STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA TERATAI DUSUN NGRENAK KIDUL 10 SIDOMOYO GODEAN SLEMAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : LISSIYA MUFATIKAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA LANSIA DI DUSUN BIBIS LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA DESA BENERWETAN RW 01 DAN 02 AMBAL KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN NGABLAK DESA KEDUNGRUKEM KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA KENANGA RW. 02 SERANGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

Perbedaan Kualitas Tidur Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dengan Lansia di PSTW

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI DENGAN STRES PADA KELUARGA PASIEN RAWAT INAP ICU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Senam Lansia dan Tingkat Stres pada Lansia di Dusun Polaman Argorejo Kecamatan Sedayu 2 Kabupaten Bantul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG TIDAK MEMILIKI PASANGAN HIDUP DI PSTW BUDHI DHARMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

Agus Sumarno 1, Ana Sukriah Salam 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

SENAM LANSIA MENINGKATKAN KAPASITAS INSPIRASI PARU DI PANTI SOSIAL WERDHA A YOGYAKARTA

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA MENUR PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : INDAH PUSPITASARI 080201077 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2012

A COMPARATIVE STUDY ON DEGREE OF STRESS OF THE ELDERLY JOINING AND NOT JOINING IN FITNESS EXERCISE AT MRISI TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL Indah puspitasari, Tri Prabowo Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: puspita.dinda@yahoo.co.id Abstrack: This reseach realized to identify the degree of stress of the elderly joining and not joining in fitness exercise. The reseach used comparative study design with samples were taken randomly and used Mann Withney method. Subject of the reseach is the elderly joining and not joining in fitness exercise is 34 elderly at Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul. The reseach was conducted in October 2011 until Juny 2012. The resech shows the differences degree of stress of the elderly joining and not joining in fitness exercise at Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul ( Signifacant = 0,028; p<0,05). Keywords: stress, fitness, elderly Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres lanjut usia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL). Desain penelitian ini menggunakan metode komparasidengan teknik pengambilan sampel yang diginakan yaitu random sampling serta diuji dengan Mann Withney. Subyek penelitian ini adalah lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) sebanyak 34 orang di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Juni 2012. Hasil dari penelitian menunjukan adanya perbedaan tingkat stres pada lanjut usia yang nengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia di Dusun Mrisi Desa tirtonirmolo Kasihan Bantul (signifakan = 0,028; p<0,05) Kata kunci: Tingkat stres, senam bugar lansia, perbedaan

PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan masa dimana rentan sekali mengalami penurunan kesehatan baik secara fisik maupun mental. Perubahan usia dari dewasa hingga menjadi lanjut usia akan membawa perubahan pada fungsi kesehatan. Hal ini menuntut adanya peningkatan terhadap perawatan kesehatan karena masalah yang ditimbulkan akan semakin kompleks sehingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Terdapat beberapa aspek yang akan dipengaruhi seperti aspek ekonomi, fisik dan psikologis (Tamher & Noorkasiani, 2009). Penyakit yang timbul bukan hanya penyakit generatif saja, melainkan dapat berupa penyakit psikologis yakni stres. Stres yang timbul pada lanjut usia tidak didefinisikan sebagai keadaan mental yang memiliki kelainan. Namun diartikan sebagai keadaan yang timbul dengan tandatanda fisik sebagai manifestasi dari ketidakmampuan lanjut usia beradaptasi dengan perubahan yang ada. Dampak negatif dari stres dapat bersifat ringan ataupun berat, tergantung pada stressor dan cara menghadapinya. Stres dapat ditandai dengan gelisah, cemas, susah tidur, pusing dan mudah lelah. Survey menunjukan bahwa lanjut usia denagn keadaan ini berkisar 10-15% berada di komunitas, 11-45% membutuhkan perawatan inap dan 50% terjadi pada residen panti jompo (Flaherty et al, 2003 dalam Potter & Perry, 2009). Melihat keadaan ini maka perlu suatu tindakan preventif untuk menghindari adanya gangguan kesehatan berupa stres. Salah satu tindakan preventif yang mudah dilakukan yaitu dengan melakukan senam bugar lansia yang akan mengendalikan dan mengelola fisik, emosi serta mengasah kemampuan intelektual sehingga memiliki hidup yang sehat (Bandiyah, 2009). Senam bugar lansia merupakan aktifitas fisik ringan yang dapat memberikan kebugaran sistem organ tubuh, selain itu lanjut usia yang melakukan senam bugar lansia dapat merasakan perasaan santai, mengurangi kategangan. Diharapkan denagn senam bugar lansia lanjut usia dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat beradaptasi dengan stressor dari lingkungan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul pada bulan Oktober didapatkan dari 100 lanjut usia yang ada di Dusun Mrisi, 20 lanjut usia aktif melakukan senam

bugar lansia sedangkan 80 lainnya tidak melakukan senam bugar lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat stress antara lanjut usia yang mengikuti dengan lanjut usia yang tidak mengikuti senam bugar lansia. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan komparatif ( Comparatif Study). Rancangan ini dilakukan dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor atau situasi yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tersebut (Notoatmojo, 2010). Populasi penelitian ini adalah 100 lanjut usia di Dusun Mrisi yang kemudian diambil sampel 34 lanjut usia dengan menggunakan random sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuisioner meliputi tanda dan gejala dari stres. Lembar kuisioner sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas dengan uji Product Moment dan Alfa Croncbach. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukan p>0,05 sehingga kuisioner dikatakan valid serta reliable untuk digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik dalam penelitian ini meliputi karakteristik subyek menurut usia dan jenis kelamin. Tabel 1 Distribusi responden lanjut usia menurut usia Umur Frekuensi Persentase 60 65 16 47 % 66 70 5 14,7% 71 75 10 29,4% >75 3 8,9% Total 34 100 % Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa lanjut usia yang berumur 60 65 tahun terdapat 16 orang (47%), lanjut usia yang berumur 66 70 terdapat 5 orang (14,7%), lanjut usia yang berumur 71 75 dengan Persentase 29,4% dan lanjut usia yang berumur 76 80 terdapat 5 orang (8,9%). Tabel 2 Distribusi responden lanjut usia menurut jenis kelamin Jenis Frekuensi Persentase kelamin Perempuan 34 100% Laki-laki 0 0% Total 34 100% Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat semua responden berjenis kelamin perempuan yaitu 34 orang responden (100%).

Perbedaan Tingkat Stres Hasil penelitian tentang perbedaan tingkat stres lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia dan yang tidak mengikuti senam bugar lansia terdapat pada tabel berikut. Tabel 3 Perbandingan Frekuensi tingkat stres lanjut usia yang mengikuti SBL dengan yang tidak mengikuti SBL Tidak Z Asymp. Tingkat SBL SBL Sig. stres F % F % (2-tailed) ringan 7 20,6% 0 0% -2.192.028 sedang 8 23,5% 15 44,1% berat 2 5,9% 2 5,9% Total 17 50% 17 50% Sumber: Data Primer 2012 Pada tabel 3 ada 7 (20,6%) orang yang mengalami stres ringan pada lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) sedangkan pada lanjut usia yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL) tidak ada. Lanjut usia yang mengalami stres sedang 8 (23,5%) orang pada lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) dan 15 (44,1%) orang pada lanjut usia yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL). Sedangkan pada stres berat baik yang mengikuti SBL atau yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL) terdapat 2 (5,9%) orang. Hasil dari uji statistik tersebut menunjukan nilai Z dan nilai p value. Pada nilai Z (-2.192) terdapat angka minus yang berarti penelitian ini memiliki hubungan negatif. Pada nilai p value menunjukan bahwa p value < 0,05 yaitu 0,028. Hal ini berarti hipotesis penelitian ini diterima yaitu ada perbedaan tingkat stres antara lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) dengan yang tidak mengikuti senam bugar lansia. Penurunan tingkat stres merupakan manifestasi dari peningkatan hormon endorfin ketika senam bugar lansia (SBL) dilakukan secara teratur (Losyk, 2005). Namun hal ini tidak terjadi pada lanjut usia yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL), hormon endorfin akan lebih sedikit jumlahnya dalam tubuh. Berkurangnya endorfin berdampak pada ketidakmampuan menghadapi stresor stres karena tidak ada rasa senang sebagai salah satu dari manfaat endorfin. Stres terjadi karena hormon endorfin dan neurotransmiter menurun yang disebabkan keadaan-keadaan tertentu. Senam bugar lansia (SBL) yang dilakukan secara teratur akan menyebabkan tubuh bereaksi termasuk otak. Sebagai responnya hormon endorfin yang kurang dalam tubuh akan diproduksi dalam jumlah yang cukup. Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3 terdapat 8 lanjut usia berada pada tingkat stres sedang,

mereka aktif melakukan senam bugar lansia (SBL). Sebaliknya, lanjut usia yang tidak melakukan senam bugar lansia (SBL) dan mengalami tingkat stres sedang sebanyak 15 orang. Perkembangan lanjut usia mengalami perubahan pada fisik dan mental, jika lanjut usia tidak beradaptasi dengan perubahan yang ada maka akan terjadi stres (Hawari, 2006). Seiring perkembangan yang ada akan diikuti dengan penurunan pada organ-organ tubuh meliputi penurunan sistem pendengaran, penglihatan, pernafasan, kardivaskuler dan muskuluskeletal (Kusharyadi, 2010). Senam bugar lansia (SBL) merupakan bagian dari perawatan restoratif yang jika dilakukan secara optimal berfungsi dalam peningkatan kualitas hidup lanjut usia dan terhindar dari penyakit (Prabowo, 2009). Dilihat dari berbagai aspek, senam bugar lansia memiliki banyak manfaat baik bagi kesehatan mental seperti menghindari stres dan depresi. Stres yang berkepanjangan pada lanjut usia akan menyebabkan terjadinya depresi. Melakukan senam bugar lansia (SBL) berarti melakukan pemeliharaan dan peningkatan mobilitas serta meningkatkan kemandirian bio-psiko-sosio-spiritual lanjut usia. Keseimbangan ini membuat lanjut usia dapat memelihara diri dari tanda-tanda stres yang bila dibiarkan akan menimbulkan depresi (Fitriani, 2011). Selain berpengaruh terhadap stres, frekuensi senam bugar lansia (SBL) mencegah lanjut usia deri resiko jatuh (Nurlaili, 2010). Gerakan-gerakan senam bugar lansia (SBL) akan melenturkan sendi-sendi tulang secara bebas, melatih ketahan pada organ-organ seperti jantung untuk memikul beban kerja yang berat. Stres yang dihadapi lanjut usia memiliki beberapa tahapan sebagai respon adaptasi dari tubuh. tahap kehabisan tenaga merupakan tahapan respon terhadap stresor yang paling akhir. Tahapan ini terjadi ketika tubuh tidak lagi melawan stres dan energi yang diperlukan untuk beradaptasi telah habis (Hawari, 2006). Pada keadaan ini respon fisiologis semakin meningkat terhadap stresor namun energi yang dibutuhkan terganggu serta adaptasi terhadap stresor hilang. Hilangnya energi mengakibatkan tubuh tidak mampu lagi mempertahankan diri terhadap dampak stresor sehingga terjadilah stres berat. Stres berat pada lanjut usia yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL) merupakan dampak dari situasi stres

berat dimana lanjut usia mengalami masalah yang terus menerus dalam jangka waktu lama. Semakin sering dan semakin lama situasi stres maka akan berdampakpada semakin tingginya resiko kesehatan yang ditimbulkan Wiebe & Williams dalam Potter & Perry, 2005). Disisi lain stres dapat disebabkan oleh stresor psikososial yang berlangsung lama. Beberapa masalah yang dapat menjadi masalah psikososial seperti sudah tidak lagi melakukan rutinitas kerja atau pensiun, kehilangan pasangan, mengalami penyakit kronis, berpindah dari lingkungan keluarga serta anggapan yang negatif dari masyarakat mengenai lanjut usia (Miller, 2009). Dukungan sosial juga dapat berkontribusi dalam peningkatan stres. Dukungan sosial merupakan komponen penting bagi lanjut usia yang berpengaruh terhadap kesehatan mental. Sumber pendukung utama biasanya berasal dari anggota keluarga. Dukungan dapat pula dari kelompok pendukung lain seperti teman dekat, tetangga serta kelompok atau kader organisasi (Stanley, 2007). Kenyataannya stres tidak hanya dipengaruhi oleh senam bugar lansia. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres diantaranya spiritualitas dan nutrisi. Spiritualitas dalam kehidupan lanjut usia mencakup berbagai aspek. Hal ini dilihat dari dari segi apersepsi terhadap kehidupan yang lebih mendalam serta bagaimana seseorang menempatkan dirinya dalam lingkungan alam (Tamher & Noorkasiani, 2009). Spiritualitas dideskripsikan sebagai hubungan horizontal dan vertikal dari setiap individu. Spiritual dapat menjadi kekuatan yang akan memberikan makna bagi kehidupan lanjut usia. Kekuatan yang didapatkan dalam spiritualitas akan mampu menjadi sumber tenaga bagi lanjut usia yang menghadapi masalah (Stanley, 2007). Selain spiritual nutrisi juga dapat berkontribusi pada terjadinya stres. Lanjut usia dengan nutrisi tercukupi memiliki sistem kekebalan yang lebih dibanding lanjut usia yang tidak tercukupi nutrisinya. Stres yang bersifat ringan akan dihadapi tubuh dengan cara beradaptasi terhadap stesor, walaupn pada awalnya stresor dapat menghambat pertahanan tubuh (Swart, 2006). Stresor psikososial yang dialami lanjut usia akan lebih sering menyebabkan stres pada lanjut usia (Miller, 2009). Stresor berupa penyakit kronis yang berkepanjangan akan menyebabkan ketergantungan

dan menimbulkan masalah ekonomi. Lanjut usia yang sudah tidak lagi memiliki penghasilan akan memiliki beban yang berat dalam menangani masalah ekonomi yang dihadapi. Masalah akibat stesor ini pada lanjut usia akan semakin berat apabila lanjut usia sudah tidak memiliki pasangan hidup. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Tingkat stres lanjut usia yang mengikuti senam bugar lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul ratarata berada pada stres ringan dan stres sedang. 2. Tingkat stres lanjut usia yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul sebagian besar berada pada stres sedang dan beberapa pada stres berat. 3. Terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat stres lanjut usia yang mengikuti dan yang tidak mengikuti senam bugar lansia (SBL) Di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Saran Lanjut usia di Dusun Mrisi Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul diharapkan dapat tetap aktif dalam mengikuti senam bugar lansia serta didukung oleh keluarga maupun kader yang akan meningkatkan motivasi lanjut usia untuk mengikuti senam bugar lansia. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tingkat stres lanjut usia dengan melihat faktorfaktor lain yang mempengaruhi tingkat stres. DAFTAR RUJUKAN Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika;Jakarta. Fitriani, L. 2010. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Posyandu Lansia Teratai Dusun Ngrenak Kidul 10 Sidomoyo Godean Sleman. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah. Yogyakarta. Hawari, D. (2006). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. FKUI; Jakarta. Kushariyadi. 2010. Keperawatan Pada Lanjut Usia. Salemba Medika; Jakarta. Losyk, B. 2005. Kendalikan Stres Anda. Gramedia; Jakarta. Miller, C. A. 2009. Nursing For Wellnes In Adulst. Wolters Kluwer; Philadelphia.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta. Nurlaili, D. 2010. Hubungan Frekwensi Senam Lansia dengan Status Resiko Jatuh pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur Bantul Yogyakarta. Skripsi. Tidak Dipuplikasikan. PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah. Yogyakarta. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek. EGC; Jakarta. Prabowo, T. 2009. Perawatan Restoratif Untuk Peningkatan Kapasitas Fungsional Lansia. Jurnal Kesehatan Madani Medika. (1). 3-10. Stanley, B. dan Beare, P.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC; Jakarta. Swart, J. 2006. Tres Dan Nutrisi. Bumi Aksara; Jakarta. Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.