BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage). Sistem pengelolaan pengetahuan menjadi penentu utama proses berbagi pengetahuan di suatu organisasi (King, 2008). Menurut Carrol et al. (2003) berbagi pengetahuan merupakan bagian dari manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan yang efisien di sekolah masih sulit dilakukan. Masalah utamanya adalah kesulitan dalam penentuan tujuan dari berbagi pengetahuan dan kurangnya interaksi perilaku berbagi pengetahuan di dalam budaya organisasi dari para guru (Carrol et.al., 2003; Tyack dan Cuban, 1995). Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), terdapat dua tipe pengetahuan. Yang pertama adalah pengetahuan explicit, yaitu pengetahuan yang mudah ditransfer dan dikodifikasi terhadap misalnya buku pedoman pengajaran atau gudang pengetahuan (knowledge repository). Yang kedua adalah pengetahuan tacit, yaitu tipe pengetahuan yang disimpan dalam kepala masing-masing orang, bersifat non-verbal, intuitif, dan tidak dilafalkan. Oleh karena itu tipe pengetahuan tacit ini sulit ditansfer dan dianggap lebih bernilai (Reychav dan Weiberg, 2010). Nonaka dan Takeuchi (1995) mendefinisikan empat proses pengetahuan, yaitu internalisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan sosialisasi. Proses internalisasi 1
merupakan proses dimana individu menginternalisasi pengetahuan explicit untuk menciptakan pengetahuan tacit. Proses eksternalisasi merupakan proses dimana individu mengubah pengetahuan tacit mereka menjadi explicit melalui dokumentasi, lisan, dan lain-lain. Proses kombinasi merupakan proses dimana pengetahuan explicit yang baru diciptakan melalui kombinasi pengetahuan explicit lainnya. Dan proses sosialisasi merupakan proses transfer pengetahuan tacit antar individu melalui observasi dan bekerja dengan mentor atau seorang yang ahli. Menurut Davenport dan Prusak (1998), berbagi pengetahuan itu penting diantara anggota organisasi dan berpotensi untuk meningkatkan kinerja organisasi, serta mendapatkan keunggulan bersaing. Penelitian pada konteks lainnya, melihat faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan, misalnya penelitian Hislop (2009), bahwa berbagi pengetahuan mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungannya dapat berupa penghargaan yang berupa ekstrinsik dan intrinsik, peningkatan kinerja organisasi, dan peningkatan status. Sementara kerugiannya adalah berpotensi memberikan suatu sumber kekuatan dan keahlian kepada orang lain. Fokus utama proses berbagi pengetahuan adalah pada individu yang dapat menjelaskan secara lengkap, melakukan pengkodean, dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada individu lain, kelompok, dan organisasi. Selain itu juga adalah fokus terhadap proses berbagi pengetahuan di dalam tim (Glassop, 2002). Pemahaman yang baik terhadap proses berbagi pengetahuan akan memberikan seperangkat alat bagi seorang manajer yang dapat digunakannya untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai halangan terhadap berbagi 2
pengetahuan, yang dapat membawa organisasi itu kepada organisasi yang jauh lebih efisien (Lindsey, 2008). Disamping itu, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa berbagi pengetahuan dapat menciptakan kesempatan bisnis yang memberi mereka keunggulan kompetitif untuk mempercepat pembelajaran dan inovasi (Liebowitz dan Chen, 2001). Sebagai sekolah negeri Bisnis dan Manajemen yang sangat dikenal di masyarakat, SMK Negeri 1 Tasikmalaya dijadikan sebagai objek penelitian dalam hal proses berbagi pengetahuan. Sekolah diharapkan dapat terus lebih maju dalam proses pembelajaran peserta didiknya sehingga menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan kesempatan bisnis di masyarakat sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal tersebut diawali dengan adanya budaya berbagi pengetahuan yang baik diantara warga sekolah. Selain itu, sekolah membutuhkan adanya gambaran yang jelas dalam berbagi pengetahuan yang efektif. Apa yang terjadi selama ini, aliran informasi yang terjadi di sekolah berlangsung kurang efektif, sehingga berpengaruh terhadap kinerja sehari-hari. Menurut Lindsey (2008), bahwa pengembangan efisiensi dari berbagi pengetahuan ini telah dikembangkan pada praktek-praktek bisnis pada beberapa dekade yang lalu dimana para pekerja pengetahuan telah bekerja untuk mengembangkan berbagai macam mekanisme dan rutinitas terhadap berbagi pengetahuan, tetapi semua itu belum dipelajari dengan baik. Kemudian, masih terdapat kekurangan bukti empiris tentang bagaimana faktor-faktor organisasi 3
yang berbeda dapat dikelola dalam rangka mengembangkan berbagi pengetahuan dan meningkatkan pemahaman berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi (Seba et al., 2011). Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengisi celah penelitian tentang berbagi pengetahuan, terutama di sektor publik yaitu sekolah, sehingga dapat melengkapi penelitian sebelumnya. Disamping itu, berdasarkan informasi awal dari kepala sekolah bahwa belum ada kajian khusus tentang berbagi pengetahuan di sekolah, dan peneliti merupakan bagian dari staf guru di sekolah yang mempunyai akses mudah di sekolahnya. Proses berbagi pengetahuan diteliti beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya di sekolah. Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran proses berbagi pengetahuan, khususnya di SMK Negeri 1 Tasikmalaya, beserta faktor-faktor yang mempengaruhi, yang mungkin saja hal tersebut berbeda dengan sekolah lain dikarenakan perbedaan kondisi. 1. 2 Rumusan Masalah Dari paparan tentang latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu bahwa terdapat celah penelitian tentang proses berbagi pengetahuan di sekolah. Menurut Lindsey (2008), bahwa berbagai mekanisme dan rutinitas terhadap berbagi pengetahuan telah dikembangkan sejak lama dalam praktek bisnis, tetapi belum dipelajari dengan benar. Lebih lanjut menurut Seba et al. (2011), yaitu masih terdapat kekurangan bukti empiris tentang bagaimana faktorfaktor organisasi yang berbeda dapat dikelola dalam rangka mengembangkan 4
suatu budaya pengetahuan dan untuk meningkatkan pemahaman dari berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Dengan demikian, pelaksanaan identifikasi proses berbagi pengetahuan di sekolah secara tidak langsung dapat memperlihatkan apakah proses berbagi pengetahuan itu sudah baik dan membawa kepada budaya berbagi pengetahuan yang dapat membantu organisasi mencapai keberhasilannya. 1. 3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana proses berbagi pengetahuan yang terjadi di SMKN1 Tasikmalaya? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan? 1. 4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi proses berbagi pengetahuan di SMK Negeri 1 Tasikmalaya. 2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan. 5
1. 5 Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini diharapakan dapat diperoleh manfaat antara lain: 1. Bagi organisasi sekolah, memperoleh data yang jelas tentang proses berbagi pengetahuan yang terjadi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan, sehingga dapat merumuskan langkah-langkah strategis dalam budaya pengetahuan untuk kesuksesan organisasi. 2. Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan tentang proses berbagi pengetahuan yang terjadi di sekolahnya, mengenali peran-peran penting di sekolah untuk mempromosikan budaya pengetahuan, dan mempercepat kelulusan peneliti untuk segera kembali berkiprah di sekolahnya. 1. 6 Batasan Penelitian Dalam konteks sekolah, penelitian proses berbagi pengetahuan ini sangat terbatas. Pengetahuan tacit dan explicit merupakan hal penting dalam kelancaran proses belajar mengajar di kelas dan pelaksanaan manajemen sekolah sehari-hari. Fokusnya diarahkan kepada proses berbagi pengetahuan yang terjadi, dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan. 6
1. 7 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran. Bab I membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II membahas tentang teori yang berkaitan dengan berbagi pengetahuan termasuk definisi, kategori, proses pengetahuan, definisi berbagi pengetahuan, pentingnya berbagi pengetahuan, model berbagi pengetahuan, hambatan dalam berbagi pengetahuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan. Bab III membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalamnya dibahas tentang desain penelitian, data, metode pengumpulan data, sampel, teknik pengambilan sampel, dan metode analisis data. Bab IV merupakan hasil penelitian yang berisi proses pengumpulan data yang diperoleh di lapangan, penguraian analisis, pembahasan penelitian yang mencakup proses berbagi pengetahuan di SMK Negeri 1 Tasikmalaya dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Dan yang teakhir adalah Bab V yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. 7