Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

dokumen-dokumen yang mirip
Gizi Siswa SMP Negeri 3 Jorong Kabupaten Tanah Laut

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PELAJAR DI SMPN 1 KOKAP KULON PROGO YOGYAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

GAMBARAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, POLA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMU NEGERI 18 MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

*Korespondensi : :

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

Keywords: Anemia, Social Economy

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012, DAN 2013.

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Oleh SHOFI IKRAMINA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA REMAJA HAMIL USIA TAHUN (Studi pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang)

BAB III METODE PENELITIAN

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN DI SMUN 5 KEDIRI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB 4 METODE PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

Output Perhitungan Besar Sampel dengan Software G Power

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWI-SISWI OQ MODELLING SCHOOL

Transkripsi:

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status In Adolescent of SMP 2 Banjarbaru Rusman Efendi 1 *, Rosihan Anwar 2, Sanna Riawu 3 1 StikesHusada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 PoliteknikKesehatanBanjarbaru, Kalimantan Selatan 3 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *korespondensi : rusman.efendi@yahoo.co.id Abstract Adequacy of energy is influenced by several factors: age, gender, body size, physiological status, activity, thermic effect, and climate adaptation. For protein adequacy is influenced by factors age, sex, body size, physiological status, protein quality, energy consumption and adaptation. This study aimed to finding out the relationship of food consumerism and food nutrition status of teens school girl in junior school 2 Banjarbaru Year 2013. This research was an analytical cross sectional population. In this study population were male and female students of class VII and VIII. The sample in this study as many as 85 people. Analyzes performed tested these descriptive and statistical chi-square test. Results obtained no significant relationship between the level of food consumption and purchasing power with energy (p = 0,195). no significant relationship consumerism with protein (p = 0,437) of adolescent boys and girls in Junior High School Banjarbaru State 2. The expectation is to add the knowledge of the true nutritional status and apply it in everyday life, so as to have a good nutritional status. Keywords: Consumption Energy, Protein, Power Buy Food, Nutrition Status Pendahuluan Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi remaja. Status gizi yang baik atau status gizi yang optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Pada remaja yang aktivitasnya tinggi baik kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah, mereka sering makan dengan cepat lalu keluar rumah. Tidak jarang mereka makan di luar rumah, dengan resiko mereka makan dengan komposisi gizinya yang tidak seimbang (1). Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya. Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (2) Daya beli makanan adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan atau memperoleh barang yang di butuhkan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan secara ekonomi yaitu kemampuan seseorang untuk mengeluarkan uang yang dimilikinya sesuai dengan barang yang diinginkan oleh seseorang. Sehingga daya beli makanan dapat diartikan sebagai kemampuan secara ekonomi dari seseorang untuk memperoleh makanan yang di butuhkan (3). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh dari SMP Negeri 2 Banjarbaru tahun 2013 sebanyak 10 responden. Di dapatkan status gizi normal 5 responden (50%), status gizi gemuk 2 responden (20%) dan status gizi kurus 3 responden (30%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat konsumsi energi, protein dan daya beli makanan dengan status gizi pada remaja di SMP Tahun 2013. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. 45

Penelitian ini dilaksanakan di SMP pada bulan Mei-Juli 2013. Sampel adalah sebagian siswa dan siswi yang ada di SMP yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian sebanyak 85 orang, dengan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan injak kapasitas 120 kg dengan tingkat ketelitian 0,1 kg, Microtoic kapasitas 200 cm dengan tingkat ketelitian 0,1 cm, kuesioner dan Formulir Semi Quantitative Food Frequency Quesioner untuk mengetahui jenis dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi oleh responden Pengolahan data dilakukan menggunakan ko.mputer, kemudian dianalisis dan diuji menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05 antara daya beli makanan dengan tingkat konsumsi energi didapatkan hasil tidak ada hubungan yang singnifikan antara daya beli energi di SMP Tahun 2013. Tabel 1. Tingkat Konsumsi Energipada Remaja di SMP Tahun 2013 Daya Beli Makanan Tingkat Konsumsi Energi Total Baik Sedang Kurang Baik 19 59,4 8 25 5 15,6 32 100 Cukup 21 55,3 12 31,6 5 13,2 38 100 Kurang 5 33,3 4 26,7 6 40 15 100 Jumlah 45 52,9 16 18,8 24 28,2 85 100 p = 0,195 α = 0,05 Tabel 2. Tingkat Konsumsi Protein pada Remaja di SMP Tahun 2013 Daya Beli Makanan Tingkat Konsumsi Protein Total Baik Sedang Kurang Baik 16 50 10 31,2 6 18,8 32 100 Cukup 18 47,4 11 28,9 9 23,7 38 100 Kurang 10 66,7 1 6,7 4 26,7 15 100 Jumlah 44 51,8 22 25,9 19 22,4 85 100 p = 0,437 α = 0,05 dengan tingkat konsumsi energy pada remaja terlihat pada tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki daya beli baik dan cukup sebagian besar mempunyai tingkat konsumsi energi yang baik yaitu 50.4% dan 55.3%, sedangkan responden yang memiliki daya beli kurang sebagian besar mempunyai tingkat konsumsi energi yang kurang yaitu 40% Tingkat Konsumsi Protein pada Remaja di SMP bahwa sebagian besar responden yang daya belinya baik, cukup dan kurang memiliki tingkat konsumsi protein yang baik yaitu 50%, 47,4%, dan 66,7%. antara daya beli makanan dengan tingkat 46

konsumsi protein didapatkan hasil tidak ada hubungan yang singnifikan antara daya beli protein di SMP Tahun 2013. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi pada Remaja di SMP energi pada remaja terlihat pada tabel 3. energy pada remaja terlihat pada tabel 4. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat konsumsi protein yang baik sebagian besar status gizinya normal yaitu sebanyak 54,5%, responden yang tingkat konsumsi proteinnya sedang sebanyak 45.5% memiliki status gizi gemuk, dan yang tingkat konsumsi proteinnya kurang sebagian besar memiliki status gizi kurus yaitu Tabel 3. Hubungan Tingkat Konsumsi Energidengan Status gizipada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Tahun 2013 Tingkat Konsumsi Status Gizi Total Energi Kurus Normal Gemuk Baik 6 13,3 27 60,0 12 26,7 45 100 Sedang 10 41,7 5 20,8 9 37,5 16 100 Kurang 13 81,2 3 20,8 0 0 24 100 Jumlah 29 34,1 35 41,2 21 24,7 85 100 p = 0,000 α = 0,05 Tabel 4. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status gizi pada Remaja di SMP Tahun 2013 Tingkat Konsumsi Status Gizi Total Protein Kurus Normal Gemuk Baik 9 20,5 24 54,5 11 25,0 44 100 Sedang 5 22,7 7 31,8 10 45,5 22 100 Kurang 15 78,9 4 21,1 0 0 19 100 Jumlah 29 34,1 35 41,2 21 24,7 85 100 p = 0,000 α = 0,05 Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden yang tingkat konsumsi energinya baik sebagian besar memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 60%, yang memiliki tingkat konsumsi sedang sebagian besar memiliki status gizi kurus yaitu 41.7%, dan yang tingkat konsumsi energinya kurang yang memilki status gizi kurang sebanyak 81.2%. antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi responden di SMP Tahun 2013. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi pada Remaja di SMP sebanyak 78.9%. Pembahasan Tingkat Konsumsi Energi pada Remaja di SMP Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara daya beli makanan dengan tingkat konsumsi energi pada remaja di SMP. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi (4). Tidak adanya hubungan antara daya beli energi ini dikarenakan walaupun mempunyai daya beli makanan yang baik akan tetapi masih ada remaja yang tingkat konsumsi energinya kurang. Hal ini 47

dikarenakan remaja lebih menyukai jajan disekolah dengan konsumsi makanan yang kadang minim energi dari pada makan dirumah yang tentunya lebih sehat. Remaja lebih menyukai makanan ringan ataupun mie instan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Selain itu ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecukupan energi remaja seperti umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Tingkat Konsumsi Protein pada Remaja di SMP Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara daya beli makanan dengan tingkat konsumsi protein pada remaja di SMP. Remaja mempunyai kebiasaan makan diantara waktu makan, berupa jajanan baik disekolah maupun diluar sekolah. Pilihan jenis makanan yang mereka lakukan lebih penting dari pada tempat tempat atau waktu makan. Kecukupan protein dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktorfaktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi protein dan adaptasi (4). Tidak adanya hubungan antara daya beli protein ini dikarenakan, walaupun remaja mempunyai daya beli makanan yang baik tetapi terkadang remaja lebih menyukai jajanan dengan kadar lemak yang tinggi ataupun yang mempunyai nilai gizi rendah seperti makanan ringan. Selain itu tidak hanya daya beli makanan yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi, akan tetap ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti pengetahuan tentang konsumsi protein, faktor sosial dan lain-lain. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi pada Remajadi SMP Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi pada remaja di SMP. Bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi (2). Akibat yang dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan (energi negatif), sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Sebaliknya, bila konsumsi energi yang diperoleh dari makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalambentuk lemak tubuh, akibatnya terjadi berat badan yang melebihi berat badan idealnya (terjadi kegemukan). Dengan demikian siswa dengan tingkat konsumsi energi yang berbeda, maka status gizinya akan berbeda. Jadi bila konsumsi energinya baik maka status gizinya akan cenderung normal, sebaliknya jika konsumsi energi kurang atau defisit maka status gizinya cenderung kurang. Akan tetapi pada penelitian ini siswa yang konsumsi energinya cukup cenderung status gizinya gemuk. Hal ini dikarenakan tidak hanya energi yang mempengaruhi status gizi, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti olahraga. Walaupun konsumsi energinya cukup, tetapi orang tersebut jarang berolahraga maka dapat membuat status gizinya gemuk, karena dengan berolahraga dapat menambah energi. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein Dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi pada remaja di SMP. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik tingkat konsumsi protein (TKP) maka semakin baik pula status gizi pada remaja tersebut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kebutuhan konsumsi protein pada usia remaja (10-18 tahun) mengalami kenaikan sejalan dengan proses pertumbuhan yang pesat. Dengan kata lain, kebutuhan protein itu berbanding lurus dengan berat badan seseorang (status gizi). Jadi jika konsumsi protein yang diperoleh dari makanan itu memenuhi angka kecukupan protein yang dianjurkan, maka akan diperoleh status gizi yang baik(5). 48

Kesimpulan 1. Tidak ada hubungan antara daya beli energi di SMP Tahun 2013. 2. Tidak ada hubungan antara daya beli protein pada remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Tahun 2013. 3. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi responden di SMP Tahun 2013. 4. Ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi responden di SMP Tahun 2013. Daftar Pustaka 1. Mulia, A. (2010). Pengetahuan Gizi,Pola Makan dan Status Gizi Mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan Tahun 2010. Skripsi. FKM USU,Medan 2. Almatsier,S. (2003). Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. 3. Kotler, P. (2006) Manajemen Pemasaran Edisi II.Jakarta: P. Indeks 4. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, (2012). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 5. Almatsier,S. (2011). Penuntun Diet, Edisi baru, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 49