BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

itu dijadikan sebagai panglima yang mengatur dan mengontrol kehidupan bersama.

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB IV ANALISA DATA. dan biasanya jatuh pada bulan Maret/April. Ritual ini dilakukan dengan

Imbuhanpatrick.wordpress.com

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Tradisi Undhuh-undhuh GKJW : Fungsi dan Relevansi Nilai Budaya terhadap Pengembangan Pendidikan Karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Universitas Sumatera Utara

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I. Pendahuluan UKDW

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

KONTEKSTUALISASI DAN PERJANJIAN LAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

Transkripsi:

BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat yang telah memberikan keselamatan bagi orang percaya. Slametan bisa dipandang untuk mengenang Yesus dalam perjamuan terakhir dimana Yesus juga membagikan cinta kasih kepada semua orang. Upacara slametan merupakan upacara tradisional yang mengandung makna bagi warga jemaat GKJW Magetan, mencakup aspek keagamaan yang meliputi; ibadah iman Kristen, aspek sosial yang meliputi; interaksi sosial, mengandung makna kegotong-royongan, kesetiakawanan, menjalin relasi kekeluargaan, mengatur nilai dan norma Serta aspek kebudayaan yang merupakan warisan nenek moyang yang harus dipertahankan dan menjaga kelestariannya. Warga GKJW Magetan tidak dapat lepas dari kebudayaan setempat karena kebudayaan tersebut menjadikan ciri khas tersendiri bagi orang Jawa, baik merupakan warisan nenek moyang maupun tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat setempat, karena dengan kebudayaan orang dapat mengekspresikan keinginannya dalam mencari keselamatan seperti dalam budaya slametan Jawa, seseorang tidak dapat mengklaim bahwa kebudayaan tersebut salah, karena di balik kebudayaan itu terdapat nilai dan norma untuk menjaga solidaritas sosial. Melihat hal ini GKJW Magetan harus dapat berbaur dan berjalan dengan 78

kebudayaan setempat, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa munculnya kebudayaan lebih dahulu daripada agama, sehingga sewajarnya jika agama lebih menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Gereja atau agama seharusnya memberikan pemahaman tentang kebudayaan, sehingga jemaatnya dapat memilah-milah kebudayaan tersebut baik atau tidak untuk dilakukan. Dalam berteologi gereja juga harus dapat memunculkan sebuah penghayatan iman Kristen pada konteks ruang dan waktu tertentu. Di sinilah asumsi dasar dari teologi kontekstual, bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan Firman-Nya, Allah yang hadir dalam Rupa Manusia Yesus adalah Allah yang menyatakan kehendak-nya di sepanjang masa sejarah umat manusia. Artinya, bahwa teologi harus memperhatikan tradisi yang ada. Karena tradisi adalah sumber kasaksian tentang upaya umat Kristen untuk mencari penyataan Allah dalam pengalaman praksis manusia dan memahami kehendak Allah di sepanjang zaman. Teologi kontekstual adalah teologi yang fungsional. Teologi yang terasing dari konteksnya ia berada di awang-awang atau abstrak. Teologi kontekstual merupakan sebuah upaya untuk mempertemukan antara teks dan konteks. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mempertemukan kabar kesukaan dalam Alkitab dengan kehidupan praksis dalam budaya setempat (budaya Jawa). Tradisi slametan dalam jemaat meskipun tidak sedikit yang dibalut dengan kata syukuran. Masyarakat Jawa yang beragama Kristen khususnya jemaat GKJW Magetan, baik yang berdomisili di kota maupun desa selalu mengadakan slametan dalam peristiwa tertentu sebagai peringatan. Sejak seorang ibu hamil, melahirkan sampai dengan peringatan peristiwa kematian. Hal ini 79

sebenarnya sangat berkaitan dengan kepercayaan pribumi sebelum agama-agama besar dunia merambah di Tanah Jawa, yakni agama animisme, dinamisme, dan kepercayaan pada roh orang mati. Bagi orang Jawa setiap benda (baik mati maupun hidup) mempunyai kekuatan yang menungguinya. Bahkan dalam doa slametan orang Jawa juga mengikuti tradisi yang ada yang mengacu pada roh halus. Padahal dalam iman Kristen doa hanya ditujukan kepada Tuhan dan tidak kepada yang lain. Sebagaimana sudah disinggung diatas, bahwa slametan yang dilakukan oleh orang Jawa-Kristen adalah buah dari uangkapan syukur atas keberhasilan yang diperoleh. Dan slametan itu sendiri, menurut saya adalah rumusan teologi orang Jawa dalam menyikapi hubungannya dengan Tuhan. Itu artinya jika kita setuju secara kreatif dan inovatif dengan Injil, antara konteks slamatan dan teks tidak ada yang perlu dipermasalahkan sebagai sebuah pertentangan. Justru sebaliknya, harus diarahkan dan diberi makna Kristiani. Berangkat dari pengalaman tersebut, yang kemudian penulis sebut pengalaman teologi orang Jawa, kita harus tetap memelihara tradisi tersebut dengan tidak memandang sebelah mata atau menganggapnya sebagai yang bertolak belakang dengan ajaran Kristen, tetapi diterima sebagai teologi Jawa. Karenanya dalam menggagas yang ada dalam lingkup GKJW Magetan: upacara slametan yang harus perlu diperhatikan adalah doktrin. Sebagai kelompok agama, memang perlu membangun kehidupan iman secara sistematis. Tetapi sangat penting kita memahami latar belakang munculnya sebuah doktrin atau ajaran. Bagaimana latar belakang sosial-budayanya, kondisi lingkungannya, 80

zamannya. Alkitablah dasar utama kita merumuskan pemahaman teologi yang kemudian kita refleksikan dalam konteks tertentu. Selain itu menumbuhkan sikap mau mengerti terhadap budaya setempat. Tidak menolak atau meremehkan budaya yang ada lantaran tidak mengerti apa falsafah budaya atau adat-istiadat tersebut muncul. Sehingga mampu memberikan sumbangan bagi pembinaan penghayatan iman. Serta mengembangkan prinsip, yang perlu dipegang adalah bukan menerima atau menolak, tetapi menerima bagian tertentu dari budaya dan menolak bagian tertentu dari budaya. Dan budaya setempat dapat diwarnai oleh iman Kristen, menjadikan kebudayaan itu penting untuk dilakukan dengan pemahaman yang berbeda. Sehingga dalam kaitannya dengan slametan menjadi budaya yang bernafaskan iman Kristen. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dibuat, maka penulis menyampaikan saran dan kiranya dapat bermanfaat bagi umat Kristen, khususnya bagi jemaat GKJW Magetan. 1. Gereja harus dapat bersifat universal dan terbuka (khususnya GKJW Magetan) dimana peranan seorang pendeta dapat mengerti akan kebutuhan warga jemaatnya untuk menerima dan melakukan kebudayaan slametan, serta memberikan pemahaman ulang pada jemaat yang belum begitu faham dengan iman Kristen, karena dengan demikian gereja harus dapat transformasi budaya, sehingga baik gereja dan kebudayaan dapat berjalan seimbang yang diwarnai dengan nilai-nilai Kekristenan didalamnya dan 81

menjadikan budaya yang bernafaskan iman Kristen dengan berpusat pada Yesus. 2. Jemaat GKJW Magetan dengan adanya kebudayaan slametan yang melekat pada diri orang Jawa kiranya bisa menujukan rasa solidaritas dan cinta kasih kepada sesama dengan meninggalkan pemahaman akan kekuatan gaib dan memasukan nilai-nilai Kristen dalam budaya slametan tersebut dan menjadikan kebudayaan slametan bernafaskan Kristiani. 3. Fakultas teologi UKSW sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon-calon pekerja gereja yang memadai, sudah membekali para mahasiswanya dengan pengetahuan akan pentingnya kebudayaan, sehingga nantinya calon pekerja gereja dapat membangun jemaat yang ideal tanpa harus meninggalkan kebudayaan, dan tidak menimbulkan kontroversi antara gereja, jemaat dan kebudayaan. 82