Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

Bonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLO

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI ROLE APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 3 PALU

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 3 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN : Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Langsung, Pemahaman Konsep

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No.1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

Suhaemi, I Komang Werdhiana dan H.Amiruddin Hatibe.

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Metode Pictorial Riddle; Metode Demonstrasi; Hasil Belajar

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Kata Kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE) terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PALU

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 3 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU

PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU

Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MA Al-khairaat Pusat Palu

Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KALOR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Sigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil belajar siswa Kelas N

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA DI KELAS XI IPA MAN SANGGAU LEDO

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Penerapan Problem Solving Menggunakan Strategi Heuristik Terhadap Pemahaman Konsep Tentang Kalor Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

Siti Masita, Syamsu dan I Wayan Darmadi

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Transkripsi:

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu Ika Nurul Fitriani, Kamaluddin dan Muhammad Jarnawi ikanurulfitri@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry terhadap pemahaman konsep fisika pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain The Equivalen -Posttest Design. Sampel yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep dalam bentuk essay. Berdasarkan hasil pengolahan data, untuk kelas eksperimen diperoleh rerata skor pretest adalah 16,78 dan untuk posttest adalah 33,67. Kelas kontrol diperoleh rerata pretest 16,11 dan untuk posttest 24,32. Berdasarkan hasil pengujian N-Gain kelas eksperimen berada dalam kategori sedang dengan nilai N-gain sebesar 50,00 % dan kelas kontrol berada dalam kategori rendah dengan nilai N-Gain sebesar 24,00 %. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung >t tabel ( 7,42 > 1,68). Hal ini berarti H 1 diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry terhadap pemahaman konsep fisika pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Palu. Kata Kunci : Model Experiential Learning, Eksperimen Inquiry, Pemahaman Konsep Fisika I. PENDAHULUAN Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan terus dilakukan dan dikembangkan termasuk diantaranya peningkatan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran sains khususnya fisika. Penguasaan pengetahuan dalam mata pelajaran fisika tidak lepas dari pemahamanan konsep siswa itu sendiri terhadap pengetahuan yang dipelajari. Penguasaan ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dimana siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan siswa terbiasa menghafal rumus-rumus fisika berbentuk persamaan matematik daripada memahami maknanya secara fisis. Siswa cenderung mengalami kesulitan untuk memecahkan soal-soal fisika yang berhubungan dengan pemahaman konsep-konsep dasar. Pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Misalnya saja guru memberi sebuah eksperimen terhadap materi fisika. Siswa melakukan suatu percobaan yang dirancang sendiri dengan bimbingan guru untuk menguji suatu hipotesis yang merupakan 27 prediksi siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.dari sini, siswa dapat terlibat langsung dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Banyak cara bagi seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran fisika yang dapat membuat siswa merasa senang, diantaranya adalah dengan menggunakan model dan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. leh sebab itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat membuat siswa dapat mengasah kemampuannya sendiri melalui pengalaman yang mereka dapat sebelumnya sehingga memudahkan memahami konsep fisika yaitu dengan model experiential learning berbasis eksperimen inquiry. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya [1] model experiential learning ini siswa diajak untuk langsung merasakan dan mengamati kejadian yang ada disekitarnya dengan mengumpulkan data yang ditemukan agar siswa mampu melaporkan apa yang ditemukankan dari pengalamannya. Penelitian [2] bahwa model experential learning diterapkan untuk mengembangkan pemahaman konsep. Komponen-komponen pemahaman yang dikembangkan meliputi menginterpretasi,

memberikan contoh, mengklasifikasi merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan. II. METDLGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi, dengan desain penelitian The Ekivalen -Posttest Design, yaitu memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama kondisinya. Artinya tingkat kecerdasannya hampir sama, sehingga kelas yang satu dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas yang satunya lagi dijadikan sebagai kelas kontrol. Bentuk desainnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Desai Penelitian Group A(Eksperimen)B (Kontrol) Perlakuan X - Model experiential learning berbasis eksperimen inquiry merupakan model pembelajaran melaui pengalaman dengan menggunakan metode eksperimen inquiry. Pengalaman yang akan membangun pemahaman dan ketermpilan siswa dalam menciptakan pengetahuan melalui kombinasi antara mendapatkan pengalaman dan mentransfomasi pengalaman [3]. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen terhadap materi yang diajarkan. Siswa-siwa dapat dengan mudah memahami konsepkonsep yang rumit kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya-upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap pengatahuan, melalui penanganan bendabendanya. Posttest Keterangan : A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol : Tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) X : Perlakuan untuk kelas eksperimen dengan menerapkan model experiential learning berbasis eksperimen inquiry Pengelompokkan kategori persentase pemahaman konsep fisika, pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang dikemukakan oleh [4] dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kategori persentase pemahaman konsep Kategori Persentase Sangat Tinggi 80% P < 100% Tinggi 60% P < 80% Sedang 40% P < 60% Rendah 20% P < 40% Sangat Rendah 0% P < 20% III. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Tabel 3 Hasil uji normalitas pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Uraian Pre- Post- N- Pre- Post- N-Gain test test Gain test test Jumlah Siswa χ 2 hitung χ 2 tabel 18 2,02 18 2,92 18 5,71 19 4,29 19 0,66 19 4,17 Hasil uji normalitas kedua kelas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai χ 2 hitung<χ 2 tabel pada pretest, posttest dan rerata N-Gain. Berdasarkan data yang diperoleh sehingga pengambilan keputusan bahwa H 0 diterima. Sampel dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji Homogenitas Tabel 4 Homogenitas dua varians pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Ekspe Kelas Kontrol N-Gain Uraian Posttest Posttest Eksperimen Kontrol Nilai ratarata 16,78 33,67 16,11 24,32 24,00 50,00 F hitung 1,61 1,08 1,61 1,08 2,09 F tabel 2,23 2,19 2,23 2,19 2,19 Berdasarkan hasil uji homogenitas pada Tabel 4 dengan taraf signifikansi (α= 0,05), menunjukkan bahwa F hitung pretest sebesar 1,61, posttest sebesar 1,08 dan rerata gain sebesar 2,09. Nilai F tabel untuk pretest sebesar 2,23 dan posttes sebesar 2,19. Perbedaan nilai F tabel karena pada pretest nilai standar deviasi kelas kontrol lebih besar dari kelas eksperimen. Pada posttest nilai standar deviasi kelas kontrol lebih kecil dari kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai F tabel rerata N-Gain sebesar 2,19. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa F hitung < F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal dan tes akhir berasal dari variansi yang sama (homogen). 28

Persentase (%) Skor Maksimal 50 Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Skor Pemahaman Konsep Hasil perolehan skor rata-rata pretest dan posttest pemahaman konsep fisika dari kedua kelas dapat dilihat pada Gambar 1. 50 40 30 20 10 0 33,67 Kelas Eksperimen Postest 16,78 16,11 24,32 Kelas Kontrol Gambar 1 Diagram perolehan skor rata-rata pretest dan posttest pemahaman konsep fisika Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa pretest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki skor rata-rata yang relatif sama. Pada posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan skor rata-rata yang relatif jauh yaitu pada kelas eksperimen sebesar 33,67 dan kelas kontrol sebesar 24,32. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry yang diterapkan pada kelas eksperimen. Persentase Pemahaman Konsep Fisika Uji N-Gain Hasil perhitungan skor N-Gain siswa kelas eksperimen sebesar 50,00 % dan kelas kontrol sebesar 24,00 %. Kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang, dimana g > 30 dan kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah, dimana g < 30. Berdasarkan analisis data kedua kelas mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih besar peningkatannya dibandingkan kelas kontrol. Adapun perbandingan N-gain dari kedua kelas dapat dilihat pada Gambar 3. 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Kelas Eksperimen 50,00 N-Gain 24,00 Kelas Kontrol Gambar 3 Diagram perbandingan N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji Hipotesis Posttest Berdasarkan skor rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 33,67 dan kelas kontrol sebesar 24,32, dilakukan uji hipotesis (uji-t) uji satu pihak dan diketahui nilai t hitung = 7,42. Dari daftar distribusi t diperoleh harga t tabel = 1,68 Hal ini berarti H 0 ditolak sedangkan H 1 diterima. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 81% 59% Elastisitas suatu bahan 70% 66% 47% 51% Penerapan elastisitas pada kasur pegas Gerak harmonik sederhana 54% 39% Susunan pegas seri dan paralel 66% 48% Hubungan periode getaran dan massa beban Gambar 2 Diagram persentase pemahaman konsep fisika pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase pemahaman konsep fisika pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang relatif jauh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry terhadap pemahaman konsep fisika siswa. 29

Hasil analisis data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan persentase pemahaman konsep fisika siswa relatif jauh yang ditunjukkan pada Gambar 2. Berdasarkan ketentuan kategori persentase pemahaman konsep fisika yang dikemukakan oleh [4], hasilnya menunjukkan bahwa persentase pemahaman konsep fisika dalam kategori sangat tinggi hanya dapat dicapai oleh kelas eksperimen pada konsep elastisitas suatu bahan. Selanjutnya untuk kategori tinggi ada tiga konsep yakni konsep penerapan elastisitas pada kasur pegas, gerak harmonik sederhana dan hubungan periode getaran dan massa beban. Pada konsep susunan pegas seri dan paralel berada pada kategori sedang karena sebagian besar siswa menjelaskan pertambahan panjang pegas pengganti yang lebih besar adalah yang berbentuk seri karena pegasnya tersusun kebawah sehingga pegas yang dekat dengan beban akan memiliki beban yang lebih banyak. Konsep yang sebenarnya adalah pertambahan panjang pegas pengganti lebih besar adalah susunan pegas seri yaitu pertambahan panjang pegas pengganti seri sama dengan total pertambahan panjang tiaptiap pegas ( Δx S = Δx 1 + Δx 2 ). Sedangkan pada susunan pegas paralel yaitu pertambahan tiap pegas sama besar dan pertambahan panjang sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti. leh karena itu, sebagian siswa mengalami miskonsepsi pada konsep susunan pegas seri dan paralel. Menyebutkan bahwa salah satu sumber kesulitan utama dalam pelajaran fisika adalah akibat terjadinya kesalahan konsep atau miskonsepsi pada diri siswa [5]. Mengungkapkan bahwa siswa yang berminat rendah terhadap fisika cenderung memiliki miskonsepsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berminat tinggi [6]. Pengelompokkan persentase pemahaman konsep untuk kelas kontrol, berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data tidak ada yang mencapai kategori sangat tinggi dan kategori tinggi. Pada kategori sedang terdapat empat konsep yaitu elastisitas suatu bahan, penerapan elastisitas pada kasur pegas, gerak harmonik sederhana, dan hubungan periode getaran dan massa beban. Untuk kategori rendah terdapat satu konsep yaitu susunan pegas seri dan paralel. Uraian di atas menunjukkan bahwa dari hasil penelitian ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry terhadap pemahaman konsep fisika pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Hal ini ditunjukkan pada kelas eksperimen kategori pemahaman konsep, tidak ada pada kategori rendah. Bahkan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan model pembelajaran ini mencapai kategori sangat tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya Aryanta [7]. Hasil penelitiannya proses belajar mengajar yang lebih merangsang siswa karena setiap proses pembelajaran siswa selalu aktif berpikir dan siswa diberi kebebasan berinisiatif. Hal ini terlihat dari sikap bertanya, menanggapi, dan menyanggah dari siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, sehingga pemahaman konsep dan kemampuan berfikir kritis siswa berkembang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mencakup empat aktivitas pemecahan masalah secara urut yaitu merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan konsep dari hasil eksperimen, dan menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari [8]. Setelah kegiatan eksperimen banyak pertanyaan yang disampaikan siswa mengenai hasil eksperimen tersebut, hal meningkatkan pemahaman konsep siswa dan sikap ilmiah siswa. Motivasi belajar dan pemahaman konsep fisika melalui model experiential learning menekankan pada proses belajar, yang menggunakan pengalaman kehidupan siswa dalam belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif [9]. Hasil penelitiannya menunjukkan guru membimbing siswa memberikan penjelasan konseptual terhadap kegiatan yang telah dilakukan dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan tuntunan [10]. Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang link dan match dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry dibandingkan model pembelajaran 30

konvensional. Adapun beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar justifikasi peneliti dapat mengemukakan kesimpulan terjadinya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena dalam proses pembelajaran experiential learning berbasis eksperimen inquiry pada kelas eksperimen siswa dihadapkan dengan permasalahan nyata yang membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan berpikir, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan dalam bekerja kelompok, pada akhirnya dapat menemukan sendiri jawaban atau konsep. Siswa pada kelas eksperimen lebih terlatih dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut pembelajaran fisika, dalam materi elastisitas dan gerak harmonik sederhana. Secara tidak langsung mereka telah melakukan pengembangan pola berpikir kritis, memprediksi, melakukan eksperimen, menemukan konsep dan mengolah data. Selain itu, siswa meganalisis dan membuat kesimpulan terhadap konsep yang ditemukan serta dapat memahami konsep tersebut. Siswa menjadi aktif berpikir dan komunikatif, sehingga model pembelajaran experiential learning berbasis eksperimen inquiry sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang sangat membutuhkan dalam memahami konsep. Berbeda dengan pembelajaran konvensional dalam hal ini kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, guru yang aktif memberikan pengetahuan, sementara siswa hanya menerima. Kebanyakkan siswa merasa tidak berani bahkan tidak percaya diri untuk bertanya atau pun mengemukakan pendapatnya. Apabila terus berlanjut maka cara berpikir siswa pun hanya terbatas pada apa yang guru sampaikan selama proses pembelajaran. Suasana belajar yang seperti itu cenderung monoton sehingga siswa menjadi bosan dan tidak termotivasi dalam belajar. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan pemahaman konsep fisika siswa di kelas kontrol sangat kurang. Kelebihan dari model pembelajaran ini dibandingkan dengan pembelajaran langsung adalah keaktifan siswa. Melalui model pembelajaran ini siswa dilibatkan untuk aktif berfikir dan menemukan secara langsung pengertian atau konsep yang ingin diketahuinya. Selain dari kelebihan tersebut, adapula kekurangan dari model ini yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam bereksperimen untuk memperoleh kesimpulan atau suatu konsep yang utuh. Sehingga, dari hasil analisis skor rata-rata yang diperoleh masih dalam kriteria rendah, karena masih terdapat beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat bereksperimen. Kita sebagai guru (fasilitator) juga butuh kesabaran yang lebih dalam membimbing siswa agar dapat fokus dalam melakukan kegiatan pembelajaran. IV. KESIMPULAN Hasil pengujian N-Gain kelas eksperimen berada dalam kategori sedang dengan nilai N- gain sebesar 50,00 % dan kelas kontrol berada dalam kategori rendah dengan nilai N-Gain sebesar 24,00 %. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung >t tabel ( 7,42 > 1,68). Hal ini berarti H 1 diterima dan H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model experiential learning berbasis eksperimen inquiry terhadap pemahaman konsep fisika pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Palu. DAFTAR PUSTAKA [1] Rina Lestari. N.W. Pengaruh Model ExperientialLearning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Motivasi Berpretasi Siswa. Skripsi. Universitas Ganesha : Tidak Ditererbitkan. [2] Ari Anggara, I K. 2011. Pengaruh Model PembelajaranExperientia Terhadap Konsep Diri Dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran UNDIKSHA, [3] Kolb, A. Y., & Kolb, D. A. (2005). Learning Style And Learning Spaces:Enhancing Experimental Learning In Higher Education. Tersedia Pada Http://Www.Learningfromexperience. Com/Research-Library/ Diakses Pada Tanggal 03 Januari 2015. [4] Arikunto, S. (2009). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. [5] Berg, Van den E. (Ed). (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana. [6] Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. 31

[7] Aryanta, I K D. (2011). Pengaruh Pembelajaran Experiential dan Gaya Kognitif Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berfikir Kritis Pada Pokok Bahasan Kalor dan Pemuaian. Tesis. (tidak diterbitkan). Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Pedidikan Ganesha. [8] Mawarsari, A.A. (2013). Penerapan Metode Eksperimen Berpendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa. Universitas Negeri Malang : diterbitan. [9] Wahyuningsih, Dwi. (2014). Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMK dalam Pembelajaran Model Experiential Learning. Skripsi pada Universitas Jember : diterbitkan. [10] Kasni, I.W., Pudjawan, Kt & Agustiana, Tri. I G.A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Terhadap Prestasi Belajar IPA di Kelas V SD Kelurahan Kaliuntu. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia. 32