V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

Air. Shinta Rosalia Dewi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme. Marlia Singgih Wibowo

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN A... Latar Belakang Masalah... 1 B... Identifi kasi dan Perumusan Masalah... 3 C... Tujuan Penelitian... 4 D...

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB V. ASOSIASI MIKROBIA DENGAN BAHAN PANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

PAPER BIOKIMIA PANGAN

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

Factors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

PENGEMASAN MAKANAN ZAENAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengasapan pangan. Kuliah ITP

SAP DAN SILABI MIKROBIOLOGI DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

III. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

Daftar Vegetables Vocabulary tentang Nama Sayuran dalam Bahasa Inggris

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

AIR. Jumlah melimpah (70% penyusun kehidupan) Medium transpor nutrien dan energi kimia. Reaksi enzimatis & metabolisme

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

Media Kultur. Pendahuluan

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur yang menyusun

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangal) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBIA PERUSAK IKAN DENGAN PENGEMULSI TWEEN 80

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

Ketahanan Daging Rendang Tanpa Pemasakan Ulang Selama Penyimpanan Suhu Ruang Berdasarkan Uji Reduktase dan Organoleptik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP SEL VEGETATIF DAN SPORA

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

KOMPOSISI DAN MIKROBA TELUR

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak di tangkap dan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Karakteristik teh hijau No Parameter SNI Menurut Nasution dan Tjiptadi (1975) 1 Keadaan - Rasa

1. Pendahuluan 2. Struktur 3. Sifat Fungsional 4. Air dalam bahan pangan 5. Water Activity (Aw) Kimia Pangan 2016/2017

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nur Rahmah Fithriyah

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

TOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

Transkripsi:

V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME Parameter Intrinsik Konsentrasi Ion Hidrogen (ph) o Kebanyakan mikroorganisme tumbuh pada ph sekitar 7,0 (6,6-7,5) o Pada ph rendah seperti buah-buahan, soft drink, dan cuka pada umumnya bakteri sedikit yang tumbuh. Ketahanan simpan pada produk tersebut sebagian besar disebabkan oleh ph bahan. Kerusakan buah-buahan biasanya disebabkan oleh jamur dan yeast yang dapat tumbuh pada ph rendah. o Daging dan ikan mempunyai ph di atas 5,6 oleh karena itu kerusakan banyak disebabkan oleh bakteri demikian juga jamur dan yeast. o ph dari beberapa makanan dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan 3.2. Kadar air o Air yang dipergunakan oleh mikroorganisme didefinisikan sebagai aktivitas air (a w ) o a w = P/PO o Keterangan : p = tekanan uap dari larutan o PO = tekanan uap dari pelarut (biasanya air) o R.H. = a w x 100

Tabel 3.1. Nilai ph dari produk susu, daging unggas, dan ikan (Jay, 1970) Product Meat & Poultry Beef (ground) Ham Veal Chiken Fish & Shellfish Fish (most species) * Clams Crabs Oysters Tuna fish Shrimp Salmon White fish Dairy Products Butter Buttermilk Milk Cream Cheese (American mild & Cheddar) * Just after death. ph 5.1-6.2 5.9-6.1 6.0 6.2-6.4 6.6-6.8 6.5 7.0 4.8-6.3 5.2-6.1 6.8-7.0 6.1-6.3 5.5 6.1-6.4 4.5 6.3-6.5 6.5 4.9,5.9 Potensial oksidasi-reduksi (O/R, Eh) o Potensial oksidasi-reduksi dapat didefinisikan sebagai kemampuan substrat untuk melepaskan atau mendapatkan elektron. o Elemen atau komponen dikatakan teroksidasi bila kehilangan elektron, sedangkan apabila mendapat elektron disebut tereduksi. o Oksidasi dapat diperoleh dengan menambahkan oksigen. o Contoh : Cu ===== Cu + e = oks; = red

Tabel 3.2. Nilai ph beberapa buah-buahan dan sayuran (Jay, 1970) Vegetables Asparagus (buds and stalks) Beans (String and Lima) Beets (sugar) Broccoli Brusser sprouts Cabbage (green) Carrots Cauliflower Celery Corn (sweet) Eggplant Lettuce Olives Onions (red) Parsley Parsnip Potatoes (tubers & sweet) Pumpkin Rhubarb Spinach Squash Tomatoes (whole) Turnips Fruits Apples Bananas Figs Grapefruit (juice) Limes Melone (honey dew) Oranges (juice) Plums Watermelons grapes ph 5.7-6.1 4.6 & 6.5 4.2-4.4 6.5 6.3 5.4-6.0 4.9-5.2;6.0 5.6 5.7-6.0 7.3 4.5 0.0 3.6-3.8 5.3-5.8 5.7-6.0 5.3 5.3-5.6 4.8-5.2 3.1-3.4 5.5-6.0 5.0-5.4 4.2-4.3 5.2-5.5 2.9-3.3 4.5-4.7 4.6 3.0 1.8-2.0 6.3-6.7 3.6-4.3 2.8-4.6 5.2-5.6 3.4-4.5

Tabel 3.3. A w, minimum untuk pertumbuhan mikroorganisme pangan organisms Groups Most spoilage bacteria Most spoilage yeast Most spoilage molds Halophilic bacteria Xerophilic molds Osmophilic yeast Specific organisms Achromobacter Aerobacter aerogenes Bacillus subtilis Clostridium botulinum Escherichia coli Pseudomonas Staphylococcus aureus Saccharomyces rourii Minimum a w 0.91 0.88 0.80 0.75 0.65 0.6 0.96 0.95 0.95 0.95 0.96 0.97 0.86 0.62 Komposisi nutrien o Air o sumber energy o sumber nitrogen o vitamin dan faktor tumbuh o mineral Inhibitor o substansi antimikrobia sering terdapat secara alamiah dalam bahan pangan. o Contoh : susu mengandung lactenin dan faktor anticoliform putih telur mengandung lysozyme cranberries mengandung asam benzoate

Struktur biologis o Kulit luar buah-buahan, cangkang telur, kulit binatang, kulit biji-bijian merupakan pelindung terhadap masuknya mikrobia perusak. o Apabila terjadi kerusakan mudah terjadi kerusakan. Parameter Ekstrinsik Suhu penyimpanan o mikrobia tumbuh pada kisaran suhu yang cukup luas. o Organisme yang tumbuh baik di bawah suhu 20 C dan mempunyai suhu optimum antara 20-30 C disebut psychrophiles. o Mesophiles: tumbuh baik pada suhu 20-45 C dengan suhu optimal antara 30-40 C. o Thermophiles: tumbuh baik pada suhu di atas 45 C dengan suhu optimal antar 55-65 C. o Gambar 3.1. menunjukkan pengaruh suhu dan waktu terhadap pertumbuhan bakteri. Kelembaban Relatif (R.H.) lingkungan o Kelembaban relatif lingkungan penyimpanan penting terhadap a w makanan dan pertumbuhan mikrobia pada permukaan bahan. o Jika makanan ber a w rendah diletakkan dalam lingkungan dengan R.H. tinggi, makanan akan menyerap uap air dari udara hingga tercapai titik equilibrium. Komposisi dan konsentrasi gas di sekitar o Komposisi udara penyimpanan dapat dimodifikasi komposisinya. o Kondisi penyimpanan bahan makanan dalam udara yang dinaikkan kadar CO 2 -nya hingga 10% disebut "controlled atmosphere". o CO 2 diketahui dapat menghambat pembusukan oleh jamur pada buahbuahan. o Ozone (O 3 ) yang ditambahkan pada lingkungan penyimpanan mempunyai efek preservasi pada makanan tertentu. o O 3 diketahui efektif terhadap mikroorganisme pembusuk. o O 3 merupakan agensia pengoksidasi yang kuat. Tidak cocok untuk

o preservasi bahan makanan yang mengandung lemak tinggi, karena akan menyebabkan ketengikan. Baik CO 2 maupun O 3 efektif dalam mengnambat pembusukan di permukaan pada daging sapi.