THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

dokumen-dokumen yang mirip
Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP KONSUMSI, KECERNAAN DAN RETENSI N PADA SAPI PERAH LAKTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

SUPLEMENTASI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) DAN Zn PROTEINAT TERHADAP KONSUMSI DAN PRODUKSI ENERGI SUSU PADA SAPI PERAH

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan peternak (Anggraeni, 2012). Produksi susu sapi perah di Indonesia

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Rakyat di Ciater Peternakan rakyat di Ciater Kabupaten Subang merupakan peternakan yang

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMERSIAL TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Keywords: Azotobachter, milk production, feed efficiency, fermented, dairy cattle PFH

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

TINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

Tampilan kualitas susu sapi perah akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB I. PENDAHULUAN. tahun 2005 telah difokuskan antara lain pada upaya swasembada daging 2014

I. PENDAHULUAN. Perkembangan populasi ternak unggas di Indonesia semakin hari semakin

MATERI DAN METODE. Metode

Transkripsi:

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED Wahyu Andry Novianto, Sarwiyono, and Endang Setyowati Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT The purpose of this research was to determine of milk yield, protein content, and fat content of dairy cows fed supplemented with probiotics. Design in this research was used a randomized block design consisted of 4 treatments and 3 block based on initial milk production. The treatment given in this study were: P 1 = K + EG + Control (without probiss), P 2 = K + EG + probiss liquid dose of 40 cc / day, P 3 = K + EG + probiss liquid dose of 60 cc / day, P 4 = K + EG + probiss liquid dose of 80 cc / day. The results showed that the probiotics supplement in feed highly significant (P<0,01) on milk yield, protein and fat content. Based on the results it can be concluded that the supplement of probiotics probiss in feed highly significant influence on production performance of dairy cows, adding Probiss 60 cc / head / day provide optimal results. Keywords : probiotics, milk yield, protein content and fat content. PENAMPILAN PRODUKSI, KADAR PROTEIN DAN KADAR LEMAK SUSU SAPI PERAH PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN PROBIOTIK Wahyu Andry Novianto 1, Sarwiyono 2, and Endang Setyowati 2 Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penampilan produksi, kadar protein, dan kadar lemak susu sapi perah yang diberi pakan tambahan probiotik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan pakan dan 3 ulangan. pakan yang diberikan adalah : P 1 = K + H + Kontrol (tanpa probiss), P 2 = K + H + probiss dosis 40 ml/hari, P 3 = K + H + probiss dosis 60 ml/hari, P 4 = K + H + probiss dosis 80 ml/hari. Disimpulkan bahwa penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan produksi susu, kadar protein, dan kadar lemak susu. Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk penggunaan probiotik probiss 60 ml/ekor/hr memberikan hasil yang optimal yaitu produksi susu sebesar 14,52 ± 2,61 lt ECM/hr/ekor, kadar protein susu 3,74 ± 0,21%, dan kadar lemak lemak susu 3,98 ± 0,1%.. Kata kunci: probiotik, produksi susu, kadar protein dan kadar lemak susu 1

PENDAHULUAN Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Permintaan terhadap komoditi peternakan sebagai sumber protein hewani diperkirakan akan semakin meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat. Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan, adalah bahan makanan yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Pengembangan usaha sapi perah merupakan salah satu alternatif dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat serta pengurangan tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Banyak kendala yang dialami oleh para peternak sapi skala kecil, diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, rendahnya produksi susu, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Salah satu penyebab dari berbagai macam kendala tersebut adalah faktor pakan. Oleh karena itu pakan dan bahan pakan yang bermutu baik serta jumlah dan komposisi perbandingan yang tepat haruslah diberikan pada ternak agar tujuan pemeliharaan dapat tercapai secara optimum. Pada saat ini penyediaan pakan secara kontinyu baik kuantitatif maupun kualitatif masih merupakan masalah serius yang dihadapi oleh peternak sapi perah. Kendala tersebut dapat diatasi antara lain dengan mengintroduksi suatu biosuplemen probiotik ke dalam pakan konsentrat. Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak karena: menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu dan kualitas susu. MATERI DAN METODE Materi Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor sapi perah peranakan Friesien Holstein milik bapak Didik Purwanto. Dengan bulan laktasi antara 2-5 bulan. Sapi perah dikelompokkan menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 ulangan. Pengelompokan ternak berdasarkan produksi susu awal sebagai ulangan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan pakan dan 3 ulangan.. pakan yang diberikan adalah : P 1 = K + H + Kontrol (tanpa probiss), P 2 = K + H + probiss dosis 40 ml/hari, P 3 = K + H + probiss dosis 60 ml/hari, P 4 = K + H + probiss dosis 80 ml/hari. Variabel Pengamatan Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Produksi susu 2. Kadar protein susu 3. Kadar lemak susu HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Bahan Pakan Hasil analisis pakan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. 2

Tabel 1. Kandungan nutrien rumput gajah, dan konsentrat (dalam 100 %BK) Bahan Pakan BK BO PK LK SK Rumput 19,53 81,36 9,38 2.86 25.32 Gajah Limbah 25,43 86,31 10,04 3,36 28,61 Nangka Pollard 89,26 87,43 16,8 5,35 9,36 Ampas Tahu 12,87 89,64 26,70 9,95 22,45 Dari Tabel 1 terlihat bahwa pakan yang diberikan pada sapi perah seperti rumput gajah, limbah nangka, pollard dan ampas tahu, mengandung PK yang sudah lazim dan tidak ada perbedaan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Kandungan PK limbah nangka lebih tinggi dibanding rumput gajah yaitu sebesar 17,6% dan merupakan salah satu sumber protein. Untuk konsentrat ampas tahu mengandung PK sebesar 26,70% dan merupakan sumber protein. Ransum penelitian diatur sedemikian rupa dan telah disesuaikan dengan kebutuhan (NRC, 2004) Konsumsi Nutrien Pakan Konsumsi merupakan aspek yang penting untuk mengevaluasi nilai pasokan nutrien bahan pakan. Nilai konsumsi dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemanfaatan pakan oleh ternak atau menentukan jumlah nutrien dari bahan pakan yang dikonsumsi untuk digunakan produksi. Rataan konsumsi BK, BO dan PK dari pakan yang diuji P 1, P 2, P 3 dan P 4 pada sapi perah laktasi tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan konsumsi BK, BO dan PK selama penelitian Konsumsi (kg/ekor/hari) BK BO PK P 1 =Kontrol 12,73 ± 10,55 ± 2,07 ± 0,21 a 0,18 a 0,04 a P 2 13,72 ± 11,76 ± 2,26 ± 0,67 b 0,59 b 0,12 b P 3 13,68 ± 11,72 2,25 ± 0,41 b ± 0,36 b 0,08 b P 4 13,93 ± 11,94 ± 2,67 ± 0,09 b 0,08 b 0,38 b Keterangan : a-b Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Hasil analisis (tabel 2) menunjukkan bahwa ternak yang diberi probiss memberi respon konsumsi BK, BO dan PK lebih tinggi dibanding ternak kontrol (tidak diberi probiss) dan semakin tinggi dosis probiss yang diberikan semakin tinggi (secara nyata P<0,05) konsumsi BK, BO dan PK. Hal ini mungkin disebabkan suplemen probotik Probiss yang merupakan sumber mikroba khususnya Lactobacillus Plantarum yang merupakan bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase, dapat mengakibatkan populasi dan aktifitas miroba di rumen meningkat, sehingga mengakibatkan nafsu makan ternak semakin naik. Tabel 2. menunjukkan bahwa konsumsi BK dari keempat perlakuan berkisar antara 3,18 % sampai 3,48 % dari BB. Dengan demikian pakan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan ternak. Kecernaan Pakan Kecernaan pakan adalah gambaran tentang bagian nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses dan diasumsikan sebagai nutrien yang diserap oleh tubuh ternak. Nilai kecernaan 2

dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemanfaatan pakan oleh ternak atau menentukan jumlah nutrien dari bahan pakan yang diserap oleh saluran pencernaan. Rataan kecernaan BK, BO dan PK dari pakan yang diuji P 1, P 2, P 3, dan P 4 pada sapi perah laktasi tertera pada Tabel 3. ± 70,65 ± 72,16 ± 71,52 ± 73,61 ± 75,43 ± 76,02 ± Tabel 3. Rataan kecernaan BK, BO dan PK pakan yang diberi suplemen probiss selama penelitian Kecernaan (%) BK BO PK P 1 =Kontrol 66,80 ± 67,51 ± 69,39 1,78 a 1,48 a 0,42 a P 2 70,07 ± 0,49 b 0,52 ab 0,47 ab P 3 71,01 ± 1,65 b 0,95 b 1,38 bc P 4 76,94 ± 1,38 c 2,73 c 1,98 c Keterangan : a-b-c Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01). Hasil analisis (tabel 3) menunjukkan bahwa pemberian probiss memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kecernaan BK, BO dan Protein (P<0,01). Kecernaan yang terendah pada perlakukan kontrol (P 1 = tanpa probiss), dan semakin tinggi doses probiss yang diberikan kecernaan semakin tinggi. Hal ini mungkin disebabkan suplemen probotik Probiss yang merupakan sumber mikroba khususnya Lactobacillus plantarum yang merupakan bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase, dapat mengakibatkan proses pencernaan serat (khususnya dari hijauan ) meningkat sehingga kecernaan pakan secara umum semakin meningkat. Kecernaan protein berkaitan dengan bakteri rumen yang bersifat proteolisis, dimana dengan penambahan 3 probiotik mampu meningkatkan aktivitas bakteri proteolitik. Dalam penelitian ini peningkatan nilai kecernaan, seiring dengan peningkatan konsumsi, menurut Asmarasari dkk (2010) bahwa peningkatan konsumsi sejalan dengan peningkatan kecernaan. Semakin banyak bahan pakan yang dapat dicerna, semakin cepat pula laju aliran pakan dari rumen ke saluran pencernaan berikutnya sehingga ruang dalam rumen untuk penambahan konsumsi pakan meningkat. Dengan semakin bertambahnya probiotik, populasi dan aktifitas mikroba rumen semakin meningkat sehingga kecernaan ransum juga akan meningkat. Produksi Susu Produksi susu dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemanfaatan pakan. Produksi susu merupakan aspek yang penting untuk mengevaluasi sebuah perlakuan pakan pada sapi perah. Rataan produksi susu selama penelitian untuk perlakuan P 1, P 2, P 3 dan P 4 pada sapi perah laktasi tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan produksi susu ternak sapi perah selama penelitian (l ECM/ekor/hari) yang diberi suplemen probiss Produksi susu (liter ECM/ekor/hari) P 1 (kontrol) 9,716 ± 0,65 a P 2 11,345 ± 5,92 ab P 3 14.525 ± 5,64 b P 4 13,020 ± 0,76 b Keterangan : a-b Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Hasil analisis (tabel 4) menunjukkan bahwa pemberian probiss pada dosis 60 ml/ekor/hari (P 3 ) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap produksi susu.

Pemberian probiss pada sapi perah dengan dosis 60ml/ekor/hr (P 3 ) rata-rata produksi susu per hari berbeda dibanding sapi yang tidak diberi probiss (P 1 ) yaitu P 3 = 9,716 liter ECM/hr/ekor dan P 1 =11,345 liter ECM/ekor/hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa probiss yang merupakan sumber mikroba mampu meningkatkan produksi susu ternak sapi perah, hal ini disebabkan meningkatnya konsumsi dan kecernaan. Hasil yang ditunjukkan pada P 3 dan P 4 sama meningkatnya, secara statistik P 3 tidak berbeda nyata dengan P 4. Hasil ini sesuai pendapat Asmarasari dkk (2010) penambahan probiotik memberi efek stimulasi pada bakteri rumen yang berpengaruh pada peningkatan perombakan asam laktat sehingga mengakibatkan stabilisasi ph rumen, peningkatan penggunaan amonia yang berperan dalam peningkatan sintesis protein oleh mikroba, peningkatan populasi mikroba yang memberi pengaruh pada peningkatan kecernaan serat sehingga berimbas pada peningkatan konsumsi pakan dan suplay substrat ke usus halus yang berpengaruh pada peningkatan produksi. Protein Dan Lemak Susu Kualitas susu merupakan cerminan dari kualitas pakan yang diberikan. Sampai sekarang penentuan harga susu di KUD masih berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan oleh peternak, terutama kadar lemak menetukan harga susu. Rataan komponen susu susu selama penelitian untuk perlakuan P 1, P 2, P 3 dan P 4 pada sapi perah laktasi tertera pada Tabel 5. Protein Lemak (%) (%) P 1 (kontrol) 3,33 ± 0,24 a 3,48 ± 0,11 a P 2 3,32 ± 0,09 a 3,85 ± 0,18 b P 3 3,74 ± 0,21 b 3,98 ± 0,10 b P 4 3,72 ± 0,08 b 3,78 ± 0,09 b Hasil analisis (tabel 5) menunjukkan bahwa probiss berpengaruh nyata terhadap kadar protein dan lemak susu, artinya sapi yang diberi probiss mengasilkan kadar protein dan kadar lemak lebih tinggi dibanding sapi perah yang tidak diberi probiss (kontrol). Hasil yang ditunjukkan pada P 3 dan P 4 sama meningkatnya, secara statistik P 3 tidak berbeda nyata dengan P 4. Probiss yang merupakan sumber mikroba mampu meningkatkan kualitas susu karena probiss dapat meningkatkan konsumsi dan kecernaan juga kesehatan ternak, selain itu probiss mengandung mikroorganisme selullotik sehingga hasil fermentasi di dalam rumen meningkat, dan produksi VFA (khususnya asam asetat) yang merupakan prekusor komponen lemak susu meningkat akibatnya kadar lemak susu tinggi. Menurut SNI untuk susu segar sapi perah, kadar lemak minimal 3% sedangkan kadar protein minimal 2,7%, dan hasil penelitian pengaruh probiss pada P 3 baik kadar lemak maupun protein susu melebihi standar SNI. Tabel 5. Rataan kadar protein dan lemak susu sapi perah yang diberi probiss selama penelitian 4

KESIMPULAN Penampilan produksi, kadar protein dan kadar lemak susu meningkat pada sapi perah yang diberi tambahan probiotik (probiss). Pemberian probiss 60 ml/ekor/hr memberikan hasil yang optimal yaitu produksi susu 14,52 ± 2,61 lt ECM/hr/ekor, kadar protein susu 3,74 ± 0,21%, dan kadar lemak lemak susu 3,98 ± 0,1%. Probiss sangat perlu diberikan pada ternak ruminansia dalam upaya peningkatan produktivitas ternak dengan jumlah 60 ml/ ekor/ hari.. Nasrul, P. 2011. Pengembangan Usaha Sapi Perah di Indonesia. http://epetani. deptan.go.id/blog/pengembangan-usaha-sapiperah-di-indonesia-1598. Diakses tanggal 19 Maret 2012 Riza, M. 2007. Pengaruh Pemberian Probiotik Komersial Terhadap Kuantitas dan Kualitas Susu Sapi Perah. http://journal.unair.ac.id/filerpdf/10.%20 Probiotik.pdf.. Diakses tanggal 2 November 2012 Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. http://library.usu. ac.id/download/fp/ternak-eniza2.pdf. Diakses tanggal 27 Maret 2012 DAFTAR PUSTAKA Asmarasari, A Santiananda dan Zain, W N H. 2010. Respons Pemberian Probiotik Dalam Pakan Terhadap Produksi Susu Sapi Perah. http://peternakan. litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/loksp 08-27.pdf. Diakses tanggal 2 November 2012 Blakely, J and Blade. 1992. Ilmu Peternakan. Yogyakarta. Gadjahmada University Press. Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta Muktiani, A dan Wahjono, F. 2004. Sintesis Probiotik Bermineral Untuk Memacu Pertumbuhan Dan Meningkatkan Produksi Serta Kesehatan Sapi Perah. http://eprints.undip.ac.id/21917/2/427-ki-l pm-05.pdf. Diakses tanggal 2 November 2012 Nasrul, P. 2010. Agribisnis Sapi Perah Di Indonesia. http://www.iasa-pusat.org/late st/agribisnis-sapi-perah-di-indonesia-tinja uan-umum.html. Diakses tanggal 19 Maret 2012 5