BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PERSETUJUAN ii. HALAMAN PERSEMBAHAN iii. MOTTO v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI viii.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

HUBUNGAN SUMBERDAYA ORGANISASI DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN PUSKESMAS (SP2TP) By - Viena Ike Anggraeni

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Terpadu Puskesmas (SP2TP) ditetapkan melalui Surat Keputusan MENKES/SK/II/1981.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. MPU. (Jakarta, 2008), hal 5 dan Bambang Hartono. Peran Departemen Kesehatan dalam Pengembangan SIK Kerjasama dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang akan meningkatkan daya saing badan usaha tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi juga kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dijamin hak asasi manusianya karena hak asasi manusia merupakan hak dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak. mengalami perkembangan dari segi macamnya.

BAB I PENDAHULUAN. atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan. kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi sistem informasi merupakan salah satu teknologi yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Bulanan Data kesakitan (LB1) merupakam bagian dari laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang memuat tentang data kesakitan. LB1 berisi distribusi kasus penyakit menurut kelompok umur, (depkes RI, 1997). Laporan ini dilaporkan oleh Puskesmas setiap bulan kepada dinas kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. LB1 sangat penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam upaya penanganan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Data dan informasi di dalam laporan tersebut akan bernilai apabila dilaporkan secara tepat waktu ke Dinas Kesehatan sehingga dinas kesehatan akan mengambil keputusan secara tepat waktu pula. Selain itu, data dan informasi di dalamnya harus dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya karena keputusan yang tepat waktu tidak akan berguna apabila keputusan yang diambil tersebut tidak sesuai untuk menangani masalah kesehatan yang sebenarnya terjadi saat itu juga. Sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi, termasuk puskesmas. Sistem informasi manajemen puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus bertujuan dapat meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasilguna dan berdayaguna melalui pemanfaatan secara secara optimal dari sistem SP2TP. Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya. Informasi dapat juga dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan (Witarto, 2004). Informasi yang didapatkan oleh Kementrian Kesehatan berasal dari laporan laporan kesehatan Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan pengolahan laporan, ada keterkaitan antara komponen yang perlu diperhatikan. Komponen komponen tersebut antara lain data, masukan, proses, keluaran, tujuan, model, pemakai, teknologi dan pengendali 1

(Sabarguna, 2003). Semua komponen itu saling terkait, bila data salah maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga. Selain itu, harus diperhatikan aspek aspek lain dalam pelaksanaan pelaporan. Aspek tersebut antara lain kelengkapan data, ketepatan waktu pembuatan dan pengiriman laporan, dan keseragaman dalam pengolahan data agar pelaporan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang akurat dan dapat dipercaya sebagai informasi dasar dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 10 Oktober 2013 oleh peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, kegiatan pengolahan laporan bulanan di Dinkes Kabupaten Madiun sering ditemui kendala ketidakvalidan data dari Puskesmas yang dikirim ke Dinkes Madiun yang ditemukan saat proses verifikasi. Pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinkes Kabupaten Madiun disebut Simpustronik. Simpustronik adalah suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997), melalui media elektronik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pengolahan LB1, mengetahui faktor penyebab ketidakvalidan data dalam proses verifikasi dan mengetahui akibat ketidakvalidan data dalam proses verifikasi terhadap pengolahan LB1. LB1 merupaka laporan yang paling sering dimanfaatkan oleh Dinkes dalam pengambilan keputusan dan pembuatan profil Dinkes Kabupaten Madiun dan Madiun dalam angka. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka peneliti mengambil judul Tinjauan Pelaksanaan Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum pelaksanaan pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui input dalam pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. 2

b. Mengetahui proses pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. c. Mengetahui output dari pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. d. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam pengolahan Laporan Bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai masukan kepada petugas pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas mengolah laporan bulanan LB1 yang bermutu. b. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang pengolahan laporan khususnya laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan. 2) Mengetahui perbandingan antara teori yang di dapat di bangku perkuliahan dengan kenyataan di Dinas Kesehatan mengenai pengolahan laporan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Memperluas disiplin ilmu rekam medis khususnya pengolahan laporan di Dinas Kesehatan. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dan wacana bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama. E. Keaslian Penelitian 1. Yunus (2009) dengan judul Hambatan Pengolahan Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta di Lihat dari Diagram Fishbon Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan dalam pengolahan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta di lihat dari diagram fishbon. Hasil dari penelitian ini 3

adalah pengolahan data kesakitan (LB1) dimulai dari pengambilan data dalam rekam medis ke register, selanjutnya direkap setiap bulannya. Hambatan yang terjadi berdasarkan diagram fishbone adalah faktor manusia dikarenakan petugas kelelahan dalam mendata kasus penyakit sehingga terkadang tugas dikerjakan di rumah oleh petugas. Faktor methode didapat bahwa Puskesmas Gondokusuman II belum mempunyai protap,jobdes, serta buku petunjuk pengisian laporan LB1. Faktor matherial tidak terlalu bermasalah, namun petugas dapat melakukan sensus meskipun itu bukanlah tanggung jawabnya, hal ini dikarenakan Puskesmas tidak mempunyai aturan yang mengikat. Faktor machine, komputer yang sering rusak dan printer yang tidak berada di ruang pengolahan data. Perbedaan dengan penelitian Yunus yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dan mengetahui hambatan-hambatan dalam pengolahan laporan bulanan LB1 di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yunus dengan penelitian ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. 2. Sindi Pratiwi (2007) dengan judul penelitian Pelaksanaan Pembuatan Laporan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b) di RSJ Prof.. Dr. Soeroyo Magelang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan RL 2b serta fakktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan RL 2b. Hasil dari penelitian Sindi adalah pelaksana morbiditas pasien rawat jalan dilakukan oleh dua bagian yaitu Subbag Program Penyusunan Laporan (PPL) dan Subbag Rekam Medis. Dalam pelaksanaannya, Subbag Rekam Medis sering terlambat dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam penyusunan dan penyajian laporan RL 2b. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas di RSJ Prof. Dr. Soeeroyo Magelang adalah pengumpulan data dari poliklinik yang sering terlambat, pelaksanaan pengolahan data yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan sarana-prasarana yang tidak dimanfaatkan. Perbedaan dengan penelitian Sindi yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindak lanjut pengolahan laporan bulanan di Dinas Kesehatan 4

Kabupaten Madiun, dan mengetahui hambatan-hambatan dalam tindak lanjut pengolahan laporan bulanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sindi dengan penelitian ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan crosssectional. 3. Risky Ourillia (2012) dengan judul penelitian Akibat Ketidakterisian Diagnosis Terhadap Pengolahan Laporan data Kesakitan (LB1) di Puskesmas Temon I Kulon Progo Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan pengolahan laporan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Temon I Kulon Progo, mengetahui faktor penyebab ketidakterisian diagnosis di dalam berkas rekam medis, di dalam lembar Pustu dan Pusling, dan mengetahui akibat ketidakterisian diagnosis terhadap pengolahan LB1. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pengolahan LB1 di Puskesmas Temon I dilakukan oleh petugas rekam medis melalui tiga tahap, yaitu pengumpulan data, proses pengolahan dan output. Sumber data dalam pengolahan LB1 adalah data sosial dan data diagnosis dalam berkas rekam medis, lembar register Pustu dan Pusling. Data diagnosis digunakan sebagai dasar untuk menentukan kode diagnosis. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi menggunakan program IHIS (intregrated Healt Information System) dari Dinas Kesehatan. Terdapat kendala dalam pengolahan LB1 yaitu masih ada item diagnosis yang belum terisi. Ketidakterisian data diagnosis dalam berkas rekam medis, lembar register Pustu dan Pusling disebabkan oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Faktor Prosedur dan Faktor Material (Bahan). Faktor SDM meliputi kurangnya kesadaran yang dimiliki perawat dan bidan untuk mengisi data diagnosis dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki perawat dan bidan tentang diagnosis. Faktor Prosedur yaitu belum adanya prosedur pelaksaan kerja dan aturan tertulis tentang wewenang pengisisan data diagnosis bagi petugas Pustu dan Pusling. Selain itu, instruksi kerja di pelayanan Unit UGD belum rinci dan mencakup kegiatan pelayanan selama 24 jam. Faktor Material (Bahan) terkait dengan belum efektifnya lembar register yang terbuat dari kertas kosong yang digunakan oleh petugas Pustu dan Pusling. Akibat dari ketidakterisian diagnosis terhadap pengolahan LB1 adalah petugass rekam medis menentukan diagnosis dengan memperkirakan berdasarkan gejala dan obat yang 5

diberikan kaepada pasien, terkadang item diagnosis didalam komputer tidak diisi oleh petugas rekam medis, serta data dan informasi yang ada didalam LB1 itu sendiri menjadi tidak lengkap dan tidak valid. Perbedaan dengan penelitian Risky (2012) yaitu penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, sedangkan penelitian Risky (2012) dilakukan di Puskesmas Temon I Kulon Progo. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Risky (2012) dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang Laporan Bulanan LB1. 6