dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan orang lain. Bahasa bersifat dinamis yaitu berkembang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi informasi ke

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing yang

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 1. Pendahuluan. Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (1995) memberikan beberapa definisi mengenai kata :

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi (Sutedi:2003). Modalitas merupakan kata keterangan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang kata disebut tango. Matsumura dalam kamus Kokugo Jisho Dejitaru

BAB 2. Landasan Teori

Transkripsi:

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sarana penting dalam berkomunikasi guna menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bahasa bersifat dinamis yaitu berkembang sesuai dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat pemakainya. Dengan mengenal bahasa dapat diketahui budaya dan kebiasaan sehari pada bangsa tersebut. Sesuai dengan pendapat Samsuri (1991:4) bahwa bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi, dan bahasa adalah dasar pertama dan berurat akar dari masyarakat manusia. Maksudnya bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, gagasan, maksud dan tujuan dalam mencapai hasrat dan keinginannya kepada orang lain demi kelancaran dan kelangsungan hidupnya, baik dilakukan secara lisan maupun secara tertulis. Fungsi bahasa adalah sebagai alat pemersatu dari suatu bangsa. Untuk dapat berkomunikasi antarbangsa haruslah mengetahui bahasa yang digunakan oleh bangsa lain karena bahasa yang dipergunakan oleh setiap bangsa tidaklah sama. Demikianlah halnya dengan bahasa Jepang. Untuk mengenal lebih jauh tentang masyarakat Jepang kita mengggunakan bahasa Jepang sebagai media berkomunikasi yang baik.

Untuk memahami jalan pikiran orang Jepang salah satunya dengan cara berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Tetapi tidak mudah memahami tatanan bahasa Jepang karena banyak sekali ungkapan untuk menyatakan suatu kondisi yang sama. Akhir-akhir ini bahasa Jepang banyak dipelajari oleh masyarakat dunia. Hal itu sejalan dengan perkembangan teknologi, informasi dan industri bangsa Jepang yang biasa dikatakan terdepan di Asia. Oleh karena itu, banyak masyarakat dunia yang tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing dan bahasa pergaulan dalam berbagai situasi dan kesempatan. Berdasarkan fungsinya sebagai bahasa pergaulan dan percakapan sehari-hari dalam berbagai situasi atau kesempatan informal, bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang masih diminati, terutama bagi orang-orang yang mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing. Bahasa Jepang miliki penggunaan yang berbeda sekali dengan bahasa lain. Setiap bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan masing-masing. Artinya dalam pemakaian bahasa tersebut harus sesuai dengan situasi pemakaiannya dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Seperti penggunaan kata yang memiliki arti yang sama, sehingga para pembelajar kurang memahami makna yang sebenarnya dalam kalimat yang menggunakan kata tersebut. Seseorang perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, terutama pada saat kita hendak berbicara dengan orang yang tidak sebahasa dengan kita. Hal ini

sama halnya apabila ingin berkomunikasi dengan masyarakat Jepang, kita harus menguasai bahasa tersebut. Dalam bahasa Jepang kita pasti sering menggunakan atau menemukan bermacam-macam kata sifat atau keiyooshi yang bersinonim. Seperti Chiisai, Komakai dan Kuwashii mempunyai makna sama yaitu Kecil atau Sekecil-kecilnya (Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar edisi Bahasa Indonesia), tetapi jika digunakan dalam kalimat harus sesuaikan dengan situasi dan kondisinya, kalau tidak maka akan terjadi kerancuan atau kesalapahaman. Contoh: 1. 小さい部屋だから大きな机は置けない (Kikuo Nomoto, 1988 : 100) Chiisai heya dakara ookina tsukue wa okenai Karena kamarnya Kecil, meja tulis besar tidak dapat ditaruh. 2. 字書は字が細かくて読みにくい. (Kikuo Nomoto, 1988 : 583) Jisho wa ji ga komakakute yominikui huruf dalam kamus susah dibaca karena Kecil. 3. 詳しくは手紙でお知らせする. (Kikuo Nomoto, 1988 : 651) Kuwashiku wa tegami de osirasesuru. Akan diberitahukan secara mendetil dengan surat. Dari contoh dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut mengandung makna Kecil atau Sekecil-kecilnya tetapi intesitas Kecil atau Sekecil-kecilnya benda itu dapat diketahui dari kata sifat apa yang digunakannya didalam kalimat. Untuk mengetahui lebih jauh penggunaan kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii penulis akan

menganalisis dalam skripsi yang berjudul Analisis Makna Kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau dari Segi Semantik) 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis mencoba menjelaskan masalah kata yang bersinonim (dougigo) dalam bahasa Jepang yang sering membuat pembelajar bahasa Jepang kesulitan dalam mengartikan menurut konteks kalimatnya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Seperti kata sifat Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang dimana mempunyai arti yang sama secara leksikal, yaitu Kecil atau Sekecil-kecilnya (Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Eedisi Bahasa Indonesia), kedua kata tersebut ketika dipakai dalam kalimat akan lain penggunaannya, tergantung pada situasinya sehingga sering terjadi salah pemakaian. Untuk membahas masalah yang mempunyai makna yang sama, tetapi nuansanya berbeda dalam kalimat seperti Chiisai, Komakai dan Kuwashii ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Seperti apa pengertian kata sifat Chiisai, Komakai, dan Kuwashii 2. Bagaimana makna kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang.

1.3 Ruang Lingkup pembahasan Kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii jika terjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya Kecil atau Sekecil-kecilnya (Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Edisi Bahasa Indonesia). Akan tetapi kedua kata ini tidak dapat digunakan begitu saja, karena harus disesuaikan dengan kondisi yang tepat dalam kalimat. Dalam penelitian ini penulis menfokuskan pembahasan bagaimana penggunaan kata Chiisai Komakai dan Kuwashii pada kalimat bahasa Jepang. Dalam pembahasannya masing-masing Chiisai 6 buah kalimat, Komakai 5 buah kalimat dan Kuwashii 5 buah kalimat yang diambil dari majalah dan buku-buku yang berbahasa Jepang. Sebelum membahas inti permasalahan, penulis juga membahas tentang kata sifat secara umum serta akan menfokuskan teori tentang Chiisai, Komakai dan Kuwashii dengan tujuan memudahkan dalam pembahasannya. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka Fokus dari penelitian ini adalah analisis penggunaan kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang. Untuk itu penulis menggunakan konsep atau definisi yang berhubungan dengan lingustik, terutama di bidang semantik. Linguistik adalah ilmu yang mengkaji tentang seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia.

Menurut Alwasilah Abdul Chaedar (1994:5), Linguistik itu adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objeknya adalah bahasa lisan dan tulisan yang memilki ciri lainnya, semantik, rasional, umum, sebagai pemberian dari kenyataan struktur pembagian aturan-aturan bahasa. Menurut Motojiro dalam Sudjianto (1996:27), terdapat sepuluh jenis kelas kata dalam bahasa Jepang, yaitu: 1. Doushi (kata kerja) 2. Keiyooshi (kata sifat berakhiran I) 3. Keiyoodoushi (kata sifat berakhiran NA) 4. Meisi (kata benda) 5. Fukushi (kata keterangan) 6. Rentaishi (pra kata benda) 7. Setsuzokushi (kata sambung) 8. Kandoushi (kata seru,kata serapan,dan kata panggilan) 9. Jodoushi (kata kerja kopula) 10. Joshi (kata bantu) Dari pembagian kata tersebut salah satunya adalah kata sifat (keiyooshi). Dalam bahasa Jepang kata sifat (Keiyooshi) terdiri dari dua jenis yaitu I-keiyooshi dan Na-keiyooshi yaitu kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk (Kitahara, dalam skripsi Novalia Hutapea 2006: 6). Kata-kata yang termasuk I-Keiyooshi dapat

menbentuk Bunsetsu yang diantaranya dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kalimat tanpa bantuan kata lain. Setiap kata yang termasuk I-Keiyooshi selalu diakhiri dengan silabel (I) dalam bentuk kamusnya dapat menjadi predikat dan dapat juga dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan suatu kalimat, kelas kata ini mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat. Contoh : Nagai (panjang), Muzukashi (sulit) dan lain-lain. Sedangkan Na-keiyooshi sering disebut Keiyoudoushi (jintsugo) dan dapat berdiri sendiri membentuk sebuah kalimat tanpa bantuan kata lain. Setiap kata yang termasuk Na-keiyooshi selalu diakhiri dengan silabel (Na). Oleh sebab itu, perubahannya mirip dengan dooshi sedangkan artinya mirip dengan keiyooshi, maka kelas kata ini diberi nama keiyoodooshi (Iwabuchi, dalam Sudjianto 1989:96). Selain predikat, Na-keiyooshi pun dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan kata lain pada suatu kalimat. Contoh : Hansamu na (ganteng), Kirei na (cantik) dan Jyouju na (pintar,pandai). b. Kerangka Teori Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempergunakan konsep berdasarkan pendapat para pakar untuk menganalisis pemakaian kata sifat Chiisai, Komakai dan Kuwashii serta pengkajian linguistik dalam kajian semantik. Sutedi (2003 : 103), mengatakan bahwa semantik (imiron) adalah salah satu cabang linguistik (genngogaku) yang mengkaji tentang makna. Kata semantik juga digunakan dalam bidang linguistik yang mempelajari hubungan makna atau arti

dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan ilmu tentang makna atau arti. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya. Dalam pembicaraan tentang relasi makna ini salah satunya membicarakan mengenai masalah sinonim. Seperti dalam kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii yang merupakan kata yang bersinonim. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu ujaran dengan ujaran lainnya yang dalam bahasa Jepang Ruigigo. Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna antara satu kata dengan kata lain, makna frase dalam sebuah idiom, dan makna kalimat. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lainnya (Chaer,2003:297). Dari beberapa makna yang termasuk ke dalam kajian semantik, salah satu makna yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas adalah makna kontekstual. Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem kata yang berada di dalam satu konteks (Chaer,2003:290). Menurut J.S Badudu (1986:72) bahwa sinonim adalah kata yang bentuk berbeda tetapi mengandung makna yang sama atau pun hampir sama. Sinonim kata dalam bahasa Jepang disebut dengan dougigo atau douigo. Dalam buku kamus yang berjudul Kumon no Gakushuu Kokugojiten diterangkan mengenai definisi douigo (sinonim), yaitu

発音も形も違うが 同じ意味を表す言葉 Hatsuon mo katachi mo chigau ga,onaji imi o arawasu kotoba Terjemahan: Kata yang cara pengucapannya maupun bentuknya berbeda, tetapi menunjukkan arti yang sama. Hubungannya dalam penulisan ini, penulis juga akan menganalisis makna kata sifat tersebut dengan mendekatkan pada makna gramatikal. Menurut Fatimah Djajasudarma (1999:40) bahwa makna gramatikal menyangkut hubungan antara bahasa dan makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Selain itu, aturan-aturan mengenai bagaimana menyusun beberapa bunsetsu untuk membuat sebuah kalimat. Didukung dengan Lubis (2002:7) mengungkapkan bahwa yang menjadi objek penelitiannya adalah semantik gramatikal, yang menjadi objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran bahasa yang lebih menfokuskan pada pemakaian kata sesuai dengan konteks ujaran dan situasinya. Makna gramatikal diartikan sebagai aturan-aturan menyusun bentuk satuan bahasa tertentu. Yang dimaksud dengan bahasa tertentu disini yaitu bahasa alami tertentu, bisa bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Cina, dan sebagainya, lalu yang disebut bentuk satuan bahasa biasanya mengacu pada kata, klausa, kalimat, dan sebagainya. Didalam semantik makna gramatikal dibedakan dari leksikal, karena makna leksikal dapat berubah kedalam makna gramatikal secara operasional. Berdasarkan kedua pendapat diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa makna kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dapat terjadi akibat adanya

proses gramatikal sesuai dengan konteks kalimatnya. Seperti kita ketahui bahwa kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii artinya Kecil atau Sekecil-kecilnya, tetapi dilihat dari makna gramatikal sesuai dengan konteks kalimatnya akan berbeda maknanya. Dengan konsep gramatikal ini akan memudahkan penulis untuk menganalisis makna kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii pada kalimat bahasa Jepang. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan penelitian Adapun tujuan penulisan skripsi adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian kata sifat Chiisai, Komakai dan Kuwashii 2. Untuk mengetahui bagaimana makna kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang. b. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah: 1. Menambah referensi yang berkaitan dengan linguistik khususnya mengenai kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii. 2. Menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umummnya, terutama mengenai penggunaan kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam kalimat bahasa Jepang. 3. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari program studi Sastra Jepanng Fakultas Sastra.

1.6 Metode Penelitian Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode deskritif. Menurut Nawawi, (1991:63) metode deksritif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek /objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Digunakan juga metode kepustakaan (library research), yaitu metode yang menggunakan pengumpulan data-data atau berbagai informasi dengan cara pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang beerkaitan dengan pembahasan (Isyandi : 2003 : 13). Dalam hal ini juga, penulis mengumpulkan dan menganalisis buku-buku dan data-data yang berhubungan dengan tata bahasa baik buku yang berbahasa Jepang maupun yang berbahasa Indonesia serta data yang berbahasa Inggris, khususnya buku-buku dan data-data yang berhubungan dengan kata sifat dalam bahasa Jepang dan buku-buku relevan dengan pembahasan skripsi ini.