PENDAHULUAN. dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius,

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT TERHADAP HAMA CAPSIDE (Cyrtopeltis tenuis Reut) (Hemiptera : Miridae) PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1889, di Yunani (Hirano et al., 2007). B. tabaci juga mampu membentuk

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

PENDAHULUAN. pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok. upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis),

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN. petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hama yang sangat merugikan pada tanaman hortikultura diantaranya mangga,

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

Pengendalian serangga hama. Silvikultur Fisik mekanik Hayati : (predator, parasitoid, patogen) Genetik Kimiawi Perundangan PHT

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

Mengenal Kepik Pembunuh, Rhinocoris fuscipes Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT DAN AROMA REMPAH UNTUK MENGENDALIKAN HAMA GUDANG

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

BAGAN PENELITIAN II I III P2W3 P2W1 P2W0 P2W2 P1W2 P1W0 P1W1 P2W3 P1W3 P2W1

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

BAB I PENDAHULUAN. tanaman perkebunan. Akan tetapi banyak juga diantara serangga-serangga

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

KETERTARIKAN LALAT BUAH (Bactrocera spp) TERHADAP ATRAKTAN NABATI DAN NON NABATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

Hama Aggrek. Hama Anggrek

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya secara turun temurun telah memanfaatkan

Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 3 Nomor 1 Mei 2016

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

Serangan Kutu Hijau Coccus viridis pada Kopi di Jawa Timur

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian merupakan bagian terbesar,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

SURVEI PETANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TENTANG PENGENDALIAN HAMA DI KECAMATAN SIMANINDO, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

BALITSA & WUR the Netherlands,

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang dijelaskan Sudaryanto dan Swastika (2007), bahwa

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

KEBERADAAN HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA MUSIM TANAM TAHUN 2009 DAN CARA PENGENDALIANNYA DI PUYUNG LOMBOK TENGAH

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk dan industri pangan dan pakan. Kelangkaan

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Tembakau dibudidayakan oleh orang India pada saat menemukan Amerika. Kata tembakau berasal dari kata tobacco, nama pipa yang digunakan oleh orang Indian untuk merokok. Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius, tanaman tembakau pernah dijumpai di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum dijelajahi oleh bangsa Portugis dan Spanyol (Matnawy, 1997). Bermacam-macam jenis tembakau yang dibudidayakan di Indonesia dan bila dikelompokkan atas kegunaan terdiri atas tembakau untuk cerutu, tembakau untuk rokok putih atau Virginia, tembakau rokok kretek, tembakau pipa dan tembakau kunyah. Jenis tembakau yang khusus digunakan untuk rokok cerutu yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain tembakau Deli atau yang lebih dikenal di Eropa dengan nama tembakau Sumatera, tembakau Basuki dan Tembakau Vorstelanden (Erwin, 2000). Permasalahan yang sangat dirasaknan pada tahun terakhir adalah rendahnya produktifitas tembakau deli, meskipun berbagai upaya telah dilakukan. Volume produksi untuk lelang Bremen masih belum terpenuhi sesuai permintaan konsumen yang berkisar antar 8000-10000 bal per tahunnya. Penyebabnya tidak terpenuhinya pasar tersebut cukup komplek antara lain akibat serangan hama dan penyakit disamping factor fisik dan lingkungan seperti iklim terutama curah hujan dan factor tanah (Erwin, 2000).

Sejak dikenalnya tembakau di Indonesia pada sekitar 1600-1830an, pengusahaan tembakau pada dasarnya dilaksanakan secara kecil-kecilan oleh petani untuk kepentingan sendiri serta persembahan kepada pengusaha. Tanaman tembakau pernah dimasukkan dalam daftar komoditi yang diusahakan dengan sisten tanam paksa, tetapi karena kurang baik sehingga harga di pasaran Eropa sangat rendah, maka usaha tersebut dihentikan (Padmo dan Edhie, 1991) Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman tembakau antara lain Spodoptera litura (Ulat grayak), Agrotis ipsilon (Ulat tanah), Helopeltis Sp (penggerek pucuk), Cyrtopeltis tenuis (Capside), Bemisia tabaci (kutu putih), dan Myzus persicae (Anonim, 2004) Hama Capside (Engytatus tenuis Reut.) atau ada juga yang menyebutnya Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) merupakan hama penghisap cairan daun yang beberapa tahun ini semakin banyak dan merusak daun tanaman tembakau, sehinnga serangga ini termasuk merugikan produksi tembakau deli. Serangga ini selalu berasosiasi dengan tanaman yang berdaun lengket atau berjekat (Erwin, 2000). Sebenarnya capside ini tidak selalu merugikan tanaman tembakau, karena makanannya tidak hanya menghisap cairan daun, tetapi juga mampu menghisap cairan ulat yang baru menetas maupun kutu capside yang mati bahkan seranggaserangga lain termasuk predator atau musuh alami bagi hama tembakau deli (Kalshoven, 1981). Keadaan cuaca sangat mempengaruhi serangga ini pada musim-musim kering atau kemarau, capside dan kutu-kutu akan merajalela. Pada tahun-tahun terakhir ini gangguan capside sering terjadi pada areal pertanaman dan menyerang

daun pasir. Padahal beberapa tahun sebelumnya serangga ini baru muncul pada akhir-akhir penanaman dan biasanya hanya menyerang daun bagian atas saja, hal ini dimungkinkan karena makanan capside seperti ulat dan kutu-kutu daun sudah punah akibat pemberian insektisida sehingga serangga ini terpaksa menghisap cairan daun tembakau (Erwin, 2000). Menurut teknik pengendalian hama secara terpadu salah satu cara pengendalian organisme pengganggu tanaman adalah secara mekanik dengan menggunakan alat perangkap. Perangkap sintetis berperekat dapat digunakan untuk menangkap serangga hama yang bersayap agar populasinya tetap terkendali. Perangkap sintetis berperekat telah lama digunakan oleh petani untuk memantau dan mengurangi imago capside dan hama lain yang aktif di rumah kaca (Chu et al, 2003). Penggunaan perangkap merupakan pengendalian dengan alternative yang biasa dilakukan secara fisik dan mekanik, dengan penggunaan perangkap diharapkan bisa mengurangi populasi hama serangga yang merusak (Oka, 1995). Chery glue merupakan lem ajaib penjebak hama. Lem ini dapat mengendalikan berbagai macam hama. Hama-hama yang terkena lem ini adalah capside, kutu putih, Aphids, Thrips, lalat buah dan lain-lain, karena lem ini digunakan diberbagai macam bentuk pengendalian (Trubus, 2006). Cara penggunaan chery glue ini relative mudah. Cukup di oleskan lem ini ke botol atau media lain berwarna kuning transparan atau putih. Pasang media kesela-sela tanaman tembakau dan bukan pinggir lahan. Serangga akan ikut masuk terperangkap. Tempatkan chery glue dengan jarak 10-20 m (Trubus, 2006).

Manfaat lain dari chery glue ini petani bisa mendeteksi hama yang menyerang. Chery glue juga dapat mengeluarkan wangi sedap bagi si pengganggu (hama) aromanya bak magnet. Tak hanya aromanya yang menjadi daya tarik, warna lemnya juga menjadi daya tarik. Umumnya serangga tertarik dengan warna kuning. Selain murah chery glue dapat mengurangi penggunaan insektisida kimiawi bagi petani (Kardinan, 2004). Chery glue mempunyai bahan berupa cengkeh yang kandungan aktif yaitu minyak atsiri yang merupakan kandungan terbanyak pada tanaman cengkeh. Minyak atsiri ini dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (Clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (Clove stem oil), dan daun cengkeh kering (Clove leaf oil). Minyak atsiri mengandung eugenol 70-85% dan bahan lainnya (Kardinan, 2004). Serangga hama diperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap yang dibuat sesuai jenis hama dan fase hama yang akan ditangkap. Alat perangkap diletakkan pada tempat atau bagian tanaman yang sering dilewati oleh hama diberi sering juga pada alat perangkap diberi zat-zat kimia yang dapat menarik hama (Untung, 2006). Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama capside. Ada 3 cara yaitu (1) mendeteksi atau memonitor populasi hama capside (2) menarik capside dan dibunuh dengan peramgkap (3) mengacaukan capside dalam melakukan perkawinan, berkumpul atau pengencer yang baik dan terbukti bersifat netral (Kardinan, 2007)

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh jenis perangkap dengan warna kertas yang berbeda terhadap hama Capside (Cyrtopeltis tenuis Reut.) pada tanaman tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.). Hipotesa Penelitian Penggunaan jenis perangkap dapat menekan serangan hama capside (C.tenuis reut.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.