IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero)

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud membantu tujuan organisasi, individu danmasyarakat(suharyanto dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

KUESIONER. Pengaruh Pengendalian internal, Review internal, Komitmen Organisasi serta

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB III PENYAJIAN DATA. (Persero) Cabang Kota Pekanbaru Dalam Mewujudkan Visi Misi Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

LAPORAN PENGUKURAN BBPP KUPANG KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN SEMESTER I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGRI. samapai marauke, Indonesia telah memberikan sebuah PT.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB II PT TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. kolonialisme Belanda. Kala itu, di nusantara ini telah dikenal adanya

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

TABUNGAN HARI TUA (THT)

KUESIONER. (Pertanyaan ini diajukan kepada pimpinan bagian)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAHAN PANJA RUU Aparatur Sipil Negara, 29 FEBRUARI 2012 (Berdasarkan hasil rapat antar Instansi Tanggal 24 Februari 2012)

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR KUESIONER. 1. Umur Responden : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja : 4.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 448/P/SK/HT/2010

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil PT TASPEN (Persero) Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri. Adapun proses pembentukan program pensiun pegawai negeri ditetapkan dengan Undang-undang No 11 tahun 1956 tentang pembelanjaan Pensiun dan Undang-undang No 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda atau duda serta undang-undang No 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian. Selanjutnya dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial PNS maka dilakukan proses penggabungan program kesejahteraan pegawai negeri yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua dan Pensiun yang dikelola PN Taspen. Dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk perusahaan negara, PN Taspen diubah menjadi Perum Taspen yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KEP.749/MK/V/II/1970. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1981, badan hukum Perum Taspen diubah menjadi PT Taspen (Persero) sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar PT Taspen (Persero) Nomor 3 tahun 1982 tanggal 4 Januari 1982 yang mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Nomor 53 tanggal 17 Maret 1988 dan telah diperbaiki dengan Akta Nomor 10 tahun 1998 tanggal 2 Juli 1998. Perubahan terakhir ini memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C.2-14096-HT.01.04 Th 98 tanggal 17 September 1998 dan telah dimuat dalam Berita Negara RI Nomor 31 tahun 1999, Tambahan Berita Negara RI Nomor 2207 tahun 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham dengan Nomor: KEP-17/DI.MBU/2008, dilakukan perubahan anggaran dasar yang merupakan penyesuaian modal dasar. Berkas anggaran dasar telah disampaikan ke notaris dan telah disampaikan ke notaris dan telah dibuatkan akta notaris pada tanggal 24 November 2008 dengan nomor akta 06.

29 Sejak tahun 1987 PT TASPEN (Persero) mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP Nomor 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk THT (Tabungan Hari Tua) dan Dana Pensiun. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang kepesertaannya bersifat wajib bagi PNS, saat ini PT Taspen (Persero) mengelola Program THT, THT Multiguna, dan THT Ekaguna untuk pegawai BUMN/BUMD yang kepesertaannya bersifat sukarela sebagai upaya untuk memudahkan peserta PT Taspen (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya. Sebagai upaya untuk memudahkan peserta Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) membuka Kantor Cabang di semua Provinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 Kantor Cabang. Salah satunya adalah PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. PT TASPEN (Persero) Kantor Cabang Bogor didirikan pada tahun 1991, dibangun di atas lahan seluas 2.647 m 2 dan diresmikan tanggal 24 Desember 1992 oleh Menteri Muda Keuangan RI Bapak Nasrudin Sumintapura beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. PT TASPEN (PERSERO) KC Bogor termasuk salah satu kantor cabang terpadat populasi pesertanya, baik peserta aktif maupun pensiunan karena selain PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang berasal dari instansi di wilayah KC Bogor ditambah dengan peserta dari wilayah KCU Jakarta yang setelah pensiun berdomisili di wilayah KC Bogor. PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor mempunyai wilayah kerja meliputi empat Pemerintahan Kota (Pemkot) dan lima Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) yang terdiri dari: Pemkot Bogor, Pemkot Depok, Pemkot Bekasi, Pemkot Sukabumi, Pemkab Bogor, Pemkab Cianjur, Pemkab Sukabumi, Pemkab Karawang dan Pemkab Bekasi. Jenjang karir karyawan PT TASPEN KC Bogor dapat dilihat berdasarkan golongan. Berikut Tabel 4 yang menggambarkan banyaknya karyawan berdasarkan golongan.

30 Tabel 4. Jumlah karyawan PT TASPEN KC Bogor berdasarkan golongan Jumlah Karyawan (orang) Golongan Keterangan 1 X Pejabat 3 IX Pejabat 1 VIII Pejabat 9 VII Pejabat 2 VI Pelaksana 32 V Pelaksana 6 IV Pelaksana 1 III Pengemudi Sumber : TASPEN (2012) 4.1.1 Tujuan PT TASPEN (Persero) Tujuan dari PT Taspen (Persero) adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para Pegawai Negeri Sipil beserta para keluarganya yaitu dengan memberikan jaminan keuangan bagi para peserta pada waktu mencapai usia pensiun ataupun bagi para ahli warisnya yaitu suami, istri, anak, ataupun orang tua pada waktu peserta meninggal dunia dimasa aktif bekerja. 4.1.2 Visi, Misi dan Lima Nilai Utama PT TASPEN (Persero) Visi : Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya Makna Visi : a. Menjadi pengelola Dana Pensiun dan THT serta jaminan sosial lainnya Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), Dana Pensiun (termasuk Uang Duka Wafat), program kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya. b. Terpercaya" Taspen menjadi pilihan peserta dan stakeholder lainnya dengan kinerja yang bersih dan sehat. c. Bersih Taspen beroperasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). d. Sehat Adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan.

31 MISI : Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara Profesional dan Akuntabel, berlandaskan Integritas dan Etika yang tinggi Makna Misi a. "Manfaat dan pelayanan yang semakin baik" Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal. b. "Profesional" Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan lima tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi) didukung dengan SDM yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi. c. "Akuntabel" Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. d. "Integritas" Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan. e. "Etika" Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi. Lima Nilai Utama TASPEN Tumbuh : a. Menumbuh kembangkan perusahaan sesuai dengan Visi dan Misi TASPEN. b. Mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal. c. Berpikir positif dan konstruktif serta bertindak produktif tanpa keinginan untuk berbuat yang kontra produktif. d. Senantiasa meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada peserta.

32 Etika : a. Menjunjung standar etika yang tinggi dalam berinteraksi antara sesama rekan kerja maupun dalam memberikan pelayanan kepada peserta. b. Ramah dan rendah hati. c. Menjaga rahasia dan citra perusahaan. d. Menghargai dan menghormati sesama rekan kerja maupun peserta. Profesional : a. Mengatakan yang salah itu salah dan yang benar itu benar. b. Mengerjakan dan mengelola pekerjaanya serta melayani peserta TASPEN dengan lima Tepat. c. Menyelesaikan setiap masalah dengan memberikan solusi yang tepat berdasarkan kompetensinya. d. Mampu melaksanakan komunikasi lisan maupun tertulis secara baik dan benar. Akuntabilitas : a. Setiap pekerjaan dapat ditelusuri prosesnya berdasarkan sistem dan prosedur kerja. b. Dapat dipercaya c. Bertanggung jawab dan tidak melemparkan kesalahannya kepada orang lain. d. Tuntas dalam melaksanakan semua pekerjaan dan tugasnya secara baik dan benar. Integritas : a. Jujur (tidak bohong) b. Konsisten dalam apa yang diucapkan dan apa yang dijalankan. c. Disiplin dan taat dengan semua ketentuan dan peraturan TASPEN. d. Dedikasi kepada tugas dan kewajiban serta loyal kepada TASPEN sebagai perusahaan pengelola Dana Pensiun dan THT. 4.1.3 Produk PT TASPEN (Persero) 1. Program Pensiun Program Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa Pegawai Negeri Sipil selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah. Program Pensiun diadakan berdasarkan undang-undang Nomor 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan Pensiun Janda atau Duda Pegawai. Orang yang

33 berhak menerima pensiun adalah penerima pensiun PNSP/DO, penerima pensiun Pejabat Negara, Penerima Tunjangan Veteran, penerima Tunjangan PKRI/KNIP, Penerima Uang Tunggu Pensiun PNSP/DO, Penerima Pensiun ABRI yang pensiunnya dilaksanakan sebelum 1 April 1989. Jenis pembayaran yang dapat diterima meliputi pembayaran Pensiun Pegawai/Janda/Duda/Yatim-Piatu, pembayaran Pensiun Lanjutan, pembayaran Uang Duka Wafat, pembayaran Pensiun tiga bulan berturut-turut tidak diambil, pembayaran uang kekurangan pensiun. Tujuan Program Pensiun, yaitu: 1) untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen pada saat mencapai usia pensiun, 2) sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri/peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara. 2. Tabungan Hari Tua (THT) Program THT merupakan program asuransi yang meliputi Asuransi Dwiguna yang terkait dengan usia pensiun dan Asuransi Kematian (Askem). Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta Taspen pada saat yang bersangkutan mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian (Askem) adalah asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta Taspen bila istri/suami/anak meninggal dunia atau kepada ahli warisnya bila peserta meninggal dunia. Asuransi Kematian tergolong asuransi jiwa seumur hidup bagi PNS peserta Taspen dan istri atau suaminya kecuali bagi janda atau duda PNS yang menikah lagi. Bagi anak PNS, Asuransi Kematian merupakan asuransi berjangka yang dibatasi usia anak hingga dengan usia 25 tahun (maksimal berusia 25 tahun). Peserta Program THT meliputi pegawai negeri sipil, tidak termasuk PNS Departemen Hankam, Pejabat Negara, pegawai BUMN/BUMD. Kewajiban Peserta Program THT meliputi membayar iuran wajib peserta (IWP/premi) sebesar 3,25 persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif, memberikan keterangan mengenai data diri dan keluarganya, menyampaikan perubahan data penghasilan, perubahan data diri dan keluarganya. Tujuan Program THT adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya

34 (suami/istri/anak/orang tua) pada waktu peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun. 4.1.4 Struktur Organisasi Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor terdiri dari pejabat (Kepala Cabang, Fungsional Pengendali, Kepala Bidang dan Kepala Seksi), pegawai administrasi (Pelaksana) dan pengemudi. PT TASPEN (Persero) KC Bogor dipimpin oleh seorang Kepala Cabang. Kepala Cabang membawahi Fungsional Pengendali dan tiga Kepala Bidang, yaitu Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Personalia dan Umum, dan Kepala Bidang Keuangan. Fungsional Pengendali memiliki tugas dalam pengawasan mengenai kinerja karyawan dan membantu pekerjaan Kepala Cabang. Kedudukan Fungsional Pengendali setara dengan Kepala Bidang. Masing-masing Kepala Bidang membawahi Kepala Seksi, yaitu Kepala Bidang Pelayanan membawahi Kepala Seksi Penetapan Klim dan Kepala Seksi Data Peserta dan Pemasaran, Kepala Bidang Personalia dan Umum membawahi Kepala Seksi Umum dan Kepala Seksi Personalia dan Kepala Bidang Keuangan membawahi Kepala Seksi Keuangan dan Kepala Seksi Administrasi Keuangan. Setiap Kepala Seksi membawahi Pelaksana, pada Kepala Seksi Umum terdapat pengemudi. Gambar struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.2. Karakteristik Responden Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor yang menjadi responden adalah karyawan tetap yang berjumlah 55 orang. Peneliti mendeskripsikan 55 responden tersebut ke dalam enam karakteristik, yaitu: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, divisi/unit kerja dan jabatan/posisi. 4.2.1 Jenis Kelamin Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Jumlah karyawan laki-laki sebanyak 38 orang sedangkan karyawan perempuan sebanyak tujuh belas orang. Adanya perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi beban kerja karena tugas dan tanggung jawab yang diberikan berdasarkan job description masing-masing dan perusahaan tidak ingin mengambil resiko karena pada umumnya karyawan perempuan kurang bersedia dipindahtugaskan ke luar Pulau Jawa karena berbagai alasan.

35 4.2.2 Usia Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor didominasi usia > 40 tahun sebesar 80 persen. Hal ini menggambarkan bahwa kebanyakan karyawan tersebut merupakan karyawan lama yang hingga saat ini masih aktif bekerja dan memiliki pengalaman kerja yang luas. Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor pensiun pada saat usia tepat 56 tahun. Dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Karakteristik karyawan berdasarkan usia 4.2.3 Tingkat Pendidikan Karyawan didominasi dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat sebesar 54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor adalah SMA/Sederajat karena responden adalah orang-orang yang sudah lama bekerja dan persyaratan pendidikan terakhir pada awal berdirinya PT TASPEN (Persero) KC Bogor adalah SMA, meskipun saat ini persyaratan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan telah berubah, yaitu pendidikan terakhir minimum D3. Dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Karakteristik karyawan berdasarkan tingkat pendidikan

36 4.2.4 Masa Kerja Berdasarkan Gambar 5, sebesar 67 persen karyawan telah bekerja selama >15 tahun. Semakin lama masa kerja seorang karyawan, maka akan meningkatkan golongan dan jabatannya. Dengan demikian, karyawan yang bekerja di PT TASPEN (Persero) KC Bogor memiliki pangalaman dan pengetahuan dalam menyelesaikan pekerjaannya serta loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan dapat disebut sebagai karyawan senior yang mendominasi. Gambar 5. Karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja 4.2.5 Divisi/Unit Kerja Berdasarkan Gambar 6, menunjukkan bahwa karyawan lebih banyak berada pada unit kerja pelayanan sebesar 49 persen. Hal ini karena, karyawan pada unit kerja pelayanan yang melaksanakan tugas pokok Kantor Cabang dan berinteraksi langsung kepada konsumen dalam memberikan informasi mengenai klim pensiun, THT dan asuransi kematian, sehingga dibutuhkan lebih banyak SDM. Gambar 6. Karakteristik karyawan berdasarkan divisi/unit kerja

37 4.2.6 Jabatan/Posisi Karyawan lebih banyak berada pada posisi Pelaksana sebesar 73 persen. Hal ini karena bagian pelaksana yang cenderung melaksanakan pekerjaan operasional perusahaan sehingga dibutuhkan lebih banyak SDM. Sedangkan posisi-posisi di atas pelaksana bertugas dalam mengawasi pekerjaan masing-masing bawahannya dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Gambar 7. Karakteristik karyawan berdasarkan jabatan/posisi 4.3. Sistem Manajemen Kinerja (SMK) PT TASPEN KC Bogor Sistem manajemen kinerja merupakan tahap pertama implementasi sistem manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi (MSDM-BK) di PT TASPEN disamping trainning dan remunerasi. Dalam MSDM-BK, kinerja diukur dengan sistem manajemen kinerja (SMK). Sistem Manajemen Kinerja (SMK) adalah proses perencanaan, evaluasi, coaching & conselling, serta penilaian kinerja karyawan untuk mengoptimalkan potensi diri karyawan dengan penilaian yang obyektif dan terukur. SMK merupakan sebuah siklus yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan kinerja (penetapan target dan penyusunan key performance indicator), pemantauan kinerja (coaching, conselling, mentoring dan feedback), penilaian kinerja (performance appraisal) dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Siklus tersebut harus dijalankan sebagai sebuah kesadaran yang tidak terputus dan berjalan secara berkelanjutan. Dengan SMK, pimpinan perlu bertatap muka dengan anak buahnya untuk melakukan coaching dan menentukan target-target yang harus dicapai tiap individu pada tahun yang bersangkutan. Ada tiga tahapan dalam SMK yang wajib diketahui dan diisi karyawan bersama atasannya. Tiga tahapan itu yakni

38 perencanaan kerja, bimbingan kerja dan evaluasi. Berbeda dengan sistem penilaian kinerja karyawan yang selama ini digunakan, yaitu hanya melalui dua proses tahapan, perencanaan kerja dan evaluasi. Pada tahap pertama, tiap karyawan mengisi indikator nilai wajib, yaitu pembelajaran, proses bisnis internal dan pelayanan pelanggan. Di dalam indikator pembelajaran, karyawan memasukkan kompetensi wajib dan kompetensi bidang yang dimilikinya. Berbeda dengan kompetensi wajib, kompetensi bidang tiap karyawan bisa berbeda satu sama lain bergantung pada deskripsi tugas masing-masing. Sedangkan sasaran kerja dan target dalam proses bisnis internal dan pelayanan pelanggan memerlukan persetujuan dari atasannya terlebih dahulu. Berikutnya, atasan dan karyawan melakukan tahapan bimbingan kinerja. Pada tahapan ini, target dalam proses bisnis internal dan pelayanan bisa diubah melalui kesepakatan atasan dan karyawan. Selanjutnya, pada tahap evaluasi akan terlihat total penilaian kinerja karyawan yang berasal dari penilaian atasan dan rekan-rekan kerjanya. Dalam evaluasi ini, para atasan bisa mengusulkan bawahannya untuk mutasi, mengikuti pelatihan atau promosi. Dalam SMK, akan terlihat kompetensi tiap karyawan. Untuk mengetahui kompetensi tiap karyawan, diadakan semacam assesment kompetensi individu. Terdapat software untuk melakukan pengukuran kompetensi individu segala level. Dari pengukuran tersebut, karyawan akan mengetahui gapnya, antara kompetensi yang standar dengan kompetensi yang dimiliki. Gap itu lalu dibuat tabulasi. Dari tabulasi ini akan kelihatan apa saja kekurangan individu itu untuk soft competency dan hard competency. Soft competency merupakan sesuatu yang wajib dimiliki setiap karyawan. Integritas, misalnya, meliputi kejujuran, komitmen, termasuk loyalitas pada perusahaan. Kemudian perhatian karyawan terhadap tugas, ketelitian tugas, perhatian karyawan terhadap customer, yang terakhir adalah empati, yang membedakan hanya level atau derajatnya sesuai jabatan seseorang. Sementara kompetensi pendukung terdiri dari hard competency, kompetensi bidang dan kompetensi penunjang.

39 4.4. Analisis Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Penilaian Prestasi Kerja dan Pengembangan Karir Setelah mendeskripsikan karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, divisi/unit kerja dan jabatan/posisi. Selanjutnya dilakukan analisis hubungan karakteristik karyawan terhadap penilaian prestasi kerja dan pengembangan karir karyawan. Pengujian ini menggunakan crosstabs yaitu berdasarkan tabel chi-square yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 5 antara karakteristik karyawan dengan penilaian prestasi kerja dapat disimpulkan bahwa karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, masa kerja dan jabatan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap penilaian prestasi kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-sided) lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05). Sedangkan, Divisi/Unit kerja terdapat hubungan yang signifikan dengan penilaian prestasi kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-sided) lebih kecil dari taraf nyata (α = 0,05). Tabel 5. Uji Chi-square antara karakteristik karyawan dengan penilaian prestasi kerja Karakteristik Karyawan P-Value Taraf nyata Kesimpulan Jenis Kelamin 0,076 0,05 Terima H 0 Usia 0,474 0,05 Terima H 0 Pendidikan Terakhir 0,547 0,05 Terima H 0 Masa Kerja 0,133 0,05 Terima H 0 Divisi/Unit Kerja 0,047 0,05 Terima H 1 Jabatan/Posisi 0,224 0,05 Terima H 0 Secara umum, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan tidak dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja dan jabatan/posisi. Semua karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Sedangkan divisi/unit kerja lebih dipertimbangkan dalam pelaksanaan penilaian karena tugas tiap karyawan dalam satu divisi/unit kerja berbeda-beda. Berdasarkan hasil crosstabs antara karakteristik karyawan dengan pengembangan karir (Lampiran 6) dapat disimpulkan bahwa semua karakteristik tidak ada yang berhubungan signifikan dengan pengembangan karir. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-sided) semua karakteristik lebih besar dari taraf nyata (α=0,05). Dapat diartikan bahwa semua karakteristik tidak mempengaruhi

40 karir seorang karyawan tetapi karir karyawan dilihat berdasarkan hasil kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Uji Chi-square antara karakteristik karyawan dengan pengembangan karir Karakteristik Karyawan P-Value Taraf nyata Kesimpulan Jenis Kelamin 0,300 0,05 Terima H 0 Usia 0,581 0,05 Terima H 0 Pendidikan Terakhir 0,660 0,05 Terima H 0 Masa Kerja 0,123 0,05 Terima H 0 Divisi/Unit Kerja 0,091 0,05 Terima H 0 Jabatan/Posisi 0,116 0,05 Terima H 0 4.5. Penilaian Prestasi Kerja PT TASPEN (Persero) KC Bogor Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkatan pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Penilaian prestasi kinerja adalah proses yang meliputi, penetapan standar prestasi kerja, penilaian prestasi kerja aktual karyawan dalam hubungan dengan standar kerja dan memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemunduran prestasi kerja (Moeheriono, 2009). 4.5.1 Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan penilaian kinerja PT TASPEN (Persero) KC Bogor untuk mengevaluasi kinerja, kenaikan gaji, pangkat, jabatan dan penghargaan bagi karyawan teladan. Penghargaan bagi karyawan teladan dinilai berdasarkan absensi yaitu tidak pernah izin baik sakit maupun hal pribadi lainnya, tidak pernah terlambat masuk kerja dan tidak pernah mengajukan surat pengobatan. Penghargaan tersebut berupa piagam dan materi satu kali gaji. Penilaian kinerja ini memberikan manfaat bagi karyawan untuk lebih giat dalam meningkatkan kinerja dan termotivasi untuk lebih baik. Di tahun 2011, terdapat 1 karyawan PT TASPEN KC Bogor yang berhasil memperoleh penghargaan. 4.5.2 Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Penilaian prestasi kerja atau istilah yang digunakan pada PT TASPEN (Persero) KC Bogor adalah penilaian kinerja, telah mengalami tiga kali perubahan sistem penilaian. Pada awalnya, penilaian kinerja berdasarkan DP3 (Daftar

41 Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) hingga tahun 2000, kemudian berubah menjadi PKUK (Penilaian Kinerja Unit Kerja) dan sejak 2008 sistem penilaian kinerja menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) berdasarkan SK-48/DIR/2008. Penilaian kinerja dengan SMK didasarkan pada hasil kerja sesuai dengan job description masing-masing karyawan. Penilaian kinerja ini dilaksanakan dua kali dalam setahun atau per semester pada bulan Juni dan Desember. 4.5.3 Metode Penilaian Kinerja Penilaian kinerja yang diterapkan PT TASPEN (Persero) KC Bogor adalah sistem penilaian yang dinamakan SMK (Sistem Manajemen Kinerja) dengan metode 360 derajat. Sistem penilaian ini merupakan penilaian kinerja yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekitar kerja, baik rekan kerja, bawahan maupun atasan. Hasil penilaian kinerja ini langsung diterima dan diproses oleh pusat. Aplikasi yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah DMS (document management system). PT TASPEN (Persero) KC Bogor mengelompokkan penilaian prestasi kerja berdasarkan proses bisnis internal dan pelayanan pelanggan. Adapun sistem penilaian kinerja dinilai oleh : 1. Akses SMK Diri Sendiri, yaitu penilai untuk pribadi diri sendiri. 2. Akses SMK Bawahan, yaitu karyawan yang mempunyai posisi tepat dibawahnya. 3. Akses SMK Rekan Dekat, yaitu karyawan yang mempunyai posisi sama atau setara dalam satu unit kerja. 4. Akses SMK Rekan Jauh, yaitu karyawan yang mempunyai posisi sama atau setara, tetapi berbeda unit kerja. 5. Akses SMK Atasan, yaitu posisi yang tepat berada di atasnya atau posisi yang memberikan pengawasan secara langsung. Penilaian oleh diri sendiri berupa seberapa mampukan karyawan tersebut menyelesaikan semua tugas yang telah ditentukan. Penilaian oleh bawahan, rekan dekat dan rekan jauh berupa penilaian terhadap sikap karyawan yang dinilai dalam kesehariannya di perusahaan. Sedangkan penilaian oleh atasanlah yang akan dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang dinilai.

42 Penilaian oleh atasan, sesuai dengan job description yang ditugaskan kepada masing-masing karyawan. Job Description masing-masing karyawan berbeda satu sama lain dalam satu divisi atau unit kerja. Tugas yang diberikan merupakan turunan dari tugas atasannya yaitu tugas Kepala Cabang terbagi atas tugas-tugas Kepala Bidang, masing-masing Kepala Bidang membagi kembali tugas pada Kepala Seksi, kemudian tugas Kepala Seksi dibagi kembali pada Pelaksana. Tugas tersebut sesuai dengan bagian unit kerja masing-masing. 4.5.4 Tahapan Penilaian Kinerja Terdapat tiga tahapan dalam penilaian kinerja yaitu SMK Tahapan Perencanaan Kinerja, bimbingan kinerja dan SMK Tahapan Evaluasi Kinerja (Final). Kedua tahapan ini, dituangkan pada kartu skor atau yang lebih dikenal dengan Balance Scorecard. Terdapat lima perspektif yang diterapkan PT TASPEN (Persero) KC Bogor, yaitu: 1. Perspektif Finansial (Keuangan) 2. Perspektif Pembelajaran 3. Perspektif Proses Bisnis Internal 4. Perspektif Pelayanan Pelanggan 5. Perspektif Inovasi Berdasarkan perspektif di atas, hanya perspektif proses bisnis internal dan pelayan pelanggan yang dinilai dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Bukan berarti perspektif lainnya yaitu perspektif keuangan, pembelajaran dan inovasi tidak dinilai, tetapi perspektif tersebut merupakan penilaian bagi pribadi masingmasing karyawan. Perspektif keuangan terdiri dari pengelolaan biaya controllable dan peningkatan pendapatan yang bersifat pribadi. Perspektif pembelajaran berisi tentang kompetensi-kompetensi yang bersifat wajib, pendukung dan bidang yang hasilnya akan diakumulasikan dengan perspektif proses bisnis internal dan pelayanan pelanggan. Sedangkan perspektif inovasi tidak diketahui. Contoh lembar SMK Tahapan Perencanaan Kinerja dan SMK Tahapan Evaluasi Kinerja (Final) PT TASPEN (Persero) KC Bogor dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada lembar SMK Tahapan Perencanaan Kinerja dengan perspektif proses bisnis internal dan pelayanan pelanggan terdapat sasaran yang merupakan tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan, sub bobot, ukuran pencapaian, rentang

43 nilai. Sedangkan pada lembar SMK Tahapan Evaluasi Kinerja (Final) dengan perspektif proses bisnis intermal dan pelayanan pelanggan terdapat sasaran, sub bobot, ukuran pencapaian, realisasi, nilai dan skor. Hasil akhir atau akumulasi dari penilaian kinerja ini berupa persentasi total penilaian kinerja yang dinyatakan dalam huruf (A, B, C, D). Berikut rentang nilai yang digunakan dalam penilaian kinerja : A = Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang 4.5.5 Analisis Persepsi Karyawan terhadap Penilaian Prestasi Kerja Analisis persepsi karyawan mengenai penilaian prestasi kerja pada PT TASPEN (Persero) KC Bogor dilakukan dengan metode skala pengukuran yaitu rataan skor. Nilai rataan skor tersebut menunjukkan penilaian tingkat kesetujuan karyawan terhadap pernyataan dalam kuesioner. Berikut penjelasan mengenai persepsi karyawan mengenai penilaian prestasi kerja karyawan. 1. Hasil Kerja Hasil kerja adalah pencapaian hasil kerja atau target karyawan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator hasil kerja, diperoleh total dari rataan skor sebesar 4,32. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sangat setuju dan indikator hasil kerja dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada hasil kerja yang dicapai oleh masing-masing karyawan. Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor telah melaksanakan tugas sesuai dengan job description dengan sangat baik dan mencapai target yang telah ditentukan perusahaan. Adapula pencapaian hasil kerja melebihi target yang telah ditentukan sehingga dapat memperoleh promosi, insentif, kompensasi, kenaikan gaji dan upah. Promosi tidak terlalu dirasakan oleh karyawan karena promosi tidak diberikan hanya berdasarkan hasil kerja tetapi hal lain dapat menjadi faktor agar karyawan memperoleh promosi seperti dilihat dari golongan, total penilaian kinerja selama dua tahun berturut-turut.

44 Tabel 7. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan hasil kerja Indikator Saya telah mencapai hasil kerja atau target sesuai standar yang ditentukan perusahaan Saya pernah mencapai hasil kerja melebihi target yang telah ditentukan Saya memperoleh promosi berdasarkan hasil kerja Saya memperoleh insentif berdasarkan hasil kerja Saya memperoleh kompensasi berdasarkan hasil kerja Saya memperoleh kenaikan gaji berdasarkan hasil kerja Saya memperoleh upah berdasarkan hasil kerja STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 0 0 2 32 21 239 4,35 0 0 2 39 14 232 4,22 Interpretasi Hasil 0 0 5 35 15 230 4,18 0 2 1 30 22 237 4,31 2 0 2 26 25 237 4,31 0 2 1 25 27 242 4,40 0 0 5 18 32 247 4,49 TOTAL 2 4 18 205 156 1664 4,32 2. Keterampilan Kerja Keterampilan kerja adalah kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan juklak/juknis atau intruksi dari atasan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator keterampilan kerja, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,36. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sangat baik dan indikator ketermpilan kerja dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada katerampilan kerja yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor melaksanakan pekerjaan dengan sangat baik. Hal ini karena tugas yang dikerjakan berdasarkan SOP dan dukungan dari atasan berupa intruksi yang dapat mengarahkan karyawan mengerjakan sesuai yang ditergetkan. Selain SOP yang membuat karyawan mengerjakan dengan baik, didukung pula dengan keterampilan yang dimiliki karyawan tersebut agar semua pekerjaannya dapat terselesaikan dan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dengan keterampilan yang dimiliki, karyawan akan

45 semakin terpacu untuk memberikan hasil yang terbaik, sehingga keuntungan dapat diraih olehnya. Tabel 8. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan keterampilan kerja Indikator Saya telah melaksanakan pekerjaan berdasarkan juklak/juknis/sop atau intruksi dari atasan Menyelesaikan tugas dengan keterampilan yang saya miliki STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 0 0 1 33 21 240 4,36 0 0 1 33 21 240 4,36 TOTAL 0 0 2 66 42 480 4,36 3. Pengetahuan Jabatan Interpretasi Hasil Pengetahuan jabatan adalah pengetahuan dan pemahaman prosedur kerja, sistem, dokumen, sasaran sesuai dengan ruang lingkup tugas dan jabatan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator pengetahuan jabatan, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,15. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator pengetahuan jabatan dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada pengetahuan jabatan yang termasuk ke dalam soft competency. Tabel 9. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan pengetahuan jabatan Indikator Mengetahui tugas dan wewenang atas jabatan/pekerjaan yang ditugaskan kepada saya Saya memahami prosedur kerja, sistem dan sasaran sesuai ruang lingkup tugas dan jabatan STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan Interpretasi Hasil 0 1 2 42 10 226 4,11 1 0 2 36 16 231 4,20 TOTAL 1 1 4 78 26 457 4,15 Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor telah mendapatkan pedoman atau panduan kerja berupa buku SOP yang menjelaskan masing-masing pekerjaan sesuai dengan bagiannya. Dengan buku pedoman tersebut, karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya atas jabatan dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Selain itu, karyawan memahami prosedur kerja sesuai ruang lingkup

46 pekerjaannya. Pengetahuan akan jabatan masing-masing karyawan termasuk ke dalam kompetensi yang bersifat wajib. 4. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusan sesuai ruang lingkup tugas dan wewenangnya (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator pengambilan keputusan, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 3,79. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator pengambilan keputusan dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada pengambilan keputusan. Tabel 10. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan pengambilan keputusan Indikator STS TS KS S SS Total Rataan Interpretasi (1) (2) (3) (4) (5) Hasil Keputusan yang saya Kurang ambil berdasarkan 1 25 7 12 10 170 3,09 kepentingan pribadi Keputusan yang saya ambil berdasarkan hasil 0 1 2 35 17 233 4,24 diskusi dengan orang lain/tim Bertanggung jawab terhadap Keputusan yang saya ambil sesuai ruang 0 2 4 38 11 223 4,05 lingkup tugas dan wewenang TOTAL 1 28 13 85 38 626 3,79 Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor memiliki kemampuan dalam mengambil suatu keputusan yang dibutuhkan sesuai dengan ruang lingkup tugas dan wewenangnya berdasarkan SK Direksi. Pengambilan keputusan sesuai dengan tugas yang diberikan. Adapun tugas yang diberikan dapat dilaksanakan oleh sendiri dan tim. Tugas yang dikerjakan sendiri berdasarkan Nota Dinas yang memerintahkan seorang karyawan melakukan sesuatu, sedangkan tugas yang dikerjakan oleh tim berupa kegiatan rapat maupun seminar berdasarkan surat perintah tugas atas kewenangan Kepala Cabang. Pengambilan keputusan didasarkan pada SK Direksi dan laporan ke pihak manajemen yaitu seluruh pejabat yang nantinya akan diputuskan oleh Kepala Cabang. Berdasarkan hasil rataan skor, bahwa keputusan yang diambil berdasarkan hasil diskusi dengan tim dan tidak didasarkan pada kepentingan pribadi karyawan.

47 5. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan memotivasi dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator kepemimpinan, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,31. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11. Nilai tersebut masuk ke dalam kategori sangat setuju dan indikator kepemimpinan dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada kepemimpinan. Berdasarkan hasil rataan skor, bahwa karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor memiliki jiwa kepemimpinan karena mampu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu berdasarkan tugas dan wewenangnya. Dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki, karyawan dapat memotivasi satu sama lain dalam mencapai tujuan perusahaan dan dapat membangkitkan loyalitas rekan kerjanya terhadap perusahaan. Tabel 11. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan kepemimpinan Indikator Mampu memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan Mampu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu Saya dapat mengarahkan tim dalam mengambil keputusan Saya dapat membangkitkan loyalitas rekan kerja Saya dapat memberikan keteladanan dan disiplin dalam setiap aktivitas 6. Kerja Sama STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 1 0 1 33 20 236 4,29 0 2 1 34 18 233 4,24 0 0 1 32 22 241 4,38 Interpretasi Hasil 0 1 5 39 10 223 4,05 0 1 0 19 35 253 4,60 TOTAL 1 4 8 157 105 1186 4,31 Kerja sama adalah kesediaan untuk berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain/jabatan lain dalam kerangka menjalankan tugas pekerjaan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator kerja sama, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,17. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator

48 kerja sama dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada kerja sama. Tabel 12. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan kerja sama STS TS KS S SS Total Rataan Interpretasi Indikator (1) (2) (3) (4) (5) Hasil Saya mampu membangun komunikasi 1 0 0 24 30 247 4,49 yang baik dengan orang lain Tidak dapat menerima Kurang pendapat/masukan orang 0 14 18 10 13 187 3,40 lain Mengutamakan kepentingan kelompok 0 0 1 30 24 243 4,42 dari pada kepentingan pribadi Mengutamakan kerja sama dengan rekan 0 0 0 35 20 240 4,36 sekerja, agar kinerja lebih baik TOTAL 1 14 19 99 87 917 4,17 Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor mampu berkomunikasi satu sama lain dengan rekan sekerja maupun dengan atasan sehingga dalam berkoordinasi mengerjakan tugas dapat berjalan dengan sangat baik. Selain itu, masing-masing karyawan dapat menerima masukan atau pendapat dari orang lain dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan tugas dan wewenangnya, tanpa mengeyampingkan tujuan perusahaan. Kerja sama dibangun atas dasar kepentingan bersama agar tujuan perusahaan tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 7. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah kesediaan melibatkan diri dalam pekerjaan untuk mencapai tujuan unit kerja maupun organisasi (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator tanggung jawab, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,35. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sangat setuju dan indikator tanggung jawab dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada tanggung jawab. Tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada masing-masig karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor dilaksanakan sesuai dengan SOP dan

49 Job Description. Hal ini menjadi tanggung jawab karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tugas yang diberikan dikerjakan dengan penuh semangat dan tepat waktu. Hal ini yang menjadikan karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Tabel 13. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan tanggung jawab Indikator Bertanggung jawab dalam pekerjaan untuk mencapai tujuan unit kerja maupun organisasi Bersemangat atas tanggung jawab/tugas yang diberikan perusahaan kepada saya Saya mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan Menyelesaikan tugas tepat waktu 8. Disiplin STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 0 0 0 32 23 243 4,42 0 0 2 33 20 238 4,33 0 0 3 34 18 235 4,27 0 1 0 31 23 241 4,38 TOTAL 0 1 5 130 84 957 4,35 Interpretasi Hasil Kurang Disiplin adalah kesediaan untuk teratur dan tertib dalam bekerja agar tidak menghambat pelaksanaan tugas (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator disiplin, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,47. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sangat setuju dan indikator disiplin dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada disiplin. Pada saat awal keryawan bekerja, karyawan diberikan buku pedoman dalam mengerjakan semua tugas dan wewenangnya. Peraturan yang diterapkan PT TASPEN (Persero) KC Bogor dilaksanakan dengan sangat baik oleh semua karyawan sehingga kedisiplinan terlaksana. Jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan berjalan dengan sangat baik sesuai dengan standar perusahaan, sehingga sebagian tugas terselesaikan dengan sangat baik dan tidak menutup kemungkinan sebagian tugas melebihi waktu yang ditentukan.

50 Tabel 14. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan disiplin Indikator Mengetahui SOP perusahaan Datang bekerja tepat waktu sesuai dengan standar perusahaan Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang telah disesuaikan Mematuhi jam kerja yang telah ditentukan Memakai pakaian/seragam sesuai dengan ketentuan perusahaan 9. Inisiatif STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 1 0 0 27 27 244 4,44 0 1 0 21 33 251 4,56 0 1 3 20 31 246 4,47 0 2 2 22 29 243 4,42 1 0 4 18 32 245 4,45 TOTAL 2 4 9 108 152 1229 4,47 Interpretasi Hasil Inisiatif adalah kemampuan membuat gagasan-gagasan atau ide baru diluar rutinitas atau keberanian untuk mengambil tindakan pada situasi yang kurang menguntungkan (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator inisiatif, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,08. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator inisiatif dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada inisiatif. Tabel 15. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan inisiatif Indikator STS TS KS S SS Total Rataan Interpretasi (1) (2) (3) (4) (5) Hasil Memberikan gagasan/ide 0 2 0 33 20 236 4,29 baru pada saat diskusi Berani mengambil tindakan pada situasi yang kurang 1 0 20 26 8 205 3,73 menguntungkan Saya memiliki inisiatif yang tinggi untuk 0 1 3 34 17 232 4,22 melaksanakan pekerjaan dengan baik TOTAL 1 3 23 93 45 673 4,08 Dalam memberikan suatu gagasan atau ide pada saat diskusi, karyawan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan pendapat dan idenya dalam mencapai tujuan perusahaan. Akan tetapi, ide tersebut tidak langsung diterima

51 karena harus didiskusikan oleh manajemen. Tugas yang dilaksanakan oleh karyawan tidak lepas dari inisiatif yang dimilikinya dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga pekerjaannya dapat berjalan dengan sangat baik. 10. Komunikasi Komunikasi adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan gagasan secara tertulis atau lisan dengan tata bahasa yang baik (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator komunikasi, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,16. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator komunikasi dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada komunikasi. Kemampuan karyawan dalam mengemukakan gagasan kepada orang banyak baik secara tertulis maupun lisan dilaksanakan dengan baik terutama pada saat diskusi. Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor menjalin komunikasi satu sama lain dengan baik agar dalam pelaksanaan tugasnya dapat dikoordinasikan dengan baik pula. Sehingga tidak terjadi kekurangan dalam komunikasi. Tabel 16. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan komunikasi Indikator STS TS KS S SS Total Rataan Interpretasi (1) (2) (3) (4) (5) Hasil Saya mampu menyampaikan gagasan secara tertulis dan lisan di depan orang banyak 0 2 1 36 16 231 4,20 Berani tampil dan berkomunikasi didepan orang banyak (public 2 0 2 35 16 228 4,15 speaking) Menjalin komunikasi antar karyawan 0 1 4 36 14 228 4,15 TOTAL 2 3 7 107 46 687 4,16 11. Service Melayani (Service Excellence) adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pelayanan sesuai dengan keinginannya jika komplain (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator service, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 3,75. Hal ini dapat

52 dilihat pada Tabel 17. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori setuju dan indikator service dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada service. Pelayanan sangat berperan penting bagi PT TASPEN (Persero) KC Bogor karena yang menjadi tugas pokok Kantor Cabang adalah pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang optimal dalam memberikan informasi, baik untuk karyawan lain maupun untuk pelanggan (peserta TASPEN) sangat penting agar semua informasi yang dibutuhkan dapat terlaksana dengan sangat baik. Jika ada peserta yang mengajukan kritik atau complain, maka karyawan akan menjadikannya sebagai hal yang harus didiskusikan dengan atasan sebelum menetapkan solusi bagi masalah tersebut. Tabel 17. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan service STS TS KS S SS Total Rataan Interpretasi Indikator (1) (2) (3) (4) (5) Hasil Memberikan pelayanan yang optimal terhadap 1 0 0 36 18 235 4,27 pelanggan Tidak terima jika Kurang dikomplai/dikritik oleh 0 19 14 13 9 177 3,22 pelanggan TOTAL 1 19 14 49 27 412 3,75 12. Sikap Sikap (attitude) adalah kemampuan atau tindakan sikapnya terhadap perusahaan dan karyawan lain serta kerjasamanya (Moeheriono, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian pada indikator sikap, diperoleh total dari rataan jawaban sebesar 4,33. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 18. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori sangat setuju dan indikator sikap dapat diinterpretasikan bahwa penilaian prestasi kerja didasarkan pada sikap. Sikap berperan dalam menunjukkan pribadi seseorang dalam lingkungan kerjanya. Sikap yang ditunjukkan karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor antar sesama karyawan sangat baik dan dapat dilihat dari kemampuan karyawan dalam berkomunikasi dengan teman sekerja dan atasan. Menjalin komunikasi dengan atasan dapat menunjukkan karyawan tersebut mampu bersikap dengan sangat baik

53 Tabel 18. Rataan skor pada pernyataan penilaian prestasi kerja berdasarkan sikap Indikator Bersikap dan bertindak yang baik dengan teman sekerja Membangun komunikasi yang baik dengan teman sekerja dan atasan STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total Rataan 0 0 1 31 23 242 4,40 0 0 1 39 15 234 4,25 TOTAL 0 0 2 70 38 476 4,33 Interpretasi Hasil Berdasarkan hasil rataan skor dari masing-masing indikator pada faktorfaktor penilaian prestasi kerja, dapat dispesifikasikan pada Tabel 19. Secara keseluruhan dari variabel faktor-faktor penilaian prestasi kerja dengan indikator hasil kerja, keterampilan kerja, pengetahuan jabatan, pengambilan keputusan, kepemimpinan, kerja sama, tanggung jawab, disiplin, inisiatif, komunikasi, service dan sikap dapat disimpulkan secara umum bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada PT TASPEN (Persero) KC Bogor sudah baik, dimana nilai rataan skor keseluruhan bernilai 4,19. Persepsi karyawan yang berada dalam rentang sangat setuju adalah hasil kerja, keterampilan kerja, kepemimpinan, tanggung jawab, disiplin dan sikap. Artinya, karyawan sangat setuju jika penilaian kinerja berdasarkan indikator tersebut. Sedangkan persepsi karyawan pada rentang setuju adalah pengetahuan jabatan, pengambilan keputusan, kerja sama, inisiatif, komunikasi dan service. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator penilaian prestasi kerja sudah dilaksanakan dengan baik oleh PT TASPEN (Persero) KC Bogor. Tabel 19. Rataan skor variabel faktor-faktor penilaian prestasi kerja Indikator Rataan Kategori Hasil Kerja 4,32 Keterampilan Kerja 4,36 Pengetahuan Jabatan 4,15 Pengambilan Keputusan 3,79 Kepemimpinan 4,31 Kerjasama 4,17 Tanggung Jawab 4,35 Disiplin 4,47 Inisiatif 4,08 Komunikasi 4,16 Service 3,75 Sikap 4,33 Total Rataan 4,19

54 4.6. Pengembangan Karir Karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor Karir merupakan bagian dari perjalanan dan tujuan hidup seseorang (Moeheriono, 2009). Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Perencanaan karir sebagai upaya untuk pengembangan karir haruslah mempertimbangkan keinginan karyawan (Rivai, 2006). PT TASPEN (Persero) KC Bogor mengarahkan program pengembangan karir karyawannya dengan melakukan promosi bagi peningkatan jabatan. Promosi bagi peningkatan jabatan pada PT TASPEN (Persero) KC Bogor hanya diberikan kepada bagian pejabat yaitu Kepala Cabang, Kepala Bidang, Fungsional Pengendali dan Kepala Seksi. Hal ini dikarenakan salah satu persyaratan dalam peningkatan karir dilihat dari golongan. Golongan berperan penting dalam peningkatan karir seorang karyawan karena hanya golongan tertentu yang dapat mengikuti ujian untuk naik jabatan. Berdasarkan SK (Surat Keputusan) Direksi, minimal delapan tahun masa kerja akan naik satu golongan. Sedangkan kinerja dilihat dari penilaian kinerja minimal baik selama dua tahun berturut-turut. Berikut pembagian golongan berdasarkan pendidikan pada saat awal diterima sebagai karyawan PT TASPEN (Persero) KC Bogor dan peningkatan jabatan dengan kriteria golongan. Dapat dilihat pada Tabel 20 dan Tabel 21. Tabel 20. Golongan berdasarkan pendidikan Golongan I II III IV V VI Pendidikan SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat D3 S1 S2 Pada Tabel 21, untuk mencapai jabatan sebagai pejabat yaitu kepala seksi, karyawan harus berada pada golongan VII s/d VIII, sebagai Kepala Bidang berada pada golongan IX dan jabatan sebagai Kepala Cabang berada pada golongan X s/d XI. Dibutuhkan waktu selama 8 tahun untuk dapat naik 1 golongan. Dengan pendidikan SMA/Sederajat, karyawan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menjadi pejabat.

55 Tabel 21. Golongan berdasarkan jabatan Jabatan Kepala Seksi Kepala Bidang Kepala Cabang Golongan VII s/d VIII IX X s/d XI 4.6.1 Mekanisme Pola Karir dengan Diberlakukannya MSDM-BK PT TASPEN (Persero) MSDM-BK menggunakan 3 pendekatan dalam menentukan karir seseorang. Pendekatan pertama melihat prestasi masa lalu yang dicapai. Pendekatan kedua kompetensi yang dimiliki saat ini. Ketiga aspirasi karyawan. Karir karyawan dilihat berdasarkan hasil penilaian kinerja yang telah dicapai sebelumnya dalam mengetahui kinerja selama periode waktu tertentu. Selain prestasi yang telah dicapai, karir karyawan dilihat berdasarkan kompetensi yang dimilikinya berupa kompetensi wajib berupa intergitas, perhatian terhadap tugas, ketelitian tugas, perhatian terhadap customer dan empati. Kompetensi pendukung terdiri dari hard competency yaitu kompetensi bidang dan kompetensi penunjang yang berbeda bergantung pada deskripsi tugas masing-masing. Aspirasi karyawan yang dimaksud berupa kontribusi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan. 4.6.2 Tahap-Tahap Pengembangan Karir Tahap-tahap pengembangan karir karyawan dimulai dari pelaksana, pelaksana menjadi Kepala Seksi, Kepala Seksi menjadi Kepala Bidang, Kepala Bidang menjadi Kepala Cabang dan Kepala Cabang menjadi Kepala Cabang Utama. Peningkatan jabatan ini tidak lepas dari adanya ujian tertulis dan mengikuti CLT (Corporate Leadership Training). Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat mengikuti ujian untuk naik jabatan, sebagai berikut : 1. Masa kerja minimal dua tahun. 2. Karyawan sudah mencapai golongan tujuh. 3. Penilaian kinerja minimal baik selama dua tahun berturut-turut. 4. Tidak sedang dalam masa hukuman atau sedang menerima sanksi. 5. Pendidikan yang mempengaruhi golongan karyawan. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa PT TASPEN (Persero) KC Bogor akan meningkatkan karir (jabatan) karyawan berdasarkan golongan dan kinerja. Seorang karyawan akan menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi jika, semua syarat untuk naik jabatan dan mengikuti ujian terpenuhi semua. Jika penilaian