BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB III METODE PENELITIAN

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

BAB III METODE PENELITIAN

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian, variabel penelitian,

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

Volume 5, Number Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuasieksperimen atau

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode eksperimen. Jenis penelitian eksperimen dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN KOSTUM DAN PROPERTI TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

KEEFEKTIFAN STRATEGI COLLABORATIVE LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS XI SMAN 1 RONGKOP GUNUNGKIDUL

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

Transkripsi:

46 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode serta alat tertentu. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono mengemukakan bahwa dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan model quasi eksperimen atau eksperimen kuasi semu kategori tes awal dan tes akhir dalam kelompok tunggal (pre-test and post-test group). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test group pada satu kelas eksperimen semu. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah suatu kelompok diberi perlakuan (pre-test dan post-test). Pola penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

47 E O1 X O2 K O3 O4 Keterangan: E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran bermain drama dengan menggunakan media film Freedom Writers. O3 : Uji awal pada kelompok kontrol O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi uji awal untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji awal yang baik jika nilai di kelas eksperimen tidak berbeda signifikan. Selanjutnya, kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran bermain drama dengan menggunakan media film Freedom Writers. Adapun kelas kontrol dengan menggunakan media iklan televisi. Sesudah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan uji akhir.

48 3.2 Teknik Penelitian 3.2.1. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh sebagai berikut : 1) Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bermain drama. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan. Tes pertama dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan siswa dalam bermain drama, dengan tidak mendapatkan perlakuan, sedangkan tes kedua dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam bermain darama dengan mendapatkan perlakuan. 3.2.2. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat dan lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berikut adalah beberapa instrumen yang digunakan oleh peneliti. 3.2.2.1. Instrumen Perlakuan 1. Perencanaan Hal yang penulis lakukan untuk menyusun perencanaan pembelajaran adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

49 (RPP). RPP diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam RPP terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan hal lain yang dapat menunjang proses pembelajaran. Dalam RPP ini penulis menyajikan kebutuhan yang relevan dengan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa, yaitu berperan dalam sebuah pementasan drama. RPP yang penulis rumuskan yaitu untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas XI SMA. Adapun format RPP tersebut adalah sebagai berikut:

50 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah : SMA Pasundan 7 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XI/2 Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (3 pertemuan) A. Standar Kompetensi Berbicara 14. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama B. Kompetensi Dasar 14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama C. Indikator

51 1) Mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/tekanan yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. 2) Mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan mimik/gerak-gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. 3) Mampu menanggapi peran yang ditampilkan dalam pementasan drama. D. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/tekanan yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. 2) Siswa mampu memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan mimik/gerak-gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. 3) Siswa mampu menanggapi peran yang ditampilkan dalam pementasan drama. E. Materi Pokok 1. Pengertian drama Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak dan konflik merupakan

52 sumber pokok dari drama.secara umum drama diartikan sebagai kisah hidup dari kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dengan media percakapan, gerak, dan laku yang didasarkan pada naskah tertulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. 1) drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. 2) cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. 3) kejadian yang menyedihkan. 2. Unsur-unsur pembangun dalam drama a. Tema, tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya drama; b. Plot atau alur, merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik, klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan; c. Penokohan dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri seorang tokoh. Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau memiliki watak lainya. Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama dapat dilihat secara langsung oleh penonton pementasan tersebut dari sikap, ucapan, tingkah laku, suara serta

53 tingkah laku lainya. Namun secara teori, drama sendiri mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang dimiliki seorang tokoh yang dilakukan secara eksplisit dan implisit. Eksplisit dari pendapat atau komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah polah tokoh itu sendiri; d. Dialog, dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan drama dengan cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan dalam kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan masyarakat. Dialog merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh penghayatan niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai; e. Setting, setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu, setting waktu tempat, dan setting ruang; f. Amanat, merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama yang diciptakan. Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita mengapresiasi drama tersebut; g. Petunjuk teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau mengaudiovisualkan naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks samping; h. Drama sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik melainkan lebih pada unsure idea atau pandangan dasar

54 dalam menyusun drama yang merupakan tiruan kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia yang dipentaskan. 3. Unsur-unsur dalam pementasan drama a. Lakon adalah hasil perwujudan dari naskah yang dimainkan. Lakon yang baik selalu mengandung konflik. Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel dan cerpen, yaitu karakteristik, plot, dialog, penempatan ruang dan waktu. b. Plot dan karakteristik adalah dua hal yang saling mendukung. Karakter dan plot dalam drama diwujudkan dalam laku dan dialog. c. Pemain, dalam sebuah drama ada pemain yang membawakan lakon drama. Pemain adalah komponen yang menghidupkan konflik yang terdapat dalam drama. Pemain yang baik adalah yang mampu menghidupkan pikiran dan perasaan pengarang. Ada beberapa istilah untuk para pemain, yaitu: - Protagonis: peran utama yang merupakan pusat cerita. - Antagonis : Peran lawan, ia sering menjadi musuh yang menyebabkan konflik terjadi. - Tritagonis: peran penengah, bertugas menjadi pendamai atau perantara protagonis dan antagonis. - Peran pembantu: peran yang tidak secara langsung terlibat dalam konflik yang terjadi, tetapi diperlukan dalam penyelesaian cerita.

55 d. Tempat (gedung pertunjukan) yaitu tempat berlangsungnya pertunjukan drama. e. Penonton, kedudukan penonton dalam drama harus dijadikan perhitungan istimewa karena tanpa penonton, maka lakon drama yang dipentaskan tidak mengandung arti. f. Naskah drama adalah bentuk tertulis dari cerita drama. Sebuah lakon drama karya siapapun yang berkali-kali dimainkan akan selalu berubah-ubah kualitas artistiknya tergantung dari siapapun dan dimana ia dimainkan. Akan tetapi naskah drama itu sendiri akan tetap, kualitas artistiknya. 4. Dasar-dasar bermain drama a) Latihan Dasar Dalam bermain drama ada yang disebut dengan akting. Akting adalah pelafalan dialog (yang tertulis di dalam naskah) disertai dengan gerak atau gesture. Seorang aktor dikatakan baik apabila ia sanggup membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Dialog itu bisa terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar), dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah. b) Blocking Yang dimaksud dengan blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat

56 diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking. Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar. c) Meditasi Secara umum arti meditasi adalah mencoba untuk menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri. d) Konsentrasi Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan". Dalam teater kita mengartikannya dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan. e) Pernapasan Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan. f) Vokal

57 Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. "Baik" di sini diartikan sebagai berikut: - dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang), - jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat), - tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan, dan - tidak monoton. g) Artikulasi Artikulasi yang dimaksud adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan. h) Gestikulasi Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama. i) Intonasi Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada

58 kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu: Tekanan Dinamik (keras lemah) Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Tekanan Nada (tinggi) Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata. Tekanan Tempo Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda beda. Lambat atau cepat silih berganti. j) Warna Suara Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya. Jadi

59 jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna suara. k) Olah Tubuh Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa juga dikatakan senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama latihan-latihan nanti. l) Gerak dan Vokal Setelah kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. m) Penggunaan Pancaindera Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara utuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam teater kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat memainkan suatu peran dengan baik pula. n) Karakterisasi

60 Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh tersebut. o) Penghayatan Penghayatan adalah mengamati serta mempelajari isi dari naskah untuk diterpakan tubuh kita. F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi G. Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-1 (pre-test) No. Kegiatan Metode Waktu 1. Awal 1) Guru dan siswa berdoa bersama untuk memulai proses pembelajaran. Ceramah variatif 5 menit

61 2) Guru memeriksa kehadiran siswa. 3) Guru memotivasi siswa agar siap dan bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan. 4) Guru membacakan tujuan pembelajaran. 2. Inti 1) Guru memberikan naskah drama satu babak yang harus dimainkan oleh siswa secara berkelompok. 2) Siswa memainkan drama satu babak yang telah diberikan. 3. Akhir 1) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. 2) Guru memberikan gambaran materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. 3) Guru menyimpulkan materi Penugasan Kominikasi dua arah 80 menit 5 menit

62 yang telah dipelajari dan menutup pembelajaran Pertemuan ke-2 (perlakuan) No. Kegiatan Metode Waktu 1. Awal 1) Guru dan siswa berdoa bersama untuk memulai proses pembelajaran. 2) Guru memeriksa kehadiran siswa. 3) Guru memotivasi siswa agar siap dan bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan. 4) Guru membacakan tujuan pembelajaran. 2. Inti 1) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai drama yang dibahas secara singkat dan padat. 2) Siswa menonton film Freedom Ceramah variatif Ceramah variatif Inkuiri penugasan 5 menit 80 menit

63 Writers yang dijadikan sebagai media dalam pembelajaran drama kali ini. 3) Siswa menceritakan kembali apa yang telah mereka temukan dalam film tersebut yang berkaitan dengan bermain drama. 3. Akhir 1) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. 2) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menutup pembelajaran Komunikasi dua arah 5 menit Pertemuan ke-3 (post-test) No. Kegiatan Metode Waktu 1. Awal 1) Guru dan siswa berdoa bersama untuk memulai proses pembelajaran. 2) Guru memeriksa kehadiran Ceramah variatif 5 menit

64 siswa. 3) Guru memotivasi siswa agar siap dan bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan. 4) Guru membacakan tujuan pembelajaran. 2. Inti 1) Siswa melakukan persiapan untuk bermain drama sesuai kelompoknya masing-masing. 2) Siwa memainkan drama sesuai dengan karakter tokoh yang mereka perankan. 3. Akhir 1. Guru memberikan tanggapan mengenai pementasan yang telah dilakukan oleh siswa. 2. Guru menyimpulkan hasil Penugasan Komunikasi dua arah 80 menit 5 menit kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Guru menutup pembelajaran.

65 H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran bermain drama di kelas XI ini adalah: Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI Contoh naskah drama satu babak 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bermain drama di kelas XI ini adalah: Laptop LCD 2. Pelaksanaan Pembelajaran Setelah RPP disusun, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Adapun langkah-langkahnya yaitu mengadakan pre-test, menyajikan materi dan memberikan perlakuan, dan mengadakan posttest. a) Pelaksanaan pre-test Langkah pertama dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah mengadakan pre-test. Hal ini dimaksudkan agar penulis memperoleh data hasil bermain drama siswa sebelum siswa mendapatkan perlakuan bermain drama dengan media film Freedom Writers. Pelaksanaan pre-test ini berlangsung selama jam pelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Pre-test ini

66 diberikan secara praktik pada siswa dengan cara iswa memainkan satu babak drama dalam sebuah naskah yang telah disediakan oleh peneliti. b) Penyajian materi dan pemberian perlakuan Setelah dilaksanakan pre-test, kegiatan selanjutnya adalah penyajian materi dan pemberian perlakuan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP. Penyajian materi ini dilaksanakan dengan memberikan penjelasan mengenai drama. Materi ini disajikan dalam bentuk media powerpoint. Selanjutnya pemberian perlakuan kepada siswa, yaitu dengan menggunakan media film Freedom Writers. Siswa diberikan pemaparan keterkaitan media film tersebut dengan bermain drama. Pikiran siswa diarahkan pada stimulus yang diberikan melalui tayangan tersebut, sehingga siswa memahami bagaimana bermain drama. c) Pelaksanaan post-test Pelaksanaan post-test merupakan langkah akhir dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Siswa diberikan post-test untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pelaksanaan post-test ini sama dengan pelaksanaan pre-test hanya saja naskah drama yang mereka mainkan adalah naskah yang telah disusun oleh mereka sendiri disesuaikan dengan

67 kelompok masing-masing. Adegan yang mereka mainkan juga bukan hanya satu babak tapi mereka mainkan secara utuh. 3.2.2.2. Instrumen Pengumpulan Data 1. Tes Tes yang diberikan adalah pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai bermain drama. Hasil yang dilihat yaitu nilai rata-rata siswa dalam bermain drama sebelum menggunakan media film Freedom Writers. Adapun post-test digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa dalam bermain drama setelah menggunakan media film Freedom Writers. Instrumen peniliain tersebut adalah sebagai berikut: Nama Aspek Penilaian Jumlah Kelengkapan Kemampuan Kemampuan Kemempuan siswa unsur-unsur siswa dalam siswa dalam dalam drama dalam mengekspresikan mengekspresikan mengekspresikan sebuah mimik sesuai gerak-gerik tokoh intonasi dialog pementasan dengan karakter sesuai dengan sesuai dengan drama. yang dimainkan karakter yang karakter yang dalam mereka mainkan mereka mainkan pementasan dalam dalam sebuah drama. pementasan pementasan drama.

68 drama. 10-25 10-25 10-25 10-25 Keterangan : 1. Kelengkapan unsur-unsur drama dalam sebuah pentasan drama. 25 = jika terdapat unsur tata pentas, tata rias, tata busana, dan peralatan pentas. 20 = jika hanya terdapat tiga unsur pementasan drama. 15 = jika hanya terdapat dua unsur pementasan drama. 10 = jika hanya terdapat satu unsur pementasan drama. 2. Kemampuan siswa dalam mengekspresikan mimik sesuai dengan karakter yang dimainkan dalam pementasan drama. 25 = mimik sangat sesuai dengan karakter yang dimainkan. 20 = mimik sesuai dengan karakter yang dimainkan. 15 = mimik cukup sesuai dengan karakter yang dimainkan. 10 = mimik kurang sesuai dengan karakter yang dimainkan. 3. Kemampuan siswa dalam mengekspresikan gerak-gerik tokoh sesuai dengan karakter yang mereka mainkan dalam pementasan drama. 25 = gerak-gerik tokoh sangat sesuai dengan karakter yang dimainkan. 20 = gerak-gerik tokoh sesuai dengan karakter yang dimainkan. 15 = gerak-gerik tokoh cukup sesuai dengan karakter yang dimainkan. 10 = gerak-gerik tokoh kurang sesuai dengan karakter yang dimainkan.

69 4. Kemampuan siswa dalam mengekspresikan intonasi dialog sesuai dengan karakter yang mereka mainkan dalam pementasan drama. 25 = intonasi dialog sangat sesuai dengan karakter yang dimainkan. 20 = intonasi dialog sesuai dengan karakter yang dimainkan. 15 = intonasi dialog cukup sesuai dengan karakter yang dimainkan. 10 = intonasi dialog kurang sesuai dengan karakter yang dimainkan. 3.2.3. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut : a. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa. b. Menentukan skor uji awal dan uji akhir, kemudian menentukan nilai dengan rumus: Nilai = Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal c. Mendeskripsikan hasil uji awal dan uji akhir siswa. d. Uji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat X 2 = (f o f h ) 2 f h Keterangan X 2 = harga Chi-kuadrat yang dicari

70 f o = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan f h = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori data dikatakan normal apabila X hitung < X tabel e. Melakukan uji homogenitas dua varians uji awal dan uji akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus dua varians. F = Varian tebesar Varian terkecil Data dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel f. Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa untuk menguji hipotesis. M x M y X [ 2. y 2 N x + N ] + [ 1 y 2 N 1 x N ] y Keterangan: M : nilai rata-rata perkelompok N : banyaknya subjek X : deviasi setiap nilai X 2 dan Y 1 Y : deviasi setiap nilai Y 2 dan Y 1

71 Jika t hitung < t tabel maka H o atau hipotesis nol diterima dan H a atau hipotesis kerja ditolak. Artinya media film Freedom Writers tidak efektif digunakan dalam pembelajaran pementasan drama di kelas XI SMA. Jika t hitung > t tabel maka H o atau hipotesis nol ditolak dan H a atau hipotesis kerja diterima. Artinya media film Freedom Writers efektif digunakan dalam pembelajaran pementasan drama di kelas XI SMA. Adapun acuan penilaian dan kategori nilai hasil pretes dan postes kemampuan bermain drama yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah penilaian dan kategori nilai yang ditetapkan oleh SMA Pasundan 7 Bandung, yaitu sebagai berikut: 90-100 : sangat baik 75-89 : baik 60-74 : cukup baik 0-59 : kurang baik 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

72 obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan komponen yang terdapat di SMA Pasundan 7 Bandung yang beralamat di jalan Kebonjati nomor 31, Kota Bandung. 3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari seluruh kelas XI di SMA Pasundan 7 Bandung akan diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas XI IPA sebagai kelas eksperimen berjumlah 43 orang dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol berjumlah 41 orang.