PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

dokumen-dokumen yang mirip
Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

Temu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun.

PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES)

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG SEBAGAI PAKANTERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

MANFAAT BIOPLUS DALAM PENGGEMUKAN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) JANTAN DI KECAMATAN LELES KABUPATEN DT II GARUT

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN PAKAN HIJAUAN GUNA MENDUKUNG SUMBER PAKAN RUMINANSIA

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

TEKNOLOGI ALAT DAN MESIN UNTUK AGRIBISNIS PETERNAKAN DI KAWASAN PERKEBUNAN SAWIT

PETUNJUK PELAKSANAAN ANALISIS CONTOH PAKAN TERNAK DI LABORATORIUM PROKSIMAT.

PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING

KADAR HARAMAKRO BERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMAN SELAPADAPOLATANAM KELAPA RINGKASAN

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gunungkidul (2013), wilayah Gunungkidul memiliki topografi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

SILASE SEBAGAI PAKAN SUPLEMEN SAPI PENGGEMUKAN PADA MUSIM KEMARAU DI DESA USAPINONOT

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN RINGKASAN

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEBUN RUMPUT GAJAH SEBAGAI BISNIS PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN BERKELANJUTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

Pemamfaatan jerami padi fermentasi dengan menggunakan teknologi. pengepresan Jerami sebagai sumber pakan sapi untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

Transkripsi:

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA Bambang Kushartono, Nani Iriani clan Gunawan Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak padasuatu daerah menurun. Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan ketersedisan pakan diperlukan teknologi baik yang berkaitan langsung dengan produksi pakan maupun teknologi pemberian pakan. Salah satu teknologi pemberian pakan; temak diberikan hijauan cacahan. Pada percobaan ini digunakan 4 ekordombajantan dewasa, tiap ekor diberikan 5 kg rumput rajacacahan yang berbeda ukuran ; 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm serta membandingkan pengaruh perbedaan umur pemanenan rumput raja 50 hari clan 60 hari dengan tujuan mengetahui efisiensi hijauan yang dikonsumsi temak. Panjang pencacahan berpengaruh terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase hijauan yangdikonsumsi. Umur pemanenan rumput raja 50 hari dengan perlakuan pencacahan 2 cm menunjukkan persentase tertinggi yang termakan temak (93,4 %). KataKunci : Hijauan pakan, efisiensi, pencacahan. PENDAHULUAN Pakan hijauan merupakan komponen utama dari ransum temak ruminasia, termasuk domba clan kambing. Dalam rangka pengembangan petemakan suplai hijauan mutlak diperlukan. Menurut Sabrani dalam Winugroho (1991), kelemahan sistim produksi petemakan pada umumnya terletak pada tatalaksana pakan clan kesehatan. Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak suatu daerah menurun. Oleh karena itu kemampuan peteruak dalam menyediakan pakan akan menentukan jumlah temakyang mampu dipelihara. Untuk menjamin kecukupan pakan harus ditunjang oleh upaya penyediaan pakan secara kontinyu sepanjang musim baik melalui penanaman hijauan seperti rumput, leguminosa ataupun melalui pemanfaatan limbah pertanian. Ketersediaan pakan tersebut khususnya untukjenis temak ruminansia dipengaruhi oleh kondisi cuaca clan kesuburan tanah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pakan, tidak hanya diperlukan teknologi yang berkaitan langsung dengan produksi pakan, namun juga teknologi pemberian pakan yang lebih baik. Hal ini didorong oleh kondisi dimana jumlah populasi temak selalu cendrung diusahakan untuk meningkat karena kebutuhan akan temak yang selalu bertambah. Sedangkan dilain pihak lahan untuk pemeliharaan temak semakin menyempit karena tergusur untuk kepentingan industri clan perumahan (Satryo B, 1977). 32 Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan

Ditinjau dari aspek sumber daya sebenarnya tidak ada alasan yang menyatakan bahwa usaha temak ruminansia kecil tidak memiliki keunggulan komperatif clan kompetitif (Yulistiani, dkk, 1998). Pernyataan tersebut menggambarkan masih banyak upaya yang harus diperbuat untuk meningkatkan efisiensi usaha clan peningkatan produktivitasnya. Pencacahan hijauan pakan ternak merupakan salah satu teknologi dalam pemberian pakan ternak, yaitu dengan cara memotong/mencacah hijauan sepanjang antara 2 cm sampai 8 cm (Supriyanto, 1994). Dengan mencacah hijauan terlebih dahulu, menjadikan pakan lebih mudah dikonsumsi oleh ternak, memungkinkan untuk ditambah dengan bahan suplemen lain seperti dedak, vitamin clan lainlain, clan juga dapat dijadikan silase. Jenis hijauan yang dipotong ada beberapa macam, seperti rumput raja, rumput gajah,jerami padi, jagung, kacang-kacangan clan lain-lain. Ketinggian (panjang) tanaman yang dicacah biasanya berkisar antara 0,5 meter sampai 2,5 meter. Peternak biasanya mencacah hijauan tersebut secara konvensional yaitu dengan menggunakan sabit atau golok dengan efisiensi yang rendah clan ukuran cacahan yang kurang seragam. Oleh karena itu, penggunaan alat/mesin pencacah (alsin) akan membantu mengatasi permasalahan tersebut. Pengamatan pada percobaan ini akan membandingkan berbagai ukuran panjang cacahan clan perbedaan umur saat rumput raja di panen. Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perlakuan pencacahan terhadap efisiensi hijauan yang termakan oleh ternak. Percobaan dilakukan di Kandang Percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi pada bulan Nopember 2002 clan Mei 2003. Rumput raja diperoleh dari Kebun Rumput Balai PenelitianTernak Ciawi. Dengan perlakuan yaitu A Rumput raja saat dipanen berumur 1. 50 hari 2. 60 hari. B. Panjang cacahan rumput raja 1. 2 cm. 2.5 cm. 3.10 cm. 4.25 cm. BAHAN DAN METODA Ternak yang digunakan pada pengamatan ini adalah dombajantan dewasa lokal sebanyak4 ekor, masing-masing ditempatkan dalam kandang individu dengan ukuran kandang 0,70 meter x 1,40 meter. Rancangan pengamatan yaitu ternak ditempatkan di kandang individu dengan pemberian rumput raja cacahan yang ukuran panjangnya berbeda yaitu panjang cacahan 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 33

Setiap ekor diberikan 5 kg rumput cacahan sebagai bahan makanan dasar dan diberikan makanan tambahan konsentrat 200 gram. Kriteria pengamatan yaitu pada setiap perlakuan, rumput raja cacahan ditimbang pads, awal pemberian dan dilakukan penimbangan ulang pada setiap sisa hijauan yang tidak termakan. Penimbangan dilakukan setiap hari, masing-masing perlakuan diulang dua kali. Pada akhir pengamatan hasilnya dijumlahkan dan dirata-ratakan. Analisis komposisi kimia dari daun dan batang rumput raja dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi, yang terdiri dari kandungan protein dan serat kasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pendahuluan terhadap rumput raja (Pennisetum Purpurephoides) dilakukan di Kebun Rumput Balai Penelitian Ternak Ciawi didapatkan rata-rata produksi 4-6 kg/m2 atau 360 ton/ha/ tahun. Dengan catatan jarak tanam 1 meter x 1 meter, umur rumput raja saat dipanen 50-60 hari atau 6 kali pemanenan dalam satu tahun ( Kushartono, 2001). Tinggi atau panjang tanaman rumput rajaberkisar 254 cm, bahkan menurut laporan Siregar (1988) ketinggian rumput raja mencapai 3-4 meter dengan produksi 1076 ton/ha/tahun. Dengan kenyataan ini tentunya sangat tidak efisien apabila rumput raja diberikan tanpa perlakuan. Apabila dilihat secara fisik tanaman rumput raja terdiri dari daun dan batang didapatkan perbandingan 40 : 60 dapat dilihat pada Tabel l. Tabel l. Data pengamatan kondisi awal rumput raja No. Panjang (cm) - ' 8 240 U' 4-0-- 2. 290 57 43 3. 4. 5. 8. 7. 8. 9. 10. 285 290 310 278 234 188 210 216 57 62 82.5 80 57 68 8o BO 43 38 37,5 40 43 42 40 40 sly (Sumber : Kushartono, 2001) Hasil pengamatan pengaruh berbagai panjang cacahan terhadap efisiensi konsumsi pakan tertera pada Grafik 1. 34 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Gafik 1. Persentase rumput raja yang dikonsumsi oleh Tmak domba dewasa Pada pemanenan umur 50 hari dengan panjang cacahan 2 cm persentase bagian yang termakan cukup tinggi (93,4%). Apabila dibandingkan dengan ukuran cacahan 5 cm hal tersebut tidak berbeda nyata (83,5 %). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bagian daun dan batang termakan. Sedangkan pada pencacahan 10 cm mulai terlihat pengaruhnya dengan banyaknya sisa yang tidak termakan (33,1%), terutama pada pencacahan 25 cm sisa bagian yang tidak termakan cukup tinggi (43,7%). Terlihat pada Grafik 1 umur pemanenan dan panjang cacahan sangat besar pengaruhnya terhadap efisiensi bagian yang termakan. Pada pemanenan rumput raja umur 60 hari persentase yang termakan pada umumnya menurun, kemungkinan tekstur batang sudah mulai mengeras yang berakibat Tmak kurang menyukainya. Pada pencacahan 2 cm memperlihatkan masih tingginya persentase bagian yang termakan (91,9%). Sedangkan untuk pencacaahan 5, 10 dan 25 cm mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan bagian yang termakan diperlukan perlakuaan pencacahan, atau semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase rumput yang dikonsumsi oleh Tmak. Pada umumnya pada setiap perlakuan, sisa yang tidak termakan adalah bagian batang rumput, sedangkan bagian daunnya selalu habis dikonsumsi Trnak. Mengingat palatabilitas serta tingginya persentase bagian yang termakan Tmakterutama pada pencacahan 2 cm dan 5 cm, maka perlu dikaj i lebih lanjut nilai gizi bagian daun dan bagian batang. Hasil analisis kimia, komposisi zat makanan (kandungan protein kasar dan sertrtt kasar) dari bagian-bagian rumput raja dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis kimia protein kasar dan sertrtt kasar rumput raja Umur panen Bagian rumput Protein Kasar(%) Serat Kasar (%) 50 hari DaunBatang 12,844,94 31,2037,05 60 hari DaunBatang 12,433,89 32,9238,26 Sumber : Lab. Proximat Balai Penelitian Ternak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 5

Ditinjau dari kandungan zat-zat makanan dari bagian yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, maka bagian daun adalah yang terbaik dimana karena pada bagian daun menganclung kadarprotein sebesar 12,84 % clan lebih besar dari kandungan protein yang terdapat pada bagian batang. Namun demikian kedua bagian tersebut sangat baik untuk dimanfaatkan ternak ruminansia yaitu sebagai sumber protein nabati clan serat kasar yang diperlukan dalam proses pencernaan ternak ruminansia. Ditinjau dari perbedaan umur pemanenan yaitu rumput raja dipanen pada umur 50 hari clan 60 hari tidak nyata perbeclaan nilai gizinya. Kandungan protein kasar untuk umur pemanenan 50 hari dari daun clan batang rata-rata 8,89%clan untuk pemanenan 60 hari dari daun clan batang rata-rata 8,16 %, meski demikin kanclungan penurunan nilai gizi pengaruh umur tetap ada. Hal ini dapat dilihat pada persentase bagian yang termakan, clan umur pemanenan sangat besar pengaruhnya. Perlakuan dengan pencacahan terhadap rumput raja seperti yang diuraikan dalam makalah ini mempunyai keuntungan antara lain ; 1. Terdapat peningkatan bagian yangtermakan oleh ternak sehingga pemberian rumput lebih efisien. 2. Mempermudah penyimpanan clan distribusi, karena proses pencacahan akan menyebabkan penyusutan dalam volume bahan tersebut. 3. Meperpanjang daya simpan karena bisa dibuat silase yang relatif lebih tahan terhadap serangan mikro organisme perusak. KESIMPULAN Dari hasil clan percobaan tersebut, clapat disimpulkan sebagai berikut 1. Umur pemanenan berpengaruh terhadap persentase bagian yang termakan ternak. 2. Panjang pencacahan berpengaruh sangat nyata terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentase hijauan yang termakan. 3. Persentase tertinggi bagian yang termakan yaitu pada umur pemanenan 50 hari dengan panjang pencacahan 2 cm dengan persentase termakan ternak 93,4%. DAFTAR BACAAN Kushartono.B, 2001. Pengaruh Curah Hujan clan Pola Pemupukan Terhadap Produksi Rumput Raja Pennisetum Purpurephoides ). Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan. Bogor. P : 42-49. Siregar,M.E, 1988. King Grass Sebagai Hijauan Pakan Ternak. Warta Penelitian clan Pengembangan Pertanian. Vol 10No.4 Juli 1988. Supriyanto, 1994. Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak. Laporan Hasil Rekayasa clan Rancang Bangun. Balai Besar Pengembangan Alat clan Mesin Pertanian. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 36 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003 Satryo,B, 1997. Rancang Bangun Alsin Pencacah Hijauan Pakan Ternak Dengan Pisau Vertikal Tipe BS V Temu Ilmiah dan Ekspose Alat dan Mesin Pertanian. Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Winugroho,M., 1991. Pedoman Cara Pemanfaatan Jerami pada Pakan Ruminansia. Balai Penelitian Ternak Bogor. Hal : 32-38. Yulistiani, D., B. Triesnamurti, U.Adiati, A.Priyantini dan H. Setiyanto,1988. Optimalisasi Teknologi Usaha Ternak Kambing dan Domba Sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Usaha. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. P : 130-150. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37