BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menerangkan nomina dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kategori yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

5 Universitas Indonesia

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis seperti yang tercantum pada bab

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA WACANA IKLAN BROSUR PROVIDER TELEKOMUNIKASI SKRIPSI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Tri Marliana dan Nusarini

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

PENGGUNAAN VERBA PADA SURAT KABAR KOMPAS

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

STRUKTUR KALIMAT DALAM TEKS ANEKDOT PADA SURAT KABAR TEMPO EDISI NOVEMBER Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

VERBA TRANSITIF DAN OBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

TATARAN LINGUISTIK (3):

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

TATARAN LINGUISTIK (3):

PEMAKAIAN VERBA AKTIF TRANSITIF DALAM NOVEL GAWANG MERAH PUTIH: NOVEL REPORTASE TIMNAS U-19 KARYA RUDI GUNAWAN NASKAH PUBLIKASI

PREPOSISI DALAM BAHASA INDONESIA: TINJAUAN BENTUK DAN PERAN SEMANTISNYA

lsi 5E ii.'l- 'Pewatas (Atributif)'... -tjci! 'Keterangan (Adverbial)'... ~ i! 'Objek' ~ j1;. 1 J)E_)( 'Definisi Sintaksis'... :...

ANALISIS FITUR KEBAHASAAN DALAM TEKS ULASAN

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

VERBA BERPREPOSISI DALAM BAHASA INDONESIA

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pada bagian pendahuluan telah disampaikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini diwujudkan dalam tipe-tipe KVA/KAV dalam bahasa Indonesia. Tipe-tipe ini diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sintaksis dan semantis verba dan karakteristik sintaksis dan semantis adjektiva pembentuk KVA/KAV dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimanakah tipe konstruksi verba adjektiva dan adjektiva verba dalam kalimat bahasa Indonesia, (2) bagaimanakah karakteristik sintaksis verba dan adjektiva pada konstruksi verba adjektiva dan adjektiva verba dalam kalimat bahasa Indonesia, dan (3) bagaimanakah karakteristik semantis verba dan adjektiva pada konstruksi verba adjektiva dan adjektiva verba dalam kalimat bahasa Indonesia. Selanjutnya, pada bab diuraikan jawaban atas ketiga rumusan masalah dalam bentuk kesimpulan. 1. Tipe KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi utama, yaitu a) berasal dari klausa tunggal dan b) berasal dari dua klausa. Konstruksi yang berasal dari klausa tunggal berbentuk KVA dan berupa verba berasal dari fungsi sebagai predikat dan adjektiva berasal dari fungsi sebagai pelengkap (V<Pred, Adj<Pel). Sementara itu, konstruksi yang berasal dari dua klausa memiliki dua tipe besar, yakni (a) verba pada klausa induk dan adjektiva pada klausa bawahan yang

114 berbentuk KVA dan (b) adjektiva pada klausa induk dan verba pada klausa bawahan yang berbentuk KAV. KVA yang berasal dari dua klausa tipe verba pada klausa induk dan adjektiva pada klausa bawahan selanjutnya diklasifikasi menjadi (a) verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi pelengkap (V<Pred, Adj<Pel) dan (b) verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan (V<Pred, Adj<Ket). KVA yang berasal dari dua klausa tipe verba pada klausa induk dan adjektiva pada klausa bawahan tipe verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan terbagi atas (a) verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan hasil (V<Pred, Adj<Ket. Hasil), (b) verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan sebab(v<pred, Adj<Ket. Sebab), dan (c) verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan waktu (V<Pred, Adj<Ket. Waktu). KAV yang berasal dari dua klausa tipe adjektiva pada klausa induk dan verba pada klausa bawahan selanjutnya diklasifikasi menjadi (a) adjektiva berasal dari fungsi predikat dan verba berasal dari fungsi keterangan tujuan (Adj<Pred, V<Ket. Tujuan) dan (b) adjektiva berasal dari fungsi predikat dan verba berasal dari fungsi keterangan sebab atau keterangan waktu (Adj<Pred, V<Ket. Sebab/Waktu). Selain itu, ditemukan juga konstruksi yang secara lahir tampak seperti KVA/KAV, tetapi pada struktur batin berupa a) konstruksi frasa verba, b)

115 konstruksi verba adverbia kecaraan, c) konstruksi aspek+ verba, d) konstruksi modalitas+ verba, dan e) konstruksi aspek+ modalitas verba. 2. Karakteristik sintaksis verba dan adjektiva pada kalimat bahasa terdiri diwujudkan dalam bentuk fungsi sintaksis yang diduduki verba dan adjektiva pada struktur batin. KVA yang berasal dari klausa tunggal memiliki verba berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi pelengkap. Fungsi pelengkap dalam pembahasan ini terbatas pada fungsi yang menyertai verba intransitif yang berwujud frasa adjektiva. Bahwa KVA tipe ini memiliki verba yang berasal dari fungsi predikat dan adjektiva yang berasal dari fungsi pelengkap ditunjukkan dengan pembuktian bahwa adjektiva pada KVA ini bukan objek dan fungsi keterangan. Pada KVA/KAV yang berasal dari dua klausa, terdapat pelesapan konjungsi atau verba bantu dan pelesapan subjek klausa bawahan. Pelesapan konjungsi membatasi distribusi verba atau adjektiva yang semula berada pada klausa bawahan dan berfungsi sebagai keterangan. Sementara itu, pelesapan subjek klausa bawahan terjadi karena berkoreferensi dengan subjek atau objek klausa induk. KVA yang berasal dari dua klausa tipe verba yang berada klausa induk dan adjektiva pada klausa bawahan memiliki verba yang berasal dari fungsi predikat dan adjektiva berasal dari fungsi pelengkap dan verba sebagai predikat dan adjektiva berasal dari fungsi keterangan. Fungsi

116 keterangan pada tipe ini berupa keterangan hasil, c) keterangan sebab, dan d) keterangan waktu. KAV yang berasal dari dua klausa tipe adjektiva berada klausa induk dan verba pada klausa bawahan memiliki adjektiva yang berasal dari fungsi predikat dan verba yang berasal dari fungsi keterangan tujuan serta adjektiva berasal dari fungsi predikat dan verba berasal dari keterangan sebab atau waktu. Pembuktian adjektiva berasal dari fungsi pelengkap dilakukan dengan menunjukkan bahwa konstruksi tersebut bukan konstruksi predikat yang diikuti objek dan bukan konstruksi predikat yang diikuti keterangan. Pembuktian adjektiva berasal dari fungsi keterangan dilakukan dengan pelesapan dan pemindahan posisi fungsi keterangan pada struktur batin. Fungsi keterangan hasil ditandai dengan konjungsi sampai, fungsi keterangan sebab ditandai dengan konjungsi karena, fungsi keterangan waktu ditandai dengan konjungsi ketika, dan fungsi keterangan tujuan ditandai dengan konjungsi untuk. Khusus untuk verba yang dapat berasal dari fungsi keterangan sebab atau waktu dapat ditandai dengan konjungsi karena atau ketika sekaligus. 3. Karakteristik semantik verba dijelaskan melalui teori semantik Chafe (1970) dan karakteristik semantik adjektiva dijelaskan melalui teori semantik Dixon (2005). Pada beberapa tipe, terdapat permasalahan semantik verba yang belum mampu terjawab menggunakan teori semantik Chafe (1970) dijawab melalui teori semantik Dixon (2005). Sementara itu,

117 permasalahan semantik adjektiva yang belum mampu dijelaskan melalui teori semantik Dixon (2005) dijelaskan melalui klasifikasi semantis adjektiva Alwi, dkk. (2014). Karakteristik semantik verba KVA yang berasal dari klausa tunggal bertipe V<Pred, Adj<Pel adalah berupa verba PROSES (Chafe, 1970) dan verba KELIHATAN (Dixon, 2005). Sementara itu, karakteristik semantik adjektiva tipe KVA berasal dari klausa tunggal tipe V<Pred, Adj<Pel adalah SIKAP BATIN, SIKAP FISIK (Dixon, 2005) dan adjektiva CERAPAN (Alwi, dkk., 2014). KVA yang berasal dari dua klausa tipe V<Pred, Adj<Pel memiliki verba berupa verba PROSES dan adjektiva SIKAP FISIK dan SIFAT BATIN. KVA tipe V<Pred, Adj<Ket. hasil memiliki verba berupa verba AKSI dan verba KEADAAN serta adjektiva berupa adjektiva SIFAT FISIK. KVA tipe V<Pred, Adj<Ket.Sebab memiliki verba berupa verba AKSI dan adjektiva berupa adjektiva SIKAP BATIN. KVA tipe V<Pred, Adj<Ket. Waktu subtipe subjek klausa bawahan berkoreferensi dengan subjek klausa induk memiliki verb berupa verba AKSI dan verba KEADAAN serta adjektiva tipe adjektiva USIA. KVA tipe V<Pred, Adj<Ket. Waktu subtipe subjek klausa bawahan berkoreferensi dengan objek klausa induk memiliki verba berupa verba AKSI dan adjektiva berupa adjektiva SIFAT FISIK. Pada KAV tipe adjektiva berasal dari fungsi predikat dan verba berasal dari fungsi keterangan yang berfungsi sebagai predikat adalah adjektiva.

118 Sementara itu, berdasarkan teori Chafe (1970) yang memiliki kepusatan kata kerja adalah kategori yang menduduki fungsi predikat, dalam hal ini adjektiva. Oleh karena itu, pada tipe ini, teori Chafe (1970) digunakan untuk menjelaskan adjektiva. Sementara itu, verba dijelaskan dengan teori Dixon (2005). Adjektiva pada kedua KAV tipe Adj<Pred, V<Ket. Tujuan dan Adj<Pred, V<Ket. Sebab/Waktu berupa KEADAAN (Chafe, 1970) dan adjektiva SIKAP BATIN (Dixon, 2005). Verba pada KAV tipe Adj<Pred, V<Ket. Tujuan berupa verba utama A, verba utama B, dan verba sekunder B. Sementara itu, menggunakan ancangan teori semantik Dixon (2005), verba yang dapat mengisi tipe KAV tipe Adj<Pred, V<Ket. Sebab/Waktu adalah verba utama A dan verba utama B. Berdasarkan analisis pada bab II dan bab III juga ditemukan keterbatasan morfologi verba. Verba pada KVA/KAV hanya berupa verba dasar, verba berafiks ber-, berafiks men-, berafiks di-, berafiks ter-, dan berafiks ke-an. 4.2 Saran Penelitian ini merupakan usaha mendeskripsikan KVA/KAV pada tahap awal. Penelitian ini terbatas pada adjektiva dasar dan kalimat deklaratif. Kajian pada adjektiva turunan yang polimorfemis dan kalimat interogatif serta kalimat perintah belum dilakukan. Pengujian terhadap klasifikasi KVA/KAV hanya didasarkan pada konsep struktur lahir dan batin Chomsky. Penelitian dengan

119 ancangan pendekatan lain belum digunakan. Oleh karena itu, penelitian lanjutan terkait KVA/KAV dapat dilakukan secara mendalam dengan memanfaatkan keterbatasan penelitian ini.