BAB IV GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

REPUBLIK INDONESIA SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2014 TENTANG

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2015 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan).

BAB I PENDAHULUAN. penetapan tarif sewa Rusunawa Tamanan Banguntapan. Berdasarkan latar belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

2 masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah mengingat meningkatnya harga tanah dan bangunan, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentua

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

PEMBANGUNAN PERUMAHAN TANTANGAN, VISI, DAN ARAHAN PROGRAM

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 143 TAHUN 2015 TENTANG

DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. singkatan dari produktif, profesional, ijo rojo-royo, tertib, aman, sehat, dan asri.

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.694,2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pembiayaan KPR Sejahtera pada Bank BRISyariah Cabang Padang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 229 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 132 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 139/KPTS/M/2002 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan. Rumah Sejahtera. Rumah Sejahtera Murah Tapak.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan rumah adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 01/KPTS/1994 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

2017, No Perumahan Rakyat tentang Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rum

BAB IV ANALISIS DATA

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 123 TAHUN 2013 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK/IBU ASUH PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BAB IV GAMBARAN UMUM

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Kebijakan Permukiman dan Perumahan Nasional Kunjungan Kerja Komisi III DPRD Kab. Tana Tidung

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Alokasi Kebutuhan, Pupuk Bersubsidi, Sektor Pertanian.

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Keadaan geografis suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari 5 kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 110º 12 34 sampai 110º 31 08 Bujur Timur dan antara 7º 44 04 sampai 8º 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten Bantul memiliki 17 kecamtan antara lain Srandakan, Sanden, Pandak, Bambanglipuro, Pundong, Bantul, Kretek, Jetis, Dlingo, Imogiri, Pleret, Piyungan, Banguntapan, Sewon, Kaasihan, Pajangan dan Sedayu. Kabupaten Bantul berbatasan langsung dengan: Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman : Kabupaten Kulonprogo : Kabupaten Gunungkidul : Samudera Indonesia. B. Kondisi Demografi Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) Kabupaten Bantul memiliki luas wilayah 50.685 Ha. Apabila dibandingkan antara luas wilayah dengan jumlah penduduk pada tahun 2015, maka kabupaten ini memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.917 jiwa per km 2 lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 1.911 juta per km 2. 43

44 Jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sebesar 971.551 jiwa pada tahun 2015. Dalam 5 periode terakhir kabupaten ini mengalami masa transisi dimana terjadi pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk dari tahun 2011-2015 yang terus meningkat. Menurut jenis kelamin, secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan dari tahun ke tahun lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. TABEL 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011-2015 Tahun Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 2011 459.459 461.804 921.263 2012 464.049 466.227 930.276 2013* 475.872 479.143 955.015 2014* 482.805 485.827 968.632 2015* 481.510 490.001 971.551 *Proyeksi penduduk 2010-2020 Sumber: Kabupaten Bantul Dalam Angka (beberapa tahun) C. Keadaan Ekonomi Perekonomian Kabupaten Bantul di dukung dari berbagai sektor, antara lain sektor pertanian, industri pengolahan serta perdagangan hotel dan perdagangan. Sejalan dengan perlambatan perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi pada tahun 2015 tercatat sebesar 4,9%, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul juga mengalami perlambatan menjadi 5,00% dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 15.610.514,3 juta. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu

45 5,15%. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. TABEL 4.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 Tahun PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2011 12.728.666,3 5,07 2012 13.407.021,8 5,32 2013 14.138.719,3 5,46 2014 14.867.408,8 5,15 2015 15.610.514,3 5,00 Sumber: Kabupaten Bantul Dalam Angka (beberapa tahun), Diolah D. Kemiskinan Tingkat kemiskinan Kabupaten Bantul pada tahun 2015 sebesar 16,33%, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,89%. Demikian juga dengan garis kemiskinan di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan dari Rp 301.986,00 pada tahun 2014 menjadi Rp 312.514,00 pada tahun 2015. Selama periode 2011-2015 penduduk miskin di Kabupaten Bantul cenderung mengalami perlambatan dari tahun ke tahun. Dimana pada Tahun 2011 presentase jumlah penduduk miskin sebesar 17,28 %, dan melambat pada tahun 2012 sebesar 16,97% dan stabil pada tahun 2013 dimana penduduk miskin tetap pada angka 16,97%. Posisi penduduk miskin kembali mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu 15,89% dan mengalami kenaikan menjadi 16,33% di tahun 2015.

46 TABEL 4.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 Tahun Penduduk Miskin Jumlah (Ribu) % 2011 159,4 17,28 2012 158,8 16,97 2013 159,2 16,97 2014 153,5 15,89 2015 160,2 16,33 Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota (beberapa tahun) E. Backlog Jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bantul yang terus meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan terjadinya ketimpangan antara kebutuhan rumah dan ketersediaan rumah. Menurut Dinas PUP-ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2015 jumlah total rumah di kabupaten ini adalah 220.077 unit. Sedangkan jumlah kebutuhan rumah di Kabupaten Bantul pada tahun 2015 adalah 194.501 unit, terdapat kesenjangan antara jumlah rumah yang tersedia dengan jumlah kebutuhan rumah tersebut sehingga menyebabkan kekurangan rumah (backlog) sebesar 25.576 unit. Gambaran keadaan jumlah rumah yang belum terpenuhi di Kabupaten Bantul dapat dilihat dalam proyeksi backlog (kekurangan rumah) di setiap kecamatan di Kabupaten Bantul. Dari data proyeksi tahun 2015 jumlah backlog paling banyak terdapat di Kecamatan Jetis yaitu sebanyak 2.012 unit. Sedangkan untuk jumlah backlog paling sedikit ada pada Kecamatan Pajangan sebanyak 135 unit.

47 TABEL 4.4. Proyeksi Backlog Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kabupaten / Kota Backlog (Unit) Srandakan 492 Sanden 1.557 Pandak 1.394 Bambanglipuro 671 Pundong 502 Bantul 246 Jetis 2.012 Kretek 1.813 Dlingo 1.221 Imogiri 437 Pleret 1.517 Piyungan 3.463 Banguntapan 1.784 Sewon 1.078 Kasihan 5.474 Pajangan 135 Sedayu 1.781 Kabupaten Bantul 25.576 *Hasil proyeksi backlog Kabupaten Bantul pada RP4D DIY 2005-2014 Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Review RP4D Tahun Anggaran 2010 F. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Bantul setiap tahun maka semakin tingginya permintaan atas rumah di Kabupaten Bantul, karena lahan yang semakin sempit dan harganya semakin mahal membuat masyarakat, terutama MBR kesulitan untuk mendapatkan rumah di Kabupaten Bantul. KPR merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. KPR adalah pinjaman untuk kebutuhan rumah. KPR disalurkan oleh pihak bank, baik bank pemerintah, bank swasta maupun Bank Perkreditan

48 Rakyat (BPR). Dalam Periode 2011-2015 penyaluran dana baik dari bank umum maupun BPR terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, jumlah KPR tercatat sebesar Rp 773.373,00 angka tersebut lebih besar dari tahun 2014 yaitu Rp 758.075,00. Begitu juga untuk tahun sebelumnya juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan KPR setiap tahunnya disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan rumah setiap tahunnya. TABEL 4.5. Posisi Pinjaman Rupiah yang Diberikan Bank Umum dan BPR untuk Rumah Tinggal Berdasarkan Lokasi Proyek di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015 Tahun Pinjaman untuk Rumah Tinggal (Juta Rupiah) 2011 452.695 2012 469.636 2013 598.904 2014 758.075 2015 773.373 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Beberapa Tahun) G. Perumnas Bumi Guwosari Perumnas Bumi Guwosari merupakan salah satu kawasan perumahan yang terletak di Dusun Pringgading, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Perumnas Bumi Guwosari dibangun sejak tahun 1995, sebelum menjadi perumahan lokasi tersebut adalah tegal milik perseorangan yang kemudian dibeli oleh perumnas untuk dijadikan perumahan dengan harga Rp 5.000,00 per m 2. Perumnas Bumi Guwosari ini memiliki luas lahan sebesar 29 Ha, dengan jumlah rumah 1300 unit di tahun 2015 yang terdiri dari blok I sampai dengan blok XII dengan tipe rumah 21, 27, 29, 36, 45 dan kios. Selain itu, perumahan di berbatasan langsung dengan dua lokasi wisata di

49 Kabupaten Bantul yaitu Desa Wisata Krebet (kerajinan batik kayu) disebelah barat dan obyek wisata Goa Selarong peninggalan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro disebelah timur. Jarak tempuh dari pusat kota Yogyakarta lebih kurang 13 km dari lokasi perumahan. Wilayah yang sedang di kembangkan yaitu blok III E dan III D tanpa KPR subsidi, sedangkan blok III A, III B, III C dan VI B merupakan blok yang di bangun pada tahun 2011-2013 dengan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sumber: Perumnas, 2016 GAMBAR 4.1. Peta Kawasan Perumnas Bumi Guwosari

50 Berikut ini merupakan daftar wilayah (blok) di Perumnas Bumi Guwosari yang menggunakan KPR Subsidi dengan bantuan Faslitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2013. TABEL 4.6. Daftar Rumah KPR Sejahtera di Perumnas Bumi Guwosari No Wilayah Jenis Rumah Tipe Rumah Jumlah (unit) 1 Blok III A RST 36/70 m 2 37 2 Blok III B RST 29/75 m 2 60 3 Blok III C RST 29/75 m 2 71 4 Blok VI B RST 36/70 m 2 91 Sumber: Data Primer Perumnas Bumi Guwosari, 2016 H. Profil Responden Responden dalam penelitian iniadalah warga yang tinggal di Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B tahun 2013 yang berjumlah 82 orang. Karakteristik responden diuraikan berdasarkan jenis kelamin, usia, lama tinggal, pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Dari 82 orang yang dijadikan responden dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut: TABEL 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%) Laki-laki 57 69,5 Perempuan 25 30,5 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Dari tabel 4.7. karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diatas menjelaskan bahwa secara jumlah presentase responden laki-laki lebih besar dari responden perempuan. Jumlah responden berjenis kelamin

51 laki-laki sebanyak 57 orang (69,5%) sementara responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 orang (30,5%). b. Karakteristik responden berdasarkan usia. Seluruh responden di Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B termasuk dalam kategori usia produktif yaitu berkisar antara usia 25 tahun sampai 52 tahun. Berikut data responden berdasarkan usia: TABEL4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) 25-29 22 26,8 30-34 27 32,9 35-39 17 20,7 40-44 8 9,8 45-49 3 3,7 50-54 5 6,1 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Berdasarkan tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa sebgain besar responden berusia 30-34 tahun yaitu berjumlah 27 orang (32,9%), untuk responden usia 25-29 tahun berjumlah 22 orang (26,8%), usia 35-39 tahun berjumlah 17 orang (20,7%), usia 40-44 tahun berjumlah 8 orang (9,8%), kemudiam usia 45-49 sebanyak 3 orang (3,7%) dan usia 50-54 tahun sebanyak 5 orang (6,1%). c. Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal. Responden dalam penelitian ini merupakan warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B yang mulai menempati

52 perumahan pada tahun 2013. Berikut data responden berdasarkan lama tinggal: TABEL 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal Lama Tinggal (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) < 1Tahun 4 4,9 1-2 Tahun 57 69,5 2,1-3 Tahun 16 19,5 3,1 4 Tahun 5 6,1 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Berdasarkan tabel 4.9. diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tinggal di Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B selama 1-2 tahun yaitu sebanyak 57 orang (69,5%). Selanjutnya untuk warga yang tinggal <1 tahun sebanyak 4 orang (4,9%), untuk yang tinggal selama 2,1-3 tahun sebanyak 16 orang (19,5%) dan yang tinggal paling lama selama 3,1-4 tahun ada sebanyak 5 orang (6,1%). Kebanyakan dari mereka merupakan pendatang dari berbagai daerah. d. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan. Seluruh warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B yang dipilih menjadi responden adalah orang-orang yang berpendidikan. Namun responden memiliki latar belakang pendidikan yang bermacam-macam. Dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Strata Dua (S2). Berikut ini merupakan data pendidikan terakhir responden:

53 TABEL 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Presentase (%) SD 1 1,2 SMP/Sederajat 1 1,2 SMA/Sederajat 27 32,9 D1 3 3,7 D3 9 11,0 D4 1 1,2 S1 38 46,3 S2 2 2,4 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Dari tabel 4.10. diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terakhir responden dimulai dari SD sampai dengan S2. Mayoritas warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B berpendidikan tinggi, pendidikan terakhir mereka adalah S1 yaitu sebanyak 38 orang (46%). Disusul dengan SMA atau sederajat sebanyak 27 orang (32,9%) kemudian D3 sebanyak 11,0% D1 sebanyak 3 orang (3,7%) dan S2 sebanyak 2 orang (2,4%). Untuk sisanya masing-masing sebanyak 1 orang (1,2%) yaitu SD, SMP atau Sederajat dan D4. e. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. Warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VIB yang dipilih menjadi responden memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi, mulai dari pegawai negeri sampai dengan karyawan swasta bahkan tak sedikit dari mereka yang bekerja sebagai wiraswasta. Berikut ini merupakan data pekerjaan responden:

54 TABEL 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah (Orang) Presentase (%) Animator 1 1,2 Apoteker 1 1,2 Buruh 1 1,2 Freelance 1 1,2 Guru 5 6,1 Guru Bimbel 1 1,2 Jaksa 1 1,2 Karyawan Swasta 56 68,3 Perawat 1 1,2 Pegawai Bank 1 1,2 PNS 6 7,3 Progammer 1 1,2 Wiraswasta 6 7,3 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Dari tabel 4.13. dapat dilihat bahwa terdapat bermacam-macam pekerjaan. Mayoritas responden bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 56 orang (68%) sedangkan jumlah PNS dan Wiraswasta masingmasing sebanyak 6 orang (7,3%) kemudian guru sebanyak 5 orang (6,1%). Sisanya masing-masing sebanyak 1 orang (1,2%) untuk jenis pekerjaan buruh, freelance, guru bimbel, jaksa, perawat, pegawai bank dan programmer. f. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga. Warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B terdiri dari responden yang belum berkeluarga (lajang) dan sudah berkeluarga. Namun mayoritas responden sudah berkeluarga. Berikut ini merupakan data jumlah anggota keluarga responden:

55 TABEL 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumalah Anggota Keluarga Jumlah Anggota Keluarga (Orang) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 5 6,1 2 10 12,2 3 27 32,9 4 31 37,8 5 9 11,0 Total 82 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2017 Dari tabel 4.12. tersebut menjelaskan bahwa jumlah anggota keluraga mayoritas sebanyak 3 orang berjumlah 31 orang (37,8%) kemudian disusul dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 3 orang berjumlah 27 orang (32,9%). Untuk jumlah anggota keluarga sebanyak 2 orang berjumlah 10 orang (12,2%) sedangkan jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang berjumlah 9 orang (11,0%), sementara bagi warga yang belum berkeluarga atau jumlah anggota keluarga sebanyak 1 orang sebanyak 5 orang (6,1%). I. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2014, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah program penyediaan sumber pendanaan perumahan di Indonesia yang menjadi salah satu terobosan Kementerian Perumahan Rakyat. Bantuan FLPP bertujuan untuk menyediakan dana dalam mendukung kredit/pembiayaan pemilikan rumah sederhana sehat (KPRSh) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

56 FLPP merupakan dukungan pembiayaan perumahan bagi MBR yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Pusat Pembiayaan Perumahan (PPP) Kementerian Perumahan Rakyat melalui lembaga perbankan. FLPP dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 2010 dan merupakan pengganti bantuan pembiayaan perumahan yang semula dikenal oleh masyarakat yaitu subsidi perumahan. Dana FLPP bersumber dari APBN yang masuk dalam pos pembiayaan sehingga dana FLPP ini bersifat bergulir (tidak habis pakai), sementara pada skim subsidi dananya berasal dari pos belanja yang sifatnya habis pakai. Pembiayaan perumahan menggunakan sebagian dana FLPP dan sebagian dana perbankan. Gabungan antara dana FLPP dan dana bank pelaksana dengan proporsi tertentu dilakukan untuk menerbitkan KPR Sejahtera dengan tingkat suku bunga kredit/marjin pembiayaan yang terjangkau dan bersifat tetap selama jangka waktu kredit/pembiayaan. Kelompok sasaran untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPR Sejahtera Syariah Tapak adalah MBR. Berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2014, disebutkan bahwa kelompok sasaran yang dimaksud adalah: (1) Belum pernah memiliki rumah yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan dan diketahui oleh kepala desa setempat atau surat keterangan sewa maupun kuitansi sewa rumah. (2) Belum pernah menerima subsidi Pemerintah untuk pemilikan rumah. (3) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

57 (4) Menyerahkan fotokopi (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi atau surat pernyataan bahwa penghasilan pokok yang bersangkutan tidak melebihi batas penghasilan pokok yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri. Penghasilan tersebut adalah pendapatan yang didasarkan atas gaji pokok atau pendapatan pokok per bulan. No TABEL 4.13. Batasan Pendapatan KPR Sejahtera Tahun 2015 Penghasilan Per Bulan Kelompok Sasaran Kpr Sejahtera Paling Banyak 1 KPR Sejahtera Tapak Rp. 4.000.000,00 2 KPR Sejahtera Syariah Tapak Rp. 4.000.000,00 Sumber: Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2014 Sedangkan untuk warga Perumnas Bumi Guwosari blok III A, III B, III C dan VI B menggunakan batasan penghasilan menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 karena mereka melakukan KPR Subsidi pada tahun 2013. Berikut merupakan batasan pendapatan MBR: No TABEL 4.14. Batasan Pendapatan KPR Sejahtera Tahun 2013 Penghasilan Per Bulan Kelompok Sasaran Kpr Sejahtera Paling Banyak 1 KPR Sejahtera Tapak Rp. 3.500.000,00 2 KPR Sejahtera Syariah Tapak Rp. 3.500.000,00 Sumber: Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Analisa atas kelayakan dan kemampuan mengangsur pemohon KPR Sejahtera diserahkan kepada bank pelaksana.

58 TABEL 4.15. Ketentuan Rumah Sejahtera Tapak Tahun 2015 Ketentuan Tapak Bunga/ Margin paling 5 % tinggi Harga Jual Antara Rp 110,5 juta-rp 174 juta Maksimum Sesuai dengan PMK 113/PMK.03/2014 Harga jual bebas PPN 10% Ketentuan lain Rumah Sejahtera Tapak hanya dapat disewakan dan/atau dialihkan kepemilikannya dalam hal: Pewarisan Telah dihuni lebih dari 5 tahun untuk Rumah Sejahtera Tapak. Pindah tempat tinggal akibat peningkatan sosial ekonomi atau untuk kepentingan bank pelaksana dalam rangka penyelesaian kredit atau pembiayaan bermasalah. Sumber: Peraturan Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2015. Terdapat batasan harga Rumah Sejahtera Tapak. Berikut akan dijelaskan rincian batasan harga rumah: TABEL 4.16. Batasan Harga Jual Rumah Tapak Tahun 2015 No Zona Tahun 2015 1 Jawa (kecuali Jabodetabek) Rp. 116.500,00 2 Sumatera (kecuali Kep. Riau dan Bangka Belitung Rp. 116.500,00 3 Kalimantan Rp. 128.000,00 4 Sulawesi Rp. 122.500,00 5 Maluku dan Maluku Utara Rp. 133.500,00 6 Bali dan Nusa Tenggara Rp. 133.500,00 7 Papua dan Papua Barat Rp. 183.500,00 8 Kep. Riau dan Bangka Belitung Rp. 122.500,00 9 Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi) Rp. 133.500,00 Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.03/2014

59 J. Perumahan KPR Sejahtera (FLPP) Tahun 2016 Menurut Satriavie dan Nughroho (2015) pada April 2015 KPR Sejahtera Tapak dihapus oleh pemerintah, namun masih ada perumahan dengan bantuan FLPP yang sedang dibangun dan dipasarkan pada tahun 2016. Berikut merupakan daftar perumahan KPR Sejahtera dengan bantuan FLPP yang sedang dalam proses pembangunan dan pemasaran pada tahun 2016. TABEL 4.17. Daftar Perumahan KPR Sejahtera Tahun 2016 No Nama Perumahan Tipe Pengembang Wilayah Kulon Progo 1 Ndalem Giripeni 32/60 PT. Biva 2 Bumi Progo Sejahtera (PNS KP) 36/75 PT. KSSA 3 Griya Ploso Sari 36/65 PT. Paraland Wilayah Gunung Kidul (Wonosari) 1 Perum Griya Lohgandeng Permai 36/72 PT. SR (Riscon) 2 Puri Semaru Residence 30/60 PT. Puri Dharma Wilayah Bantul 1 Ndalem Sendangsari 32/60 PT. Biva 2 Ndalem Triwidadi 32/60 PT. Biva Wilayah Purworejo 1 Palapan Estate 36/64 PT. Cakra Hisanda 2 Al Istiqomah 36/60 PT. Cakra Hisanda 3 Karang Sari 36/60 PT. Cakra Hisanda 4 Diponayan 36/60 PT. Cakra Hisanda 5 Jaya Mandiri 36/60 PT. Cakra Hisanda 6 Graha Arsa Kedung Pucang 36/60 PT. Arsa Selaras S 7 Green Indah Sucen 36/62 PT. Tiga Putra R.P Wilayah Temangguang 1 Perum Aza GriyaWali Telon 36/84 PT. Aza Buana 2 Griya Lurensa 21/72 PT. Aza Buana Wilayah Magelang 1 Perum Citra Asri 36/60 PT. Citra Teknika 2 Perum Azallona 30/60 PT. Aza Buana 3 Perum Bonjitan (FLPP & non FLPP) 23/61 PT. Tsaqifuziel Wilayah Sleman 1 Perum Godean Jogja Hills 30/60 PT. Dewi Sri Rejeki Sumber: Bank BTN KC Yogyakarta, 2016