II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pengertian Geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Sumadi

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. ahli dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Petani Singkong

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan,

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. konteks keruangan. Kajian geografi terbagi menjadi dua yaitu geografi fisik yang

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

I.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. konteks keruangan dan kewilayahan (Suharyono, 1994:26). Selanjutnya dalam

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA. Muhammad Rido 1) Budiyono 2) Yarmaidi 3)

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. V, 3 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET 2016

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan dan

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/12/18/Th. IV, 1 Desember 2016

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT DAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM. yang mengangkut, (2) alat (kapal, mobil, dsb) untuk mengangkut.

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/08/18/Th. IV, 1 Agustus 2016

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/02/18/Th. IV, 1 FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 1 Agustus 2017

Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah Tahun sesuai dengan keadaan dengan memberi tanda (x).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Semarang dalam Suharyono dan Moch. Amien (2013: 19) bahwa geografi adalah

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/11/18/Th. III, 2 NOPEMBER 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

PROFIL KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI TAMBAK DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGGAI (JURNAL)

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2014 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. III, 1 April 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2015 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2017 PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS LEGALITAS DAN KELAYAKAN FINANSIAL OPERASIONAL ANGKUTAN OJEK DI KABUPATEN SIDOARJO

TINGKAT PEMAHAMAN PENUMPANG LCC (LOW COST CARRIER) TERHADAP PENGEMBALIAN UANG (REFUND) DI BANDARA INTERNASIONAL ADI SOETJIPTO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

Transkripsi:

12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjaun Pustaka 1. Pengertian Geografi Ekonomi Menurut Nursid, 1998:54, Geografi Ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk kedalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain-lain. Titik tekan kajian geografi ekonomi dalam penelitian ini yaitu kegiatan ekonomi manusia (usaha tukang ojek dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya) dalam hubungannya dengan ruang sebagai wadah dari gejala yang diamati. 2. Pengertian Tukang Ojek Pengertian ojek adalah sepeda motor yang dilambangkan/diojekkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya untuk memperoleh nafkah, sedangkan tukang ojek adalah orang yang mencari nafkah dengan ojek (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1992:700).

13 3. Kepemilikan Sepeda Motor Dalam konsep harta kekayaan, setiap barang selalu ada pemiliknya yang disebut pemilik barang. Pemilik barang mempunyai hak atas barang miliknya yang disebut hak milik. Menurut Soejono dan Abdurrahman (1998;12): Kata milik berasal dari bahasa arab (Mel k) dipergunakan dengan arti sekedar memiliki atau dijadikan milik sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa memiliki suatu barang berarti bahwa pemilik barang mempunyai hak atas barangnya tersebut. Untuk memiliki sepeda motor, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu dengan membeli dengan tunai dan membeli dengan kredit. 4. Jumlah Jam Kerja Tukang Ojek Jumlah jam kerja menurut Kartasapoetra (1987;197) adalah jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang telah direncanakan. Menurut Badan Pusat Statistik (2003:13): Lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitasnya yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan. Jumlah jam kerja menurut BPS (2003:13) digolongkan dalam dua kelompok yaitu: a. Rendah bila jumlah jam kerja atau sama dengan dari 5 jam/hari b. Tinggi bila jumlah jam kerja lebih dari 5 jam/ hari.

14 Jumlah jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berapa lama atau berapa banyak waktu yang digunakan tukang ojek dalam melaksanakan kegiatan dalam satu hari. 5. Jumlah Rata-rata Penumpang yang Menggunakan Jasa Ojek Penumpang adalah seseorang yang hanya menumpang, baik itu pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan dan melayani wahana tersebut. (http://id.wikipedia.org/ wiki/penumpang) Penumpang dikelompokkan dalam dua kelompok: a. Penumpang yang naik suatu mobil tanpa membayar, apakah dikemudikan oleh pengemudi atau anggota keluarga. b. Penumpang umum adalah penumpang yang ikut dalam perjalanan dalam suatu wahana dengan membayar, wahana bisa berupa ojek, taxi, bus, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang. Jumlah rata-rata penumpang yang menggunakan jasa ojek dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu: a. Rendah: kurang dari atau sama dengan 16 orang/ hari b. Tinggi: lebih dari 16 orang/hari

15 Jumlah rata-rata penumpang yang menggunakan jasa ojek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata penumpang umum yang menggunakan jasa ojek dengan membayar dengan sejumlah uang atau ongkos tertentu. 6. Daerah Jangkauan Kerja Tukang Ojek Faktor aksesibilitas merupakan salah satu dari lima faktor yang berperan dalam mengungkapkan pola pembangunan berkelanjutan, faktor yang lain adalah penduduk, pertumbuhan industri, jasa dan pendapatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Salim dalam Raldi Hendro Koestoer (1995:49) yang menyebutkan bahwa dalam mengungkapkan pola pembangunan kota berkelanjutan ada 5 faktor yang berperan yaitu penduduk, pertumbuhan industri, jasa, pendapatan, dan simpul-simpul aksesibilitas terhadap aktivitas ekonomi kota. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan aksesibilitas sangat menentukan gerak manusia dalam beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila suatu lokasi memilki aksesibilitas yang mudah dijangkau maka lokasi tersebut akan cepat berkembang. Suatu tempat dapat dikatakan terasing/terisolasi kalau tempat itu sukar di jangkau (dengan angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu. Keterjangkauan atau aksesibilitas tidak selalu terkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan yang dapat dipakai.

16 Manusia dalam beraktivitas selalu memperhitungkan jarak tempat ia tinggal dengan jarak tempat ia melakukan aktivitasnya yang dalam hal ini pusat pelayanan. Daldjoeni (1997;153) menyatakan bahwa, Kebutuhan manusia memiliki dua hal yang khas. Pertama disebut range (jangkauan), yaitu jarak yang perlu ditempuh oleh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya hanya kadang-kadang saja. Kedua disebut threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa kebutuhan manusia memiliki dua hal yang khas yaitu jangkauan atau jarak yang perlu ditempuh oleh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya hanya kadangkadang saja, dan jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang yang dibutuhkan. Daldjoeni (1997:117) membagi jarak menjadi dua yaitu, Jarak ekonomi dan jangkauan barang. Jarak ekonomi bagi perjalanan orang dihitung adalah biaya transportasi, waktu dan susah payahnya. Jangkauan (range) barang adalah jarak yang paling jauh yang harus ditempuh penduduk (yang tempat tinggalnya terpencar) untuk membeli barang ditempat yang sentral Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa jarak terbagi menjadi dua, yaitu jarak ekonomi dan jangkauan barang. Jangkauan barang tersebut ditentukan oleh jarak ekonomi disamping harga barang yang bersangkutan dengan faktor-faktor lain. Pengertian jarak sangat bervarisasi, dapat diartikan sesuai kondisi yang sedang dialami. Jarak dalam ruang dapat diukur dengan satuan panjang meter, km, depa dan kaki. Jarak dapat diukur juga dengan

17 satuan waktu seperti menit, jam atau hari, sedangkan jarak status sosial diidentifikasikan sebagai jarak pada golongan kelas berbeda. Menurut Daldjoeni, 1997;231, Jarak juga dapat dibagi menjadi jarak mutlak dan jarak relatif. Jarak mutlak paling umum diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, yard, meter dan sebagainya. Sedangkan jarak relatif adalah waktu yang dibutuhkan untuk sampai ketujuan, ongkos karcis kendaraan atau tiket, juga kesenangan yang akan dihayati selama perjalanan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sekalipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah s ubur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta, tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan upaya efisiensi, jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu kewaktu. Daerah jangkauan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daerah yang harus ditempuh tukang ojek untuk mengantarkan penumpang menuju tujuan masing-masing.

18 7. Sistem Ongkos Ojek Sistem ongkos ojek adalah berdasarkan kesepakatan antara penumpang dengan tukang ojek. Djoko Mudji Rahardjo dan Herliswanny ( 1999:54) mengatakan sistem ongkos ojek ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penumpang dan tukang ojek. Pentingnya peranan ongkos transportasi, yang pada dasarnya jarak angkutan dan nilai jasa terdapat hubungan yang erat. oleh karena itu terdapat hubungan yang langsung antara jarak yang ditempuh dengan ongkos angkutan yang akan dipungut atau dibebankan kepada barang yang akan diangkut. Dengan bertambahnya volume angkutan dari suatu jasa yang diberikan, maka hal ini akan menurunkan ongkos transportasi rata-rata perunit, karena akan memungkinkan dapat diberikannya ongkos angkutan yang lebih rendah dan meningkatkan penyediaan jasa angkutan secara lebih baik. Ongkos angkutan merupakan bagian dari harga. Winardi (1986;375) Harga adalah menyatakan nilai tukar suatu kesatuan tertentu. harga dikenal dengan beberapa istilah termasuk antara lain: ongkos angkutan imbalan jasa, uang sewa dan tarif. Tarif angkutan adalah sejumlah biaya yang dikenakan kepada penumpang kendaraan umum. Menurut Abbas Salim (1993:41-42) jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan sebagai berikut :

19 1. Tarif menurut trayek adalah tarif angkutan berdasar atas pemanfaatan operasional dari modal transport yang dioperasikan dengan memperhitungkan jarak yang dijalani oleh modal transport tersebut. 2. Tarif lokal adalah tarif yang berlaku dalam suatu daerah tertentu, misalnya tarif bus. 3. Tarif deferensial adalah tarif angkutan dimana terdapat perbedaan tinggi tarif menurut jarak, berat muatan, kecepatan atau sifat khusus dari muatan yang diangkut. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa terdapat tiga jenis tarif, yaitu tarif menurut trayek yang merupakan tarif berdasarkan jarak yang di tempuh, tarif lokal adalah tarif yang berlaku pada daerah tertentu, dan tarif deferensial yaitu tarif menurut jarak, muatan, kecepatan atau sifat khusus dari muatan tersebut. 8. Tingkat Pendapatan Tukang Ojek Rendahnya pendapatan akan menyebabkan sulit terpenuhinya berbagai kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan, perumahan, kesehatan, dan pendidikan (Emil Salim, 1984:44). Pengukuran pendapatan dengan menghitung jumlah seluruh pendapatan dalam nilai mata uang rupiah. Tahun 2011 upah minimum propinsi Lampung adalah Rp 855.000 atau Rp. 42.750 per hari. Semakin tinggi penghasilan seseorang maka akan tercukupi kebutuhan hidupnya sedangkan semakin rendah penghasilan seseorang maka akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

20 Tingkat pendapatan tukang ojek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh tukang ojek perhari yang akan dihubungkan dengan upah minimum Propinsi Lampung tahun 2011 dengan kategori sebagai berikut: 1) Tinggi jika pendapatan > Rp. 42.750/hari 2) Rendah jika pendapatan Rp. 42.750/hari 9. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga Tukang Ojek Kebutuhan pokok adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Menurut Daan Dimara dalam Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1985:300) kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan bahan makanan, perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa serta pendidikan, kesehatan dan partisipasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan pokok manusia ini dibedakan menjadi dua kebutuhan yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Ukuran pemenuhan kebutuhan pokok dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan minimum atas sembilan bahan pokok per kepala per tahun. Menurut Arie Kusuma Dewa dalam Totok Mardikanto (1990:23) pemenuhan kebutuhan pokok berdasarkan sembilan bahan pokok sebagai berikut: kebutuhan pokok minimum per kapita per tahun mencakup sembilan bahan pokok yang meliputi; beras 140 kg, ikan asin 15 kg, gula pasir 3,5 kg, tekstil kasar 4 meter, minyak tanah 60 liter, minyak goreng 6 kg, garam 9 kg, sabun cuci 20 kg dan kain batik 2 potong. Karena standar yang dikemukakan oleh Arie Kusuma Dewa menggunakan

21 standar bahan pokok (barang) sehingga perlu dirupiahkan dengan harga yang berlaku pada saat survey di daerah penelitian. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Rincian Kebutuhan Pokok Minimum Perkapita Per Tahun di Kelurahan Kemiling Permai Kecamatan Kemiling tahun 2010 No Jenis Kebutuhan Pokok Jumlah Kebutuhan Harga Satuan (Rupiah) Total (Rupiah) 1 Beras 140 Kg 7.000,- 980.000,- 2 Ikan Asin 15 Kg 28.000,- 420.000,- 3 Gula Pasir 3,5 Kg 11.000,- 38.500,- 4 Tekstil Kasar 4 Meter 20.000,- 80.000,- 5 Minyak Goreng 6 Kg 11.000,- 66.000,- 6 Minyak Tanah 60 Liter 9.000,- 540.000,- 7 Garam 9 Kg 5.000,- 45.000,- 8 Sabun 20 Kg 10.000,- 200.000,- 9 Kain Batik 2 Potong 52.500,- 105.000,- Jumlah 2.474.500,- Sumber : Data Pra Survey, pada 17 Desember 2010 di Kelurahan Kemiling Permai. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kebutuhan pokok minimum perkapita per tahun berdasarkan harga jual 9 bahan pokok sebesar Rp. 2.474.500,- dan bila dihitung per bulan maka kebutuhan pokok minimumnya adalah Rp. 2.474.500,- dibagi 12 bulan = Rp. 206.208,- kemudian untuk mencari kebutuhan pokok per keluarga per bulan maka Rp. 206.208,- dikalikan dengan jumlah anggota keluarga, sehingga akan didapat total kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan. Dengan ketentuan apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum per keluarga per bulan kurang dari atau sama dengan pendapatan bersih yang diperoleh keluarga per bulan maka dapat dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan terpenuhi, tetapi apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum per keluarga per bulan lebih dari pendapatan bersih

22 yang diperoleh keluarga per bulan maka dapat dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga per bulan tidak terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemenuhan akan kebutuhan pokok minimum yang meliputi 9 bahan pokok perkapita per tahun yang diuangkan dalam satuan rupiah dengan ketentuan: a) Terpenuhi : Apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum perkapita per bulan lebih dari atau sama dengan Rp. 206.208,- per bulan. b) Tidak terpenuhi: Apabila jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum perkapita per bula kurang dari Rp. 206.208,- per bulan. 10. Kategori Pekerjaan Sebagai Tukang Ojek Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan aktivitas di berbagai bidang pekerjaan. Tingkat pendapatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat diketahui dari jenis pekerjaannya. Selain itu jenis pekerjaan yang diperoleh adalah pekerjaan yang sesuai dengan lapangan kerja yang ada atau tersedia. Menurut pendapat Sisdjiatmo Kusumosuwidho (1981:200) jenis pekerjaan adalah : Macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan orang-orang yang termasuk golongan bekerja. Selanjutnya jenis pekerjaan dibagi 8 golongan besar yaitu: (1) tenaga professional, (2) teknisi dan tenaga lain, ( 3) tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan hal itu, (4) tenaga penjualan, (5) tenaga usaha jasa, (6) tenaga usaha pertanian dan

23 sebagainya, (7) tenaga produksi dan sejenis operator alat-alat pengangkutan, (8) dan lain-lain. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pekerjaan yaitu tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain, tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan hal itu, tenaga penjualan, tenaga usaha jasa, tenaga pertanian, tenaga produksi dan lainlain. Sedangkan jenis pekerjaan usaha jasa menurut Chris Manning dan Tadjuddin Noer Effendi (1996:149).penjaja, pengemudi becak, penjual makanan, penyemir sepatu, pengemis, buruh pengangkut dan sebagainya. Merujuk pendapat di atas, pekerjaan sebagai tukang ojek termasuk pekerjaan usaha jasa. Kategori pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan sebagai tukang ojek yang merupakan pekerjaan pokok. B. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pekerjaan sektor informal sebagai tukang ojek pernah dilakukan oleh (1) Rialita (2005) yang menunjukkan bahwa, dari 64 responden atau 85,33% tukang ojek berstatus sebagai kepala keluarga, 57 responden atau 76% memiliki sepeda motor sendiri meskipun 33 sepeda motor dari jumlah tersebut masih mengangsur pada dealer motor, 63 responden atau 84% daerah jangkauan hingga daerah luar kelurahan Langkapura, 65 responden

24 atau 86,67% curahan jam kerja tinggi, 44 responden atau 58,67% tingkat pendapatan dibawah rata-rata, 64 responden atau 85,33% pokoknya sebagai tukang ojek, 38 responden atau 50,67% menentukan ongkos berdasarkan kesepakatan dengan penumpang, 75 responden atau 100% menggunakan sistem antri atau bergiliran, 75 responden atau 100% masuk keanggotaan resmi tukang ojek. (2) Revy Petragradia, Russ Bona Frazilla, Sri Hendarto, dan Sony Sulaksono Wibowo (2009) yang menunjukkan bahwa pendapatan perkapita dan jumlah anggota keluraga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik kepemilikan sepeda motor. Sedangkan faktor panjang perjalanan tidak berpengaruh terhadap karakteristik tersebut. Untuk variabel pendapatan rumah tangga dapat disimpulkan bahwa rata-rata rumah tangga yang memiliki sepeda motor memiliki karakteristik pendapatan rata-rata per kapita di bawah 3 juta rupiah. Hal tersebut dikarenakan, beban per anggota keluarga yang tidak terlalu besar sehingga dengan penghasilan yang ada masyarakat cenderung untuk lebih memiliki motor. Untuk penghasilan lebih dari 3 juta rupiah, rumah tangga cenderung tidak memiliki sepeda motor, karena kecenderungan untuk lebih memiliki kendaraan roda empat dalam hal ini mobil.

25 C. Kerangka Pikir Salah satu pekerjaan sektor informal warga Kelurahan Kemiling Permai kecamatan Kemiling adalah tukang ojek. Dalam bekerja, tukang ojek memerlukan sepeda motor untuk mengangkut penumpangnya. Untuk memperoleh sepeda motor yang digunakan oleh tukang ojek dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, membeli dengan tunai, membeli dengan kredit, menyewa dan pinjaman. Tukang ojek yang mampu membeli sepeda motor secara tunai dan yang diperoleh dengan meminjam maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar karena tidak perlu menyisihkan sejumlah uang tertentu untuk biaya angsuran. Pendapatan tukang ojek sangat bergantung pada jumlah jam kerja, jumlah penumpang dan daerah jangkauan kerja. Semakin tinggi jumlah jam kerja yang di gunakan tukang ojek, maka pendapatan akan semakin meningkat, begitu juga dengan banyaknya penumpang yang menggunakan jasa mereka, semakin banyak jumlah penumpang yang menggunakan jasa mereka maka penghasilan mereka semakin banyak dan mereka dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Selain itu, daerah jangkauan kerja juga berpengaruh terhadap pendapatan tukang ojek, semakin jauh daerah tujuan penumpang, maka ongkos ojek semakin mahal dan akan meningkatkan pendapatannya. Dalam menentukan ongkos ojek, tukang ojek dapat melakukan tawar menawar, namun ada juga penumpang yang sudah tahu ongkosnya. Pendapatan dapat memenuhi kebutuhan pokok dari tukang ojek tersebut.

26 Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mendapatkan gambaran tentang pekerjaan sektor informal sebagai tukang ojek di Kelurahan Kemiling Permai Kecamatan Kemiling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini : Studi tentang pekerjaan sektor informal sebagai tukang ojek di Kelurahan Kemiling Permai: 1. Kepemilikan sepeda motor 2. Jumlah jam kerja 3. Jumlah rata-rata penumpang 4. Daerah Jangkauan 5. Sistem ongkos 6. Tingkat pendapatan 7. Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok keluarga 8. Kategori pekerjaan sebagai tukang ojek Gambar 1. Kerangka Pikir