BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap ritual sebagai syarat pengambilan sarang burung walet terletak di

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN

26 Sekar Larasati, 2014 Gaya Vokal Waldjinah pada Langgam Keroncong Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti akan meneliti bagaimana model bisnis yang diguanakan oleh TalkFusion

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sosial sesuai dengan indicator yang dijasikan penelitian.dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan penentuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tiga lokasi di Kota Surakarta, lebih tepatnya di THR Sriwedari, studio TATV, dan kantor Radio JPI FM Solo. Lokasi pertama adalah THR Sriwedari yang merupakan arena hiburan keluarga yang cocok untuk anak-anak, remaja dan orang dewasa. Masyarakat maupun wisatawan dapat menghabiskan liburan atau menikmati kebersamaan dengan keluarga dengan biaya yang terjangkau. THR Sriwedari, berada di dalam kompleks Taman Sriwedari, berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 275, jalan protokol di kota Solo. Alasan utama dipilihnya lokasi tersebut karena di lokasi tersebut setiap hari rabu dan sabtu malam diadakan konser dangdut yang dimeriahkan oleh berbagai Orkes orkes Melayu ternama diantaranya OM. Sera, OM. Airlangga, OM. Sagita, dan berbagai orkes orkes melayu lokal. Ratusan orang dari berbagai usia dan daerah selalu datang untuk menonton pertunjukan musik dangdut tersebut, sehingga akan mempermudah peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data di lokasi tersebut. Lokasi kedua adalah studio Terang Abadi Televisi (TATV). TATV merupakan stasiun televisi lokal pertama di Kota Surakarta yang beralamat di Jl. Brigjend Katamso No. 173 Mojosongo, Surakarta. TATV memiliki jangkauan siar mencakup wilayah Jawa Tengah dan saat ini TATV sudah menyediakan layanan live streaming, sehingga TATV dapat disaksikan oleh pemirsa dimanapun berada di luar wilayah Jawa Tengah. TATV juga berkomitmen untuk mengangkat budaya dan kearifan lokal, termasuk di dalamnya musik dangdut. TATV memiliki program unggulan yaitu acara musik dangdut yang dikemas secara live dan modern bernama Terminal 32

Dangdut. Acara Terminal Dangdut menghadirkan bintang tamu spesial setiap harinya dari grup musik dangdut (OM) maupun penyanyi dangdut terkenal untuk menarik pemirsa TATV. Selain itu, TATV mengundang para pecinta musik dangdut dari berbagai komunitas musik dangdut, baik dari dalam maupun luar Soloraya. Hal ini juga mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data di lokasi tersebut. Lokasi penelitian ketiga adalah Radio JPI FM Solo. Berlokasi di Jl. Arundallu, Mangkubumen Kulon, Surakarta, JPI FM mempunyai positioning sebagai Radionya Solo. JPI FM selalu menemani dinamika di Kota Surakarta sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. JPI FM tidak hanya mencakup wilayah siar daerah Surakarta saja, tetapi pendengar dari Boyolali, Sragen, Wonogiri dan sekitarnya. Pendengar setia radio dengan frekuensi 106.3 FM ini kerap disapa oleh penyiar dengan sebutan Konco JPI. Radio ini juga dikenal sebagai radio dangdut wong Solo. Salah satu program unggulan dari JPI FM adalah Sensasi (Senggol Sana Senggol Sini) yang memutarkan playlist lagulagu dangdut dan request-an para pendengar JPI FM. Tidak sedikit jumlah partisipasi dari pendengar JPI FM yang me-request lagu dangdut favorit mereka saat program dangdut Sensasi berlangsung, baik melalui telepon on air, SMS, maupun media social JPI FM (Facebook dan Twitter). Oleh karenanya, peneliti memilih radio JPI FM sebagai salah satu lokasi penelitian. B. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul Dangdut dan Budaya Populer (Dinamika Panggung Musik Dangdut di Kota Surakarta) ini menggunakan metode kualitatif dengan model pendekatan Fenomenologi. Studi Fenomenologi merupakan studi yang berusaha mencari esensi makna dari suatu fenomena yang dialami oleh beberapa individu. Untuk menerapkan riset fenomenoligis, peneliti bisa memilihh antara fenomenologis hermeneutik (yang berfokus untuk menafsirkan teks teks kehidupan dan pengalaman hidup) atau 33

fenomenologi transendental (dimana peneliti berusaha meneliti suatu fenomena dengan mengesampingkan prasangka tentang fenomena tersebut). Penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi memandang perilaku seseorang/kelompok, apa yang mereka katakan, dan apa yang mereka lakukan adalah sebagai suatu produk dari bagaimana seseorang/kelompok melakukan tafsir terhadap dunia mereka itu sendiri (Sutopo 2002:26). Pendekatan Fenomenologi prosedurnya yang terkenal adalah epoche (pengurungan), yani suatu proses dimana peneliti harus mengesampingkan seluruh pengalaman sebelumnya untuk memahami semaksimal mungkin pengalaman dari para partisipan. Analisisnya berpijak pada horizonalisasi dimana peneliti berusaha memeriksa data dengan menyoroti pernyataan penting dari partisipan untuk menyediakan pemahaman dasar tentang fenomena tersebut. Beberapa ciri dalam studi fenomenologis menurut Moustakas dalam (Creswell 2015:107) diantaranya: 1. Penekanan pada fenomena yang hendak dieksplorasi berdasarkan sudut pandang konsep atau ide tunggal. 2. Eksplorasi fenomena pada kelompok individu yag semuanya telah mengalami fenomena tersebut. Maka dari itu, kelompok heterogen diidentifikasi yang mungkin beragam dalam ukurannya dari 3 hingga 4 hingga 10 hingga 15 individu.3. Pembahasan filosofis tentang ide dasar yang dilibatkan dalam studi fenomenologi. Pembahasan ini menelusuri pengalaman hidup dari individu dan bagaimana mereka memiliki pengalaman subjektif dari fenomena tersebut maupun pengalaman objektif dari sesuatu yang sama dengan orang orang lain. Maka dari itu, ada penolakan terhadap perspektif subyektif- 34

obyektif, dan karena alasan ini, fenomenologi terletak pada kontinum antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. 3. Pada sebagian bentuk fenomenologi, peneliti mengurung dirinya di luar dari studi tersebut dengan membahas pengalaman pribadinya dengan fenomena tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya mengeluarkan peneliti dari studi tersebut, tetapi hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi pengalaman pribadi dengan fenomena tersebut dan sebagian untuk menyingkirkan pengalaman itu, sehingga peneliti dapat berfokus pada pengalaman dari para partisipan dalam studi tersebut. Hal ini adalah ideal, tetapi para pembaca dapat mempelajari pengalaman dari para peneliti, dan dapat menilai untuk diri mereka sendiri apakah peneliti berfokus hanya pada pengalaman dari para partisipan dalam deskripsinya, tanpa memasukkan dirinya ke dalam deskripsi tersebut. 4. Prosedur pengumpulan data yang secara khas melibatkan wawancara terhadap individu yang telah mengalami fenomena tersebut. Akan tetapi, ini bukan ciri yang universal, karena sebagian studi fenomenologis melibatkan berbagai sumber data, misalanya pengamatan, dokumen dokumen. 5. Analisis data yang dapat mengikuti prosedur sistematis yang bergerak dari satuan analisis yang sempit (misalnya, pernyataan penting) menuju satuan yang lebih luas (misalnya, satuan makna) kemudian menuju deskripsi yang detail yang merangkum dua unsur, yaitu apa yang telah dialami oleh individu dan bagaimana mereka mengalaminya (Moustakas, 1994). 6. Fenomenologi diakhiri dengan bagian deskriptif yang membahas esensi dari pengalaman yang dialami individu tersebut dengan 35

melibatkan apa yang telah mereka alami dan bagaimana mereka mengalaminya. Esensi atau intisari adalah aspek puncak dari studi fenomenologis. C. Teknik Pengambilan Informan Snowball Sampling adalah suatu teknik pengambilan informan yang mula mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding lama lama menjadi besar. Penentuan sample dalam teknik snowball sampling ini, pertama tama dipilih satu atau dua orang yang dianggap paling lengkap memberikan data, tetapi karena belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sample semakin bertambah banyak (Sugiyono 2008:61). Dalam penelitian mengenai Dinamika Dangdut di Kota Surakarta ini penulis menggunakan teknik pengambilan informan yaitu dengan Snowball Sampling, dimana data data mengenai penelitian ini didapat dari pengelola THR Sriwedari terlebih dahulu kemudian dirasa kurang, peneliti mencari data data lain berdasarkan informasi dari pengelola THR Sriwedari tersebut. D. Data dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki 2002:55). Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh penelitiberasal dari observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum turun ke 36

lapangan. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan pihak pihak yang terkait yang dijadikan narasumber bagi peneliti, diantaranya: a) Informasi dari Pengelola THR Sriwedari yang mengurusi bagian pergelaran musik dangdut. b) Informasi dari personil dari salah satu orkes melayu SERA. c) Informasi dari penonton yang menonton pergelaran musik dangdut di THR Sriwedari. d) Produser acara Terminal Dangdut TATV sebagai narasumber tentang acara dangdut di TATV. e) Anggota komunitas Temonholic yang sering ikut berjoget saat ada pertunjukan musik dangdut di THR Sriwedari maupun di TATV. f) Penyiar radio JPI FM Selain dari data hasil observasi, wawancara dengan seperti telah dijelaskan di atas, sumber data primer juga dapat diperoleh melalui sebuah aktivitas. Melalui sebuah aktivitas yaitu melihat pertunjukan musik dangdut itu peneliti dapat mengetahui proses secara langsung. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang peneliti peroleh secara tidak langsung seperti literatur dari buku buku pendukung, arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi yang berkenaan dengan penelitian ini (Moleong 2005:159). Untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari data primer, dalam penelitian ini peneliti menggunakan data data tambahan yang diantaranya berasal dari: a) Dokumen foto foto pertunjukan musik dangdut yang digelar di THR Sriwedari. b) Foto foto acara Terminal Dangdut di TATV. 37

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Partisipan Pengumpulan data dengan menggunakan teknik ini yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan kegiatan yang diamati. Dalam hal ini peneliti mempunyai peranan ganda, yaitu sebagai peneliti dan pelaku kegiatan (Slamet, 2006:86). Dalam prosesnya pada penelitian ini peneliti ikut menyaksikkan pergelaran musik dangdut tersebut, mengamati semua kegiatan dalam pertunjukan musik tersebut, kemudian ikut terlibat dalam sekelompok penonton musik dangdut, melakukan wawancara. Untuk lebih masuk ke dalam lagi, peneliti meminta contact person orkes melayu yang biasa pentas di THR Sriwedari tersebut sehingga dapat melakukan wawancara dengan pimpinan orkes melayu tersebut beserta pemain dan crew nya. 2. Wawancara Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial secara langsung antara peneliti dengan yang diteliti. Di dalam interaksi itu peneliti berusaha mengungkap gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya jawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara setengah tersruktur, yaitu mengkombinasikan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, sehingga peneliti menstrukturkan pertanyaan pertanyaan yang akan diketengahkan dan mengajukan pertanyaan secara meloncat loncat dari waktu ke waktu lain, atau dari topik yang satu ke topik yang lainnya (Slamet 2006:105). Dengan melakukan observasi dan pendekatan awal, akan membuat sebuah relasi atau hubungan baik antara peneliti dengan objek lapangan sehingga akan mempermudah peneliti untuk meperoleh data dengan wawancara tersebut. 38

3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pencatatan pencatatan atau pengutipan dari dokumen yang ada di lokasi penelitian. Teknik pengambilan data ini juga berfungsi untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan, khususnya sebagai teknik pengumpulan data. Alat yang biasa digunakan diantaranya kamera foto, film dan video karena bisa membantu di dalam pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti (Sutopo 2002:71 72). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kamera pocket untuk mendokumentasikan kegiatan berupa foto foto atau video, dan handphone atau voice recoder untuk merekam pembicaraan atau wawancara dengan narasumber. Hasil dari rekaman tersebut sangat membantu peneliti untuk membuat deskripsi deskripsi tentang pertunjukan dangdut dan dapat member informasi tambahan yang terlewatkan ketika melakukan pengamatan langsung di lapangan. Dengan kata lain, hasul rekaman yang dapat diputar ulang sewaktu waktu sangat bermanfaat untuk kepentingan penelitian ini. F. Validitas Data Dalam penelitian untuk memperoleh data yang valid, salah satu caranya yaitu dengan melakukan triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik yang dilakukan untuk memeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan untuk data itu (Moleong 2005:330). Empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. 1. Triangulasi sumber Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong 39

2005:330). Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; membandingkan apa yang dikatakan orang orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 2. Triangulasi metode Pada triangulasi metode ini terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi penyidik Teknik triangulasi jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya. 4. Triangulasi teori Teknik ini dilakukan atas dasar bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu teori saja. Oleh karena itu membutuhkan beberapa perspektif teori yang berbeda untuk menguji kebenarannya (Moleong 2005:331). 40

Peneliti menggunakan teknik triangulasi data sumber dalam melakukan penelitian ini. Sehingga peneliti melakukan pengecekan kebenaran data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen dokumen lainnya sehingga akan memperoleh kesesuaian dan keabsahan data sehingga menjadi satu kesatuan data yang valid. G. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan diceritakan pada orang lain (Moleong 2005:248). Dalam analisis data kualitatif terdapat 4 (empat) tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. (Mills dan Hubberman 2007:20). 1. Pengumpulan Data Tahap awal yaitu melakukan pengumpulan semua data yang berkaitan dengan topik penelitian. Informasi informasi yang berhubungan dengan dan mendukung penelitian ini peneliti memperoleh data pustaka dari beberapa macam sumber, antara lain dari buku, artikel, jurnal, dan skripsi. Informasi yang didapatkan dari proses penggalian data pustaka bermanfaat untuk tambahan data penelitian, pembandingan kajian studi, dan sebagai konsep yang membantu mewujudkan pola piker penelitian (kerangka teoritis) dan bahkan membantu dalam analisa dan pengolahan data. Selain dari sumber data tertulis tersebut, peneliti juga melakukan observasi ke THR Sriwedari, hingga melakukan wawancara dengan pengelola THR Sriwedari. 2. Reduksi Data Reduksi data adalah sebuah proses penyederhanaan dari data yang telah ditemukan di lapangan. Mereduksi data bisa dilakukan dengan memilah 41

milah hasil temuan pada saat peneliti melakukan observasi dengan wawancara. 3. Penyajian Data Tahapan ketiga yaitu setelah data direduksi, kemudian data disajikan dalam bentuk kutipan kutipan wawancara dari informan dan disertai foto yang menunjukkan peristiwa penting yang berkaitan dengan topik penelitian. 4. Kesimpulan Kesimpulan merupakan tahapan akhir dalam analisa data. Penarikan kesimpulan diverivikasi selama kesimpulan berlangsung. Tujuannya agar cukup mantap dan benar benar bisa dipertanggungjawabkan. H. Profil Informan Berikut peneliti sertakan profil informan dan responden yang telah membantu peneliti mendapatkan data maupun informasi terkait dengan penelitian mengenai dinamika musik dangdut di era Reformasi yang mengambil lokasi di THR Sriwedari Surakarta dan studio TATV. Mereka adalah: 1. Ibu Anik Informan pertama adalah Bu Anik. Beliau ini adalah seseorang yang menjadi penghubung peneliti dengan Orkes Melayu yang ada di Taman Hiburan Remaja (THR) Sriwedari. Beliau bekerja di kantor THR Sriwedari dimana yang mengurusi semua yang berkaitan dengan show musik yang ada di THR Sriwedari. Sehingga kontak dari Orkes orkes Melayu yang tampil didapat dari beliau. Beliau juga mengetahui sejarah THR Sriwedari maupun sejarah awal dari pergelaran musik yang digelar di THR Sriwedari tersebut, karena beliau sudah bekerja berpuluh puluh tahun. 42

2. Mbah Sosro Salah satu penggemar musik dangdut yang saya temui di THR Sriwedari yaitu bernama Mbah Sosro (64 tahun). Beliau tidak pernah absen menonton pertunjukan musik dangdut di THR Sriwedari. Setiap hari Rabu dan Sabtu selalu datang untuk menonton dan berjoget bersama. Beliau sudah dikenal oleh pengunjung THR Sriwedari yang lain maupun anggota Seramania, Vianisty (Sebuatan penggemar Via Vallen). Saat ini beliau juga ikut sebagai koordinator joget di program acara televisi TATV yaitu Campursari setiap harinya. 3. Mbak Nia Mbak Nia (26 tahun) adalah seorang produser program acara Terminal Dangdut di TATV. Dari wawancara dengan beliau saya mendapatkan data data tentang program musik dangdut di TATV itu sendiri, dari awal dibuatnya program acara hingga maksud dan tujuan dibuat program itu. 4. Eko Eko (17 tahun) yang akrab dipanggil Kodok oleh teman temannya adalah salah satu anggota komunitas joget Temon Holic. Dia ikut dalam komunitas Temon Holic sejak joget itu booming, berawal kesukaan pada musik dangdut dan sering menonton dangdut di THR Sriwedari. Sebelumnya Eko juga tergabung dalam komunitas Seramania Solo. Eko sangat aktif ikut dalam komunitasnya, sering menonton dangdut di THR Sriwedari maupun ikut dalam acara TATV yaitu Terminal Dangdut. Dia bersama anggota komunitas Temon Holic yang rata rata masih seumuran setelah pulang sekolah sering ke TATV. 43

5. Anna Anna (18 tahun) adalah salah seorang anggota Vyanisty yang tergabung dalam komunitas Vyanisty Purwodadi sejak tahun 2015. Anna sering menonton pertunjukkan dangdut di Sriwedari saat OM SERA bersama Via Vallen tampil. 6. Genoveva Cecillia Genoveva Cecillia (23 tahun) atau yang biasa dikenal dengan nama Tende adalah salah satu penyiar di radio JPI FM. Dia menjadi penyiar di radio JPI FM selama 2 tahun. Dari Tende penulis mencoba mencari data tentang radio JPI FM dan bagaimana perkembangan musik dangdut lewat radio. 7. Aris Gopinda Aris Gopinda (26 tahun) merupakan salah satu host acara dangdut di TATV. Aris Gopinda adalah partner Rumania untuk acara Terminal Dangdut di TATV, sejak tahun 2009 hingga sekarang. Penulis mencoba mencari data dengan menanyakan lebih detail tentang program acara Terminal Dangdut tersebut. Mulai dari kapan acara tersebut ditayangkan hingga bagaimana antusias masyarakat di Solo menonton acara tersebut baik dari televisi maupun live di studio. 8. Djoyo Gunawan (Bodrex) Djoyo Gunawan (39 tahun) atau yang biasa dikenal dengan Bodrex adalah salah satu personil grup OM Sera. Dalam OM Sera mas Bodrex memainkan gitar melody (lead guitar). Ia bergabung di OM Sera sejak tahun 2006 menggantikan Wito yang sebelumnya mengisi lead gitar untuk 44

OM Sera. Gitaris yang mengidolakan John Pettruci sebagai kiblat permainan gitarnya ini menggunakan gitar Ibanez. Musik Rock dan Dangdut adalah genre musik yang disukainya. 8. Via Vallen Via Vallen (25 tahun) merupakan salah satu penyanyi dangdut nasionalyang memulai karir di bidang tarik suara sejak SD. Via Vallen mengawali karir sebagai penyanyi dangdut karena pada waktu itu musik dangdut sedang populer. Selain itu ayahnya juga seorang musisi dangdut. Kehadiran Via Vallen di dunia musik membawa warna tersendiri karena meyuguhkan perpaduan antara musik dangdut dan juga musik pop. Via Vallen mempunyai banyak fans dari berbagai kota yang diberi nama Vyanisty dan diresmikan pada tanggal 24 September 2010. Single pertama berjudul Selingkuh dirilis pada awal tahun 2015 yang semakin membuat nama Via Vallen banyak dikenal oleh pecinta musik dangdut di tanah air. Via Vallen menjadi pedangdut yang jarang terlihat dengan busana minim atau bahkan goyangan aduhai. Saat ini Via Vallen masih bernyanyi bersama OM Sera dan juga tidak bersama OM Sera. Dari responden ini penulis mencoba menggali data tentang bagaimana antusias penonton saat dirinya manggung di THR Sriwedari, dan bagaimana pendapatnya tentang musik dangdut di Surakarta. 45