1. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAANTATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Daftar Isi. I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : /POJK.../2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2015

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2015

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Agenda. TATA KELOLA TERINTEGRASI DAN SISTEM KEUANGAN YANG TUMBUH SECARA BERKELANJUTAN Bp. Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PT Chubb General Insurance Indonesia

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

Pedoman Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan Maybank Indonesia ver : 02

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

DAFTAR ISI. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Posisi Desember Struktur Konglomerasi Keuangan BNP Paribas Indonesia

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

KONGLOMERASI KEUANGAN ACE. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi. Tahun 2015

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI DANA PENSIUN

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

TANTANGAN MENJALANKAN KONGLOMERASI KEUANGAN DI INDONESIA. Disampaikan pada: Seminar Konglomerasi Jasa Keuangan di Indonesia Jakarta, 13 Januari 2016

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI 2015 KONGLOMERASI KEUANGAN BNP PARIBAS INDONESIA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

PEDOMAN KERJA DIREKSI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PENGAWASAN TERINTEGRASI TERHADAP KONGLOMERASI KEUANGAN

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI

Kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria / indikator penilaian tersebut diatas, disimpulkan bahwa :

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Transkripsi:

1. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAANTATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Entitas Utama : PT. Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) Posisi Laporan : Mei 2017 Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Peringkat Definisi Peringkat Konglomerasi keuangan dinilai telah 2 A. Struktur Tata Kelola Terintegrasi Analisis melakukan penerapan tata kelola terintegrasi yang secara umum cukup baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang cukup memadai atas penerapan prinsip tata kelola terintegrasi. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip tata kelola terintegrasi, secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan memerlukan perhatian yang cukup dari MPMF dan/atau MPMI. 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: a. Direksi dan Dewan Komisaris telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan; b. Direksi dan Dewan Komisaris memiliki pengetahuan mengenai kegiatan bisnis dan risiko utama dari kegiatan usaha pembiayaan, serta telah memahami kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari PT. Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPMI) sebagai perusahaan terelasi; c. Satuan Kerja Kepatuhan berikut pemenuhan kebutuhan SDM telah terpenuhi; d. Satuan Kerja Manajemen Risiko MPMF telah memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi, MPMF telah memiliki kebijakan

prosedur dan penetapan limit risiko sesuai dengan POJK tentang penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan; e. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah mengacu pada POJK; f. MPMF dan MPMI masing-masing telah memiliki satuan kerja audit internal, dan telah diselaraskan; g. Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dibentuk, mengingat Komisaris Independen pada MPMF dan pada MPMI telah ditunjuk, sehingga keanggotaan komite telah terpenuhi 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: Pembentukan komite-komite (Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi) akan dilakukan pada tahun 2017, sebagaimana yang telah disampaikan dalam rencana tindak lanjut Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, dengan nomor surat pelaporan 009/COMP- MPMF/IV/2017 tanggal 28 April 2017. B. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: a. Pedoman tata kelola terintegrasi telah disampaikan Direksi MPMF pada MPMI, disamping itu Direksi MPMF telah memberikan arahan, memantau serta mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi; b. Dewan Komisaris MPMF telah menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris 4 (empat) kali dalam setahun di tahun 2016. Pengawasan terhadap Direksi MPMF serta penerapan tata kelola terintegrasi dilakukan oleh Dewan Komisaris; c. Penerapan Manajemen Risiko terintegrasi telah diselaraskan antara MPMF dengan MPMI; d. Pelaksanaan proses tata kelola terintegrasi telah mengacu pada pedoman tata kelola terintegrasi; e. Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Internal Terintegrasi telah

secara aktif melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan fungsi kepatuhan dan pelaksanaan audit internal. 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: Sosialisasi terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Terintegrasi telah sampai pada lini terbawah dalam Perusahaan namun masih memerlukan penyesuaian dalam penerapan antara prinsip-prinsip Tata Kelola Terintegrasi dan pelaksanaan bisnis dan operasional Perusahaan. C. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: a. Pedoman tata kelola disesuaikan dengan POJK sesuai dengan arahan Dewan Komisaris; b. Mekanisme tindak lanjut atas temuan dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, Hasil Pengawasan OJK, Hasil Pengawasan Otoritas lainnya, disusun dan diatur dengan jelas dalam kebijakan internal perusahaan; c. Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik. Pengungkapan dissenting opinions serta alasannya dituangkan dalam risalah rapat Dewan Komisaris; d. Dalam melaksanakan fungsi pengawasannya, rekomendasi dari Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, penerapan tata kelola dan hasil evaluasi pedoman tata kelola telah disampaikan pada Direksi; e. Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan terintegrasi telah disampaikan kepada Direktur MPMF yang membawahi fungsi kepatuhan; f. Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern terintegrasi telah disampaikan kepada Direktur yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap MPMI, Dewan Komisaris MPMF dan Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan MPMF; g. Satuan Kerja Audit Intern terintegrasi bertindak objektif dalam melakukan

pemantauan pelaksanaan audit, rekomendasi hasil audit dapat digunakan sebagai acuan perbaikan; h. Manajemen risiko terintegrasi telah diterapkan sesuai dengan ketentuan OJK; 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah sebagai berikut: Masih memerlukan sosialisasi lebih lanjut terhadap Pedoman Tata Kelola untuk menciptakan awereness terhadap penerapan tata kelola sampai lini terbawah.

KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tujuan 1. Memperoleh gambaran pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan; dan 2. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi sehingga Entitas Utama dapat menyusun rencana tindak perbaikan sesuai dengan permasalahannya. No Indikator Analisis 1. Direksi Entitas Utama 1) Direksi Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, danreputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. 2) Direksi Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama, antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Direksi Entitas Utama menyampaikan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi LJK dalam Konglomerasi Keuangan. Direksi Entitas Utama 1) Direksi MPMF telah memenuhi persyaratanintegritas, kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Ototitas Jasa Keuangan. 2) Direksi MPMF telah memiliki pengetahuan mengenai MPMF, terkait pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari MPMI sebagai perusahaan terelasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Direksi MPMF telah menyampaikan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi MPMI sebagai perusahaan terelasi.

2) Direksi Entitas Utama mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 3) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris Entitas Utama dalam rangka penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 4) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi. 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah disempurnakan sesuai arahan dari Dewan Komisaris. 2) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari: a. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; b. Auditor eksternal; c. Hasil pengawasan OJK; d. Hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain Bank Indonesia; dan/atau 2) Direksi MPMF telah mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 3) Direksi MPMF telah menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris MPMF dalam rangka penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 4) Direksi MPMF telah menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi. 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasitelah disempurnakan sesuai arahan Dewan Komisaris. 2) Direksi MPMF telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendari dari: a. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; b. Auditor eksternal; c. Hasil pengawasan OJK; d. Hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain Bank Indonesia; dan/atau

e. Dalam hal ini, telah ditindaklanjuti oleh MPMI e. Hasil pengawasan otoritas pengawasan terhadap Kantor Pusat LJK dalam hal LJK merupakan kantor cabang dari entitas yang berkedudukan di luar negeri, telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam Konglomerasi Keuangan. 2. Dewan Komisaris Entitas Utama 1) Dewan Komisaris Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. sebagai perusahaan terelasi. Dewan Komisaris Entitas Utama 1) Dewan Komisaris MPMF telah memenuhipersyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. 2) Dewan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan. 2) Dewan Komisaris MPMF telah memiliki pengetahuan mengenai MPMF antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari MPMI sebagai perusahaan terelasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Dewan Komisaris Entitas Utama menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris Entitas Utama secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Dewan Komisaris MPMF telah menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris MPMF 4 (empat) kali dalam setahun di tahun 2016.

Dewan Komisaris MPMI telah 2) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama. 3) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi. 4) Dewan Komisaris Entitas Utama mengevaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 1) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannyayang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris Entitas Utama. 2) Rekomendasi hasil pengawasan Dewan Komisaris Entitas Utama atas: menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris MPMI 12 (dua belas) kali dalam setahun di tahun 2016. 2) Dewan Komisaris MPMF telah melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi MPMF. 3) Dewan Komisaris MPMF telah melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi. 4) Dewan Komisaris MPMF telah mengevaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 1) Hasil Rapat telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannyayang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris MPMF. 2) Rekomendasi hasil pengawasan Dewan Komisaris MPMF atas: a) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

a) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama; b) Penerapan Tata Kelola Terintegrasi; c) Hasil evaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan Komisaris Entitas Utama. MPMF; b) Penerapan Tata Kelola Terintegrasi; c) Hasil evaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan Komisaris MPMF. 3) Dewan Komisaris MPMF telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi. 3) Dewan Komisaris Entitas Utama telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi. 3. Komite Tata Kelola Terintegrasi 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit terdiri dari: a) Seorang Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu komite pada Entitas Utama, sebagai Ketua merangkap anggota; b) Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota; Komite Tata Kelola Terintegrasi 1) Telah dibentuk struktur Komite Tata Kelola Terintegrasi yang terdiri dari: a) SeorangKomisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu komite pada MPMF, sebagai Ketua merangkap anggota; b) Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari MPMI sebagai perusahaan terelasi, sebagai anggota; c) Seorang pihak independen, sebagai

c) Seorang pihak independen, sebagai anggota; 2) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester. anggota. 2) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi telah disesuaikan dengan kebutuhan MPMI sebagai perusahaan terelasi serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah secara aktif mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Komite Tata Kelola Terintegrasi akan menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun di

tahun 2016, untuk saat ini menjadi bagian dari Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi, paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama untuk penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. 3) Hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan Terintegrasi 1) Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah secara aktif mengevaluasi Tata Kelola Terintegrasi, paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Mekanisme tindak lanjut atas temuan dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, Hasil Pengawasan OJK, Hasil Pengawasan Otoritas Lainnya, disusun dan diatur dengan jelas dalam kebijakan internal perusahaan; 3) Hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi akan dituangkan dalam hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk

secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi. 4. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi 1) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional. 2) Direksi Entitas Utama memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama atau Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan. pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi 1) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah independen terhadap satuan kerja operasional. 2) Direksi MPMF telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di MPMI sebagai perusahan terelasi. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap MPMI.

5 Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional. 2) Direksi Entitas Utama telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan. 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada: a) Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan. b) Dewan Komisaris Entitas Utama; dan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah independen terhadap satuan kerja operasional. 2) Direksi MPMF telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi akan memantau pelaksanaan audit intern pada MPMI sebagai perusahaan terelasi. 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi akan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada: a) Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap MPMI. b) Dewan Komisaris MPMF; dan c) Direktur Utama.

c) Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama. 2) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi bertindak obyektif dalam melakukan pemantauan pelaksanaan audit. 3) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan. 6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi 1) Entitas Utama memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. 2) Entitas Utama memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. 2) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah bertindak obyektif dalam melakukan pemantauan pelaksanaan audit. 3) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi 1) MPMF telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi MPMI. 2) MPMF telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi MPMI. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. 1) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan. 2) Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya terkait manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi. 7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit meliputi: a. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama; b. Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK. MPMF telah menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi MPMI. 1) MPMF telah menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha MPMI. 2) Direksi dan Dewan Komisaris MPMF telah mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya terkait manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah berlaku dan meliputi: a. Tata Kelola Terintegrasi bagi MPMF; b. Tata Kelola Terintegrasi

bagi MPMI. 2) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama paling sedikit memuat: a. Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama; b. Tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama; c. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi; d. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi; e. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; dan f. Penerapan manajemen risiko terintegrasi. 3) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan paling sedikit memuat: a. Persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris; b. Struktur Direksi dan Dewan Komisaris; c. Independensi tindakan Dewan Komisaris; d. Pelaksanaan fungsi pengurus LJK oleh Direksi; e. Pelaksanaan fungsi pengawasan 2) Tata Kelola Terintegrasi bagi MPMF telah memuat: a. Persyaratan Direksi MPMF dan Dewan Komisaris MPMF; b. Tugas dan tanggung jawab Direksi MPMF dan Dewan Komisaris MPMF; c. Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi; d. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi; e. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; dan f. Penerapan manajemen risiko terintegrasi. 3) Tata Kelola Terintegrasi bagi MPMI telah memuat: a. Persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris; b. Struktur Direksi dan Dewan Komisaris; c. Independensi tindakan Dewan Komisaris; d. Pelaksanaan fungsi pengurus MPMI oleh Direksi; e. Pelaksanaan fungsi

oleh Dewan Komisaris; f. Pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern, dan pelaksanaan audit ekstern; g. Pelaksanaan fungsi manajemen risiko; h. Kebijakan remunerasi; dan i. Pengelolaan benturan kepentingan. c. Proses Tata Kelola Terintegrasi Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh Entitas Utama dan LJK paling kurang telah mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. d. Hasil Tata Kelola Terintegrasi Hasil Tata Kelola Terintegrasi telah mencerminkan bahwa Entitas Utama dan LJK dalam Konglomerasi Keuangan telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. pengawasan oleh Dewan Komisaris; f. Pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern, dan pelaksanaan audit ekstern; g. Pelaksanaan fungsi manajemen risiko; h. Kebijakan remunerasi; i. Pengelolaan benturan kepentingan. c. Proses Tata Kelola Terintegrasi Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh MPM dan MPMI akan mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi. d. Hasil Tata Kelola Terintegrasi Hasil Tata Kelola Terintegrasi akan mencerminkan bahwa MPMF dan MPMI dalam Konglomerasi Keuangan telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

2. STRUKTUR KONGLOMERASI KEUANGAN DAN STRUKTUR KONGLOMERASI YANG LEBIH LUAS

3. STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN A. Entitas Utama : PT. Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) Nilai Kepemilikan (Dalam Persentase No. Nama Rupiah) Kepemilikan 1 PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 734,684,000,000 60% 2 PT Mitra Pinasthika Mustika Rent 1,000,000 0.00% 3 JACCS Co. Ltd 489,790,000,000 40% B. Entitas Anak : PT. Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) Nilai Kepemilikan (Dalam Persentase No. Nama Rupiah) Kepemilikan 1 PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk 62,562,000,000 56.90% 2 PT Orchid Indonesia 27,500,000,000 25.00% 3 Krishnan Rabindra Sjarif 6,118,000,000 5.60% 4 Alexander Hendro Setokusumo 8,800,000,000 8.00% 5 Wahjudi Soediyanto 4,950,000,000 4,50% 4. STRUKTUR KEPENGURUSAN ENTITAS UTAMA DAN ENTITAS ANAK A. Entitas Utama : PT. Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPMF) Dewan Direksi: No. Nama Jabatan Masa Jabatan 1 Johny Kandano Direktur Utama 3 (tiga) tahun 2 Toshiya Kaname Wakil Direktur Utama 3 (tiga) tahun 3 Hajimu Yukimoto Direktur 3 (tiga) tahun 4 Venky Charles Sutiono Direktur 3 (tiga) tahun 5 Yenanto Direktur 3 (tiga) tahun Dewan Komisaris: No. Nama Jabatan Masa Jabatan 1 Andi Esfandiari Komisaris Utama 3 (tiga) tahun 2 Eric Marnandus Komisaris 3 (tiga) tahun 3 Toshifumi Kimoto Komisaris 3 (tiga) tahun 4 Tsutomu Sugiyama Komisaris 3 (tiga) tahun

B. Entitas Anak : PT. Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) Dewan Direksi: No. Nama Jabatan Masa Jabatan 1 Alexander Hendro Setokusumo Direktur Utama 3 (tiga) tahun 2 Wahjudi Soediyanto Direktur 3 (tiga) tahun 3 Rudi Gunawan Direktur 3 (tiga) tahun Dewan Komisaris: No. Nama Jabatan Masa Jabatan 1 Andi Esfandiari Komisaris Utama 3 (tiga) tahun 2 Agung Cahyadi Kusumo Komisaris 3 (tiga) tahun 3 Chairul Bahri Komisaris Independen 3 (tiga) tahun 4 Syafwanul Khoiri Komisaris Independen 3 (tiga) tahun

5. KEBIJAKAN TRANSAKSI INTRA-GRUP DALAM KONGLOMERASI KEUANGAN PT. Mitra Pinasthika Mustika Finance ( MPMF ) mempunyai Kebijakan Transaksi Intra-Grup dengan Nomor: MBD/2017/II/0021/BA yang berlaku sejak tanggal 27 Februari 2017 sampai perubahan lebih lanjut yaitu Program Marketing MPM Group & Saratoga Group dengan mengacu ketentuan Policy Financing. 1. Ketentuan Pembiayaan untuk debitur karyawan MPM Group & Saratoga Group a. Persyaratan Pembiayaan 1) Karyawan yang berhak mengikuti program ini adalahkaryawan tetap MPM Group, Saratoga Group 2) Khusus program New Car wajib melampirkan foto kartu pegawai (bukan scan atau foto copy) 3) Surat Rekomendasi, dengan kondisi sebagai berikut: i. Grade Karyawan, Jabatan, Pangkat dan NRK; ii. Besaran Maksimum Plafond; iii. Besaran Maksimum Angsuran; iv. Jenis Produk; v. Tujuan Penggunaan Dana; vi. Ditanda tangani oleh HR Division Head (yang ditunjuk oleh Direksi); dan vii. Surat Rekomendasi ditujukan kepada Branch Manager MPMF. b. Metode Pembayaran Angsuran 1) Pembayaran Angsuran secara Payroll Masing-masing HR Opco melakukan pemotongan gaji dan melakukan pembayaran angsuran ke rekening Cabang MPM Finance. 2) Pembayaran Angsuran Non Payroll i. Debitur membayarkan angsuran ke rekening Incoming cabang setempat. ii. Ketentuan disburse dan jatuh tempo by sistem mengikuti ketentuan reguler MPMF 2. Jenis Produk Pembiayaan Program Marketing MPM Group & Saratoga Group a. Pembiayaan Multiguna Karyawan(Program Dahsyat) Adalah sebuah pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh debitur untuk pemakaian/konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktivitas produktif)

dalam jangka waktu yang diperjanjikan.ketentuan Pembiayaan Multiguna Karyawan, meliputi: i. Masa Kerja minimal 2 (dua) tahun tanpa terputus; ii. Produk Pembiayaan Multiguna Karyawan dalam Program Marketing MPM Group & Saratoga Group tidak berlaku untuk karyawan MPMF; iii. Khusus untuk karyawan yang sudah mengajukan Multiguna Karyawan dan akan mengajukan Multiguna Karyawan kembali (Top Up) maka wajib dilakukan buka tutup kontrak (pencairan dikurang pelunasan kontrak sebelumnya), info Out Standing Principal dapat dikoordinasikan dengan ADH cabang pembukuan. b. New Car Adalah sebuah produk dimana karyawan dapat membeli kendaraan Mobil baru dengan pembayaran secara kredit c. New Bike Adalah sebuah produk dimana karyawan dapat membeli kendaraan Motor baru dengan pembayaran secara kredit 3. Ketentuan Penghasilan dan Ketentuan Lain untuk Employee Customer - Penghasilan Double Income hanya berlaku khusus produk New Car dan New Bike - Penghasilan Double Income wajib melampirkan bukti kapasitas pasangan (sesuai ketentuan MPMF) - Denda Keterlambatan 1.0%/ hari. - Pelunasan dipercepat tidak dikenakan ET Penalty dan Admin Fee pelunasan. - Pelunasan sebesar Pokok Hutang + Bunga Berjalan + Denda (bila ada) - Pencatatan booking di cabang MPMF yang merujuk pada alamat domisili Karyawan MPM Group/ Debitur.