BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

3 Universitas Indonesia

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

bioaktif sehingga akan terjadi remineralisasi. Ini berarti bahwa prinsip GV black extention

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

3 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB 2 RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN. seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan

Walaupun begitu, banyak juga pasien yang setelah diberi nasihat tidak melaksanakan apa yang dokter gigi katakan, oleh karena faktor-faktor :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II (Revisi)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan gigi (Scheid & Weiss, 2013). Daerah ini merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah ekperimental laboratoris murni.

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

Glass ionomer cement

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. ultrasonik digunakan sebagai dasar ultrasonic scaler (Newman dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut khususnya dalam perawatan konservasi gigi. Pada saat ini perawatan lebih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan basis gigi tiruan yang ideal memiliki karakteristik tidak iritan, toksik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. restorasi general (Heymaan et al, 2011). depan karena faktor intrinsik (Heymaan et al, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan semen gigi yang baik ini bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi sekaligus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hilangnya gigi. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) Kementerian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kebutuhan dan tuntutan pasien akan bahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik restorasi indirek maupun pasak. Dibandingkan semen konvensional, semen

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sisa makanan atau plak yang menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 14% pada awal perkembangannya tetapi selama zaman pertengahan, saat bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Semen Ionomer Kaca (SIK) dikembangkan oleh Wilson dan McLean pada Laboratorium Kimia Pemerintah di Inggris pada tahun 1972. Semen Ionomer Kaca merupakan kelompok semen gigi berbasis air, terdiri atas semen silikat, semen seng fosfat dan semen seng polikarboksilat. Semen Ionomer Kaca adalah bahan restorasi yang ideal untuk lesi non karies pada servikal, karena bersifat adhesif dan beban yang kecil. 2 Semen Ionomer Kaca terdiri atas kalsium, bubuk alumino silikat (base) dan larutan kopolimer atau homo asam akrilik (asam). 2,3,11 2.1 Semen Ionomer Kaca (SIK) 2.1.1 Sifat Dan Struktur Umum SIK Semen Ionomer Kaca tersedia dalam dua jenis yaitu jenis konvensional dan modifikasi. Semen Ionomer Kaca konvensional terdiri atas fluoroaluminosilicate glass, biasanya dalam garam strontium atau kalsium, dan cairan asam polialkenoat, seperti asam poliakrilat, maleat, itakonat dan trikarbalillik. Bahan konvensional dibuat dengan reaksi unsur asam antara cairan asam dan bubuk. Modifikasi adalah perbaikan sifat fisik dan mengurangi sensitifitas air dari bahan konvensional yang di kembangkan menjadi resin-modified glass ionomer cements. Bahan ini mengandung resin yang dapat berpolimerisasi, biasanya hydroxyethylmethacrylate (HEMA), dan memiliki reaksi pengerasan tambahan dari polimerisasi resin yang dapat berupa selfcure atau light-cure. 2,11 Diketahui bahwa sifat fisikokimia, mekanis, karakteristik pengerasan dan kerja semen ionomer kaca tergantung pada beberapa faktor, seperti komposisi kaca aluminosilikat dan liquid asam poli akrilik yang digunakan dalam formulasi, ukuran partikel bubuk kaca, proporsi relatif unsur dalam campuran semen (kaca/asam poli akrilik/asam tartar/air). 2,11

6 2.1.2 Komposisi Semen Ionomer Kaca (SIK) 11 SIK terdiri atas: Bubuk : merupakan asam larut air kalsium aluminosilikat yang mengandung fluor. Terdiri atas silika, alumina, kalsium fluorida, oksida metal dan metal fosfat pada suhu 1100-1500ºC. Fungsi komponen SIK: 1) Alumina (Al2O3) : meningkatkan opasitas 2) Silika (SiO2) : meningkatkan translusensi 3) Fluorida: antikariogenik, meningkatkan translusensi, working time, strength 4) Kalsium fluorida (CaF2): meningkatkan opasitas 5) Aluminium fosfat: menurunkan melting time (waktu mencair), meningkatkan translusensi 6) Kriolit (Na3AlF6): meningkatkan translusensi 7) Ion Na, K, Ca, Sr Fungsi komponen semen ionomer kaca terdiri atas asam poliakrilat dengan konsentrasi sekitar 50%. Asam poliakrilat yang bertindak sebagai ko-polimer dengan asam lain seperti asam itakonat, maleat, dan trikarboksilat. Asam polielektrolitik semen ionomer kaca disebut asam polialkenoat. 2.1.3 Klasifikasi Semen Ionomer Kaca (SIK) Istilah semen ionomer kaca harus diterapkan hanya untuk bahan yang melibatkan signifikasi asam - reaksi dasar sebagai bagian dari pengaturan reaksi dan menunjukkan fluorida yang rilis. Dalam beberapa definisi, ada sejumlah aplikasi untuk semen dan mereka dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Tipe I : perekat mahkota, jembatan dan breket ortodontik (luting cement) Tipe II a : semen restorative estetik b : semen restorative reinforced Tipe III : semen pelapis, basis (lining dan base cement) Struktur kimia dasar ketiga kelompok pada dasarnya sama, tetapi memiliki powder/liquid ratio dan ukuran partikel powder yang berbeda untuk menunjang fungsi yang diharapkan. Semen ionomer kaca memiliki karakteristik tertentu yang

7 menarik sehingga ikatan adhesi mereka ke enamel dan dentin, rilis ion fluorida selama periode waktu yang lama adalah biokompatibel dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sama sebagai struktur gigi. 2 Setiap semen harus dinilai untuk biokompatibilitas, keamanan, dan efektivitas. Idealnya semen tidak menyebabkan kerusakan pada gigi, memiliki ke cocok sifat fisik tujuan penggunaannya, dan menyediakan sifat pasif atau aktif (bioaktif), sehingga tubuh tidak harus mengakui benda asing, sehingga penyembuhan luka pada jaringan dapat dimulai sesegera mungkin. Semen gigi adalah bahan yang mengatur intraoral dan biasanya digunakan untuk penambal gigi dan prosthesis. Mereka diklasifikasikan menurut reaksi komponen kimia utama mereka. 3 1). Semen ionomer kaca konvensional Semen ionomer kaca konvensional pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Wilson dan Kent. Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam poliakrilat dan komponen kaca yang biasanya adalah fluoroalumino silikat. Reaksi asam basa terjadi saat powder dan liquid dicampur menjadi satu. 2). Resin-modified glass ionomer cement Resin-Modified Glass ionomer cement mengkombinasikan reaksi asam-basa ionomer kaca tradisional dengan reaksi polimerisasi amine-peroksida (self-cured). Sistem light-cured ini telah dikembangkan dengan menambahkan kelompok methacrylate fungsional yang dapat dipolimerisasi dengan photo-initiator pada formulasi ini. Dikembangkan pada tahun 1992 resin-modified glass ionomer cement dalam bentuk paling sederhana adalah semen ionomer kaca yang mengandung sedikit komponen resin larut dalam air, yang dapat dipolimerisasi. Bahan yang lebih rumit telah dikembangkan dengan memodifikasi asam polialkenoat dengan rantai samping yang dapat dipolimerisasi menggunakan mekanisme light-cured dengan adanya photo initiators, namun pengerasan tetap terjadi melalui reaksi asam-basa. 3). Metal-reinforced glass ionomer cements Metal-reinforced glass ionomer cements pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977. Penambahan bubuk campuran perak-amalgam pada bahan konvensional

8 meningkatkan kekuatan fisik semen dan memberikan radiopasitas. Selanjutnya, partikel perak dilelehkan menjadi serpihan-serpihan seperti kaca, dan sejumlah produk kemudian muncul dimana kandungan campuran amalgam telah ditetapkan untuk memperbaiki keluhan sampai tingkat yang dikatakan menghasilkan sifat mekanis optimum untuk metal-reinforced glass ionomer cement. 2.1.4 Kelebihan Dan Kekurangan Semen Ionomer Kaca (SIK) 2,3,11 2.1.4.1 Kelebihan SIK Sifat signifikan dari glass ionomer adalah adhesi dengan struktur gigi, pelepasan fluorida dalam jangka waktu yang lama, efek minimal terhadap pulpa, biokompatibel, memiliki koefisien ekspansi termal yang lebih kurang sama dengan struktur gigi, sewarna gigi, dan toksisitas yang rendah. Namun, peka terhadap dehidrasi dini pada proses pengerasan, khususnya semen konvensional, dan rapuh/brittle sehingga tidak cocok digunakan pada daerah yang menerima tekanan. Dilihat dari sifat ini, semen ionomer kaca dapat digunakan sebagai bahan fisur sealant, restorasi proksimal anterior, restorasi servikal (baik karies dan non-karies), pada gigi sulung, sebagai pelapis dan semen perekat, dan sebagai bahan band ortodontik dan braket. 2.1.4.2 Kekurangan SIK Disamping keuntungannya, semen ionomer kaca memiliki beberapa kelemahan seperti waktu kerja pendek, brittleness, ketahanan terhadap fraktur rendah, daya tahan rendah terhadap pemakaian, rentan terhadap kontaminasi uap atau dehidrasi selama tahap awal reaksi setting jika dibandingkan dengan amalgam dan bahan resin komposit modern.

9 2.1.5 Sifat-sifat SIK 2,11 Semen ionomer kaca menunjukkan berbagai sifat dan jelas material yang sangat beragam, yaitu: a. Adhesi Adhesi semen ionomer kaca membantu dalam menyediakan pendekatan konservatif untuk restorasi dan perlekatan yang sempurna. b. Biokompatibilitas Pengaruh yang merugikan dari semen ionomer kaca pada jaringan hidup adalah minimal. Tidak ada efek sakit disebabkan oleh asam poliakrilat karena merupakan asam lemah, yang menjadi lemah ketika sebagian dinetralkan. Asam ini tidak dapat berdifusi ke dalam tubulus dentin karena berat molekul tinggi dan ikatan rantai yang kuat dan akan mengendap oleh ion kalsium dalam tubulus. c. Antikariogenik Semen ionomer kaca memiliki sifat kariostatik karena pelepasan fluoride jangka panjang, yang memberikan resistensi terhadap karies tidak hanya pada gigi yang direstorasi tetapi juga pada gigi sebelahnya. Pengaruh fluorida ditemukan pada zona resistensi terhadap demineralisasi, dengan ketebalan restorasi semen ionomer kaca sekitar 3mm. Fluorida berkontribusi terhadap penghambatan karies dalam lingkungan mulut dengan cara mekanisme fisikokimia dan biologis.

10 d. Estetik Semen ionomer kaca memiliki derajat translusensi karena kandungan kacanya. Translusensi tergantung pada pembentukannya. Penting untuk dicatat bahwa karena reaksi hidrasi lambat. Translusensi meningkat seiring dengan usia semen. Resistensi terhadap stein sebagian besar tergantung pada permukaan akhir yang baik. Warna tampaknya tidak terpengaruh oleh cairan oral dibandingkan dengan komposit yang cenderung untuk menyerap warna. e. Stabilitas Dimensi Pada kelembaban tinggi, semen cenderung menyerap air dan meluas dan pada kelembaban rendah, terjadi penyusutan yang rendah. f. Ketahanan Menurut sebuah penelitian, restorasi semen ionomer kaca dievaluasi pada lesi erosi abrasi, 83% menunjukkan ketahanan bahkan setelah 10 tahun. Tingkat kegagalan berkisar 0-70%, yang lebih diukur dari keterampilan dokter dari pada kualitas perlekatan bahan. g. Kekuatan/Strength Salah satu keterbatasan utama dari semen ionomer kaca adalah kerentanannya terhadap fraktur. Jika dibandingkan dengan komposit dan amalgam, semen ionomer kaca lebih lemah dan kurang rigid. Kelemahan tampaknya berada dalam matriks, yang bersifat mudah retak.

11 2.2 Obat Kumur Obat kumur adalah produk yang berguna untuk meningkatkan oral hygiene, sebagai antiseptik dan produk antiplak yang bersifat bakterisidal terhadap organisme penyebab plak, karies, gingivitis dan halitosis. Disamping itu, obat kumur yang mengandung fluor juga mencegah karies. 14 Obat kumur ada yang mengandung alkohol dan non alkohol. Bahan aktif obat kumur yang beredar di pasaran termasuk: timol, eukaliptol, heksitidin, metilsalislat, mentol, klorheksidin glukonat, benalkonium klorida, setilpyridinium klrorida, metilparaben, hidrogen peroksida dan domifen bromida. 7 2.2.1 Obat Kumur yang Mengandung Alkohol Beberapa obat kumur mengandung alkohol yang bekerja sebagai pelarut bagi bahan lainnya, meningkatkan rasa dan sebagai bahan antiseptik. 5,7 Dengan konsentrasi 10 sampai 12%, alkohol bekerja sebagai bahan pengawet dan antiseptik. Beberapa obat kumur mengandung 27% alkohol yang bertindak sebagai pembawa aroma. Namun, penambahan alkohol dalam obat kumur dianggap berbahaya untuk kesehatan bagi banyak konsumen dan peneliti. 7 Lama dan daya tahan bahan restorasi estetik dalam rongga mulut adalah faktor yang penting dalam pemilihan bahan. Saliva dan bahan makanan dapat mempengaruhi komposit. Obat kumur juga dilaporkan mempengaruhi daya larut beberapa bahan restorasi. 5 Bagheri R (2007) melaporkan bahwa alkohol dalam obat kumur melemahkan restorasi resin komposit. Namun, ditemukan bahwa obat kumur yang mengandung alkohol dan non alkohol mempengaruhi kekasaran resin komposit, semen ionomer kaca, dan fisur silen jika dibandingkan dengan air suling. 5 Hasil penelitian Awliya (2005) menyatakan bahwa alkohol dalam obat kumur tidak hanya faktor yang

12 mempengaruhi kekasaran bahan restorasi, tetapi faktor lain juga harus dipertimbangkan. 9 2.3 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan Kekasaran permukaan dapat diukur dengan metode sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan. Alat untuk melakukan pengukuran tersebut dinamakan profilometer. Profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Tracer head terbuat dari stylus intan yang mempunyai radius 0,013 mm. Stylus merupakan peraba dari profilometer yang berbentuk konus ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja secara manual maupun secara otomatis. 12 Permukaan yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan stylus ini akan digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh tracer head yang kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk kekasaran permukaan dapat dilihat. 12 Gambar 1. Stylus Profilometer. 12

13 2.4 Perubahan kekasaran Permukaan Semen Ionomer Kaca Kekasaran permukaan bahan restorasi memiliki beberapa implikasi klinis dan perubahan topografi permukaan dan kekasaran sering digunakan untuk menentukan keausan material. Peningkatan kekasaran mungkin menjadi faktor predisposisi kolonisasi mikroba, yang dapat berpotensi meningkatkan risiko penyakit mulut. Selain itu, peningkatan kekasaran permukaan mungkin menunjukkan materi kerusakan. Kekasaran permukaan dianalisis dalam tester kekasaran dan ditandai dengan parameter tinggi, Ra (µm), yang didefinisikan sebagai rata-rata hitung dari nilai absolut dari 3,1 mm profil permukaan. 13

14 2.5 Kerangka Teori Semen Ionomer Kaca Komposisi Klasifikasi semen ionomer kaca Silika Alumina Kalsium fluorida Oksida metal Metal fosfat Larutan kopolimer asam polikarboksilat Type I : Luting crowns, bridges and orthodontic brackets Type II a : Aesthetic restorative cements Type II b : Reinforced restorative cements Type III : Lining cements, Base. Sifat Semen Ionomer Kaca Sifat Optis Sifat Kemis Sifat Mekanis Sifat Fisik: kekasaran permukaan Sifat Biologis Obat kumur yang mengandung alkohol 21,6% Melarutkan Perubahan Kekasaran permukaan

15 2.6 Kerangka Konsep SEMEN IONOMER KACA Sifat Fisik Perendaman SIK dalam Obat Kumur yang Mengandung Alkohol Selama 30 detik Selama 60 detik Selama 90 detik Kekasaran Permukaan