2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Valent Pelangi Gadinasyin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan investasi. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

2014 PENGARUH KONTROL PERILAKU DAN NIAT TERHADAP PERILAKU MENABUNG MAHASISWA

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

2014 S TUDI DES KRIPTIF MENGENAI PERILAKU KONS UMS I MAS YARAKAT DI KELURAHAN S EKEJATI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sebagai makhluk hidup sangatlah beragam, untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

R AH AS I A Kode Buku SURVEY AKSES KEUANGAN RUMAH TANGGA UNTUK KELUARGA PEKERJA MIGRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

LAMPIRAN. Kuesioner Penelitian Analisis Financial Literacy, Financial Behavior dan Financial Attitude Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

KUESIONER. Kepada Yth Kisaran, Juli adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sebagaimana Saudara/i tahu,

PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik karena memiliki perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan keluarganya. Wijono(2004). Sedangkan menurut Bank. mempunyai hasil penjualan paling banyak Rp.100 juta per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membantu dan

No : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

Formulir Isian Pembinaan UMK (Usaha Mikro dan Kecil)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT THDP PELAYANAN BANK BCA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Raka Agung Andika, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, hingga saat ini dampak krisis ekonomi global masih dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin membuktikan kekuatannya. Makna dari istilah Koperasi sebagai Soko Guru

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini secara konsisten. menetapkan pembangunan ekonomi Indonesia dengan prinsip triple track

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

Mental Accounting. Perilaku Boros Versus Self-Control

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

SURVEI KREDIT PERBANKAN

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dapat dilihat salah satu fungsi bank sebagai lembaga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, masing-masing bank berlomba-lomba dalam menyediakan produk

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

SURVEI KREDIT PERBANKAN

LAMPIRAN 1 Quessioner Penelitian. No : KUISIONER

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

90 intisari-online.com

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabungan merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (Yasid, 2009:90). Tabungan berguna untuk menyiapkan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Selain itu, menabung juga berguna untuk berjaga-jaga bilamana seseorang membutuhkan dana secara tibatiba. Menyadari pentingnya menabung, maka perilaku menabung ini sudah ditanamkan sejak dini kepada anak-anak dari mulai jenjang pendidikan dasar. Namun sayangnya, pendidikan tentang menabung tersebut kurang mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Masih sedikit masyarakat Indonesia yang gemar menabung. Hal ini salah satunya adalah karena budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif. Budaya konsumtif ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tabungan masyarakat, karena tabungan merupakan pendapatan yang dikurangi konsumsi. Artinya, semakin besar konsumsi masyarakat, maka akan semakin sedikit tabungan masyarakat tersebut, bahkan jika konsumsinya terlalu besar hinga melebihi pendapatanya maka tabunganya bisa sama dengan nol atau tidak memiliki simpanan sama sekali. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi masyarakat tersebut. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk meningkatkan tabungan masyarakat, diantaranya adalah melalui program Tabunganku. Program ini diikuti oleh 70 Perbankan nasional dan lebih dari 910 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Selain mengajak masyarakat untuk membudayakan kembali kegiatan menabung, BI dan perbankan nasional juga mengajak masyarakat untuk mengurangi budaya konsumtif yang tidak terlalu berkontribusi positif terhadap produktivitas nasional. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi kalangan bawah. (Gadinasyin, 2014:2). Namun sayangnya, program ini belum begitu terasa dampaknya. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah (dalam medanbisnisdaily.com) menyebutkan, hasil survey neraca rumah tangga BI tahun 2012, hanya 48% dari

2 total rumah tangga di Indonesia yang punya tabungan di bank, lembaga keuangan non bank, dan non lembaga keuangan. Dengan kata lain, masih ada 52% rumah tangga di Indonesia yang belum memiliki tabungan sama sekali. Ini merupakan sesuatu yang ironis dan perlu ada peran pemerintah dalam meningkatkan tabungan masyarakat agar kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Dari tabel 1.1 kita dapat melihat data mengenai posisi tabungan masyarakat Kabupaten Subang. Dari tabel tersebut terlihat terlihat bahwa hampir setiap tahun tabungan masyarakat mengalami kenaikan. Namun pertumbuhannya berfluktuasi. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa kegairahan masyarakat Kabupaten Subang untuk menabung masih belum stabil dan tidak menunjukan peningkatan yang signifikan. Tabel 1.1 Posisi Simpanan Masyarakat di Bank Umum dan BPR di Kabupaten Subang Tahun 2013 (dalam jutaan Rupiah) Tahun Simpanan Masyarakat Pertumbuhan (%) 2004 397.304,00 2005 392.199,00-1,30% 2006 487.648,00 19,57% 2007 687.667,00 29,09% 2008 852.975,00 19,38% 2009 926.006,00 7,89% 2010 997.446,00 7,16% 2011 1.166.739,00 14,51% 2012 1.597.659,00 26,97% 2013 1.840.071,00 13,17% Sumber: Jawa Barat dalam Angka & Subang dalam Angka (diolah) Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat penelitian di Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang. Pada saat ini, tidak semua penduduk yang tinggal di pedesaan berstatus misin. Banyak diantaranya yang hidup berkecukupan. Selain itu, globalisasi yang membuat akses informasi sangat mudah termasuk bagi masyarakat pedesaan telah membuat pola konsumsi masyarakat pedesaan sama dengan masyarakat kota. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat desa yang memiliki kendaraan bermotor yang bagus, alat

3 komunikasi seperti handphone yang canggih yang tidak kalah dengan masyarakat yang tinggal di kota. Idealnya, pendapatan yang besar maka tabungannya pun harus besar pula. Tabel 1.2 Data Penduduk Desa Cimenteng Jumlah Laki-laki 2047 Orang Jumlah Perempuan 1968 Orang Jumlah Total 4015 Orang Jumlah Kepala Keluarga 1247 KK Kepadatan Penduduk 0,48 per Km Sumber: Profil Desa Cimenteng Dari data yang di dapat dari profil Desa Cimenteng diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Cimenteng adalah sebanyak 4.015 Orang dengan 1.247 Kepala keluarga. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Cimenteng adalah petani, yaitu sebesar 47 %, dan buruh tani sebesar 7,62 %. Sedangkan sisanya adalah peternak, pedagang keliling, PNS, dan karyawan di perusahaan swasta. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa orang yang tinggal di pedesaan tidak berarti semuanya miskin, ada pula yang hidup berkecukupan. Tabel 1.3 Kepemilikan Aset Ekonomi No Kepemilikan Aset Jumlah Persentase (%) 1 Televisi/Alat elektronik lainya 761 Keluarga 61,02 % 2 Sepeda motor dan sejenisnya 212 Keluarga 17 % 3 Mobil dan sejenisnya 21 Keluarga 1,68 % 4 Ternak besar 117 Keluarga 9,38 % 5 Ternak kecil 223 Keluarga 17,88 % 6 Rekening bank 62 Keluarga 4,97% 7 Sertifikat tanah 305 Keluarga 24,46 % 8 Perusahaan industri menengah 13 Keluarga 1,04 % 9 Usaha perikanan 2 Keluarga 0,16 % 10 Usaha peternakan 10 Keluarga 0,8 % Sumber: Profil Desa Cimenteng (diolah)

4 Dari data pada tabel 1.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar keluarga yang berada di Desa Cimenteng sudah memiliki tv dan alat elektronik lainya seperti handphone, jumlahnya adalah sebanyak 761 Keluarga. Selanjutnya, jumlah keluarga yang memiliki sepeda motor juga cukup banyak, yaitu sebanyak 212 Keluarga, dan bahkan sudah lazim ada satu keluarga yang memiliki sepeda motor lebih dari satu. Selain itu, jumlah keluarga yang memiliki ternak besar seperti kerbau dan sapi sebanyak 117 Keluarga, sedangkan jumlah keluarga yang memiliki ternak kecil seperti ayam dan bebek sebanyak 223 Keluarga. Tak hanya itu, keluarga yang memiliki sertifikat tanah juga banyak yaitu sebanyak 305 Keluarga. Namun, dari semua aset ekonomi yang dimiliki masyarakat tersebut, hanya sedikit keluarga yang menabung di bank, hal itu terlihat dari sedikitnya keluarga yang memiliki rekening di bank, yaitu hanya sebanyak 62 keluarga. Hal ini mungkin disebabkan oleh pendapatan keluarga yang rendah, konsumsi yang berlebihan, tidak pahamnya akan manfaat menabung di bank, serta jarak yang jauh dari tempat tinggal ke bank. Tabel 1.4 Alokasi Pengeluaran Masyarakat Desa Cimenteng Selama Satu Bulan No Alokasi Pengeluaran Petani Non Petani Berdasarkan Jenis Kebutuhan 1 Kebutuhan Primer 71,02% 62,32% 2 Kebutuhan Hiburan 3,78% 8,15% 3 Kebutuhan Pendidikan 11,45% 14,34% 4 Kebutuhan Kesehatan 2,17% 3,46% 5 Kebutuhan Lainya (cicilan 9,45% 7,38% kendaraan/listrik/tak terduga) 6 Simpanan/Tabungan 2,13% 4,35% Jumlah 100% 100% Sumber: Data Pra Penelitian Dari data di atas terlihat bahwa kebutuhan primer bagi petani bila dipresentasikan rata-rata yaitu sebesar 71,02%, dan non petani sebesar 62,32%. Hal itu bukan berarti kebutuhan primer petani lebih besar daripada non petani, melainkan penghasilan dari non petani lebih besar daripada petani, dan sebagian

5 besar penghasilan petani lebih besar untuk kebutuhan pokok. Sedangkan non petani, karena kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi, maka mereka bisa mengalokasikan penghasilannya untuk kebutuhan lain. Kesadaran non petani yaitu diantaranya PNS dan pekerja swasta akan pentingnya pendidikan juga lebih besar daripada petani, yaitu sebesar 14,34%, sedangkan petani hanya 11,45%. Hal ini dikarenakan banyak diantara keluarga non petani yang menyekolahkan anaknya ke kota sehingga biayanya lebih besar dari menyekolahkan anaknya di tempat yang terdekat. Begitu juga dengan tabungan, keluarga petani lebih sedikit mengalokasikan uangnya untuk disimpan atau ditabung ke bank untuk keperluan tak terduga, yaitu hanya 2,13%, sedangkan untuk keluarga non petani sebesar 4,35% Tabel 1.5 Perilaku Menabung Masyarakat Desa Cimenteng No Pertanyaan STS TS K S SS 1 Selama ini saya menyisihkan sebagian dari pendapatan yang saya peroleh 2 Selama ini saya menyimpan uang yang saya miliki di bank 3 Selama ini saya menyisihkan pendapatan yang saya miliki untuk keperluan yang tak terduga 4 Selama ini saya menggunakan pendapatan yang saya miliki untuk menabung Sumber: Data Pra Penelitian 55% 35% 10% 10% 65% 25% 55% 35% 10% 60% 30% 10% Dari kuesioner perilaku menabung di atas dapat dilihat bahwa responden yang selalu menyisihkan sebagian pendatanya untuk ditabung hanya 10%, 35% hanya kadang-kadang, dan sisanya tidak pernah. Selanjutnya untuk responden yang selalu menyimpan uangnya di bank tidak ada sama sekali, hanya 25% yang kadang-kadang menyimpan uang di bank, sementara sisanya tidak. Sementara itu, responden yang selalu menyisakan uangnya untuk keperluan tak terduga ada 10%, 35% yang kadang-kadang, dan sisanya sebelas orang tidak. Terakhir adalah responden yang menggunakan pendapatanya untuk menabung hanya 10%, 30%

6 kadang-kadang, dan sisanya yaitu dua belas orang tidak. Dari data-data yang diuraikan di atas mengindikasikan bahwa perilaku menabung belum mengakar kuat di masyarakat. Menyadari pentingnya menabung, tentunya hal ini menjadi menjadi perlu untuk diteliti, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa menabung merupakan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimasa depan. Jika tabungan masyarakat rendah, maka kesejahteraan masyarakat dimasa depan pun akan rendah pula. Selain untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik, fungsinya adalah untuk berjaga-jaga, apabila masyarakat tidak mempunyai simpanan ataupun tabungan maka apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga maka masyarakat akan kesulitan untuk mencari solusinya, pada akhirnya masyarakat harus menjual barang-barang berharga miliknya atau meminjam dari tetangga, saudara, ataupun kerabat, dan apabila tidak mendapat pinjaman dari tetangga, saudara, atau kerabat maka masyarakat terpaksa meminjam kepada rentenir dan hal tersebut tentu akan merugikan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Menabung Masyarakat Desa Cimenteng Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Theory of Planed Behavior (TPB) yang dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen tahun 1975. Menurut Ajzen, dalam Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh intensi, sedangkan faktor yang mempengaruhi intensi diantaranya adalah sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan. Dalam meneliti perilaku menabung, intensi seseorang perlu diteliti, yaitu seberapa besar tekad seseorang untuk menabung. dalam meneliti intensi, kita perlu meneliti sikap seseorang terhadap perilaku menabung, apakah seseorang tersebut memiliki sikap yang positif atau negatif terhadap perilaku menabung. Selanjutnya adalah norma subjektif, yaitu apakah orang-orang yang berpengaruh dalam hidup seseorang turut memengaruhi orang tersebut dalam menabung atau

7 tidak. Kemudian, yang perlu diteliti selanjutnya adalah kontrol perilaku yang dipersepsikan yaitu seberapa yakin seseorang merasa mampu untuk menabung dan keyakinan seseorang terhadap ada atau tidaknya faktor-faktor yang menghambat atau mendukung seseorang untuk menabung. Selengkapnya judul penelitian yang akan diangkat oleh penulis adalah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menabung Masyarakat. (Kasus pada Masyarakat Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana Pengaruh Sikap terhadap Intensi Menabung Masyarakat? 1.2.2 Bagaimana Pengaruh Norma Subjektif terhadap Intensi Menabung Masyarakat? 1.2.3 Bagaimana pengaruh Kontrol Perilaku yang dipersepsikan terhadap Intensi Menabung Masyarakat? 1.2.4 Bagaimana pengaruh Kontrol Perilaku yang dipersepsikan terhadap Perilaku Menabung Masyarakat? 1.2.5 Bagaimana Pengaruh Intensi Menabung tehadap Perilaku Menabung Masyarakat? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk Mengetahui Pengaruh Sikap terhadap Intensi Menabung Masyarakat. 1.3.2 Untuk Mengetahui Pengaruh Norma Subjektif terhadap Intensi Menabung Masyarakat. 1.3.3 Untuk Mengetahui pengaruh Kontrol Perilaku yang dipersepsikan terhadap Intensi Menabung Masyarakat. 1.3.4 Untuk Mengetahui pengaruh Kontrol Perilaku yang dipersepsikan terhadap Perilaku Menabung Masyarakat. 1.3.5 Untuk Mengetahui Pengaruh Intensi Menabung tehadap Perilaku Menabung Masyarakat.

8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat, beberapa manfaatnya antara lain: Manfaat Praktis : a. Memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menabung masyarakat Desa Cimenteng. b. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan tabungan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manfaat Teoritis: a. Mengembangkan disiplin ilmu dengan khasanah ilmu ekonomi mikro. b. Memperkaya tulisan yang berhubungan dengan perilaku menabung dan mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.