PROGRAM PEMBENTUKAN INSTITUSI PENGUJI ALAT KESEHATAN (IPAK) DI DINAS KABUPATEN/KOTA. Wahyudi Ifani, ST, M.Si Kepala BPFK Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN BPFK DALAM MENUNJANG KEBIJAKAN DI BIDANG FASYANKES PRIMER, RUJUKAN, DAN FASYANKES LAINNYA SESUAI PERMENKES NO.54 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAKIP TA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

2016, No Penunjang Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran 2016 perlu disesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum; c. bahwa berdasar p

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

PANDUAN PENGONTROLAN FASILITAS

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

Pusat Perencanaan & Pendayagunaan SDM Kes. Surabaya, 25 Oktober 2011

KEBIJAKAN DI BIDANG ALAT KESEHATAN DALAM ANTISIPASI GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/MENKES/PER/I/2010 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

HASIL MONITORING DAN EVALUASI Performance Management and Leadership (PML) RUMAH SAKIT TAHUN 2013

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014

Bagian Program dan Informasi DITJEN BUK KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Work di Propinsi DIY. Bondan Agus Suryanto

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2008 TENTANG

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

Jultince Virgorita Mandala

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

RENCANA STRATEGIS BISNIS TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah VIII Tahun

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

4. Izin lokasi, persyaratan bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan dan ketenagaan.

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyara

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

HASIL SIDANG KOMISI III

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

SKPD : RSUD LEUWILIANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008

PENDIRIAN RUMAH SAKIT SWASTA DI INDONESIA KHUSUSNYA JAKARTA/ ESTABLISHMENT OF A PRIVATE HOSPITAL IN INDONESIA ESPECIALLY IN JAKARTA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

Transkripsi:

PROGRAM PEMBENTUKAN INSTITUSI PENGUJI ALAT KESEHATAN (IPAK) DI DINAS KABUPATEN/KOTA Wahyudi Ifani, ST, M.Si Kepala BPFK Surabaya DISAMPAIKAN PADA ACARA PENGUATAN DINAS KESEHATAN DALAM PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN LOMBOK, 9 MARET 2017

REFERENSI Permenkes No 530/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Permenkes No 919/Menkes/Per/V/2011 tentang Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Permenkes No 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas Permenkes No 82 Tahun 2015 tentang Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Kesehatan TA 2016 Permenkes No 84 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Kesehatan TA 2015

VISI VISI DAN MISI BPFK SURABAYA Menjadi Lembaga Pengamanan Fasilitas Kesehatan berstandar Internasional MISI menyediakan layanan yang bermutu, terpercaya dan inovatif dalam bidang inspeksi,pengujian, kalibrasi dan sertifikasi fasilitas kesehatan. Mewujudkan fasilitas kesehatan yang aman. Menjamin mutu dan penapisan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan. Memperkuat kemitraan dalam pengelolaan mutu alat kesehatan di tingkat regional.

JUMLAH PUSKESMAS DI WILKER BPFK SURABAYA No. Propinsi PUSKESMAS Perawatan Non Perawatan Total 1 Jawa Timur 519 441 960 2 Bali 35 85 120 3 Kalimantan Timur 95 79 174 4 Kalimantan Selatan 46 184 230 5 Kalimantan Tengah 73 122 195 6 Nusa Tenggara Barat 109 49 158 7 Nusa Tenggara Timur 137 234 371 Jumlah Total 2208

JUMLAH RS DI WILKER BPFK SURABAYA No. Propinsi RUMAH SAKIT Umum Khusus Total 1 Jawa Timur 229 80 309 2 Bali 35 6 41 3 Kalimantan Timur 27 4 31 4 Kalimantan Selatan 24 8 32 5 Kalimantan Tengah 18 1 19 6 Nusa Tenggara Barat 24 2 26 7 Nusa Tenggara Timur 39 3 39 Jumlah Total 497

RS Rujukan Nasional dan Propinsi di Wilker BPFK Surabaya Kalteng (RSUD dr.silvanus) Kalsel (RS Ulin) Kaltara (RSUD Tarakan) Kaltim (RSAWS) Jatim (RS Soetomo) Bali (RS Sanglah) NTB (RSUD Mataram NTT (RS Prof Johannes

Jenis Penyelenggara Penguji Alat Kesehatan yang Legal Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan dilakukan oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan terdiri atas: balai pengamanan fasilitas kesehatan; dan loka pengamanan fasilitas kesehatan. Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan terdiri atas: institusi pengujian Alat Kesehatan; dan instalasi/unit di rumah sakit. Instalasi/unit di rumah sakit merupakan instalasi/unit di rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan sekaligus pendidikan. Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dimaksud dikelola oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Institusi pengujian Alat Kesehatan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta/masyarakat dan harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya bergerak di bidang jasa Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan. Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Tujuan dan Manfaat Institusi Penguji Alkes di Kab/Kota Memudahkan akses layanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan menekan biaya layanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan mempercepat layanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui Alat Kesehatan yang terkalibrasi di puskesmas dan fasilitas kesehatan dasar menguatkan sistem pengawasan dan pengamanan alat kesehatan

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan I. Sosialisasi, Promosi dan Koordinasi dengan stake holder terkait Permenkes no 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alkes Naskah Akademis / Proposal / Studi Kelayakan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alkes Cost Benefit Analisys dan Capital Investment Analisys II. Penyiapan Sumber Daya Laboratorium Pemberdayaan Bengkel Alat Kesehatan, PAM Centre atau Sumber Daya pengelolaan Alat Kesehatan yang sudah ada Penyiapan Sumber Daya Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan (SDM Honorer/PNS Lokal, Sarana, Prasarana dan Peralatan). Pengembangan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan menjadi Unit Pelaksana Fungsional Laboratorium(UPF Lab), Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) atau Badan Usaha Milik Daerah(BUMD)

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan III. Peningkatan dan Pengembangan Kapabilitas SDM Pelatihan Perencanaan dan Penyusunan Studi Kelayakan Institusi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan ISO 17025 Pelatihan Penyusunan Dokumentasi Mutu Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan - ISO 17025 Pelatihan Ketidakpastian dalam Pengukuran Pelatihan Teknis Kalibrasi Dasar (semua besaran fisis alat kesehatan) Pelatihan Teknis Kalibrasi Lanjutan (tiap alat kesehatan) On The Job Training atau magang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan IV. Mengikuti Pendampingan Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Oleh Kementerian Kesehatan RI (BPFK kelas A) dan Dinas Kesehatan Provinsi berupa : Pendampingan penyusunan Naskah akademis/ Studi kelayakan Institusi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pendampingan Manajemen dan Teknis Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Monitoring dan evaluasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Supervisi Layanan Teknis Layanan Sistem Cluster dan Layanan Khusus DTPK, PDBK dan DT3 Pelaporan Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

Kabupaten Malang Kabupaten Kediri

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan V. Mengikuti Penjaminan Mutu Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Uji Banding/Uji Profisiensi/Interkomparasi Kalibrasi alat kalibrator alat kesehatan Evaluasi Kompetensi SDM VI. Mengikuti Advokasi dan Konsultasi Laboratorium Advokasi dan Konsultasi Penyelenggaraan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Fasilitasi rekomendasi dan penyiapan perijinan Institusi Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan (MoU dengan BPFK kelas A)

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan VII. Mengajukan ijin Operasional Institusi Penguji Alkes Untuk memperoleh izin operasional Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Alat Kesehatan, Pimpinan Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Alat Kesehatan mengajukan surat permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Pasal 29

Tahapan mendirikan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan VIII.Menyiapkan Akreditasi Lab. Pengujian dan Kalibrasi ISO 17025 Dalam jangka waktu dua tahun sejak memperoleh izin operasional, Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan institusi pengujian Alat Kesehatan wajib terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Pasal 33

Persyaratan Institusi Penguji Alat Kesehatan Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Pasal 17 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, peralatan, dokumen, laboratorium, dan sumber daya manusia.

LATAR BELAKANG DAN MASALAH Jumlah PKM +/-2200; jumlah RS +/-500 Cakupan layanan kalibrasi PKM : <20% Cakupan layanan kalibrasi RS : > 80% Permenkes No.54/2015 Permenkes No.75/2014 Permenkes No.46/2015 Isu Strategis Dirjen Yankes 5600 kec/2019 puskesmas - Program kemitraan; Sudah memiliki SDM dan alat ; Belum berbadan hukum dan ijin operasional; Belum bisa mengeluarkan sertifikasi mandiri; hanya melayani fasyankes di wilayah kerjanya Sister lab di wilker BPFKS Sister Laboratory - Memiliki ijin operasional: berbadan hukum; memilki gedung; bisa mensertifikasi alat kesehatan secara mandiri; belum terakreditasi IPAK (ijin operasinal) IPAK (akreditasi) seperti IPAK yang memiliki ijin operasional tetapi sudah terakrediasi sesuai ISO 17025-2008; Bisa melayani fasyankes di luar wilayah kerja SISTER LABORATORY: Laboratorium kalibrasi alat kesehatan yang dibentuk atas dasar sistem jejaring dan kerjasama; yang bermitra dengan laboratorium kalibrasi rujukan dalam rangka mengembangkan sumber daya dan memenuhi cakupan layanan kalibrasi.

Penyebaran potensi Sister Laboratory Kalibrasi Alkes BPFK Surabaya Dinkes Kab Kotawaringin Barat Dinkes Kab Kapuas Dinkes Kab Barito Selatan Dinkes Kab Malang Dinkes Kab Kediri Dinkes Kab Jember Dinkes Prop jawa Timur Dinkes Kota Denpasar Dinkes Kab Badung Dinkes Prop NTB Dinkes Kota Bima Dinkes Kab Sumbawa Barat Dinkes Kab Kabupaten Sumbawa Dinkes Kab Lombok Barat Dinkes Kab Sumba Timur Dinkes Kab Belu Dinkes Kab Sikka Dinkes Kab Ende Dinkes Kab Manggarai

Institusi Penguji Alat Kesehatan Market Manajemen & Quality Money M Man Power Machine & facility Method Material

Market - sasaran Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Pasal 4 Setiap Alat Kesehatan yang digunakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan lainnya harus dilakukan uji dan/atau kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan.

Manajemen dan Quality Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dikelola oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Institusi pengujian Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf a dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta/masyarakat. Institusi pengujian Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya bergerak di bidang jasa Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.

Manajemen dan Quality Struktur manajemen di dalam Institusi Penguji Alat Kesehatan paling sedikit terdiri atas : - Kepala Balai atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan, - Penanggung jawab laboratorium, - Penanggung jawab mutu teknis - Manajemen pelayanan, - Tenaga pelaksana, dan - Tenaga administrasi.

Manajemen dan Quality harus mempunyai dokumen mutu yang terdiri dari: panduan mutu; prosedur mutu; lembar kerja; dan metode kerja sesuai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal, sesuai jenis Pengujian dan/atau Kalibrasi

Manajemen dan Quality JAMINAN MUTU HASIL PENGUJIAN DAN KALIBRASI jaminan mutu hasil pengujian dan/atau kalibrasi melalui interkomparasi, uji profisiensi, atau uji banding. merupakan syarat akreditasi. dilakukan setiap tahun secara berkala. diselenggarakan oleh BPFK kelas A atau kelas B milik Pemerintah yang ditetapkan oleh Menteri

Money - anggaran CAPITAL INVESTMENT biaya investasi peralatan laboratorium biaya investasi peralatan umum biaya investasi sarana dan prasarana biaya investasi SDM dll COST biaya pemeliharaan peralatan laboratorium biaya pemeliharaan peralatan umum biaya pemeliharaan sarana dan prasarana biaya peningkatan kapabilitas SDM biaya pemakaian/operasional peralatan laboratorium biaya pemakaian/operasional peralatan umum biaya pemakaian/operasional sarana dan prasarana biaya diklat, honor dan insentif SDM dll

Money - anggaran Benefit Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dilaksanakan oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan milik pemerintah atau pemerintah daerah dikenakan tarif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (misal PP 21 Tahun 2013).

Man Power - SDM Kualifikasi Penanggung Jawab Laboratorium Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pendidikan S1 Fisika, S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Biomedika, S1 Teknik Fisika, atau D IV Teknik Elektromedik; memiliki pengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun di bidangnya/sesuai pendidikan; dan memiliki sertifikat pelatihan di bidang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan yang diperoleh dari pelatihan yang telah terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Man Power - SDM kualifikasi Penanggung jawab mutu teknis dan manajemen pelayanan pendidikan S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Lingkungan, S1 Teknik Fisika, S1 Fisika, S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Biomedika, S1 Teknik Mesin, S1 Teknik Industri, D IV Radiodiagnostik, atau D IV Teknik Elektromedik; memiliki pengalaman kerja paling singkat 3 (tiga) tahun di bidangnya/sesuai pendidikan; dan memiliki sertifikat pelatihan mutu yang diperoleh dari pelatihan yang telah terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Man Power - SDM Kualifikasi Tenaga Pelaksana teknis Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pendidikan S1 Fisika, S1 Teknik Elektro, S1 Teknik Biomedika, S1 Teknik Fisika, S1 Teknik Instrumentasi, D IV Teknik Elektromedik, D III Teknik Elektromedik, atau D III Teknik Instrumentasi; dan memiliki sertifikat pelatihan di bidang Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan yang diperoleh dari pelatihan yang telah terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Man Power - SDM CATATAN Pimpinan dan penanggung jawab laboratorium dapat merangkap sebagai tenaga pelaksana dan tenaga administrasi. Penanggung jawab mutu teknis dan manajemen pelayanan tidak dapat merangkap jabatan.

Machine & fasicility alat, sarana dan prasarana ALAT UKUR / STANDARD harus memiliki alat ukur/analyzer, alat uji, dan alat Kalibrasi sesuai dengan jenis Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan. harus terkalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan kelas A, kelas B, atau laboratorium uji dan kalibrasi level 2 (dua) yang terakreditasi. harus terpelihara dengan baik serta memiliki petunjuk pemakaian dan pemeliharaan.

Machine & fasicility alat, sarana dan prasarana Hal 61-62

Machine & fasicility alat, sarana dan prasarana Hal 60

Machine & fasicility alat, sarana dan prasarana LOKASI DAN BANGUNAN harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan dengan memenuhi: Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL); atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) untuk Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan yang menggunakan bahan kimia berbahaya dalam melakukan Pengujian dan/atau Kalibrasi

Machine & fasicility alat, sarana dan prasarana LOKASI DAN BANGUNAN harus permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal. harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan. harus memiliki ruang paling sedikit terdiri dari ruangan kerja/laboratorium, ruangan pelayanan, dan ruangan manajemen dan harus dilengkapi dengan prosedur keselamatan, monitoring lingkungan dan sanitasi serta pembuangan limbah.

Material bahan-bahan Diantaranya merupakan bahan habis pakai dalam operasional Pengujian dan Kalibrasi baik teknis maupun manajemen diantaranya : Bahan ATK ( kertas khusus untuk SERTIFIKAT hasil penujian dan kalibrasi alkes Bahan habis pakai proses pengujian dan kalibrasi alkes (aquades, gas anaestesi, dll) BBM kendaraan operasional Suku cadang / part penunjang dll