BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

Disusun oleh : ELLY KURNIA B

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ringan. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya sektor Industri yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peranan

PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI, LABA FISKAL, TINGKAT HUTANG PADA PERSISTENSI LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. pemisahan kepentingan tersebut disebut dengan agensi teori.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang disusun oleh perusahaan (Amos dan Abdul, 2014).

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Persistensi Laba dengan metode purposive sampling dan regresi linier berganda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

BAB II. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian. Pendekatan teori keagenan erat terkaitannya dengan hubungan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Kandungan Informasi Temporary Book-Tax Differences dan Akrual dalam Persistensi Laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH PERMANENT DIFFERENCES, TEMPORARY DIFFERENCES, LPBTD, LNBTD DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa (Suwardjono, 2005). Laba merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan (Dechow, 1994). Menurut Suwardjono (2005), tujuan pelaporan laba yaitu sebagai efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas pengukur prestasi kinerja perusahaan dan manajemen, dasar penentuan besarnya pajak, alat pengendali sumber daya ekonomik suatu negara, dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik, dasar kompensasi dan pemberian bonus, alat pengendali terhadap debitor dalam kontrak utang, alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan, dan dasar pembagian dividen. Perusahaan dalam menerbitkan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan, yang nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan. Salah satu informasi penting yang ada dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba. Informasi pelaporan keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila laba pada tahun berjalan dapat menjadi 1

2 indikator yang baik untuk laba pada masa yang akan datang (Lev dan Thiagarajan, 1993 dalam Andi dan Ida, 2013). Laba perusahaan merupakan informasi yang sangat menarik perhatian stakeholder, mereka biasanya beranggapan bahwa laba yang besar mencerminkan kondisi perusahaan yang baik. Namun, mereka tidak mengetahui apakah informasi yang terkandung oleh laba tersebut mempunyai kualitas tinggi. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas serta dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Aryn dan Yulianti, 2009). Laba yang dilaporkan oleh perusahaan menjadi dasar dalam pengenaan besarnya pajak sehingga untuk perhitungan pajak, perusahaan harus membuat laporan keuangan fiskal sesuai peraturan perpajakan. Sedangkan untuk perhitungan keuangan komersial sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (Andi dan Ida, 2013). Tujuan utama sistem perpajakan adalah pemungutan pajak yang adil, terdapatnya kepastian hukum, dan terjaganya penerimaan negara yang berasal dari pajak (Martani dan Persada, 2009). Sebaliknya, tujuan laporan keuangan komersial adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 IAI, 2010). Perbedaan tujuan laporan keuangan tersebut menyebabkan beberapa macam pajak menetapkan penghasilan dan biaya

3 yang spesifik, sehingga laba menurut akuntansi berbeda dengan laba menurut pajak. Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan pengakuan dalam perhitungan laba menurut akuntansi (book income) dan menurut pajak (taxable income) atau hal ini sering disebut dengan istilah book-tax differences (Adi, 2011). Menurut PSAK No.46 (IAI, 2010), laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sedangkan laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi). Book-tax differences timbul dari perbedaan yang sifatnya sementara (temporary differences) dan sifatnya tetap (permanent differences). Dalam PSAK No. 46 (IAI, 2010), pebedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Sedangkan perbedaan permanen (permanent differences) timbul karena adanya item-item yang termasuk dalam perhitungan salah satu komponen laba, tapi tidak masuk dalam perhitungan komponen laba lainnya (Hanlon, 2005). Book-tax differences dalam analisis perpajakan menjadi salah satu cara untuk menilai kualitas laba perusahaan (Wijayanti, 2006). Menurut Christina dkk. (2010), salah satu faktor yang yang mempengaruhi kualitas laba laporan keuangan perusahaan yaitu manajemen laba (earnings management). Informasi yang terdapat pada book-tax differences dapat

4 mempengaruhi laba perusahaan dimasa mendatang, dan dapat menimbulkan praktik manajemen laba yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kualitas laba yang buruk dan kurang persisten (Haris, 2013). Philip et al., 2003 (dalam Aryn dan Yulianti, 2009), menemukan bahwa beban pajak tangguhan dan akrual secara signifikan dapat mendeteksi manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan tujuan menghindari kerugian dan penurunan laba. Biaya dan manfaat pajak tangguhan tersebut sebagai proksi discretionary accrual untuk menilai book-tax differences (Haris, 2013). Book-tax differences yang bersifat temporer akan menimbulkan beban pajak tangguhan (Yulianti, 2005). Book-tax differences dapat dibagi menjadi tiga yaitu, large negative booktax differences (LNBTD), large positive book-tax differences (LPBTD), dan small book-tax differnces (SBTD) (Andi dan Ida, 2013). Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tidak dapat terlepas dari sumber modal perusahaan guna membiayai kegiatan perusahaan agar dapat terus mengembangkan usahanya dan menghasilkan laba yang maksimal. Salah satu sumber modal tersebut adalah hutang yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan usahanya (Andi dan Ida, 2013). Tingkat hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai dengan hutang (Fanani, 2009). Beberapa perusahaan lebih memilih hutang sebagai sumber dana karena hutang dapat digunakan untuk mengurangi pajak penghasilan, sehingga pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan lebih kecil (Septina,

5 2009). Penghematan pajak dapat menjadikan laba yang diperoleh perusahaan pun akan lebih besar. Pada saat tingkat hutang besar, maka laba yang dihasilkan akan dapat menutup pembayaran bunga dan pokok pinjaman (Purwanti, 2010). Tetapi jika hutang digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan perusahaan memiliki resiko kebangkrutan yang tinggi akibat dari ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutangnya (Brigham, 2008 dalam Delvira dan Nelvirita, 2013). Besarnya tingkat hutang perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik dimata investor dan auditor (Fanani, 2009). Dengan kinerja yang baik tersebut maka diharapkan kreditor tetap mempunyai kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mengucurkan dana, dan perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam pembayaran (Fanani, 2010). Jonas and Blanchet, 2000 (dalam Andi dan Ida 2013), menyebutkan bahwa kualitas laba dari suatu perusahaan sering dikaitkan dengan persistensi laba, karena persistensi laba merupakan komponen dari karakteristik kualitatif relevansi yaitu nilai prediktif (predictive value). Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai periode masa depan (Sloan, 1996). Sejalan dengan Sloan, Fanani (2009) juga mendefinisikan bahwa persistensi adalah kondisi bahwa laba periode sekarang merupakan refleksi dari periode masa depan ataupun

6 masa mendatang. Persistensi laba ini menjadi isu yang penting karena investor mempunyai kepentingan pada kinerja manajemen mendatang yang tercermin pada laba yang akan datang (Ginting dan Bahri, 2008). Laba dikatakan persisten ketika aliran kas dan laba akrual berpengaruh terhadap laba tahun depan dan perusahaan dapat mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan datang (Barth dan Hurton, 2004 dalam Haris, 2013). Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharapkan persistensi laba yang tinggi (Fanani, 2010), maka beberapa informasi yang terdapat dalam book-tax differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan (Martani dan Persada, 2009). Tingkat hutang juga mempengaruhi persistensi laba dan tingkat stabilitas perusahaan yang akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dimasa depan (Afri, 2014). Menurut Fanani (2010), untuk mengukur persistensi laba dibutuhkan informasi arus kas yang stabil, yaitu mempunyai volatilitas yang kecil. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas dimasa depan. Sloan (1996), menyatakan bahwa komponen akrual dari current earnings (laba saat ini/laba tahun berjalan) cenderung kurang persisten untuk menentukan laba masa depan karena mendasarkan pada akrual, deffered (tangguhan), alokasi dan penilaian yang mempunyai distorsi obyektif. Ada beberapa peneliti yang membuktikan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal memiliki

7 pengaruh terhadap persistensi laba. Namun masih banyak pendapat yang mendukung dan menolak pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh I Made Andi Suwandika dan Ida Bagus Putra Astika (2013) yang berjudul Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi Laba. Penelitian ini mempunyai rentang waktu yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu selama tahun 2010 hingga 2012 (tiga tahun). Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012). B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences terdapat persistensi laba yang rendah? 2. Apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences terdapat persistensi laba yang rendah?

8 3. Apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences terdapat persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences? 4. Apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences terdapat persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax difference? 5. Apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba? C. Tujuan Penelitian Dengan adanya masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh bukti empiris apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences terdapat persistensi laba yang rendah? 2. Untuk memperoleh bukti empiris apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences terdapat persistensi laba yang rendah? 3. Untuk memperoleh bukti empiris apakah perusahaan dengan large negative book-tax differences terdapat persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences? 4. Untuk memperoleh bukti empiris apakah perusahaan dengan large positive book-tax differences terdapat persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences? 5. Untuk memperoleh bukti empiris apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba?

9 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak yang ditinjau dari dua segi manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, menambah wawasan dan memperkaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan akademis terutama dari segi analisis perpajakan dan pemahaman mengenai kualitas laba perusahaan yang ditinjau dari pemahaman tentang pengaruh book-tax differences dan tingkat hutang terhadap persistensi laba. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait dengan penyelesaian masalah dalam perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan atau kebijakan perusahaan mengenai kualitas laba, sehingga nantinya dapat menarik minat investor sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi.

10 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka yang mengemukakan hal-hal berkaitan dengan pengertian persistensi laba, book-tax differences, dan tingkat hutang digunakan untuk membahas masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Mencakup landasan teori dan review penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi definisi variabel operasional, populasi, penentuan sampel penelitian, jenis dan

11 sumber data, serta metode pengumpulan dan metode analisis. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini Berisi tentang pengujian atas hipotesis dan penyajian hasil dari pengujian tersebut, serta pembahasan tentang hasil analisis yang berdasarkan teori yang berlaku. BAB V : KESIMPULAN Berisi tentang kesimpulan yang didapat dari analisis pada bab IV, implikasi penelitian, dan ketebatasan penelitian serta berisi tentang saran bagi penelitian berikutnya.