SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh Izza Maulida NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

KEKUASAAN DALAM BAHASA (ANALISIS PERCAKAPAN MELALUI KLASIFIKASI TINDAK TUTUR)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

KESANTUNAN BERBAHASA PRAMUNIAGA DALAM MELAYANI KONSUMEN DI TOKO BUKU SARI ANGGREK PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

ANALISIS PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DAN IMPLIKATUR DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR. Oleh. Sri Astiani 1) Sri Sugiarto 2)

BAB I PENDAHULUAN. Selatan, bahasa yang paling sering disebut Hangungmal ( 한국말 ; 韩国말 ), atau

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

Transkripsi:

KAJIAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA DARWIS TERE-LIYE Auliya Arista Auliya.paul@gmail.com Tlp. 081805142321 Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang Abstrak Kajian ini merupakan analisis prinsip kesantunan bahasa dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Darwis Tere Liye.Novel tersebut menceritakan tentang sosok Rehan yang membenci hidupnya sendiri karena tinggal di panti asuhan dan tentang Rehan yang meperoleh kesempatan dari langit untuk mengenang kembali masa lalunya dan diberi kesempatan untuk bertanya lima pertanyaan besar dalam hidupnya yaitu tentang cinta, keadilan, pilihan, kehilangan, dan kekayaan.tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk penggunakan dan pelanggaran prinsip kesantunanyang meliputi enam maksim yaitu masksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kecocokan, dan kesimpatian pada karya sastra khususnya novel. Kajian ini perupakan kajian studi pustaka. Novel merupakan bentuk cerminan kehidupan yang menggambarkan aktifitas sehari-hari dan tindak tutur dalam kehidupan sehati-hari. Kata kunci : prinsip kesantunan, maksim, novel A. PENDAHULUAN Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, oleh karena itu fungsi bahasa sangat besar untuk kehidupan. Struktur bahasa yang benar ditambah dengan dilibatkannya situasi di mana bahasa itu digunakan, akan membantu terciptanya percakapan yang komunikatif. Bahasa dapat dikaji dalam dua kajian yaitu bahasa internal dan eksternal. Bahasa secara internal mencakup kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, sedangkan bahasa secara eksternal yang dikaji yaitu pragmatik. Kajian pragmatic yaitu bagaimana suatu kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Pragmatik mengkaji tentang makna berdasarkan konteks. Di dalam kegiatan bertutur, penutur tidak sekedar menyampaikan pesan, tetapi ia juga membangun hubungan sosial dengan mitra tutur. Penutur perlu memilih strategi bertutur yang dapat mengungkapkan pesan secara tepat dan tuturan itu dapat membangun hubungan sosial. Oleh karena itu penutur hendaknya mematuhi maksim-maksim dalam prinsip kesantunan.bahasamempunyai fungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi manusia di dalam masyarakat, maka berarti di dalam tindak laku berbahasa haruslah disertai norma-normayang berlaku di dalam budaya itu. Sistem tindak laku berbahasa menurut norma-normabudaya ini disebut etika berbahasa atau tata cara berbahasa. Dalam sebuah novel juga terdapat tuturan-tuturan antar tokoh dalam novel. Tuturan tersebut ada yang sesuai dengan maksim dalam prinsip kesantunan akan tetapi juga ada bentuk pelanggaran maksim. Kesantunan berbahasa terkait langsung dengan norma yang dianut oleh masyarakatnya. Jika masyarakat menerapkan norma dan nilai secara ketat, maka berbahasa santun pun menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Novel sebagai cerminan kehidupan juga perlu dianalisis dari segi bahasanya agar novel tidak hanya dimanfaatkan dari segi kesusastraan saja. Berdasarkan hal tersbeut maka dilakukan pengkajian lebih mendalam tentang bentuk- 19

bentuk maksim prinsip kesantunan yang ada di dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Darwis Tereliye. Novel tersebut menceritakan tantang sosok Rehan sebagai tokoh utama yang membenci hidupnya sendiri. Diakhir hidunya ketika koma Rehan mendapat kesempatan istimewa dari langit (dari maikat), Rehan diberikan kesempatan untuk bertanya lima pertanyaan besar dalam hidupnya dan ia dibawa kembali pada kenangan-kenangan masa lalunya. Kesempatan tersebut diperoleh Rehan lantaran ia selalu bersyukur atas keindahan rembulan. B. LANDASAN TEORI Pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Pemahaman bahasa merujuk kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan atau ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya. Pragmatik merupakan salah satu disiplin ilmu bahasa yang memiliki peranan cukup penting karena dengan mempelajari dan menguasainya, seseorang tidak hanya memahami struktur formal sebuah bahasa, tetapi juga struktur fungsional yang menyangkut bagaimana struktur-struktur formal itu berfungsi di dalam tindak komunikasi (Wijana, 1996: 67). Yule (2006 : 3-4) dalam bukunya menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu : 1. bidang yang mengkaji makna pembicara atau maksud penutur, 2. bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya, 3. bidang yang melebihi kajian tentang makna yang disampaikan, lebih banyak dari pada yang dituturkan, dan 4. bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu. Menurut Levinson dalam Edi (2012), ilmu pragmatik didefinisikan sebagai berikut: 1. Pragmatik ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Pengertian atau pemahaman bahasa merujuk kepada fakta bahwa untuk mengerti sesuatu ungkapan atau ujaran bahasa diperlukan juga pengetahuan di luar makna kata dan hubungan tata bahasanya, yakni hubungannya dengan konteks pemakaiannya. 2. Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimatkalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat tersebut. Pragmatik adalah studi dalam makna ujaran dalam situasi tertentu. Sifat-sifat bahasa dapat dimengerti melalui pragmatik yaitu bagaimna bahasa digunakan dalam komunikasi. Van Dijk dalam Djajasudarman (2012: 60) hubungan pragmatik dengan tidak tutur sangat erat karena tindak tutur merupakan pusat dari pragmatik. Pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar. Pragmatik mempelajari maksud ujaran (untuk apa ujaran itu dilakukan) menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana dan bagaimana. Tindak tutur bersifat sentral dalam pragmatik. Wajana dalam Rahardi (2009: 19) ada dua macam jenis tindak tutur di dalam praktik berbahasan yaitu, 1. Tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung a) Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dinyatakan sesuai dengan modus kalimatnya. Jadi tindak tutur langsung itu sesungguhnya merefleksikan fungsi konfensional dari sebuah kalimat. b) Tindak tutur tidak langsung adalah tindakan yang tidak dinyatakan langsung oleh modus kalimatnya. Jadi hanya kalimat yang bermodus berita dan bermodus Tanya yang bisa digunakan untuk menyatakan tindak tutur yang tidak langsung. 2. Tindak tutur literal dan tindak tutur non literal a) Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama persis dengan makna kata-kata yang menyusunnya. b) Tindak tutur non literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama atau bahkan berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya. 20

Sebagai retorika interpersonal pragmatik membutuhkan prinsip lain yaitu prinsip kesantunan (politeness principle). Wijana(1996: 67). menjelaskan bahwa prinsip kesantunan dalam pragmatic memiliki enam maksim yakni. 1. Maksim Kebijaksanaan Maksim ini menggariskan bahwa setiap peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu meminilamkan kerugian oranglain dan dan memaksimalkan keuntungan bagi oranglain. Maksim ini dituturkan dengan tuturan impositif dan komisif. 2. Maksim Penerimaan Maksim ini dituturkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini mewajipkan setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiri. 3. Maksim Kemurahan Maksim ini dituturkan dengan tuturan ekspresif dan asertif. Maksim kemurahan menuntut setiap peserta tuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat pada orang lain. 4. Maksim Kerendahan Hati Maksim ini dituturkan dengan tuturan ekspresif dan asertif. Maksim kerendahan hati menuntut setiap tuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri semdiri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. 5. Maksim Kecocokan Maksim ini dituturkan dengan tuturan ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan diantara mereka, dan meminimalkan ketidak cocokan. 6. Maksim Kesimpatian Maksim ini dituturkan dengan tuturan ekspresif dan asertif. Maksim kesimpatian mengharuskan setiap peserta tuturan untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipasti kepada lawan tuturnya. Jika lawan tutur mendapat kesuksesan atau kebahagiaan penutur wajib memberikan ucapan selamat, dan bila lawan tutur mendapat kesusahan penutur mengutarakan ucapan belasungkawa sebagai tanda kesimpatian. C. METODE Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif kualitatif dan merupakan studi kepustakaan. Data berupa tindaktutur yang berbentuk tulisan dalam novel dan diungkapkan dalam bentuk kutipan dalam makalah. Novel : Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya : Darwis Tere-Liye Tahun Terbit : Cetakan ke IIIV tahun 2012 Penerbit : Republika D. PEMBAHASAN 1. Maksim Kebijaksanaan Dalam novel tersebut bentuk maksim kebijaksanaan terlihat dari tuturan Rehan ketika memohon kepada tokoh lain untuk ikut bersamanya, Rehan menggunakan pilihan kat ayang tepat dengan nada memohon. Rehan meminilamkan kerugian oranglain dan memaksimalkan keuntungan bagi oranglain. Berikut kutipan maksim penerimaan : Maukah kau ikut sebentar bersamaku? Ada tempat yang ingin ku tunjukkan. Ray menunduk saat mengatakan kalimat itu. Maksudku mala mini kota sdang berpesta, kau tahu itu. Malam ini rembulan juga bersinar terang. Maukah kau ikut ke tempat yang baik untuk melihat semuanya. Hanya sebentar, setengah jam, nanti aku antar pulang. Gadis itu hanya diam. Ray menghela 21

nafas. Jam berdentang sembilan kali. Tidak apa-apa kalau kau enggan Ray tersenyum. Baiklah sudah waktunya aku harus pulang (hal 260-261) 2. Maksim Penerimaan Dalam novel tersebut terdapat beberapa bentuk pelanggaran dalam maksim penerimaan yang dilakukan tokoh Rehan. Tokoh Rehan tidak memaksimalkan kerugian diri sendiri justru memaksimalkan keuntungan diri sendiri dan meminimalkan keuntungan oranglain. Berikut kutipan pelanggaran maksim penerimaan : Berikan kursimu! Rehan berbisik ke Dinar. Dinar menatap binggung. Kursi? Buat apa? Cepat Rehan mendesis memaksa. Dinar Patah-patah berdiri. Kasar, Rehan menarik kursinya (hal 25) 3. Maksim Kemurahan Dalam novel tersebut terdapat bentuk maksim kemurahan dan bentuk pelanggaran maksim tersebut. Bentuk maksim kemurahan terjadi pada tokoh Rehan dengan memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat pada orang lain yaitu dengan selalu memuji tokoh istrinya. Berikut kutipan maksim kemurahan: Kamu cantik sekali sore ini Ray menyeringai menatapnya. (hal 281) Bentuk pelanggaran maksim kemurahan terjadi pada tokoh pendukung yang bertanya dengan intonasi marah, dengan kata-kata kasar sehingga memaksimalkan rasa tidak hormat pada lawan tutur. Berikut kutipan maksim kemurahan: Di mana celanaku, bangsat!! sopir bus garang membentak, tangannya yang memegang kotak uang toilet terangkat tinggitinggi. Mengancam. Lima kali lebih menakutkan lagi disbanding wajah penjaga panti dengan bilah rotan. (hal 59) 4. Maksim Kerendahan Hati Dalam novel terdapat bentuk kerendahan hati yang terjadi pada tokoh Dinar kepada Bapak kelala panti asuhan. Dinar memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri, sehingga memaksimalkan rasa hormat pada lawan tutur. Berikut kutipan maksim kerendahan hati: Maafkan aku, Bapak! Maafkan akau yang telah merusak tasbih itu. Tidak mendengarkan, padahal bapak sudah melakukan banyak kebaikan pada kami. Semoga, semoga tuhan membalas segala kebaikan itu. Maafkan aku Bapak, Maafkan Dinar yang nakal (hal 75) 5. Maksim Kecocokan Dalam novel terdapat bentuk-bentuk pelanggaran terhadap prinsip kesantunan. Ketika tokoh Vin memulai berdialok dengan tokoh Rehan berupa ajakan tokoh Rehan justru menolak ajak tersebut sehingga mengakibatkan minimalnya kecocokan antar kedua tokoh tersbebut. Bentuk penolakan Rehan terhadap Vin terjadi beberapakali dalam novel tersebut hal tersebut menunjukkan bahwa tokoh Rehan telah melanggar maksim kecocokan dengan menolak secara kasar. Berikut kutipan maksim kecocokan: Abang Ray mau berdansa denganku? Ray menoleh, menatap gadis itu lamat-lamat. Mengeleng (hal 351) Kakek! Kakek Cheu bisa memberi bantuan, aku akan menghubunginya! Vin berseru riag., loncat dan bangkit. Jangan lakukan! Ray seketika membentak (hal 370) 6. Maksim Kesimpatian Dalam novel terdapat bentuk maksim keismpatian. Penutur memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipasti kepada lawan tuturnya. Ketika Natan ingin mengikuti acara di sebuat televisi maka Rehan sebagai seorang teman menunjukkan 22

simpatinya dengan memberikan dorongan semangat. Berikut kutipan maksim kesimpatian : Kau jadi ikut acar televisi itu? Ray bertanya teringat rencana besar yang disampaikan Natan seminggu yang lalu. jadi, aku sudah merancangnya sepanjang tahun, teman. Natan menganguk mantap, mengusap dahi, merapikan anak rambut yang menggangu ujung-ujung mata. kau pasti menang Ray berkata Pelan (hal 100) Bentuk lain maksim kesimpatian dalam novel tersebut terlihat dari sikap tokoh Ape ketika mengetahui bahwa Rehan telah lulus untuk sekolah maka tokoh Ape memberikan ucapan selamat. Berikut kutipan maksim kesimpatian : Selamat-selamat Ray. Bang Ape menjabat tanganya berkata sebelum sempat ditanya. Selamat apanya? Ray menyeringai binggung. Kenapa Bang Ape malam-malam ada di sini?. tadi aku dari kelurahan. Kau lulus. Lihatlah Bang Ape memperlihatkan amplop di tangannya (hal 102) E. KESIMPULAN Pragmatik mempelajari maksud ujaran menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana dan bagaimana. Prakmatik merupakan kajian makna berdasarkan konteks. Kajian prinsip kesantunan merupakan kajian pragmatik bidang retorika interpersonal yang meliputi enam maksim. Prinsip kesantunan yang meliputi enam maksim tersebut harus dilaksanakan agar tercipta bentuk komunikasi yang baik dan sopan. Kajian prinsip kesantunan dalam novel rembulan tenggelam diwajahmu ditemukan semua bentuk dari enam maksim tersebut. Diantaranya terdapat bentuk penerapan maksim dalam prinsip kesantunan dan bentuk pelanggaran maksim-maksim tersebut. Pelanggaran terjadi pada maksim penerimaan dan maksim kecocokan. Kedua pelanggaran tersebut dilakukan oleh tokoh utama Rehan sebagai penutur terhadap lawan tuturnya. Selain kedusa maksim tersebut dalam novel rembulan tenggelam diwajahmu mengikuti kaidah prinsip kesantunan berdasarkan maksim-maksim tersebut. DAFTAR PUSTAKA Djajasudarman, Fatimah. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung: Refika Aditama. Edi. 2012.Aspek-aspek pragmatik: Tindak tutur, Praanggapan, Implikatur. (Online). http://edisuryadimaranaicindo.wordpress.com/2012/03/01/aspek-aspek-pragmatik-tindaktutur-praanggapan-dan-implikatur-2/diakses tanggal 22 Maret 2013 Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga. Tere-liye. 2012. Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Jakarta: Republika Wijana, Dewa putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 23