IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero)"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah dan Perkembangan PT Taspen (Persero) Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Tabungan Hari Tua (THT) dan Program Dana Pensiun. Taspen didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15/1963. Kemudian status hukum PN Taspen disesuaikan menjadi Perum Taspen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 749/MK/IV/1. Pendirian Taspen dilatar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi Pegawai Negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara. Pada tahun 1970 PN Taspen mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan umum (Perum) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: Kep/749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi Perum Taspen. Tahun 1981 Perum Taspen mendapat peningkatan status lagi menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 26 tahun 1981 dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri disingkat menjadi PT Taspen (Persero). Sejak awal berdirinya PT Taspen (Persero) mengelola Program Tabungan Hari Tua bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian PT Taspen (Persero) telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP Nomor 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk THT dan Dana Pensiun.

2 30 Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang kepesertaannya bersifat wajib bagi PNS, saat ini PT Taspen (Persero) mengelola Program THT, THT Multiguna, dan THT Ekaguna untuk pegawai BUMN/BUMD yang kepesertaannya bersifat sukarela sebagai upaya untuk memudahkan peserta PT Taspen (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya. Sebagai upaya untuk memudahkan peserta Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 PT Taspen (Persero) membuka Kantor Cabang di semua Propinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 Kantor Cabang. Salah satunya adalah PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor. PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor didirikan pada tahun 1991 dibangun di atas lahan seluas m², dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1992 yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor mempunyai wilayah kerja meliputi empat Pemerintahan Kota (Pemkot) dan lima Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) yang terdiri dari: Pemkot Bogor, Pemkot Depok, Pemkot Bekasi, Pemkot Sukabumi, Pemkab Bogor, Pemkab Cianjur, Pemkab Sukabumi, Pemkab Karawang, dan Pemkab Bekasi. Dalam menjalankan tugasnya PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor memberlakukan sistem 5 (lima) hari kerja dengan jadwal jam kerja sebagai berikut: 1. Hari biasa, yaitu Senin sampai dengan Kamis. Pukul sampai dengan pukul Masuk. Pukul sampai dengan pukul Istirahat. 2. Hari Jumat. Pukul sampai dengan pukul Masuk. Pukul sampai dengan pukul Istirahat, Sabtu dan Minggu libur Tujuan PT Taspen (Persero) Tujuan dari PT Taspen (Persero) adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para Pegawai Negeri Sipil beserta para keluarganya yaitu dengan memberikan jaminan keuangan bagi para peserta pada waktu

3 31 mencapai usia pensiun ataupun bagi para ahli warisnya yaitu suami, istri, anak, ataupun orang tua pada waktu peserta meninggal dunia dimasa aktif bekerja Visi dan Misi PT Taspen (Persero) Visi PT Taspen (Persero), yaitu: Taspen menjadi perusahaan pengelola dana pensiun dan THT berkelas dunia yang bersih, sehat dan benar dengan pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi (5T). Secara lebih rinci yang dimaksud 5T adalah sebagai berikut: 1. Tepat Orang Manfaat dibayarkan kepada peserta yang berhak atau ahli warisnya yang sah sesuai dengan identitas penerima yang dibuktikan dengan KTP/SIM, kartu pegawai, dan sesuai dengan identitas peserta yang meliputi NIP, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status, penghasilan, instansi dan domisili yang tercantum pada kartu peserta Taspen/KPT, Kartu Identitas Pensiun/KARIP, Karpeg dan dokumen kepegawaian lainnya yang sah. 2. Tepat Waktu Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah permohonan klaim diterima dan dinyatakan memenuhi syarat serta dibayarkan kepada pemohon dalam waktu tidak lebih dari satu jam untuk Syarat Permohonan Pembayaran (SPP) langsung dan tidak lebih dari 2 (dua) jam untuk SPP tidak langsung. 3. Tepat Jumlah Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya setelah dihitung berdasarkan persyaratan, jumlah dan tata cara pembayaran manfaat yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan/Ketentuan yang berlaku dan jumlah yang dibayarkan sesuai dengan jumlah yang tertera pada tanda penerimaan uang (tanpa dikurangi oleh biaya-biaya lain atau dalam bentuk apapun).

4 32 4. Tepat Tempat Manfaat dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya pada kantor bayar yang sesuai dengan keinginan pemohon atau klaim. 5. Tepat Administrasi Setiap permohonan klaim diterima, diperiksa, dibayarkan dan diadministrasikan menurut prinsip-prinsip kearsipan dan dokumentasi sehingga mudah dan cepat ditemukan, serta aman dari bahaya kebakaran, kebanjiran, dan kehilangan. Misi PT Taspen (Persero), yaitu: Mewujudkan hari hari yang indah bagi peserta melalui pengelolaan Dana Pensiun dan THT (Tabungan Hari Tua) secara profesional dan akuntabel dengan berlandaskan etika dan integritas yang tinggi Lima Nilai Semangat Kerja PT Taspen (Persero) a. Tumbuh: Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal. b. Etika: Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar, dan manusiawi. c. Profesional: Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi berdasarkan 5 T: Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat dan Tepat Administrasi. d. Akuntabilitas: Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan produser kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Integritas: Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan Produk dan Jasa PT Taspen (Persero) 1. Tabungan Hari Tua (THT) Program THT merupakan program asuransi yang meliputi Asuransi Dwiguna yang terkait dengan usia pensiun dan Asuransi Kematian (Askem). Asuransi Dwiguna adalah suatu jenis asuransi yang

5 33 memberikan jaminan keuangan bagi peserta Taspen pada saat yang bersangkutan mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian (Askem) adalah asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta Taspen bila istri/suami/anak meninggal dunia atau kepada ahli warisnya bila peserta meninggal dunia. Asuransi Kematian tergolong asuransi jiwa seumur hidup bagi PNS peserta Taspen dan istri atau suaminya kecuali bagi janda atau duda PNS yang menikah lagi. Bagi anak PNS, Asuransi Kematian merupakan asuransi berjangka yang dibatasi usia anak hingga dengan usia 25 tahun maksimal berusia 25 tahun. Peserta Program THT meliputi pegawai negeri sipil, tidak termasuk PNS Departemen Hankam, Pejabat Negara, pegawai BUMN/BUMD. Kewajiban Peserta Program THT meliputi membayar iuran wajib peserta (IWP/premi) sebesar 3,25 persen dari penghasilannya setiap bulan selama masa aktif, memberikan keterangan mengenai data diri dan keluarganya, menyampaikan perubahan data penghasilan, perubahan data diri dan keluarganya. Tujuan Program THT adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya (suami/istri/anak/orang tua) pada waktu peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun. 2. Program Pensiun Program Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas Pemerintah. Program Pensiun diadakan berdasarkan undang-undang Nomor: 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan Pensiun Janda atau Duda Pegawai. Orang yang berhak menerima pensiun adalah penerima pensiun PNSP/DO, penerima pensiun Pejabat Negara, Penerima Tunjangan Veteran, penerima Tunjangan PKRI/KNIP, penerima Uang Tunggu Pensiun PNSP/DO, penerima pensiun ABRI yang pensiunnya dilaksanakan sebelum 1 April 1989.

6 34 Jenis pembayaran yang dapat diterima meliputi pembayaran Pensiun Pegawai/Janda/Duda/Yatim-Piatu, pembayaran Pensiun Lanjutan, pembayaran Uang Duka Wafat, pembayaran Pensiun tiga bulan berturutturut tidak diambil, pembayaran uang kekurangan pensiun. Tujuan Program Pensiun, yaitu: 1) untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen pada saat mencapai usia pension. 2) sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri/peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara Struktur Organisasi Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor yang bertempat di Jl. Pajajaran No. 99 Bogor. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) cabang Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1, yang dipimpin oleh seorang Kepala Cabang, dan masing-masing bidang dipimpin oleh seorang kepala bidang, yaitu kepala bidang pelayanan, kepala bidang persum (personalia dan umum), dan kepala bidang keuangan. Selain itu, kepala cabang membawahi unit fungsional yang terdiri dari empat karyawan. Unit fungsional bertindak dalam melakukan pengawasan mengenai kinerja karyawan di perusahaan. Kedudukan unit fungsional setara dengan kepala bidang. Setiap bidang membawahi pelaksana-pelaksana yang bertugas melakukan pekerjaan di setiap bidang. Masing-masing bidang terdiri dari dua seksi yang dipimpin oleh kepala seksi, yaitu bidang pelayanan terdiri dari seksi penetapan klim yang dipimpin oleh kepala seksi penetapan klim, dan seksi data peserta dan pemasaran dipimpin oleh kepala peserta data dan pemasaran. Selanjutnya bidang persum (personalia dan umum) terdiri dari seksi umum yang dipimpin oleh kepala seksi umum, dan seksi personalia yang dipimpin oleh kepala seksi personalia, sedangkan bidang keuangan terdiri dari seksi keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi keuangan, dan seksi administrasi keuangan yang dipimpin oleh kepala seksi administrasi. Hal ini digambarkan secara jelas, dan dapat dilihat pada Lampiran 1, dari keterangan struktur organisasi tersebut dapat diperoleh keterangan uraian

7 35 pekerjaan karyawan mengenai tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan masing-masing bidang kerja dan berikut ini adalah tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang kerja. 1. Fungsional Pengendali Rencana kerja pengendalian mutu operasional kantor cabang Koordinasi audit mutu internal (opening meeting, pelaksanaan audit, dan closing meeting) Penelitian, analisa penilaian dan npengujian terhadap sistem dan prosedur Penyusunan laporan bulanan kepada kepala kantor cabang utama dengan tembusan kepada Direktur utama. 2. Bidang Pelayanan Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pemasaran Pengelolaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data peserta program TASPEN Persetujuan atas keabsahan dan pembayaran klim yang diajukan Penetapan besarnya tagihan premi serta program TASPEN Pengelolaan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, verifikasi pelaporan kepada Manajemen Kantor Cabang Peningkatan kualitas pelayanan di kantor cabang, tindak lanjut terhadap keluhan pelayanan yan diterima dengan tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan 3. Bidang Personalia dan Umum Pengelolaan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian ke Unit-unit kerja di lingkungan Kantor cabang sesuai kebutuhan unit kerja Koordinsi dan evaluasi pengelolaan fasilitas-fasilitas kerja di kantor cabang Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, kehumasan dan kemanan, kearsipan, pendidikan dan latihan serta non kedinasan lainnya

8 36 Penyelenggaraan administrasi Daftar Gaji, dan kompensasi lainnya serta penyelesaian kewajiban pajak sesuai ketetuan yang berlaku Penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan administratif PKBL di wilayahnya Penyelenggaraan Kualifikasi Rekana terhadap Rekanan baru dan entry database rekanan ke dalam daftar rekanan mampu Evaluasi rekanan dalam kurun waktu1 tahun Anggaran Dokumentasi terhadap seluruh kegiatan sistem mutu yang telah disepakati 4. Bidang Keuangan Perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan di kantor cabang Perencanaan dan pengendalian anggaran di kantor cabang Penyelenggaraan kegiatan akuntansi dan penyusunan laporan keungan kantor cabang Penyelenggaraan kegiatan pembendaharaan kantor cabang 4.2. Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja, unit kerja dan jabatan. Karakteristik responden penting dilakukan karena akan mempengaruhi kemampuan bekerja responden. Pada penelitian kali ini responden berjumlah total 55 orang, yang meliputi 1 (satu) orang Kepala Cabang, 3 (tiga) orang Kepala Bidang, 6 (enam) orang Kepala Seksi, 4 (empat) orang di bagian Fungsional Pengendali dan 40 (empat puluh) orang Pelaksana serta seorang Pengemudi. Semua karyawan tersebut merupakan karyawan tetap pada PT. Taspen (Persero) cabang Bogor Jenis Kelamin Responden Karakteristik jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan, karyawan dapat dilihat pada Tabel 5, yaitu pada PT Taspen (Persero) sebesar 69,1 persen didominasi oleh laki-laki sebanyak 38 (tiga puluh delapan) orang, dan sebesar 30,9 persen adalah responden perempuan

9 37 sebanyak 17 (tujuh belas) orang. Hasil responden untuk karakteristik jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh dan tidak mempengaruhi pekerjaan, karena yang lebih penting adalah ketepatan dan ketelitian seseorang dalam bekerja, pengetahuan dan penguasaan materi kerja, dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hal tersebut berlaku untuk semua bidang pada PT Taspen (Persero) cabang Bogor. Tabel 5. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap jenis kelamin responden JENIS KELAMIN Laki-laki Perempuan Total JABATAN Kepala Cabang Count % of Total 1.8%.0% 1.8% Fungsional Pengendali Count % of Total 7.3%.0% 7.3% Kepala Bidang Count % of Total 5.5%.0% 5.5% Kepala Seksi Count % of Total 7.3% 3.6% 10.9% Pelaksana Count % of Total 45.5% 27.3% 72.7% Pengemudi Count % of Total 1.8%.0% 1.8% Total Count % of Total 69.1% 30.9% 100.0% Mayoritas jumlah karyawan laki-laki terdapat pada jabatan pelaksana, dikarenakan untuk menjalankan kegiatan operasional cabang lebih karyawan laki-laki memiliki waktu lebih fleksibel dalam kegiatan dinas di luar kantor, daripada karyawan perempuan dikarenakan perusahaan tidak mau mengambil resiko jika karyawan perempuan dipindahtugaskan ke luar pulau Jawa pada umumnya menolak dikarenakan berbagai alasan Usia Responden Karakteristik usia merupakan hal yang penting dilakukan, karena usia mempengaruhi kemampuan responden dalam menyerap informasi dan pengetahuan dalam pekerjaan. Kelompok umur yang menjadi responden

10 38 dalam penelitian ini diterangkan pada Tabel 6. Mayoritas responden adalah kelompok usia >40 tahun sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang yang merupakan karyawan lama yang sudah mengabdi pada perusahaan dalam waktu yang lama, sehingga lebih banyak pengalaman dalam penerapan komunikasi efektif yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan di kantor sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan mengkoordinasikan pekerjaan, dan karyawan memasuki masa pensiun saat berusia 56 tahun. Tabel 6. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap usia responden USIA (Tahun) >40 Total JABATAN Kepala Cabang Count % of Total.0%.0% 1.8% 1.8% Fungsional Pengendali Count % of Total.0%.0% 7.3% 7.3% Kepala Bidang Count % of Total.0% 1.8% 3.6% 5.5% Kepala Seksi Count % of Total.0% 1.8% 9.1% 10.9% Pelaksana Count % of Total 5.5% 9.1% 58.2% 72.7% Pengemudi Count % of Total.0% 1.8%.0% 1.8% Total Count % of Total 5.5% 14.5% 80.0% 100.0% Tingkat Pendidikan Responden Karakteristik tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terakhir yang telah ditamatkan oleh para responden, pendidikan formal tersebut meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, Diploma Tiga (D3), Sarjana (S1), S2, S3 dan lainnya. Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa responden yang tingkat pendidikan formal didominasi SMA/sederajat sebesar 54,5 persen sebanyak 30 (tiga puluh orang) orang sedangkan tingkat pendidikan formal dengan persentase terkecil pada S2 sebesar 1,8 persen sebanyak 1 (satu) orang dan lainnya sebesar 1.8 persen sebanyak 1 (satu) orang. Mayoritas

11 39 pendidikan terakhir karyawan adalah SMA/sederajat ini terjadi karena responden adalah orang-orang yang sudah lama bekerja pada perusahaan, dan persyaratan pada awal berdirinya PT Taspen (Persero) yaitu pendidikan minimum SMA bagi karyawan, meskipun saat ini persyaratan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan berubah, yaitu syarat pendidikan minimum Diploma (D3) dan Sarjana (S1). Tabel 7. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap pendidikan terakhir responden PENDIDIKAN TERAKHIR SMU/se derajat Diploma S1 S2 Lainnya Total JABATAN Kepala Count Cabang % of Total.0%.0% 1.8%.0%.0% 1.8% Fungsional Count Pengendali % of Total.0%.0% 7.3%.0%.0% 7.3% Kepala Count Bidang % of Total.0%.0% 5.5%.0%.0% 5.5% Kepala Count Seksi % of Total 1.8%.0% 9.1%.0%.0% 10.9% Pelaksana Count % of Total 52.7% 9.1% 9.1% 1.8%.0% 72.7% Pengemudi Count % of Total.0%.0%.0%.0% 1.8% 1.8% Total Count % of Total % 9.1% 32.7% 1.8% 1.8% % Masa Kerja Responden Karakteristik yang juga dianalisis dalam penelitian ini adalah masa kerja responden. Semakin lama masa kerja seseorang pada pekerjaan yang sama dijalaninya maka pengalaman yang dimiliki semakin banyak, dan akan memberikan efek peningkatan terhadap penguasaan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja karyawan. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa masa kerja responden yang bekerja pada PT Taspen (Persero) cabang Bogor, yang terendah yaitu pada masa kerja 6-10 tahun sebesar 5,5 persen dan pada masa kerja > 15 tahun sebesar 67,3 persen. Mayoritas responden memiliki masa kerja lebih lama

12 40 yaitu di atas 15 tahun sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang, hal ini berarti responden merupakan karyawan lama yang memiliki banyak pengalaman, dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Tabel 8. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap masa kerja responden MASA KERJA (Tahun) >15 Total JABATAN Kepala Cabang Count % of Total.0%.0% 1.8% 1.8% Fungsional Pengendali Count % of Total.0%.0% 7.3% 7.3% Kepala Bidang Count % of Total.0% 5.5%.0% 5.5% Kepala Seksi Count % of Total.0% 3.6% 7.3% 10.9% Pelaksana Count % of Total 5.5% 18.2% 49.1% 72.7% Pengemudi Count % of Total.0%.0%.0% 1.8% Total Count % of Total 5.5% 27.3% 67.3% 100.0% Unit Kerja Responden Unit kerja yang ada pada PT. Taspen (Persero) cabang Bogor terdiri dari 3 (tiga) unit kerja dan yang tidak termasuk unit kerja yaitu kepala cabang dan 4 (empat) orang staf kepala cabang yaitu fungsional pengendali. Pada Tabel 9 terlihat jelas bahwa sebagian besar responden berada pada unit kerja bidang Pelayanan yaitu sebesar 49,1 persen sebanyak 27 (dua puluh tujuh) orang yang mayoritas adalah pelaksana sebanyak 24 (dua puluh empat) orang. Hal ini terjadi karena pada unit kerja tersebut memiliki tingkat beban kerja dan jenis pekerjaan yang berbeda dengan unit kerja lainnya. Dimana pada unit kerja Pelayanan memiliki tugas dalam pelayanan langsung kepada para peserta sehingga dibutuhkan banyak karyawan pada posisi pelaksana dalam melakukan pekerjaan tersebut.

13 41 Tabel 9. Hasil Crosstab karakteristik jabatan terhadap unit kerja responden JABATAN Kepala Cabang Fungsional Pengendali Kepala Bidang Kepala Seksi Tidak termasuk unit kerja UNIT KERJA Pelayanan Personalia & Umum Keuangan Total Count % of Total 1.8%.0%.0%.0% 1.8% Count % of Total 7.3%.0%.0%.0% 7.3% Count % of Total.0% 1.8% 1.8% 1.8% 5.5% Count % of Total.0% 3.6% 3.6% 3.6% 10.9% Pelaksana Count % of Total.0% 43.6% 12.7% 16.4% 72.7% Pengemudi Count % of Total.0%.0% 1.8%.0% 1.8% Total Count % of Total 9.1% 49.1% 20.0% 21.8% % Jabatan Responden PT. Taspen (Persero) cabang Bogor membagi posisi jabatan menjadi 5 posisi jabatan, yaitu posisi di tingkat kepala cabang, fungsional pengendali, kepala bidang, kepala seksi dan terakhir pelaksana. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat, dimana jabatan dengan persentase kecil yaitu jabatan kepala cabang sebesar 2 persen karena perusahaan dipimpin oleh seorang kepala cabang dan pengemudi sebesar 2 persen karena perusahaan merasa cukup dengan seorang pengemudi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan posisi dengan persentase tertinggi pada jabatan pelaksana sebesar 73 persen yang diperlukan untuk melayani konsumen (peserta) dalam mengurus administrasi. Jumlah karyawan yang ditentukan pada tiap posisi tergantung

14 42 dari kebutuhan perusahaan. Sebagian besar karyawan berada pada posisi pelaksana, hal ini terjadi karena PT. Taspen (Persero) cabang Bogor membutuhkan lebih banyak karyawan yang berada pada posisi pelaksana dalam melaksanakan tugas operasional perusahaan. 73% 2% Jabatan 2% 7% 5% 11% Kepala Cabang Fungsional Pengendali Kepala Bidang Kepala Seksi Pelaksana Gambar 3. Karakteristik jabatan 4.3. Persepsi Karyawan tentang Pola Komunikas si Formal Organisasi Analisis persepsi karyawan mengenai pola komunikasi formal organisasi pada PT. Taspen Bogor dilakukan dengann metode skala pengukuran yaitu rataan skor. Nilai rataan skor tersebut menunjukkan penilaian tingkat kesetujuan karyawan terhadap pernyataan dalam kuesioner (Tabel 3), yaitu dengan batasan menggunakann rumus rentang skala sebagai berikut: nilai 1,00-1,80 menunjukkan penilaian sangat tidak setuju; 1,81-2,60 menunjukkan penilaian tidak setuju; 2,61-3,40 menunjukkan penilaian ragu-ragu atau netral; 3,41-4,20 menunjukkan penilaian setuju; 4,21-5, 00 menunjukkan penilaian sangat setuju. Berikut penjelasan mengenai persepsi karyawan mengenai pola komunikasi formal organisasi. Dalam penelitiann ini, variabel pola komunikasi formal organisasi diwakili oleh indikator downward communication, upward communication, diagonal communication dan horizontal communication. Hasil analisiss mengenai persepsi karyawan terhadap pola komunikasi formal organisasi di PT. Taspen Bogor dapat dilihat pada Tabel 10.

15 43 Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap pola komunikasi formal organisasi No. Indikator Kinerja Rataan Skor Keterangan 1. Downward Communication 4,29 Sangat Setuju 2. Upward Communication 4,26 Sangat Setuju 3. Diagonal Communication 4,11 Setuju 4. Horizontal Communication 4,31 Sangat Setuju Total 4,24 Sangat Setuju Secara keseluruhan dari Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa secara umum pola komunikasi formal organisasi karyawan PT. Taspen Bogor termasuk dalam kategori sangat baik, yang dimana nilai rataan skor secara keseluruhan dari semua indikator tersebut sebesar 4,24. Angka ini menunjukkan bahwa pola komunikasi formal yang diterapkan sudah sangat baik terutama pada horizontal communication dimana karyawan merasa nyaman jika dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel khususnya pada pelaksana, karena mereka merasa tidak canggung dalam menyampaikan ide ataupun pendapat mereka kepada rekan kerja yang selevel tingkatannya. Hal tersebut dikarenakan hambatan pada struktur organisasi yaitu tata jenjang pada lingkungan organisasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan downward communication ditunjukkan pada Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11 butir pernyataan mengenai downward communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,29. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00 (Tabel 3). Nilai tersebut menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari atas ke bawah diterapkan pada karyawan, dimana instruksi yang diberikan oleh atasan lebih efektif dalam penyelesaian tugas, karena memudahkan karyawan

16 44 untuk mengerti dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan langsung dari atasan. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari atas ke bawah berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 11. Tabel 11. Pola komunikasi formal organisasi dari atas ke bawah (Downward Communication) No. Pernyataan Rataan Skor Memberi instruksi/perintah secara lisan dan 4,36 1. tulisan kepada bawahan Mengajukan ide dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan. Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada bawahan Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dan tulisan kepada bawahan. Memberikan pendapat kepada bawahan secara lisan dan tulisan. 4,27 4,29 4,35 4,18 Total 4,29 Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor, yaitu atasan dalam memberikan instruksi kepada bawahannya secara lisan dan tulisan, adalah sangat baik. Karyawan sangat setuju dengan diberikannya instruksi secara lisan dan tulisan secara jelas. Beberapa instruksi lisan yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara langsung yaitu saat mengadakan rapat. Instruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas dan disposisi. Nota dinas tersebut diberikan oleh atasan kepada bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan ke pihak eksternal atau pihak dari luar perusahaan, sedangkan disposisi berupa form yang dipegang oleh sekretaris yang digunakan dalam penyampaian instruksi kepada siapa surat tulisan tersebut ditujukan atau disampaikan. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor terendah, yang menunjukkan

17 45 bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor yaitu, atasan dalam mengajukan ide pendapat dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan tulisan adalah baik. Namun masih ada sebagian karyawan yang merasa bahwa atasannya jarang memberikan pendapat secara lisan dan tulisan mengenai pekerjaan karena dalam memberikan pendapat tersebut lebih sering diungkapkan pada rekan selevel dalam tingkatan struktur organisasi. Pendapat yang diberikan atasan kepada bawahan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat lisan dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang (dalam pembicaraan santai). Pendapat dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana Persepsi Karyawan terhadap Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan upward communication ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. Pola komunikasi formal organisasi dari bawah ke atas (Upward Communication) No. Pernyataan Rataan Skor Memberikan laporan kepada atasan secara 4,36 1. lisan dan tulisan Mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan. Mengemukakan masalah dan keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan Memberikan pendapat kepada atasan secara lisan dan tulisan. Memberikan pujian kepada atasan secara lisan dan tulisan. 4,27 4,22 4,22 4,22 Total 4,26 Berdasarkan Tabel 12 butir pernyataan mengenai Upward Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,26. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00 (Tabel 3). Nilai tersebut menunjukkan tingkat

18 46 kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor sangat setuju jika pola komunikasi dari bawah ke atas diterapkan pada karyawannya. Penerapan komunikasi yang sangat efektif yaitu menyerahkan laporan kepada atasan, dimana semua hasil kerja karyawannya dapat diketahui atasan sehingga kinerja karyawan terkontrol dan dapat diawasi. Berdasarkan penilaian responden diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi dari bawah ke atas berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 12. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,36. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan bawahan dalam memberikan laporan kepada atasannya secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Nilai ini, bermakna bahwa efektivitas laporan yang disampaikan secara lisan atau tulisan dapat jelas dipahami dan diterima atasan dan bawahan. Biasanya laporan yang diberikan lebih dahulu kepada atasan akan diberikan kepada sekretaris yang kemudian akan setelah itu baru bisa diberikan kepada atasannya. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan ketiga, keempat dan kelima didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa komunikasi dalam mengemukakan masalah dan keluhan kepada atasan secara lisan dan tulisan adalah sangat baik. Mengemukakan masalah dapat dilakukan pada saat rapat dan diskusi. Terkadang dalam penyampaian masalah dan keluhan ada beberapa hal yang belum ditemukan solusinya dalam waktu yang singkat sedangkan untuk keluhan dari para karyawan belum tentu dapat ditanggapi semuanya oleh para atasannya. Pendapat yang diberikan bawahan kepada atasan dapat dilakukan secara lisan dan tulisan sesuai dengan situasi kerja. Pendapat yang bersifat lisan dapat dilakukan dalam kondisi rapat, diskusi dan bahkan pada waktu senggang dimana dalam pembicaraan santai. Pendapat dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan penyampaian kepada kepala seksi atau kepala bidang yang nanti akan diteruskan kepada pelaksana dalam bentuk

19 47 notes dan tidak semua karyawan berani untuk mengemukakan pendapatnya dikarenakan karyawan masih merasa segan dengan atasannya yaitu adanya perbedaan tingkat pendidikan yang mempengaruhinya. Pujian dapat dilakukan secara personal atau individu dalam pencapaian kinerja ataupun dalam prestasi kerja. Selain pujian secara personal ada juga pujian yang diberikan karyawan yaitu berupa reward. Jika karyawan tidak melanggar peraturan perusahaan dan reward berlaku untuk semua karyawan. Namun ada beberapa karyawan yang menganggap reward yang diberikan kurang sesuai dengan kinerja yang telah dihasilkan Persepsi karyawan terhadap pola komunikasi diagonal Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi diagonal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor dapat diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan diagonal communication ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13. Pola komunikasi formal organisasi diagonal No. Pernyataan Rataan Skor 1. Manajer satu unit dengan karyawan unit lain sering memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 4, Terdapat saling ketergantungan di antara bagian yang ada dalam perusahaan. Komunikasi diagonal memberikan informasi menjadi lebih cepat. Komunikasi diagonal memungkinkan individu dari berbagai bagian ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. 4,18 4,09 4,15 3,95 Total 4,11 ini Berdasarkan Tabel 13, dalam pola komunikasi diagonal didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,11. Rataan skor ini berada pada range 3,41-4,20

20 48 (Tabel 3). Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Setuju. Artinya, karyawan PT. Taspen Bogor setuju jika pola komunikasi diagonal diterapkan pada karyawannya dalam melakukan komunikasi yang melibatkan dua tingkat (level) organisasi yang berbeda, dimana komunikasi yang sering digunakan dan efektif yaitu ketika atasan dari bidang lain memberikan masukan kepada karyawan bidang lain mengenai pelayanan kepada peserta seperti pengecekan hasil kerja karyawan dan penyerahan laporan hasil kerja. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi diagonal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 13. Berdasarkan rataan skor pada pernyataan pertama dan kedua didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi dalam memberikan kritikan dan masukan yang bermanfaat adalah baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kritikan dan masukan bermanfaat dapat memperbaiki kinerja individu untuk menjadi lebih baik lagi dan dapat disampaikan pada saat meeting, diskusi dan pada waktu-waktu senggang. Dimana kepala cabang, kepala bidang, kepala seksi maupun pelaksana dapat saling memberikan kritikan atau masukan yang baik dan bermanfaat. Komunikasi yang baik diantara bagian-bagian dalam perusahaan merupakan hal yang saling ketergantungan dan menimbulkan interaksi di antara karyawannya dalam mengkoordinasikan dan mengerjakan tugas atau pekerjaannya. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu dengan bidang yang lainnya memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan kelima didapatkan nilai sebesar 3,95. Nilai ini merupakan skor terkecil yang menunjukkan bahwa komunikasi yang diterapkan belum efektif. Proses komunikasi dihadapkan pada rantai komunikasi yang panjang yaitu adanya struktur organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat menyampaikan informasi secara langsung kepada Kepala Bidang lain melainkan harus menyampaikannya terlebih dahulu kepada atasannya.

21 Persepsi karyawan terhadap pola komunikasi horizontal Persepsi karyawan mengenai pola komunikasi horizontal pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan dari atas ke bawah. Pernyataan horizontal communication ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14. Pola komunikasi formal organisasi horizontal No. Pernyataan Rataan Skor Para karyawan pada tingkatan yang sama bertemu untuk mendiskusikan kontribusi dan koordinasi tugas terhadap tujuan perusahaan. Para karyawan pada tingkatan yang sama berkumpul mendiskusikan bagaimana menangani penyelesaian masalah yang ada di perusahaan. Para karyawan satu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi. Para karyawan pada tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konflik dalam atau antar unit kerja. Interaksi tinggi dan seringnya komunikasi antar karyawan di rangsang untuk bekerja mengatasi dan membantu masalah koordinasi antar karyawan atau manajer. 4,44 4,27 4,29 4,22 4,33 Total 4,31 Berdasarkan Tabel 14, butir pernyataan mengenai Horizontal Communication didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,31. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan sangat setuju jika pola komunikasi horizontal diterapkan yaitu komunikasi yang terjadi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat. Karyawan merasa nyaman dan leluasa dalam berkomunikasi dengan rekan kerja yang tingkatannya selevel, sehingga memudahkan dalam penyampaian informasi dan dalam melakukan koordinasi kerja. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi

22 50 horizontal berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 14, sebagai berikut. Berdasarkan hasil rataan skor pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,44. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa komunikasi pada karyawan PT. Taspen Bogor yaitu sangat baik. Dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan diperlukan kontribusi dari setiap karyawan dan juga diperlukan koordinasi tugas sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Konsekuensinya karyawan merasa sangat puas jika apa yang mereka berikan berguna dalam mewujudkan tujuan maupun sasaran perusahaan. Koordinasi tugas biasanya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan seperti pada saat meeting, kumpul dengan tim kerja dan lain-lain. Berdasarkan rataan skor pada pernyataan keempat didapatkan nilai sebesar 4,22. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa komunikasi karyawan PT. Taspen Bogor sangat baik. Masalah karyawan yang terlibat konflik dapat diselesaikan melalui diskusi yang bermanfaat guna mencari solusi dari konflik yang terjadi, namu diskusi tidak selalu berjalan mulus dan lancar dikarenakan adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pola pikir dari masing-masing individu Hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi menggunakan Chi-square Pengujian chi-square dengan tabulasi silang dilakukan kepada semua karyawan PT. Taspen Bogor. Tujuan tabulasi silang antara karakteristik dengan pola komunikasi formal yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil tabulasi silang (crosstab) diketahui bahwa hubungan yang nyata (signifikan) hanya terdapat pada karakteristik masa kerja dan unit kerja (Lampiran 4). Berikut hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi (Tabel 15).

23 51 Tabel 15. Hubungan karakteristik dengan pola komunikasi formal organisasi No. Karakteristik Responden Nilai P value Keterangan 1. Jenis Kelamin 0,368 Tidak Signifikan 2. Usia 0,849 Tidak Signifikan 3. Pendidikan Terakhir 0,247 Tidak Signifikan 4. Masa Kerja 0,025 Signifikan 5. Unit Kerja 0,000 Signifikan 6. Jabatan 0,831 Tidak Signifikan Berdasarkan hasil pada Tabel 15 didapatkan bahwa masa kerja dan unit kerja memiliki hubungan yang signifikan (P value < 5%). Hal ini mengindikasikan bahwa pola komunikasi formal organisasi yang telah diterapkan oleh perusahaan memiliki keterkaitan dengan masa kerja dan unit kerja karyawan. Karyawan dengan masa kerja > 15 tahun setuju dengan pola komunikasi formal yang sudah diterapkan. Masa kerja yang terbilang lama mengakibatkan karyawan sudah mengetahui dengan jelas dan pasti pola komunikasi formal jenis apa yang cocok untuk diterapkan. Pengalaman kerja pada perusahaan menjadikan karyawan mengerti dengan baik dan benar komunikasi seperti apa yang efektif penggunannya dalam kegiatan rutin di kantor. Pada unit kerja, penerapan pola komunikasi formal perlu ditingkatkan lagi yaitu pada bidang pelayanan yang merupakan posisi strategis perusahaan dalam melayani para peserta dan juga dikarenakan bidang ini memiliki beban kerja lebih berat dibandingkan dengan bidang lain. Dalam melakukan tugasnya, karyawan di bidang pelayanan yang paling sering berinteraksi dengan karyawan lainnya. Tugas dan tanggung jawab karyawan di bidang ini mengharuskan karyawan bersangkutan berhubungan dengan bidang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut Persepsi Karyawan tentang Kinerja Analisis persepsi karyawan mengenai kinerja pada PT. Taspen Bogor dilakukan dengan metode skala pengukuran yaitu rataan skor. Nilai rataan skor tersebut menunjukkan penilaian tingkat kesetujuan karyawan

24 52 terhadap pernyataan dalam kuesioner (Tabel 3). Batasan skor sebagai berikut: nilai 1,00-1,80 menunjukkan penilaian sangat tidak setuju; 1,81-2,60 menunjukkan penilaian tidak setuju; 2,61-3,40 menunjukkan penilaian ragu-ragu atau netral; 3,41-4,20 menunjukkan penilaian setuju; 4,21-5,00 menunjukkan penilaian sangat setuju. Berikut penjelasan mengenai persepsi karyawan mengenai kinerja pada PT. Taspen (Persero) cabang Bogor. Dalam penelitian ini, variabel kinerja diwakili oleh indikator pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran. Hasil analisis mengenai persepsi karyawan terhadap kinerja karyawan di PT. Taspen Bogor dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsi karyawan terhadap kinerja karyawan No. Indikator Kinerja Rataan Skor Keterangan 1. Pengetahuan 4,39 Sangat Setuju 2. Keterampilan 4,25 Sangat Setuju 3. Motivasi 4,48 Sangat Setuju 4. Peran 4,36 Sangat Setuju Total 4,37 Sangat Setuju Secara keseluruhan dari Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja karyawan PT. Taspen Bogor termasuk dalam kategori sangat baik. yang dimana nilai rataan skor secara keseluruhan dari semua indikator tersebut sebesar 4,37. Angka ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan secara keseluruhan sudah baik. Hal yang membuat karyawan berusaha untuk terus meningkatkan kinerjanya yaitu karena adanya motivasi dalam bentuk penghasilan tiap bulan yang akan diterima sesuai dengan kinerja yang dihasilkan Pengetahuan Persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan pengetahuan pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah empat pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan pengetahuan ditunjukkan pada Tabel 17.

25 53 Tabel 17. Kinerja berdasarkan pengetahuan No. Pernyataan Rataan Skor Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan 4,45 1. pengetahuan yang dimiliki Suatu pekerjaan/tugas baru dapat menambah pengetahuan. Memiliki pengetahuan dalam setiap mengerjakan pekerjaan/tugas. Selalu menambah pengetahuan dengan banyak belajar dan mencari informasi. 4,35 4,38 4,36 Total 4,39 Berdasarkan Tabel 17, butir pernyataan mengenai kinerja berdasarkan pengetahuan didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,39. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan sangat setuju jika pengetahuan yang dimiliki dapat membantu karyawan untuk menyelesaikan beragam tugas dan pekerjaan yang diinstruksikan oleh atasan, dimana karyawan dapat mengerjakan ataupun menyelesaikan tugasnya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki mengenai pekerjaan yang selama ini dilakukannya, karena sudah paham maka karyawan dapat mengerjakannya dengan cepat. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengetahuan berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 17, sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 17 pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,45. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku karyawan. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Dalam penelitian ini, karyawan sangat setuju jika dalam menyelesaikan pekerjaan didukung dengan pengetahuan yang dimiliki. Artinya karyawan menyelesaikan tugas atau pekerjaan rutinnya berdasarkan pengetahuan

26 54 yang dimiliki, yaitu pengetahuan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan berdasarkan kompetensi karyawan itu sendiri. Berdasarkan Tabel 17 pada pernyataan kedua didapatkan nilai sebesar 4,35. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Taspen Bogor sangat baik. Dimana suatu pekerjaan/tugas baru dapat menambah pengetahuan karyawan dapat dilihat pada saat mendapatkan instruksi dari atasan untuk mengerjakan tugasnya, namun beberapa karyawan merasa belum cukup dengan pengetahuan yang dimilikinya dan merasa penting untuk menambah pengetahuan seperti pengetahuan tentang informasi untuk keperluan pelayanan maupun kegiatan operasional perusahaan Keterampilan Persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan keterampilan pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah lima pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan keterampilan ditunjukkan pada Tabel 18. Tabel 18. Kinerja berdasarkan keterampilan No. Pernyataan Rataan Skor Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan 4,29 1. keterampilan yang dimiliki Suatu pekerjaan/tugas baru yang diberikan dapat menambah keterampilan. Rotasi pekerjaan atau penugasan dapat meningkatkan keterampilan. Berbagai pengalaman kerja dapat meningkatkan keterampilan. Keterampilan yang dimiliki terus meningkat selama berada di perusahaan tersebut. 4,29 4,31 4,18 4,20 Total 4,25 Berdasarkan Tabel 18, butir pernyataan mengenai kinerja berdasarkan keterampilan didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,25. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan

27 55 sangat setuju jika keterampilan yang dimiliki dapat membantu karyawan untuk menyelesaikan beragam tugas dan pekerjaan berdasarkan keterampilan maupun kecakapan karyawan dalam bekerja, keterampilan karyawan diperoleh dari pengalaman-pengalaman kerja sebelumnya berdasarkan pengalaman tersebut sehingga memudahkan setiap karyawan dalam penyelesaian tugasnya. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 18, sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 18 pada pernyataan ketiga didapatkan nilai sebesar 4,31. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa keterampilan merupakan faktor penting yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang. Hal ini ditunjukkan oleh sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh karyawan PT. Taspen Bogor. Rotasi pekerjaan atau penugasan dapat meningkatkan keterampilan karyawan yang bersangkutan. Keterampilan karyawan yang terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu sehingga memudahkannya dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan Tabel 18 pada pernyataan keempat didapatkan nilai sebesar 4,18. Nilai ini merupakan skor terendah yang menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Taspen Bogor baik, namun tidak semua karyawan setuju jika pengalaman kerja dapat meningkatkan keterampilan, karena karyawan merasa perlu diadakan pelatihan kerja yang mendukung kegiatan di perusahaan seperti pelatihan dalam mengoperasikan software yang notabenenya sebagian besar digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan Motivasi Persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan motivasi pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah empat pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan motivasi ditunjukkan pada Tabel 19.

28 56 Tabel 19. Kinerja berdasarkan motivasi No. Pernyataan Rataan Skor Penghasilan yang diterima sangat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Atasan menghargai hasil kerja karyawan, sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja lebih. Penempatan jabatan yang karyawan terima saat ini sudah memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Sistem penilaian kinerja yang telah diterapkan mempengaruhi motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan. 4,58 4,42 4,45 4,47 Total 4,48 Berdasarkan Tabel 19, butir pernyataan mengenai kinerja berdasarkan motivasi didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,48. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan sangat setuju bahwa motivasi dapat mendorong atau memberikan semangat dalam bekerja untuk menghasilkan kinerja yang baik. Penghasilan yang diterima karyawan merupakan salah satu hal yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja, hal ini terlihat dari penetapan kebijakan mengenai tunjangan ataupun bonus yang akan diterima karyawan lebih besar jika ada peningkatan kinerja, dan hal tersebut dibuktikan adanya peningkatan kinerja berupa pelayanan yang memuaskan kepada para peserta Tasoen. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 19, sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 19 pada pernyataan pertama didapatkan nilai sebesar 4,58. Nilai ini merupakan skor tertinggi yang menunjukkan bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu, sikap dan nilai tersebut yang mendorong individu bertingkah laku dalam

29 57 mencapai tujuan (Rivai dan Sagala, 2005). Motivasi meliputi perasaan, pikiran dan pengalaman masa lalu yang memberikan dorongan kepada individu untuk melakukan tindakan, apabila individu termotivasi maka mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini yang menjadi motivasi sebagian besar karyawan adalah penghasilan yang diterima. Penghasilan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Dengan adanya motivasi tersebut, perusahaan berusaha mewujudkan harapan karyawan yaitu dengan memberikan tambahan penghasilan jika karyawan memiliki kinerja yang baik dan menaati peraturan perusahaan. Penilaian dengan pay for performance akan diterapkan sehingga objektifitas penghasilan karyawan lebih adil sesuai dengan bobot beban kerja masing-masing karyawan. Nantinya besarnya penghasilan karyawan akan berbeda sesuai dengan kinerja dari masing-masing karyawan. Dengan penerapan pay for performance ini diharapkan dapat memberikan motivasi para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga kinerja perusahaan juga dapat meningkat secara signifikan Peran Persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan peran pada PT. Taspen Bogor dengan rataan skor diketahui melalui jumlah empat pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan peran ditunjukkan pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel 20, butir pernyataan mengenai kinerja berdasarkan peran didapatkan nilai rataan skor sebesar 4,36. Rataan skor ini berada pada range 4,21-5,00. Nilai ini menunjukkan tingkat kesetujuan karyawan adalah Sangat Setuju. Artinya, karyawan sangat setuju jika perannya berpengaruh pada peningkatan kinerja kelompok. Karyawan memiliki kesadaran yang tinggi akan kewajiban dalam menyelesaikan tugas dan bertanggung jawab pada pekerjaannya sehingga mempermudah pencapaian tujuan perusahaan, hal tersebut terlihat dari deadline laporan tugas selalu tepat waktu diselesaikan. Berdasarkan penilaian responden, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berdasarkan komponen yang ada pada Tabel 20, sebagai berikut.

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil PT TASPEN (Persero) Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Taspen (PERSERO) PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang sering disingkat menjadi PT. TASPEN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor

Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor Prosedur Pengajuan Klaim Gaji Pensiun Pada PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Bogor Nama : Muhamad Raynaldi Npm : 46213076 Pembimbing :Dr. Budi Santoso, SE. MM BAB I ( PENDAHULUAN ) Latar Belakang Jaminan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor

Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor Prosedur Pembayaran Klaim Tabungan Hari Tua (THT) Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Bogor Nama : Paranita Octavani Freddy NPM : 46213827 Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE, MM BAB I PENDHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 19 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah PT. TASPEN (Persero) PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT. Taspen (Persero) merupakan suatu Badan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi 31 III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pembayaran Dana Pensiun untuk PNS pada dasarnya adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri

Lebih terperinci

BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri

BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN. menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yang terdiri BAB II PT. TASPEN (PERSERO) CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen atau Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri adalah badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia perekonomian saat ini sangat mempengaruhi pola pikir individu untuk bekerja lebih giat guna mendapatkan penghasilan yang sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah BAB I PENDAHULUAN Humas merupakan disiplin ilmu yang berasal dari ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi menurut para ahli adalah proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama kurang lebih tujuh bulan, yaitu mulai bulan November 2009 sampai dengan Mei 2010. 2. Tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap penduduk diberikan kesempatan untuk terlibat dengan proses pembangunan ekonomi Negara/ daerah

Lebih terperinci

BAB III. kesejahteraan hari tua berupa adanya dana pensiun. kesejahteraan kehidupan pegawai negeri sipil dengan nama P.T DANA

BAB III. kesejahteraan hari tua berupa adanya dana pensiun. kesejahteraan kehidupan pegawai negeri sipil dengan nama P.T DANA BAB III 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Dalam perkembangan nya, kinerja aparatur negara atau pegawai negri sipil senantiasa di tuntut untuk dapat menyesuikan kompetensinya dengan perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, kini industri asuransi mulai dilirik oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. LAMPIRAN 76 77 Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. A. Uji Reliabilitas Pertanyaan Terkait QWL B. Uji Validitas Pertanyaan Terkait QWL Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan 1. Question 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT TASPEN (Persero) PT Taspen merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di latar belakangi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Setiap orang mendambakan kehidupan yang layak, hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik memulai wirausaha atau menjadi pegawai sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Taspen (Persero) Sejarah perjalanan panjang PT Taspen bisa diruntut sejak masa sebelum kolonialisme Belanda. Pada tahun 1887 pemerintah Belanda menerbitkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah berdirinya PT Taspen PT. DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI atau yang sering disebut dengan PT.TASPEN merupakan badan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT TASPEN (PERSERO) Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI

BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI BAB X ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI DAN ABRI Pegawai negeri maupun meliter Republik Indonesia telah lama mengikuti program jaminan sosial, bahkan untuk program pensiun sudah diadakan sejak zaman Hindia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan program asuransi sosial dilakukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para peserta yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan 6 BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lamongan, merupakan Instansi Pemerintah Daerah Lamongan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Era pembangunan dewasa ini ditandai dengan meningkatnya industri diberbagai bidang. Tumbuhnya sektor industri ini menimbulkan dampak terjadinya pergeseran

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari

PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari PROSEDUR PEMBERIAN HAK DAN PERHITUNGAN PREMI ASURANSI TABUNGAN HARI TUA (THT) KEPADA PESERTA PADA PT. TASPEN (PERSERO) KCU JAKARTA Nama : Utari Kusuma Putri NPM : 48211065 Kelas : 3DA02 Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang. BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT.TASPEN(PERSERO) Kantor Cabang Utama(KCU) Bandung berkedudukan di Jl. PH.H Mustofa no 78 Bandung.Cakupan kerja KCU Bandung adalah wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menentukan tumbuh kembangnya organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Pertanyaan ditujukan kepada karyawan dari berbagai jabatan baik general manajer, manajer, senior staff, staff, dan non staff pada Departemen HR Human Resource

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI

SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI SELAMAT DATANG PESERTA RAPAT KOORDINASI BKN,BKD dan INSTANSI VERTIKAL Propinsi/Kabupaten/Kota se-jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 1 Surakarta, 08 Nopember 2011 SOSIALISASI KETASPENAN PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang pesat pada abad ke-20 berdampak positif pada pembangunan di bidang ekonomi yang ditandai oleh munculnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA

PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA PROSEDUR PENCATATAN PREMI THT (TABUNGAN HARI TUA) PNS PADA PT. TASPEN(PERSERO) KCU (KANTOR CABANG UTAMA) JAKARTA Nama NPM : 46211491 Kelas : Rufidayanti Istiqomah : 3DA02 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani

Lebih terperinci

DATA / PROFIL UNIT KERJA

DATA / PROFIL UNIT KERJA DATA / PROFIL UNIT KERJA Identitas Unit Kerja : BADAN KEPEGAWAIAN KOTA MOJOKERTO Dasar Terbentuknya Unit Kerja : Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan agar mampu

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan program Tabungan Hari Tua pegawai negeri ditetapkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun 1963 tentang pembelanjaan pegawai negeri dan peraturan pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 66 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

TABUNGAN HARI TUA (THT)

TABUNGAN HARI TUA (THT) TABUNGAN HARI TUA (THT) 1. Pengertian : Tabungan Hari Tua adalah Program Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan Asuransi Kematian. 2. Peserta : Peserta Program THT yaitu Pegawai

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINANsssSALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Jaminan Sosial. Hari Tua. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5716). PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.770, 2016 KEMERISTEK-DIKTI. Tunjangan Kinerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.872, 2014 KEMENSOS. Tunjangan. Kinerja. Petunjuk Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. (Persero) Cabang Kota Pekanbaru Dalam Mewujudkan Visi Misi Perusahaan.

BAB III PENYAJIAN DATA. (Persero) Cabang Kota Pekanbaru Dalam Mewujudkan Visi Misi Perusahaan. BAB III PENYAJIAN DATA Setelah data terkumpul sesuai dengan hasil wawancara, observasi serta didukung dokumen yang ada. Selanjutnya penulis sajikan pada bab ini yaitu hubungan dengan permasalahan bagaimana

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN VETERAN, DANA KEHORMATAN VETERAN, DAN UANG DUKA VETERAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK. keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANA KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksana Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek penulis ditempatkan pada bagian keuangan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Lebih terperinci

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN Imam Gunawan Pemensiunan pasti PHK PHK belum tentu Pensiun PHK P PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pemberhentian seorang pegawai yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M 2 1/28/2014

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M 2 1/28/2014 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BIRO KEPEGAWAIAN & ORTALA K E M E N

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Dimensi Indikator Instrumen Kompensasi (Variabel X)

INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Dimensi Indikator Instrumen Kompensasi (Variabel X) INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Dimensi Indikator Instrumen Kompensasi 1. Tingkat keefektifan gaji Tingkat keefektifan gaji yang diterima (Variabel X) yang diterima memenuhi Bapak/Ibu guru memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Riau Saudara Mandiri berdiri pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1979, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Tunjangan Kinerja. Pemberian. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T No.280, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tunjangan. Dana Kehormatan. Uang Duka.Veteran. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah PT TASPEN (Persero) Cabang Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah PT TASPEN (Persero) Cabang Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah PT TASPEN (Persero) Cabang Pekanbaru Sejarah Kantor Cabang Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT TASPEN (Persero) No. 49/DIR/SK/87 tanggal 8

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

A. Pengertian Gaji dan Upah

A. Pengertian Gaji dan Upah A. Pengertian Gaji dan Upah Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikan untuk

Lebih terperinci

-1- REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PRT/M/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

STRUKTUR ORGANISASI PT. X LAMPIRAN 120 Lampiran A 121 STRUKTUR ORGANISASI PT X Direktur Sekretaris Auditor Internal Sales Supervisor Logistik Supervisor Acconting & Finance Supervisor Staff Penjualan (Salesman) Staff Logistik Kasir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya seseorang dilahirkan dan tumbuh menjadi tua. Dalam masa tua tersebut seseorang tidak mampu lagi untuk bekerja secara produktif seperti sedia

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SERANG A. Sejarah berdirinya PT. TASPEN (Persero) PT. TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan pemerintah untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 56 2010 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pemerintahan, menjaga persatuan dan kesatuan

Lebih terperinci