GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pemerintah Kabupaten Demak

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN


BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS TATANIAGA BERAS

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

Sekapur Sirih. Demak, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. Ir. Endang Tri Wahyuningsih, MM. NIP

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRIORITAS AKTIVITAS PERTANIAN, INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DI KABUPATEN KULON PROGO TUGAS AKHIR. Oleh: B U S T A M I L2D

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Wilayah dan Topografi Kabupaten Demak berada di bagian utara Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 kilometer di sebelah timur Kota Semarang. Kabupaten Demak memiliki luas 897,43 km 2. Secara administratif Kabupaten Demak terbagi menjadi 14 kecamatan dan 247 desa. Kabupaten Demak mempunyai batas wilayah secara administratif sebagai berikut: 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara, 2) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus, 3) sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, 4) sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang, dan 5) sebelah barat dengan Laut Jawa dan Kota Semarang. Kabupaten Demak merupakan daerah dengan produksi padi terbesar di Propinsi Jawa Tengah, dengan produksi padi pada tahun 2009 sebesar 571,330 ton dengan produktivitas sebesar 5,85 ton per hektar. Produksi, luas panen, dan produktifitas padi Kabupaten Demak per Kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 7. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Kabupaten Demak Tahun 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 Produksi (ton) 520,109 500,649 517,463 563,737 571,330 Luas Panen (ha) 93,184 92,304 91,516 92,575 97,610 Produktifitas 5,58 5,42 5,65 6,09 5,85 (ton/ha) Sumber : Badan Pusat Statistik Demak 2010(b) Tabel 7 menunjukkan produksi padi di Kabupaten Demak selama tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 9,84 persen dari 520,109 ton pada tahun 2005 menjadi 571,330 ton pada tahun 2009. Luas panen padi di Kabupaten Demak mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen dari tahun 2005 sebesar 93,184 ha menjadi 97,610 ha pada tahun 2009. Produktifitas mengalami

kenaikan sebesar 4,8 persen selama kurun waktu lima tahun terakhir dari 5,5 ton/ha pada tahun 2005 menjadi 5.8 ton/ha pada tahun 2009. Sedangkan data luas wilayah, luas sawah, dan produksi padi, menurut kecamatan di Kabupaten Demak dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Luas Wilayah, Luas Sawah, dan Total Produksi Padi Kabupaten Demak per Kecamatan Tahun 2009 Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Luas Sawah (ha) Produksi (ton) Mranggen 7.222 854 9.673 Karangaen 6.695 786 20.011 Guntur 5.753 3.218 37.609 Sayung 7.869 3.379 29.387 Karangtengah 5.155 3.572 36.109 Bonang 8.324 5.349 56.452 Demak 6.113 4.057 51.594 Wonosalam 5.788 3.773 38.925 Dempet 6.161 4.562 51.591 Gajah 4.783 3.438 47.391 Karanganyar 6.776 4.945 56.698 Mijen 5.029 3.634 34.310 Wedung 9.876 5.457 63.269 Kebonagung 4.199 3.315 38.530 Jumlah 89.743 50.360 571.330 Sumber : Badan Pusat Statistik Demak 2010(b) Kecamatan Wedung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Demak. Sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Jepara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mijen, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bonang, serta sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa. Secara administratif luas wilayah Kecamatan Wedung adalah 98,76 km 2 yang terdiri atas 20 desa dan seluruhnya telah termasuk dalam klasifikasi desa swasembada. Sebagai daerah agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian, wilayah Kecamatan Wedung terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 5.580 ha dan selebihnya adalah lahan kering. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah yang digunakan berpengairan tadah hujan dengan luas 3.883,99 ha dan setengah teknis 70 ha. Sedang untuk lahan kering, 138,40 ha digunakan untuk tegal/kebun, 454,30 ha digunakan untuk bangunan dan halaman, selebihnya digunakan untuk lainnya (jalan, sungai, dll). 40

Jumlah penduduk Kecamatan Wedung berdasarkan hasil Registrasi Penduduk 2009 adalah sebanyak 80.109 orang yang terdiri atas 38.924 laki-laki dan 41.185 perempuan. Jumlah penduduk ini berkurang sebanyak 718 orang atau sekitar 0,88 persen dari tahun sebelumnya. Secara berurutan, penduduk terbanyak berada di Desa Wedung dengan jumlah penduduk 9.952 orang. Sedang jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Kendalasem sebanyak 1.541 orang. Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kecamatan Wedung termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 49.219 orang (61,44 persen), dan selebihnya 27.647 orang (34,51) berusia di bawah 15 tahun dan 3.243 orang (4,05 persen) berusia 65 tahun keatas. Dilihat dari mata pencaharian penduduk Kecamatan Wedung di atas 10 tahun 2009, buruh tani merupakan mata pencaharian utama dengan jumlah terbanyak yaitu 11.974 orang. Urutan ke dua dan tiga adalah petani sendiri dengan jumlah 9.947 orang dan 5.871 orang sebagai nelayan. Kemudian disusul secara berurutan yaitu pedagang dengan jumlah 2.564 jiwa, buruh bangunan sebanyak 695 orang, buruh industri sebanyak 558 orang, pegawai negeri / ABRI sebanyak 370 orang, pensiunan 84 orang, dan 20.004 lainnya. Dari sisi sosial, data tahun 2009 menunjukkan penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan yang ditamatkan. Data tersebut meliputi 9.955 orang tidak/belum sekolah, 6.651 belum tamat SD, 9.098 tidak tamat SD, 25.948 SD, 6.404 SLTP, 3.981 SLTA, dan 744 akademi/pt. Terdapat 49 Sekolah Dasar (SD)/sederajat, 15 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/sederajat, dan 9 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat. Sedang jumlah guru berturutturut adalah 544 orang untuk SD, 318 untuk SLTP, dan 183 untuk SLTA. Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Wedung terdiri dari 2 Puskesmas, 5 Puskesmas pembantu, 2 poliklinik desa, dan 2 rumah bersalin serta tenaga medis yaitu 3 dokter, 14 paramedis, 12 bidan, dan 26 dukun bayi. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto dalam kurun waktu 2008-2009 yaitu sebesar 48,65 persen pada tahun 2008 dan 48,82 persen pada tahun 2009. Sektor perdagangan memberikan kontribusi berturut-turut sebesar 21,39 persen dan 21,45 persen. Sektor yang lainnya adalah jasa-jasa sebesar 8,37 persen pada kurun waktu 41

tersebut, pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,55 persen dan 6,35 persen, bangunan sebesar 5,54 persen dan 5,59 persen, industri pengolahan sebesar 3,87 persen dan 3,74 persen, lembaga keuangan dan persewaan sebesar 2,86 persen dan 2,89 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 1,53 persen dan 1,57 persen, dan listrik, gas, dan air bersih sebesar 1,24 persen dan 1,23 persen. 5.2. Deskripsi Karakteristik Petani Responden Dalam penelitian ini, petani yang diambil menjadi sampel berjumlah 30 orang. Semua petani merupakan penduduk Desa Kenduren yang merupakan desa dengan produksi padi terbesar di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Responden petani dikategorikan dalam beberapa variabel karakteristik petani. Karakteristik yang ada pada responden petani meliputi kelompok umur, status usahatani, lama usahatani, pendidikan terakhir, dan luas lahan yang dikuasai. Karakteristik tersebut disertakan karena diperlukan untuk mengetahui korelasi antar karakteristik dan dianggap perlu untuk dikaji (Lampiran 2). 5.2.1. Kategori Umur Petani Responden Rata-rata usia petani responden dikategorikan dalam empat kelompok besar yaitu 15-29 tahun, 30-44 tahun, 45-59 tahun, dan >60 tahun. Jumlah responden petani pada rentang usia 45-59 tahun memiliki jumlah terbesar yaitu 13 orang atau 43,33 persen dan enam orang berusia di atas 60 tahun dengan persentase 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani di lokasi penelitian berusia lanjut. Tidak adanya regenerasi dikarenakan rendahnya minat dan motivasi pemuda di lokasi penelitian untuk bekerja sebagai petani. 5.2.2. Kategori Pendidikan Formal Petani Responden Persebaran tingkat pendidikan responden terbesar adalah pada tingkat SD dimana terdapat 22 orang petani responden atau sebesar 73,33 persen dari total responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan rata-rata hanya berpendidikan terakhir di tingkat sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang masih rendah diakibatkan dari banyaknya 42

jumlah petani di lokasi penelitian yang sudah berusia lanjut dimana sebagian besar dari mereka tidak berlatar belakang pendidikan tinggi. 5.2.3. Kategori Pengalaman Usahatani Petani Responden Kategori lama usahatani 10 tahun memiliki sebaran terbesar yaitu 11 orang petani atau dengan persentase sebesar 36,67 persen. Rendahnya pengalaman menyebabkan sulitnya petani untuk mendapatkan akses menjual hasil panen sehingga hanya tergantung pada tengkulak. 5.2.4. Kategori Luas Lahan yang Diusahakan Petani Responden Sebaran responden terbesar terdapat pada kategori 1-1,99 ha yaitu sebanyak 17 orang responden petani dengan persentase 56,67 persen. Sebaran responden pada rentang tersebut menunjukkan bahwa petani cukup memiliki peran besar dalam penggunaan lahan pertanian. Hal ini didukung dari luasnya lahan pertanian di lokasi penelitian dan posisi pekerjaan petani yang masih menjadi prioritas. 5.2.5. Kategori Status Penguasaan Lahan Petani Responden Dengan mengetahui status penguasaan lahan, maka dapat diketahui pula berapa volume perdagangan beras dari petani ke lembaga di atasnya. Ketiga status yaitu hak milik, sewa, dan sakap hampir memiliki sebaran responden yang sama besar yaitu masing-masing 11, 11, dan 10 orang. Pada status hak milik dan sewa memiki persentase yang sama besar yaitu 34,375 persen. Sedangkan pada status sakap terdapat persentase 31,250 persen. Tidak ada petani yang memiliki status gadai pada lahannya. Jumlah 32 orang yang ada pada sebaran dikarenakan ada dua responden petani yang memiliki dua status pada dua persil lahan sawahnya. Sebaran responden yang hampir merata ini dikarenakan keberagaman karakteristik petani dalam kepemilikan modal. Hal ini berarti bahwa kekuatan permodalan menentukan bagaimana status penguasaan lahan oleh petani. Petani yang memiliki modal kecil biasanya lebih memilih untuk menggunakan sistem bagi hasil atau sakap. 43

5.2.6. Kategori Sifat Usahatani Petani Responden Terdapat 29 responden petani menjadikan usahatani sebagai mata pencaharian utama dengan persentase sebesar 96,67 persen. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat di lokasi penelitian adalah petani. Luasnya lahan pertanian dan aspek histori bahwa bertani merupakan mata pencaharian yang diturunkan dari generasi ke generasi menjadikan usahatani padi sebagai pekerjaan utama masyarakat. 5.3. Deskripsi Karakteristik Pedagang Responden Responden pedagang yang ada dalam penelitian ini meliputi tengkulak, RMU, Subdivre BULOG, grosir, dan ritel. Masing-masing pedagang memiliki besar sebaran yang berbeda. Pada responden pedagang diketahui karakteristik yang terdiri dari lama usaha dan volume perdagangan. Dua variabel ini dapat menunjukkan bagaimana aktivitas tataniaga yang terjadi pada masing-masing pedagang. Berikut telah disajikan data mengenai sebaran responden berdasarkan lama usaha dan volume perdagangan. 5.3.1. Responden Tengkulak Responden tengkulak terdiri dari lima orang. Kelima tengkulak memiliki pengalaman yang sama dan pada rentang waktu yang terlama yaitu di atas 20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa 100 persen tengkulak yang ada di lokasi penelitian memiliki pengalaman usaha yang sudah cukup lama sehingga volume perdagangan yang dilakukan dapat mencapai kuantitas yang cukup besar. Responden tengkulak menunjukkan dua orang responden atau 40 persen dari jumlah responden berada pada rentang 301-400 ton. Volume ini tergolong besar pada kategori volume perdagangan. Volume perdagangan berkorelasi positif dengan pengalaman usaha pedagang. Semakin lama pengalaman usaha akan berpengaruh pada akses perdagangan dan pengalaman dalam melakukan jual beli gabah. 44

5.3.2. Responden Rice Milling Unit (RMU) Responden RMU berjumlah tiga orang. Pada kategori lama usaha kurang dari lima tahun, 5-10 tahun, dan 11-15 tahun masing-masing satu orang dengan persentase 33,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa RMU di lokasi penelitian memiliki sebaran yang merata dan rata-rata belum memiliki pengalaman usaha yang lama. Berdasakan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa selain terdapat RMU yang telah lama berdiri, juga terdapat RMU yang belum lama didirikan. Namun aktivitas dari masing-masing RMU berbeda. Aktif tidaknya RMU dalam beroperasi ditentukan oleh kekuatan permodalan dan akses pada ketersediaan produk. Pada RMU yang memiliki kemampuan akses terhadap produk, mereka tetap dapat beroperasi meskipun gabah langka akibat panen raya karena RMU tersebut dapat mencari gabah ke lain daerah untuk tetap menjaga keberlanjutan usahanya. Untuk responden RMU, terdapat dua orang responden dengan persentase 66,67 persen memiliki volume perdagangan di bawah 100 ton dan angka ini merupakan rentang yang terkecil. Kecilnya volume perdagangan RMU berhubungan dengan pengalaman usaha RMU dan akses terhadap produk yang diperjualbelikan. 5.3.3. Responden Grosir Untuk responden grosir, terdapat dua responden grosir yang masingmasing memiliki sebaran dengan persentase 50 persen. Sebaran tersebut terdapat pada rentang 5-10 tahun dan 16-20 tahun. Grosir di lokasi penelitian tidak terdapat dalam jumlah banyak. Hal ini dikarenakan grosir melakukan perdagangan dalam volume yang besar dan membutuhkan perputaran modal yang besar setiap harinya. Responden terletak pada rentang 10-50 ton dan >50 ton per hari. Besarnya volume perdagangan dipengaruhi oleh pengalaman usaha. Hal ini berhubungan dengan pasar yang dimiliki grosir. 45

5.3.4. Responden Ritel Sebaran responden terbesar berada pada rentang 5-10 tahun yaitu sebesar 60 persen. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ritel belum memiliki pengalaman usaha yang lama. Hal ini berpengaruh pada besarnya volume perdagangan. Besarnya volume perdagangan pada ritel setiap harinya tidak besar. Ritel di lokasi penelitian merupakan toko yang menjual produknya tidak hanya beras. Di lokasi penelitian banyak bermunculan pedagang ritel baru. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi juga volume penjualan karena terdapat banyak pesaing sejenis. Tiga orang responden berada pada rentang terkecil. Hal ini membuktikan bahwa volume perdagangan berkorelasi posotif dengan lama usaha. 46