BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

I. PENDAHULUAN. Jumlah kehancuran fisik diperkirakan sama dengan kira-kira dua kali GNP untuk 1948 s/d

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara FORUM EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR Jakarta, 11 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

Universitas Sumatera Utara

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

Analisis Perkembangan Industri

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

Perekonomian Indonesia

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pandangan yang menyeluruh, sangat penting dilakukan. Sejak tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

Universitas Bina Darma

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAGIAN KEDUA STRATEGI INDUSTRIALISASI BERBASIS AGRIBISNIS

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. mengalami keruntuhan (keadaan gawat) dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah sosial ekonomi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

MAKALAH DEVISA DAN DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL LENGKAP

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) Pada sekitar tahun 1920-an industri modern di Indonesia hampir

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Sogo Shosha dalam Perkembangan Perekonomian Jepang Pasca Perang Dunia II (1952-. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis pada bab sebelumnya. Terdapat empat hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang dibahas, yaitu: Pertama, pembangunan perekonomian Jepang yang sangat maju pasca Perang Dunia II ternyata tidak terjadi begitu saja secara instan, namun awal mulanya sudah terjadi lama sebelumnya. Perekonomian modern Jepang mulai membangun fondasinya ketika lahirnya sebuah perubahan politik penting yang kemudian dikenal sebagai Restorasi Meiji di tahun 1868. Langkah awal modernisasi perekonomian di Jepang dimulai dengan mendatangkan teknisi dari luar negeri dan mengirimkan mahasiswa-mahasiswa ke luar negeri untuk mempelajari dan mengamati perkembangan teknologi yang ada di Barat. Hal ini mengisyaratkan dimulainya abad mesin di Jepang, dan dampak yang paling terasa adalah meningkatnya industri tekstil kain katun pada periode tahun 1886 hingga tahun 1911. Langkah selanjutnya adalah kebijakan dalam mengembangkan prasarana negara seperti diperluasnya jaringan kereta api. Hal ini sekaligus merupakan upaya pemerintah untuk semakin meningkatkan mobilitas perekonomian yang ada di Jepang saat itu. Di tahun-tahun selanjutnya, perekonomian Jepang pasca Perang Dunia II mengalami berbagai pasang surut. Dimulai dari peristiwa Perang Dunia I yang terjadi pada tahun 1914 hingga tahun 1918, dan sangat mempengaruhi peningkatan produksi industri berat Negara Jepang. Lalu perekonomian Jepang mengalami dekade kemuraman di

128 tahun 1920-an yang diakibatkan oleh berakhirnya Perang Dunia I, Iishi Panic di tahun 1922, Gempa Bumi hebat di Kanto tahun 1923, selain itu terjadi juga peristiwa Great Depression yang menimpa perekonomian global. Muram disini dalam artian bahwa banyak perusahaan menderita kerugian, banyak terjadi kebangkrutan, dan banyak orang yang berhutang atau menganggur. Periode kemuraman yang terjadi pada tahun 1920-an ternyata mengakibatkan suatu seleksi alamiah dalam perusahaan-perusahaan. Beberapa perusahaan kecil kemudian melakukan merger, sedangkan perusahaan yang kuat akan menjadi lebih dominan. Pada periode inilah perusahaan-perusahaan besar seperti Mitsui, Mitsubishi dan Sumitomo mulai membentuk posisi yang dominan. Perusahaan-perusahaan zaibatsu tersebutlah yang kemudian pada dekade 1930-an memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian Jepang. Kedua, perusahaan-perusahaan zaibatsu yang di dalamnya juga pasti terdapat perusahaan-perusahaan dagang atau sogo shosha, sudah lahir sejak masamasa awal pemerintahan Kaisar Meiji. Kebanyakan pendiri sogo shosha pada awalnya hanyalah seorang pedagang biasa yang menjual barang-barang dari luar negeri Jepang yang bisa dikategorikan sebagai barang langka namun sangat dibutuhkan. Contoh barang-barang tersebut adalah gelas, benang wool, minyak, korek api, obat-obatan, hingga minuman Barat. Ketika perusahaan-perusahaan sogo shosha semakin mapan dan memiliki jumlah modal yang besar, bisnis mereka mulai beralih kepada bidang perindustrian. Fenomena ini terjadi di tahun 1900-an, ketika perekonomian Jepang mulai merangkak naik setelah adanya kemajuan dalam industri tekstil dan kain tenun. Diversifikasi yang dilakukan oleh kebanyakan sogo shosha terjadi ketika memasuki tahun 1930-an. Saat itu Jepang mulai terlibat dalam Perang Dunia II, dan pemerintah Jepang memaksa sogo shosha untuk terjun ke dalam bidang industri berat sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan persenjataan dan alat-alat perang lainnya.

129 Ketiga, kemajuan perekonomian Jepang pasca Perang Dunia II tidak dapat dilepaskan dari peranan sogo shosha. Karena disadari atau tidak, Negara Jepang sangat bergantung pada sogo shosha. Contohnya adalah peranan sogo shosha dalam bidang impor, mulai dari impor bahan-bahan makanan untuk para penduduk Jepang, impor bahan-bahan mentah industri bagi keberlangsungan berbagai macam perindustrian yang ada di Jepang, hingga impor dalam alih teknologi maju dari Barat kepada para pabrikan Jepang. Sogo shosha sangat mendukung industri-industri kecil yang ada di Jepang. Hal ini terlihat dari peran mereka dalam menyediakan bahan-bahan mentah yang menjadi faktor utama dalam memproduksi barang-barang industri tersebut. Selain itu, dukungan sogo shosha juga tercermin dari berbagai bantuan keuangan yang diberikan oleh mereka untuk membantu pertumbuhan perusahaan-perusahaan industri kecil dan menengah. Bantuan keuangan ini membuat perindustrian Jepang bisa tetap produktif dalam memproduksi barang-barangnya. Peranan penting sogo shosha lainnya adalah sebagai kekuatan utama di belakang sukses Jepang yang luar biasa dalam penjualan barang-barang industri kepada berbagai negara. Terlebih lagi saat periode pasca Perang Dunia II, sogo shosha melakukan diversifikasi di berbagai komoditi. Mulai dari baja-baja Jepang, fiber sintetis, barang petrokimia, hingga mesin-mesin berat seperti perkapalan. Peranan perusahaan-perusahaan sogo shosha tersebut merupakan sumbangan terbesar mereka terhadap ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II. Keempat, keaktifan sogo shosha dalam perdagangan internasional membawa dampak positif dan dampak negatif pada perekonomian Negara Jepang pasca Perang Dunia II. Dampak positifnya adalah berupa pertumbuhan ekonomi sangat cepat yang terjadi setelah pendudukan Sekutu di Negara Jepang. Ketika itu Jepang mencapai keseimbangan dalam neraca pembayaran internasional dan juga berhasil mengakumulasikan nilai valuta asing cadangan. Selain itu, Jepang juga membangun kembali perindustrian utamanya dan meningkatkan produktivitas yang tingkatannya jauh di atas pada saat sebelum perang. Dan terakhir, Jepang

130 berhasil mengendalikan inflasi yang sempat terjadi setelah mengalami kekalahan di Perang Dunia II. Namun keberhasilan sogo shosha dalam meningkatkan perekonomian Jepang pasca Perang Dunia II juga dibarengi oleh dampak negatif. Sekitar awal tahun 1973-an mereka dicaci maki dengan sebutan-sebutan seperti pengkhianat, pedagang licik, parasit, dan bahkan sebutan drakula peminum darah masyarakat. Mereka dituduh oleh pers, politisi, dan cendikiawan kiri bahwa sogo shosha ini telah menyebabkan inflasi karena melakukan spekulasi dan mengambil untung berlebihan. Tuduhan-tuduhan tersebut kemudian membuat Komisi Perdagangan yang Adil atau Japan Trade Fair Commission (FTC) melakukan penyelidikan kegiatan-kegiatan sogo shosha. Secara garis besar, sogo shosha sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian Negara Jepang. Dampaknya terlihat dari hasil positif perekonomian mereka dalam periode pasca Perang Dunia II. Kesemuanya dikarenakan oleh peranan sogo shosha dalam perdagangan internasional yang mereka jalani. 5.2. Saran Skripsi dengan judul Sogo Shosha dalam Perkembangan Perekonomian Jepang Pasca Perang Dunia II (1952- ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, baik untuk para akademisi maupun pembaca pada umumnya mengenai sejarah perkembangan perekonomian Negara Jepang pasca Perang Dunia II terutama mengenai Sogo Shosha serta peranannya bagi perkembangan perekonomian Jepang. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberi rekomendasi pada pembelajaran sejarah di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena materi skripsi ini dapat dijadikan sebagai pendalaman materi pada kurikulum 2013 terutama sejarah peminatan kelas XI untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.6 dan Kompetensi Dasar (KD) 4.6 pada materi pokok mengenai Pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II terhadap Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Hubungan Internasional. Karena materi

131 Sogo shosha ini dapat dijadikan contoh atau inspirasi bagi perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan. Selain itu, melalui penelitian ini penulis juga memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya melalui kerangka berpikir penulis mengenai pembahasan yang belum dipecahkan atau belum dibahas secara jelas dalam penelitian ini. Pembahasan tersebut ialah mengenai kebangkitan sogo shosha pasca pendudukan Amerika Serikat terkait kebijakan-kebijakan pemerintah pendudukan Amerika Serikat di Jepang pasca Perang Dunia II saat itu. Mengingat salah satu kebijakannya adalah untuk membubarkan zaibatsu-zaibatsu yang ada di Jepang, dan saat zaibatsu-zaibatsu tersebut dibubarkan maka kebijakan itu juga turut berdampak buruk pada perusahaan-perusahaan sogo shosha. Namun setelah pendudukan Amerika Serikat berakhir di tahun 1952, sogo shosha kembali bangkit dan segera memberikan dampak yang positif bagi perekonomian Negara Jepang dalam waktu yang terbilang singkat. Berdasarkan keresahan tersebut, penulis merekomendasikan peneliti lain untuk mengkaji mengenai sogo shosha yang dikaitkan dengan kebijakan pemerintah pendudukan Amerika Serikat di Jepang.