ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL. Kementerian Kesehatan RI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

Dr Gede Subawa. M. Kes. AAAK

KESIAPAN JAJARAN KESEHATAN MENGHADAPI SJSN

IMPLEMENTASI INTEGRASI JAMKESDA

PERAN PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM PEMBIAYAAN KESEHATAN. Diah Ayu Puspandari

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Anggaran Publik untuk BPJS Kesehatan: Analisis Finansial dan Efektivitas Kebijakan

Jamkesda: Trigger! (Setelah JPKM)

Harmonisasi Dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Pemerataan Pelayanan

MONITORING EVALUASI KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RS DR.CIPTO MANGUNKUSUMO (RSCM) PERIODE JANUARI MARET 2014

Dipresentasikan oleh: Dr. Theresia Ronny Andayani, MPH, Drg Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes

Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*

BPJS Kesehatan Divisi Regional VII

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

Berikut beberapa dasar hukum yang melatarbelakangi terbentuknya JKN, yaitu:

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

QUO VADIS JAMKESDA KULON PROGO? Drg. Hunik Rimawati, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

PT ASKES (PERSERO) MENUJU BPJS KESEHATAN TAHUN OCTOVIANUS RAMBA Kepala PT. Askes (Persero) Cabang Pontianak

VISI DAN MISI BPJS KESEHATAN TAHUN Fachmi Idris Direktur Utama

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

Sistem Pembayaran Provider

KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL MENUJU KEPESERTAAN SELURUH PENDUDUK (UHC) Roadmap Kementerian Kesehatan RI

PERKEMBANGAN BPJS DAN UNIVERSAL COVERAGE DENGAN SISTEM PEMBAYARAN PROVIDER DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Rencana Kebijakan Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional

Peta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL didukung oleh:

Tonang Dwi Ardyanto. Afiliasi/Pekerjaan: Direktur Pelayanan dan Diklit RS UNS

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

Marita Ahdiyana, M. Si

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

POLA KERJASAMA BPJS KESEHATAN RUMAH SAKIT

Dillemma Iuran : Nominal vs Prosentasi dalam Sistem Jaminan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

PT ASKES (PERSERO) MENUJU BPJS KESEHATAN TAHUN 2014

DALAM SISTEM. Yulita Hendrartini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

Isu Faktual Pelaksanaan Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN), BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Dr. H. FAHRURAZI, M.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

SISTEMATIKA PENYAJIAN

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peran DJSN Dalam Tata Kelola Jaminan Kesehatan Nasional. Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional

KESIAPAN PT. JAMSOSTEK (Persero) MENUJU BPJS KETENAGAKERJAAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PENGELOLAAN PELAYANAN RUJUKAN DALAM MERESPON MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL. Sambutan Ketua DJSN. Pada Pembukaan Kaleidoskop Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tahun 2017

Akses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS. Dr. E. Garianto, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk apapun, termasuk fotokopi tanpa ijin tertulis dari penerbit

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Mekanisme Pembiayaan Pelkes dan peran BPJS dalam SJSN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Pembangunan Nasional pada hakikatnya adalah pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

ANTARA MUTU DAN BIAYA DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum semua

Transformasi BPJS 2. September 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

TINJAUAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

Transkripsi:

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014 OLEH : DR.CHAZALI H. SITUMORANG, APT, M,Sc / KETUA DJSN

SJSN: Reformasi Jaminan Sosial TATA CARA SJSN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMSOS OLEH BPJS 2

SJSN: Reformasi Jaminan Sosial Ada 3 segmen utama pada SJSN, yaitu pada Tata Cara, Penyelenggaraan dan Program Jaminan Sosial. Dalam SJSN sudah menjelaskan tentang bagaimana tata cara penyelenggaraan Program Jaminan Sosial dilaksanakan. Telah ditetapkan siapa penyelenggaranya, yaitu BPJS, yang melaksanakan 5 program JK, JKK, JKm,JHT, dan JP.

Azas SJSN AZAS SJSN KEMANUSIAAN KEADILAN SOSIAL MANFAAT RAKYAT INDONESIA 4

Prinsip SJSN Kehati-hatian AKUNTABILITAS PORTABILITAS Keterbukaan Nirlaba PRINSIP SJSN PESERTA WAJIB DANA AMANAT Gotong Royong Hasil pengelolaan DJS untuk Program dan Peserta 5

Prinsip SJSN Prinsip SJSN, merupakan prinsip yang berlaku pada BPJS (sesuai UU BPJS) Dari 9 prinsip tersebut, yang bersifat khusus adalah portabilitas, peserta wajib, gotong-royong, nirlaba, dana amanat dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial untuk program dan peserta, dan prinsip lainnya keterbukaan, akuntabilitas dan kehati-hatian merupakan bentuk umum dari suatu korporasi yang baik.

Kelembagaan UU SJSN Ada 2 Jenis Lembaga DJSN BPJS Dibawah Presiden 7

Kelembagaan Dalam UU SJSN, mengamanatkan dibentuknya 2 lembaga, yaitu DJSN dan BPJS. DJSN bersifat merumuskan sinkronisasi berbagai kebijakan penyelenggaraan SJSN dan Pengawasan Eksternal. BPJS, dengan UU tersendiri (UU No. 24/2011), diamanatkan menyelenggarakan Jaminan Kesehatan (BPJS Kesehatan) dan Jaminan ketenagakerjaan yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun (BPJS Ketenagakerjaan). Kedua lembaga tersebut bertanggungjawab kepada Presiden

Sistem Pelayanan & Pembiayaan Kesehatan Sistem rujukan Private Goods Jaminan Kesehatan (UKP) Individu Sakit Public Health & Goods Program Kesehatan (UKM) Individu Sehat, dan DTPK UKP: Upaya Kesehatan Perorangan UKM: Upaya Kesehatan Masyarakat 9

Sistem Pelayanan dan Pembiyaan Kesehatan BPJS menyelenggarakan Sistem Pelayanan dan Pembiyaan Kesehatan, untuk Upaya Kesehatan Perorangan (bagi individu yang sakit), baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kewajiban Pemerintah, adalah pada Upaya Kesehatan Masyarakat, menjaga individu sehat untuk tidak mudah sakit, dengan menekankan pada promosi kesehatan (Public Health), dan penanganan kejadian luar biasa (out break).

SJSN Bidang Kesehatan DJSN BPJS Kesehatan: Regulator Peserta Jaminan Kes Memberi Pelayanan Mencari Pelayanan Sistem Rujukan Fasilitas Kesehatan 11

Hubungan 3 Pihak Hubungan BPJS Kes. Dengan Peserta Jamkes: Peserta membayar iuran BPJS Kes. Memberikan Paket manfaat medis dan non medis Hubungan Peserta Jamkes dengan Faskes: Faskes memberikan pelayanan Medis dan non Medis Peserta mendapatkan pelayanan medis dan non medis, dengan sistem rujukan Hubungan Faskes dengan BPJS Kes.: Membuat kerjasama kedua belah pihak Faskes mengajukan klaim pembayaran pelayanan BPJS membayarkan klaim dalam waktu 15 hari

96,4 juta PBI 2,5 PBI dr non KTP Peta Jalan Kepesertaan Menuju Jaminan Kesehatan Semesta (UHC) Penduduk yang dijamin di berbagai skema 148,2 jt jiwa 90,4juta belum jadi peserta 124,3 juta peserta dikelola BPJS Keesehatan 50,07 jjuta pst dikelola oleh Badan Lain 73,8 juta belum jadi peserta KEGIATAN: Pengalihan, Integrasi, Perluasan `Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 USAHA BESAR 20% 50% 75% 100% USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100% USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100% USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100% 257,5 juta peserta (semua penduduk) dikelola BPJS Keesehatan Tingkat Kepuasan Peserta 85% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas, PJKMU ke BPJS Kesehatan Integrasi Kepesertaan Jamkesda/PJKMU dan askes komersial ke BPJS Kesehatan Penyusunan Sisdur Kepesertaan dan Pengumpulan Iuran Perpres Dukungan Operasional Kesehatan bagi TNI Polri Pemetaan Perusahaan dan sosialisasi Sinkronisasi Data Kepesertaan: JPK Jamsostek, Jamkesmas dan Askes PNS/Sosial -- NIK Pengalihan Kepesertaan TNI/POLRI ke BPJS Kesehatan B S K Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & Mikro 20% 50% 75% 100% 20% 50% 75% 100% 10% 30% 50% 70% 100% 100% Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun (62-21) 52960829; Jkt,1 Aug 2012 13

Prediksi Kepemilikan Jamkes Tahun 2014 BPJS Kesehatan 2014 Jumlah Peserta % PBI (data lengkap name - alamat) 96.400.000 39,34% PBI (tidak ada data nama - alamat) 2.500.000 1,02% PNS dan Keluarga 17.163.208 7,00% TNI Polri Aktif dan keluarga 2.200.000 0,90% Jamsostek & Keluarga 6.075.200 2,48% Jumlah 124.338.408 50,75% Non BPJS Kesehatan 0,00% jamkesda 31.866.390 13,01% asuransi perusahaan 15.351.532 6,27% private insurance 2.856.539 1,17% Jumlah 50.074.461 20,44% Penduduk memiliki Jamkes 174.412.869 71,18% Penduduk belum memiliki Jamkes 70.608.831 28,82% Jumlah Penduduk 2014 245.021.700 100,00% 14

Pentahapan kepesertaan Pada 1 Januari 2014, yang sudah otomatis masuk dalam BPJS Kesehatan adalah sbb: Peserta Jamkesmas : 86,4 juta jiwa TNI/Polri dan keluarga : 2,2 juta jiwa PNS dan keluarga : 17,2 juta jiwa JPK Jamsostek : 8 juta jiwa Peserta lainnya (sektor formal) dan Jamkesda yang telah bekerja sama dengan Askes : 7,2 juta jiwa Total Kepesertaan BPJS Kesehatan : 121 juta

Untuk sektor informal yang jumlahnya cukup banyak sekitar 70 juta jiwa, secara bertahap seluruhnya menjadi peserta paling lambat tahun 2019. Untuk peserta Jamkesda (31 juta jiwa), diharapkan dalam waktu TIGA tahun (s/d 2016), sudah mengintegrasikan kepesertaannya pada BPJS Kesehatan. Peserta yang ikut Asuransi Perusahaan/Private Insurance, juga harus menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan tuntas semuanya tahun 2019

Dasar Pentahapan Peserta Pentahapan kepesertaan diuraikan dalam penjelasan umum UU SJSN, yaitu pada tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya SJSN dapat mencakup seluruh rakyat. Untuk pentahapan kepesertaaan ini telah dijabarkan lebih lanjut dalam Keppres JKN Nomor: 12/2013, dan pada Dokumen Road Map JKN 2012-2019.

USULAN PERHITUNGAN BESARAN IURAN JAMINAN KESEHATAN IURAN NON PBI DJSN Iuran JK ditanggung bersama antara Pekerja dan Pemberi Kerja Berdasarkan catatan dari berbagai forum pembahasan, terdapat 3 opsi tentang Iuran JK bagi Pekerja dan Pemberi Kerja Namun besaran Iuran Non PBI tersebut belum disepakati oleh LKS Tripartitnas Oleh karena itu perlu segera diputuskan untuk dituangkan dalam Perpres terkait iuran JK 18

Iuran Non PBI, opsi 1 % Pemberi Kerja Pekerja Keterangan 5% 4% 1% 2014-2015 3% 2% 2015- seterusnya 19

Iuran Non PBI, opsi 2 % Pemberi Kerja Lajang 3% Pekerja 2% 1% Keterangan 3% 0% existing Berkeluarga 6% 4% 2% 6% 0% existing 20

Iuran Non PBI, opsi 3 % Pemberi Kerja Pekerja Keterangan 4% 3% 1% 2014-2015 2% 2% 2015-seterusnya 21

Perkembangan Peraturan Perundang-undangan SJSN Telah diundangkan: PP 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Perpres 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan Dalam pembahasan di Panitia Antar Kementerian: RPP tentang Pengelolaan Keuangan dan asset BPJS Kesehatan RPP Hubungan Anatar Lembaga R-Perpres tentang Besaran Iuran Jamkes R-Perpres terkait Dewas dan Direksi Diharapkan selesai bulan September 2013 22

ISU PENTING DAN PERMASALAHAN Besaran iuran PBI & non PBI sampai saat ini belum ditetapkan, sementara besaran iuran sangat terkait dengan kecukupan pd pembayaran kepada faskes dlm hal ini penyusunan tarif kapitasi & INA-CBG s Khusus iuran PBI, Kemenkeu telah menetapkan sebesar Rp. 15.500,- per orang/bulan untuk 86,4 juta jiwa orang miskin dan tidak mampu, tetapi belum ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Untuk mendapatkan gambaran penyelenggaraan JKN dilakukan uji coba pada bbrp provinsi Aceh, DKI Jakarta & Jawa Barat, bahkan akan diupayakan lebih banyak propinsi untuk uji coba. 23

Penetepan Asosiasi Provider pada PPK I dan PPK II/III untuk negosiasi tarif Faskes, ditetapkan dengan Permenkes, belum tuntas Menurut UU SJSN, peran Asosasi sangat penting untuk penetapan tarif pelayanan perwilayah, sesuai dengan jenis tarif kapitasi dan Ina CBGs.

TERIMA KASIH 25