ac.id/elib/m ain/dok/01242/ Kusumaningrum. (2009). Hubungan tingkat pengetahuan nyeri haid primer dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi kelas vi sdn mangkubumen lor no. 15 surakarta yanti, ratna. Diakses 28 november 2012. From http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=16043 101

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Proverawati. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Ramainah, S. (2003). Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor Samadi. (2004). Bersahabat dengan Putri Anda. Jakarta: Pustaka Zahra. Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Surbakti. (2010). Gangguan kebahagiaan anda dan solusinya. Jakarta: Kelompok gramedia. Videbeck. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC. Rineka Cipta 102