BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 16 TAHUN : 1991 SERI : B NO : 3 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

BAB III TINJAUAN LOKASI

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

Kata Pengantar. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Drs. Suwarta, SH, MM NIP

BAB I PENDAHULUAN. yang luas menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, baik dalam urusan

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

GREEN SOLO SUPERBLOCK

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta

NASKAH PUBLIKASI PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAM

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Layanan Persampahan di Kota Surakarta dengan Pemetaan Barbasis Sistem Informasi Geografis

DAFTAR PERINGKAT NILAI UJIAN NASIONAL SD/MI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

WALIKOTA SURAKARTA. : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 huruf h. : 1. Undang-Urldang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

STASIUN TELEVISI SWASTA ANAK DI SURAKARTA SEBAGAI MEDIA EDUTAINMENT

BAB II ASPEK DAN PROFIL KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

PROFIL IPAL KOTA SURAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk jiwa (2010) dan

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA SURAKARTA

Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008

SURAT PERINTAH NOMOR : 180 / / 2015

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SETDA KOTA SURAKARTA SELAKU KETUA PUSAT JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III TINJAUAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI SURAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH

SIMULASI PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN GAME OF LIFE

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA NOMOR NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

Konsep perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan dan rekreasi di Surakarta. Oleh : Novi Indrayani I

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3247 NOMOR : 910/3508

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan. Masyarakat Untuk Memilih Tinggal. di Kawasan Perumahan

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

Figur Data Kota Surakarta Tahun

W ipemerl*nffi ffi+*a *akarra

BAB 4 TINJAUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA SURAKARTA

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sistem transportasi berperan sangat penting dalam perkembangan dan

PROFIL SANITASI SAAT INI

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Data bencana di BAKORNAS menyebutkan bahwa antara telah

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

WISMA ATLET PENYANDANG CACAT DI SURAKATA

III. BAHAN DAN METODE. perancangan. Inventarisasi dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta Batas Administratif Kota Surakarta : Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Selatan : Kabupaten Sukoharjo Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo 1.1.2 Luas dan Pembagian Wilayah Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha 1 yang terbagi atas lima kecamatan yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Banjarsari, Jebres dan Pasar Kliwon, dan 51 kelurahan. Berdasarkan studi dari tim P3KT (Proyek Pengembangan Program Kota Terpadu), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai 11.000 12.000 ha, atau berkembang hampir 3 kali lipat yang meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta seluas 4.040 ha, sebagian Kabupaten Dati II Sukoharjo (Kecamatan Kartasura, Grogol, 1 Biro Pusat Statistik tahun 2008 III-1

Baki, dan Mojolaban) seluas 3.1668 ha, dan sebagian Kabupaten Dati II Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 ha. 1.1.3 Geomorfologis dan Klimatologis - Geografi Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 110 0 111 0 BT dan 7,6 0-8 0 LS. - Topografi Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar engan kemiringan rata-rata 0 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang dengan kemiringan lebih kurang 5%. - Geologi Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu. - Klimatologi Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata 2.200 mm/tahun. Suhu rata-rata udara 26 0 C, suhu udara maksimum 32,3 0 C dan suhu udara minimum 21,7 0. III.1.2 Perkembangan Potensi Dan Fungsi Kota Surakarta 1.2.1. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta (sumber: BPS) Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun, sedang perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada konsep metropolitan. Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta: Tahun Wilayah Luas (Km2) Jumlah penduduk (jiwa) Tk. Kepadatan (jiwa/km2) 1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699 1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807 1993 Kotamadya Surakarta 44,040 527.767 11.984 III-2

Kec. Laweyan Kec. Serengan Kec. Pasar kliwon Kec. Jebres Kec. Banjarsari 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811 100.407 61.945 82.173 124.980 158.262 11.624 19.394 17.066 9.933 10.685 1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904 2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690 2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524 2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409 Sumber: Biro pusat statistik 1.2.2 Perkembangan Fungsi Kota Surakarta Wilayah kotamadya Dati II Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Dati II Surakarta: No Fungsi kota Skala pelayanan 1. Pemerintahan Lokal dan Regional 2. Industri Lokal, Regional dan Nasional 3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional 4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional 5. Perdagangan Lokal dan Regional 6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional Sumber: Perda no. 8/1993 dan pengolahan studio III.1.3.Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Surakarta Berdasar SK Walikota Dati II Srakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan yaitu meliputi : a. wilayah pengembangan utara b. wilayah pengembangan barat c. wilayah pengembangan timur d. wilayah pengembangan selatan III-3

Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013. Peta Satuan Wilayah Pembangunan Daerah Surakarta I. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi 6 kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan Semanggi) seluas 487,52 Ha. II. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru. Meliputi 12 kelurahan (Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha. III. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12 kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha. IV. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8 kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen). V. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3 kelurahan (Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha. III-4

VI. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3 kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha. VII. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2 kelurahan (Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha. VIII. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2 kelurahan (Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha. IX. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2 kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha. X. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1 kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha. Sedangkan pengembangan fungsi antara lain meliputi : a. kawasan pengembangan wisata b. kawasan pengembangan budaya c. kawasan pengembangan olah raga d. kawasan pengembangan relokasi industri e. kawasan pengembangan pendidikan tinggi f. kawasan pengembangan perbelanjaan g. kawasan pengembangan perkantoran h. kawasan pengembangan lingkungan perumahan yang digambarkan dalam gambar berikut ini : Pariwisata Budaya Pendidikan Industri III-5

Olah Raga Perumahan Perdagangan & Jasa Pergudangan Pusat Administrasi Area Terbuka SW FUNGSI KOTA LOKASI P Wisat a Budaya OR Indstri Pend. Dagang Kntor Rm h I x Pucang sawit II x x x Mangkunegaran Balaikota, kaw komersial III x x x Kraton, kaw komersial IV x x Sriwedari, Balekambang, Manahan V x Sondakan, Laweyan VI x x Jajar VII x Sumber, Banyuanyar VIII x x x Jurug, UNS, Kaw komersial IX x x Kadipiro X x Mojosongo a. Rencana Struktur Tata Guna Tanah Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut : SW Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Juml P Ters Sekunder Primer ah Ling BW K Kota Regi /lokal onal Nas Inte r A B C D E F G H (%) I ü ü ü ü ü 20 10 70 100 II ü ü ü ü ü ü 10 5 5 10 10 60 100 III ü ü ü ü ü ü 15 15 25 45 100 IV ü ü ü ü ü ü 5 15 5 10 65 100 V ü ü ü ü 15 5 10 70 100 VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100 VII ü ü ü 5 5 90 100 VIII ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100 IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100 III-6

X ü ü ü 5 5 90 100 Keterangan : A = Fungsi Pariwisata B = Fungsi Kebudayaan C = Fungsi Olahraga D = Fungsi Industri BWK = Bagian Wilayah Kota Inter = Internasional E = Fungsi Pendidikan F = Fungsi Perdagangan G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran H = Fungsi Perumahan b. Penataan Bangunan 1. Penataan Lingkungan dan Bangunan Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota Surakarta : a. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan. b. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50-75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan c. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20-50%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min 9 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industry 2. Penataan Bangunan Bertingkat Banyak a. Sangat Potensial Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumohardjo, Sudirman, Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan) b. Potensial Sepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gadjah Mada, Sutan Syahrir, S. Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto c. Cukup Potensial Sepanjang jalan R.M Said,, Akhmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsisdi, Dr. Rajiman (Laweyan), qdi Sucipto, Dr. Moewardi, dan Brigjend Katamso III-7

d. Kurang Potensial Sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro, Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin, Hasanudin, MT. Haryono, Ir. Sutami dan Kol. Sugiono. e. Tidak Potensial Sepanjang Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. Suharso, Suprapto, Mangunsarkoro, Adi Sumarmo dan Ki Hajar Dewantoro. 3. Penataaan Perpetakan Bangunan Jalan-Jalan Utama a. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak >5000 m² untuk KB min 9 lantai. b. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 2000-5000 m² untuk KB maks 8 lantai c. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 2500 m² untuk KB maks 4 lantai d. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 m² untuk KB maks 2 lantai 4. Penataan Ketinggian Bangunan Materi atau kriteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu : a. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan Angka Luas lantai = 2x Angka Lantai Dasar. b. Ketinggian bangunan rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum 12m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 4x Angka Lantai Dasar. c. Ketinggian bangunan sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36m dan minimum 24m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 8x Angka Lantai Dasar. d. Ketinggian bangunan tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 9x Angka Lantai Dasar, III-8

maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai = 20x Angka Lantai Dasar III.1.4. Kaitan Usia Sekolah dengan Sekolah Internasional usia sekolah WNA yang berada di Indonesia adalah sama dengan usia sekolah Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tingkat Taman Kanak - kanak hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), yaitu usia 5 sampai dengan 19 tahun, dengan terbagi menjadi: 5 6 tahun usia setingkat Taman Kanak-kanak. 7 11 tahun usia setingkat Sekolah Dasar (SD). 12 14 tahun usia setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 15 19 tahun usia setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) Penduduk Usia Sekolah Kota Surakarta Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS ) 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun Jumlah 55,460 28,556 28,556 60,888 173,460 Penduduk Surakarta Menurut Table Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS ) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 1,283,887 1,262,883 2,546,770 5-9 1,551,753 1,486,848 3,038,601 10-14 1,734,624 1,588,100 3,322,724 15-19 1,523,129 1,383,220 2,906,349 20-24 1,286,619 1,295,800 2,582,419 25-29 1,241,340 1,328,521 2,569,861 30-34 1,177,968 1,304,950 2,482,918 35-39 1,251,001 1,352,976 2,603,977 40-44 1,191,607 1,223,268 2,414,875 45-49 1,068,128 1,021,627 2,089,755 50-54 862,162 875,795 1,737,957 55-59 617,353 624,095 1,241,448 60-64 556,159 586,334 1,142,493 III-9

65-69 397,656 479,337 876,993 70-74 312,641 389,977 702,618 75 + 312,697 336,395 649,092 III.2 TINJAUAN SEKOLAH DASAR INTERNASIONAL YANG AKAN DIRENCANAKAN III.2.1 Arah Perencanaan 2.1.1 Fungsi yang direncanakan merupakan suatu tempat, bangunan atau lembaga dimana didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar dengan jenjang dasar (setelah pra sekolah dan sebelum sekolah menengah) di Surakarta dengan penekanan pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan konsep pembelajaran moving class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional. 2.1.2 Tujuan Secara garis besar tujuan perencanaan Sekolah adalah sebagai berikut : Menciptakan sebuah pengolahaan fisik bangunan Sekolah Dasar Internasional di Surakarta yang dapat menampung kegiatan belajar mengajar baik pendidikan formal maupun kegiatan non-formal yang berbeda dengan sekolah-sekolah internasional lain di Surakarta ( mengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penerapan konsep moving class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional) III.2.2 Manfaat Perencanaan 2.2.1 Bagi Masyarakat Umum 1. Mampu memberikan alternatif baru bagi warga Surakarta (warga negara Indonesia maupun warga negara asing) yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah dasar internasional yang setara dengan sekolah-sekolah negara maju. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan yang didukung III-10

dengan penerapan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 2.2.2 Bagi Pengguna 1. Meningkatkan tingkat pendidikan melalui pemenuhan fasilitas yang ada. 2. Meningkatkan motivasi belajar pada siswa dengan metode aktif dan menyenangkan III.2.3 Penerapan Arsitektural Dalam Perencanaan Desain 2.3.1 Langgam Arsitektural yang Digunakan Pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional. Dengan penggunaan elemen-elemen pendukung yang mencerminkan karakter anak pada fasade bangunan. Bangunan direncanakan dengan menggunakan konsep moving class. Sirkulasi dibuat efektif namun efisien sehingga mempercepat perpindahan siswa saat berganti pelajaran. 2.3.2 Konsep Tampilan Fisik Bangunan 1. Secara keseluruhan konsep Perencanaan Sekolah Dasar Internasional di Surakarta menggunakan konsep pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional, untuk tampilan bangunan menggunakan elemen pendukung yang dinding fasade menggunakan bentuk geometri dan huruf alphabet yang mencerminkan materi belajar yang dipelajari anak SD 2. Interior ruang kelas yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran tersebut dengan bentuk pola meja dan kursi agar interaksi guru dan siswa dapat terjadi. III-11

Interior kelas pendukung konsep moving class : 3. Sirkulasi dibuat efektif sehingga mempercepat perpindahan siswa saat berganti pelajaran.dengan didukung interior sirkulasi yang dibuat menarik (berkelok-kelok) sehingga ssat siswa berjalan saat pergantian pelajaran siswa lebih refresh dengan adanya interior menarik seperti adanya ruang komunal (taman ) di tengah-tengah deretan kelas. 1 2 5 3 4 4. Lansekap dan lingkungan sekitar ditata sedemikian rupa III.2.4 Program Perencanaan sehingga pengguna merasa nyaman. III-12

Perencanaan dilakukan dengan membuat suatu program kegiatan yang sesuai untuk diterapkan pada bangunan Sekolah sehingga antara kegiatan pendidikan berjalan dengan baik. Program perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain: 2.4.1 Merencanakan Kegiatan Sekolah Bangunan Utama Ruang kelas dan laboraturium Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan belajar mengajar. Ruang Pamer Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pameran hasil Karya siswa Siswa, guru dan seluruh civitas akademika sekolah dapat melalukan kegiatan melihat hasil karya siswa yang dipamerkan. Perpustakaan Kegiatan yang dilakukan adalah membaca. siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan membaca buku maupun elekronik book. Pengunjung juga dapat mengakses Internet yang disediakan dalam perpustakaan digital. Gedung Olah Raga, lapangan sepak bola dan kolam renang Kegiatan yang dilakukan adalah olah raga. Siswa, guru dan pengelola dapat melakukan kegiatan berolah raga sesuai dengan jadwal dan peraturan yang sudah ditetapkan. 2.4.2 Merencanakan Kegiatan Pengelola Bangunan pengelola Kegiatan yang dilakukan adalah bekerja sesuai dengan kepentingan masing-masing. Seluruh pengurus dan staf melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. III.2.5 Pelaku Kegiatan III-13

2.5.1 Siswa Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas. Melakukan kegiatan belajar di luar kelas. Datang Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas Istirahat Pulang Melakukan kegiatan belajar di luar kelas. Pola kegiatan siswa sumber: analisa penulis. Datang 2.5.2 Guru atau Tenaga Pengajar Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas. Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas. Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan pengelola. Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas Istirahat Parkir Parkir Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan pengelola. Pulang 2.5.3 Pegawai Sekolah.Pola kegiatan Guru sumber: analisa penulis. Memantau segala kegiatan baik kegiatan umum, kegiatan belajar mengajar dan aktifitas lain di luar jam sekolah. Mengelola kegiatan penunjang dan servis. Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain. III-14

Mengadakan koordinasi dengan kepala-kepala divisi/bagian. Datang mengelola keg. umum mengelola keg. penunjg mengelola keg. servis Mengadakan kerjasama dengan pihak luar Istirahat Parkir Parkir mengadakan koordinasi antar divisi Pulang Pola kegiatan Pengelola. sumber: analisa penulis. III.2.6 Pengaturan waktu Kegiatan pembelajaran dengan sistem moving class berlangsung selama 45 menit setiap 1 jam tatap muka dan jeda waktu untuk perpindahan kelas / ruang adalah 5 menit. Pengaturan jam setiap hari berlangsung sebagai berikut : Jam ke Waktu Keterangan 1 Jeda waktu 2 Jeda waktu 3 Jeda waktu 4 07.00 07.45 07.45 07.50 07.50 08.35 08.35 08.40 08.40 09.25 09.25 09.30 09.30 10.15 Jeda waktu 5 Jeda waktu 6 Jeda waktu 7 Jeda waktu 8 10.15 10.30 10.30 11.15 11.15 11.20 11.20 12.05 12.05 12.10 12.10 12.55 12.55 13.00 13.00 13.45 Istirahat III-15

III-16