BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

BAB III. Analisa Dan Perhitungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

PERANCANGAN ULANG FIRE PROTECTION SYSTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

ANALISA KEBUTUHAN JENIS DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK SUPLAI AIR BERSIH DI GEDUNG KANTIN BERLANTAI 3 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA PERKANTORAN DAN PABRIK LABEL MAKANAN PT XYZ DENGAN LUAS BANGUNAN 1125 M 2

BAB III DATA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERHITUNGAN DAYA POMPA PADA SPRINKLER SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG TOWER LANTAI 7 UNIVERSITAS MERCU BUANA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian jenis pengujian. Pengujian adalah penelitian dengan melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gedung ini direncanakan untuk tempat penginapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB II LANDASAN TEORI

POMPA. 1. Anindya Fatmadini ( ) 2. Debi Putri Suprapto ( ) 3. M. Ronal Afrido ( )

BAB II. Landasan Teori

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INSTALASI BAHAN BAKAR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KRI DI MAKO ARMATIM. Oleh

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Panduan Praktikum 2012

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

TUGAS AKHIR SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH PADA LANTAI 1 GEDUNG SENTRA BISNIS DAN DISTRIBUSI PT. CNI

PERHITUNGAN PRESSURE DROP SISTEM PLAMBING AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT EXCEL SEBAGAI DATABASE PADA GEDUNG X JAKARTA SELATAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

PERENCANAAN DAYA POMPA UNTUK KOLAM RENANG KONVENSIONAL DENGAN KAPASITAS 2000M

BAB III SET-UP ALAT UJI

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower. A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

18/08/2014. Fluid Transport MATA KULIAH: DASAR KETEKNIKAN PENGOLAHAN. Nur Istianah-THP-FTP-UB-2014

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

NAJA HIMAWAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG INSTALASI PIPA SISTEM PEMADAM KEBAKARAN PADA GEDUNG CCV DAN PERKANTORAN PT SUMI INDO KABEL TBK TANGERANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III PERENCANAAN SISTEM HYDRANT 3.1. Metode Pengambilan Data Penganbilan data ini dilakukan di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) PT. X berdasarlan data dan kegiatan yang ada di gedung tersebut. Dengan demikian metode yang digunakan dalam tugas Akhir ini adalah metode deskriptif dan studi analitik. Metode deskriptif menggambarkan sesuatu yang telah berlangsung pada saat pengambilan data sedang dilakukan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu keadaan. Sedangkan studi analitik digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari perusahaan. 3.2. Tempat dan Pengambilan Data Pengambilan data berlangsung di gedung VLC (Vehicle Logistic Center). Gedung VLC merupakan gedung tempat penyimpanan produk dari PT. X berupa kendaraan roda empat (mobil) yang nantinya akan di kirim ke dealer lokal dan yang akan diekspor. 3.3. Standar Dalam tugas Akhir ini, sebagai acuan yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia atau SNI, NFPA 14, NFPA 15, NFPA 20, NFPA 22 mengenai sistem hydrant. Untuk hal-hal yang belum diatur, selama tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku digunakan standar-standar internasional. 3.4. Tahapan Observasi Perencanaan ini diawali dengan peninjauan yang dilakukan di gedung VLC PT. X. peninjauan ini bertujuan untuk mencari permasalahan apa yang dapat diangkat untuk dijadikan tugas akhir. Selama peninjauan sedang berlangsung penulis menemukan bahwa pada area gedung VLC ada area yang belum terjangkau oleh sistem pemipaan hydrant, sehingga saat terjadi kebakaran di area tersebut tidak dapat ditanggulangi. 58

59 (a) (b) (c) (d) Gambar 3.1 Hasil Observasi (a) Reservoir Hydrant (b) Instalasi Pompa Utama (c) Pompa Diesel (d) FHP (Fire Hydrant Protection) (e) IHB (Indoor Hydrant Box) (f) Instalasi Pompa Jockey (e) (f)

60 3.5. Diagram Alir Perencanaan sistem hydrant Dalam perencanaan sistem hydrant di gedung VLC (Vehicle Logistic Center) digunakan diagram alir perencanaan di bawah ini Start Data awal : 1. Q air stndar NFPA 2. Lama waktu sistem bekerja sesuai NFPA Penaksiran kebutuhan air sistem hydrant Perhitungan disain instalasi sistem hydrant Perhitungan ketebalan pipa air sistem hydrant Perhitungan radius jangkauan FHP (Fire Hydrant Protection) Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant Perhitungan dan pemilihan pompa sistem hydrant Penentuan jumlah FHP baru yang digunakan Review Apak ah hasil perhitungan sesuia dengan standar? Tidak Finish Ya Kesimpulan : 1. Dua pompa yang ada sudah memenuhi kebutuhan sistem 2. Jumlah fhp baru lebih sedikit dari yang direncanakan oleh PT. X

61 3.6. Penaksiran kebutuhan air sistem hydrant Untuk memeperkirakan besarnya kebutuhan air hydrant, maka digunakan metode penaksiran yaitu : Metode jumlah alat-alat sistem hydrant. Metode ini adalah dengan menjumlahkan kapasitas dari alat-alat pada sistem hydrant pada saat ada satu area yang terbakar, dimana membuat 2 FHP (fire hydrant pillar) bekerja atau 1 FHP dan 1 IHB (indoor hydrant box) bekerja. Untuk memepermudah perhitungan kapasitas, maka dibagi beberapa section dan diberi tanda angka pada instalasi pipa. Kapasitas tiap alat pemadam kebakaran dapat diuraikan sebagai berikut. Kapasitas tiap FHB dan IHB adalah. 1. FHB = 250 Gpm = 0,0158 m 3 /sec (NFPA 14) 2. IHB = 100 Gpm = 0,0063 m 3 /sec (NFPA 14) Disaat kebakaran terjadi, direncakan 2 alat pemadam kebakaran bekerja. Dimana kapasitas terbesar alat pemadam kebakaran yang bekerja adalah FHP, maka penaksiran kebutuhan air adalah saat 2 FHP bekerja. Q = 2 x 250 Gpm = 500 Gpm = 0,0315 m 3 /sec 3.7. Perencanaan diameter pipa air sistem hydrant Perencanaan diameter pipa air sistem hydrant dilakukan dengan perhitungan mundur dari alat sistem hydrant menuju ke induk-induk percabangan, dengan cara membagi-bagi tiap section meliputi : 1. Pipa service pada unit beban alat dari sistem hydrant 2. Pipa distribusi atau pipa utama Perhitungan diameter pipa perlu diperhatikan akan kecepatan aliran di dalam pipa, yang mana dalam standar NFPA 24 kecepatan aliran yang diijinkan 10 ft/sec (3 m/s). Sedangkan dalam pemilihan material pipa sistem hydrant yang

62 sesuai dengan NFPA 15 adalah ASTM A 53 grade A (Black Steel Pipe Schedule 40), dimana yield strength nya adalah 30 Ksi (30000psi). Penentuan diameter pipa pada sistem hydrant harus sesuai dengan NFPA 14 dan NFPA 15, dimana kapasitas kebutuhan unit dari tiap unit beban diketahui, maka diameter pipa service dapat dihitung sebagai berikut. Dimana : D = Diameter dalam pipa (m) Q = Kapasitas aliran (m 3 /s) V = Kecepatan aliran (m/s) (1). Pipa service pada FHP (fire hydrant protection) Dimana : Q FHP = 250 Gpm = 0,0158 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 4 inch dengan inside diameter (ID) = 0,102 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah.

63 Untuk kapasitas FHP mempunyai range 250-400 Gpm, yang mana untuk 400 Gpm kecepatan aliran dalam pipa adalah 3,07 m/s. (2). Pipa service pada IHB (indoor hydrant box) Dimana : Q FHP = 100 Gpm = 0,0063 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 2 inch dengan inside diameter (ID) = 0,0627 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah. Untuk kapasitas IHB mempunyai range 100-150 Gpm, yang mana untuk 150 Gpm kecepatan aliran dalam pipa adalah 3,065 m/s.

64 (3). Pipa distribusi (main pipe) Dimana : Q FHP = 500 Gpm = 0,032 m 3 /sec V = 3 m/sec Sehingga : Dengan menyesuaikan dengan properties pipa yang ada di pasaran dan sesuai NFPA 14, maka dipilih pipa dengan diameter nominal (NPS) = 6 inch dengan inside diameter (ID) = 0,154 m. maka kecepatan aliran di dalam pipa sebenarnya adalah. 3.8. Perhitungan desain instalasi sistem hydrant 3.4.1. Data pada design instalasi sistem hydrant Perhitungan laju aliran pada instalasi sitem hydrant dibutuhkan data-data yang harus diketahui dan ditentukan lebih dahulu, sehingga perhitungan laju aliran perpipaan dapat dilakukan. Data-data tersebut meliputi panjang pipa dan debit aliran. Panjang pipa Panjang pipa pada instalasi sistem hydrant gedung VLC PT. X terdapat pada Tabel 3.1 dan gambar instalasi perpipaan sistem hydrant tertuang pada gambar 3.1

65 Instalasi perpipaan hydrant lama (merah) 2 3 1 Instalasi perpipaan hydrant baru (biru) FHP Lama FHP Baru (planning) Gambar 3.2 Instalasi perpipaan hydrantgedung VLC PT. X 4 Instalasi hydrant terjauh Untuk menghitung head yang diperlukan dalam menentukan spesifikasi pompa kita cukup menentukan titik FHP (fire hydrant protection) terjauh dari pompa. Dalam sistem hydrant di gedung VLC PT.X jarak terjauhnya adalah FHP 8.

66 Detail instalasi pompa POMPA Gambar 3.3 Instalasi perpipaan hydrant terjauh gedung VLC PT. X Equipment Jumlah Reducer 1 Elbow 18 Tee (Tipe 1) 2 Tee (Tipe 2) 1 Flexible joint 1 Gate valve 3 Check valve 1 Strainer 1 Katup hisap dengan 1 saringan

67 Jockey pump Main pump Instalasi pompa

68 Tabel 3.1 Data panjang pada instalasi perpipaan sistem hydrant (hasil perhitungan dan pengolahan data) NO PIPA PANJANG PIPA (m) UKURAN (ø) inch 1 1,7 6 2 1,7 6 3 1,7 6 4 1,7 6 5 1,7 6 6 30 6 7 1 6 8 1 6 9 29,7 6 10 1 6 11 83,8 6 12 1 6 13 8,8 6 14 9,5 6 15 1 6 16 195 6 17 74,7 6 18 1 6 19 24,7 6 20 1 6 21 56,6 6 22 1 4 Total 529,3

69 3.9. Perhitungan ketebalan pipa air sistem hydrant Perhitungan ketebalan dinding pipa pada sistem perpiaan hydrant sangatlah penting dilakukan, dikarenakan menyangkut akan kinerja sistem hydrant saat bekerja. Berikut perhitungan ketebalan pipa pada sistem hydrant. (1). Pipa distribusi (6 inch) P pipa distribusi P pipa distribusi = 900 kpa = 126 psi (tekanan absolute) = 765 kpa = 107 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = 30000 psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 6,625 inch = 168,275 mm Y koefisien = 0,4 t m = t + C = 0,48 + 2 = 2,48 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 6 inch) = 7,11 mm. Dari perhitungan didapatkan 2,83 mm < 7,11 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat. (2). Pipa service FHP (4 inch) P pipa service P pipa service = 712,64 kpa = 99,81 psi (tekanan absolute) = 608 kpa = 85,11 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = 30000 psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 4,5 inch = 114,3 mm Y koefisien = 0,4

70 t m = t + C = 0,25 + 2 = 2,25 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 6 inch) = 6,02 mm.dari perhitungan didapatkan 2,57 mm < 6,02 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat. (3). Pipa service IHB (2,5 inch) P pipa service P pipa service = 701,2 kpa = 98,21 psi (tekanan absolute) = 596 kpa = 83,51 psig (tekanan gauge) Design temperature = 212 F = 100 C Korosi dan erosi allowance (C) = 0,0787 inch = 2 mm ASTM A.53 yield strength (S) = 30 Ksi = 30000 psi Quality factor (E) = 60% = 0,6 Outside diameter = 2,9 inch = 73,66 mm Y koefisien = 0,4 t m = t + C = 0,15 + 2 = 2,15 mm Wall thickness ASTM A.53 grade A (pipa 2,5 inch) = 5,08 mm. Dari perhitungan didapatkan 2,45 mm < 5,08 mm, maka ketebalan dinding pipa memenuhi syarat.

71 3.10. Perhitungan radius jangakauan FHP dan IHB Perhitungan radius jangkauan pada sistem hydrant sangatlah penting dilakukan, dikarenakan menyangkut area yang akan dilayani sistem hydrant tersebut. Berikut perhitungan jangkauan radius pada hydrant. (1). Radius jangkauan FHP Q main pipe (Q 1 ) = 0,03 m 3 /sec (Q 1 : 500 Gpm, A 1 : 0.018 m 2 ) Ø nozzle = 0.064 m (ID : 2,5 inch, A 2 : 0.003 m 2 ) Sudut elevasi α = 45, (sin 45 : 0.707, cos 45 : 0.707) Gravitasi = 9.8 m/s 2 Tinggi maksimum yang dicapai air : (3.19) Jarak jangkauan air saat menyentuh tanah adalah : Panjang selang FHP 30 m, jadi jangkauan di tiap FHP = 10 + 30 = 40 m Maka pada instalasi hydrant terpasang FHP setiap 40 m.

72 3.11. Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant Perhitungan volume reservoir pada sistem hydrant dimkasudkan untuk menampung air saat FHP atau IHB bekerja, dimana sistem hydrant bekerja dalam jangka waktu tertentu. Dengan keterbatasan waktu saat sistem hydrant bekerja, diharapkan bantuan dari tim pemadam kebakaran setempat akan dating dengan tepat waktu. Perhitungan ini direncanakan sistem hydrant bekerja dalam waktu 30 menit. Volume reservoir hydrant Q = Q main pumpa + Q jockey pump = 0,0315 m 3 /sec + 0,002 m 3 /sec = 0,0335 m 3 /sec Volume = 0,0335 m 3 /sec x 1800 sec = 60,3 m 3 Volume reservoir yang tersedia di gedung VLC PT. X untuk hydrant adalah 85 m 3 sehingga cukup untuk menyuplai sistem hydrant. 3.12. Perhitungan dan pemilihan pompa sistem hydrant 3.12.1. Pompa utama Perhitungan tekanan pipa distribusi pada head terjauh, dimana head terjauh terletak pada FHP 8. Untuk menghitung head total pompa digunakan rumus sebagai berikut, Diketahui : Q = 0,315 m 3 /sec (500 Gpm) Elbow 45 = 22 buah Static suction head = 2 m Static discharge head = 2 m h p1 = 4,43 x 10 5 N/m 2 (Tekanan umum pada hydrant) h p2 = 1 ATM (10 5 N/m 2 ) ρ air = 998,2 Kg/m 3 (Pada suhu 20 )

73 P2 P1 PUMP 3.12.2. Menghitung head statis total (ha) ha = Static suction lift + Static discharge head = 2 m + 2 m = 4 m 3.12.3. Menghitung hp = hp2 hp1 ρg = (4,43-1)x10 5 998,2 x 9,81 = 35,03 m 3.12.4. Menghitung kerugian head instalai (h1) Pada pipa Pada intalasi terjauh dari pompa menuju FHP diameter pipa yang digunakan adalah 4 inch dan 6 inch. Data yang diketahui : V = 3 m/s v = 1,007 x 10-6 (viskositas kinematik air pada suhu 20 )

74 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m Untuk pipa 4 inch, ID = 0,102 m Karena Re > 4000 maka aliran bersifat turbulen, sehingga untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa menggunakan rumus : Untuk mecari koefisien kerugianya kita gunakan diagram moody, Dimana, Bilangan renolds (RE) : 303873 (Turbulen) Nilai ϵ (epsilon) untuk steel : 0,0005 m ID untuk pipa 6 inch : 0.15 m ID untuk pipa 4 inch : 0.10 m Sehingga nilai Relative Pipe Roughness adalah : Untuk pipa 6 inch, Dari nilai diatas didapat koefisien kerugian pipa melalui diagram moody yaitu : 0.030(λ) Untuk pipa 4 inch, Dari nilai diatas didapat koefisien kerugian pipa melalui diagram moody yaitu : 0.035 (λ)

75 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 1,7 m) Dikarenakan pipa ada 5. maka, h f = 5 x 0,15= 0,75 m Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 30 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 1 m) Dikarenakan pipa ada 7. maka, h f = 7 x 0,089 = 0,623 m Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 29,7 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 83,8 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 8,84 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 9,5 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 195 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 74,7 m) Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 24,7 m)

76 Untuk pipa 6 inch, ID = 0,154 m (L= 56,6 m) Untuk pipa 4 inch, ID = 0,102 m (L= 1 m) Hasil perhitungan seluruhnya untuk kerugian gesek dalam pipa hydrant dapat dilihat pada table 3.2 Tabel 3.2 Hasil perhitungan kerugian head gesekan dalam pipa (H f ) pada pipa hydrant Inside Diameter (ID) Jumlah L (m) λ H f (m) Inch Meter 6 0,154 5 1,7 0,03 0,75 6 0,154 1 30 0,03 2,68 6 0,154 7 1 0,03 0,623 6 0,154 1 29,7 0,03 2,65 6 0,154 1 83,8 0,03 7,58 6 0,154 1 8,84 0,03 0,8 6 0,154 1 9,5 0,03 0,85 6 0,154 1 195 0,03 17,4 6 0,154 1 74,7 0,03 6,68 6 0,154 1 24,7 0,02 2,2 6 0,154 1 56,6 0,03 5 4 0,102 1 1 0,035 0,104 Jumlah seluruh kerugian head gesekan dalam pipa 46,7 m

77 Pada reducer Pada pipa hydrant untuk diameter 0,154 (6 inch) ke 0,102 (4inch) Maka Cc didapat = 0,659 (lihat Tabel 2.6) Pada belokan, katup (valve), sambungan / percabangan Kerugian gesekan pada belokan pipa (elbow 90 ) Dimana : Diameter elbow 90 (ID) = 0,154 m (6 inch) Radius = 0,228 m (9 inch) R/D = 0,228/0,154 = 1,48 = 1,5 f (Koefisien kerugian pada belokan) = 0,9 (Lihat Tabel 2.4) Jumlah elbow yang digunakan = 18 Maka, h f = 18 x 0,9 = 16,2 m Kerugian gesek pada percabangan pipa (untuk tee 1 dan 2) Dimana : V = 3 m/s Sudut (θ) = 90

78 Mencari kerugian gesek dari pipa 2 ke 3 dengan menggunakan rumus : Harga f 2 = 7,3 (didapat dari Tabel 2.5) Maka, Kerugian gesek pada percabangan pipa (untuk tee 3) Dimana : V = 3 m/s Sudut (θ) = 90 Mencari kerugian gesek dari pipa 1 ke 2 dengan menggunakan rumus : Harga f 2 = 1,29 (didapat dari Tabel 2.5) Maka, Flexible joint K = 10 (Lihat Tabel 2.6) Gate valve K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6)

79 Check valve K = 2,5 (Lihat Tabel 2.6) Strainer K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6) Katup hisap K = 0,19 (Lihat Tabel 2.6) Tabel 3.3 Hasil perhitungan kerugian (He) pada equipment pada pipa hydrant Equipment Jumlah H e H e tot Reducer 1 11,8 11,8 Elbow 18 0,9 16,2 Tee (Tipe 1) 2 3,3 6,6 Tee (Tipe 2) 1 0,6 0,6 Flexible joint 1 4,6 4,6 Gate valve 3 0,08 0,24 Check valve 1 1,14 1,14 Strainer 1 0,08 0,08 Katup hisap 1 0,08 0,08 dengan saringan TOTAL KERUGIAN 41,34 m

80 3.12.5. Head pompa yang dibutuhkan hydrant Diketahui, hp = Head tekanan V = 3 m/s (NFPA) P 2 P 1 ρ = 4,43 x 10 5 (Sistem mekanikal Gedung, Yuriadi Kusuma) = 10 5 N/m 2 (Tekanan Atmosfir = 1 Atm) = 998,2 Kg/m 3 (Pada suhu 20 C) V = 3 m/s (NFPA) h a = 2 + 2 = 4 m h I = 36,7 + 41,3 = 78 m H pompa = ha + hp + h l + = 4 + 46,7 + 78 + = 129,15 m 3.12.6. Tekanan pada unit beban hydrant terjauh Diketahui, H pompa = 129,15 m V 1 = 0 (dapat diabaikan) ρ = 998,2 Kg/m 3 (20 C) V 2 = 3 m/s P 1 = 10 5 N/m 2 Z 1 = 4 m g = 9,81 m/s 2 Z 2 = 2 m h I = 78 m P 2 = (10,212 0,46 2 + 129,15 78) x (9792,34) P 2 = (47,2) x (9792,34) = 57.67 x 10 4 N/m 2 (5.7 Bar)

81 3.12.7. Daya pompa utama (BHP) Dikatahui, ρ = 998,2 Kg/m 3 g = 9,81 m/s 2 Q = 500 Gpm = 0,031 m 3 /s H = 129,15 m ηρ = Efisiensi pompa (dicari terlebih dahulu) ηρ = diketahui, n = 1770 rpm Q = 0,031 m 3 /s H = 129,15 m Maka, ηρ = dari grafik, kita dapat efisensi pompa 68% = 0,68 3.12.8. NPSHa pompa utama NPSHa = Ha + Hs + Hvpa - H f Diketahui, Ha = 33,9 ft = 10,3 m (asumsi 0 m dari permukaan air laut, lihat Tabel 2.7) Hs = -2 m (Jarak permukaan air ke titik pusat pompa) Hvpa = 0,78 ft = 0,23 m (suhu air 20 C, lihat Tabel 2.8)

82 H f = Kerugian pada pipa, ID = 0,154 (6 inch), L = 4 m = Kerugian pada elbow, k= 0,9 (Elbow standar, lihat Tabel 2.6) =H f total pada pipa dan elbow = 0,27 + 0,41 = 0,68 m NPSHa = 10,3 + (-2) + 0,23 0,68 = 7,85 m 3.12.9. Daya pompa jockey(bhp) WHP = Dikatahui, ρ = 998,2 Kg/m 3 g = 9,81 m/s 2 Q = 5% dari Q utama = 500 Gpm x 0,05 = 25 Gpm = 0,0016 m 3 /sec H = 129,15 m ηρ = 65% Maka,

83 3.12.10. NPSHa pompa jockey NPSHa = Ha + Hs + Hvpa - H f Diketahui, Ha = 33,9 ft = 10,3 m (asumsi 0 m dari permukaan air laut, lihat Tabel 2.7) Hs = -2 m(jarak permukaan fluida ke titik pusat pompa) Hvpa = 0,78 ft = 0,23 m (suhu air 20 C, lihat Tabel 2.8) H f = Kerugian pada pipa, ID = 0,038m (1,5 inch), L = 4 m = Kerugian pada elbow, k= 0,9 (Elbow standar, lihat Tabel xx) =Hf total pada pipa dan elbow = 0,34 + 0,09 = 0,43 m NPSHa = 10,3 + (-2) + 0,23 0,43 = 8,1 m

84 3.13. Penentuan jumlah FHP yang digunakan pada instalasi baru Dari hasil perhitungan jangkauan air maka didapat jangkauan FHP mencapai radius 40 meter. Pada intalasi sistem hydrant yang baru cukup ditambahkan 3 unit FHP. Dengan ini menghemat satu FHP karena pada rencana awal akan dipasang 4 unit FHP. Sebelum Perencanaan (4FHP) Instalasi pipa lama (Red) Jangkauan new FHP pada intalasi sistem hydrant tambahan (R 40 M) Current FHP Current FHP Setelah Perencanaan (3FHP) Gambar 3.4 Analisa penempatan FHP baru dan jangkauanya digedung VLC PT. X Instalasi pipa baru (blue)

85 3.14. Pelaksanaan Perencanaan Sistem Hydrant Penyelesaian tugas Akhir ini direncanakan selama kurang lebih lima bulan. Table berikut ini adalah jadwal perencanaan penyelesaian, yaitu : Tabel 3.4 Pelaksanaan Perencanaan Sistem Hydrant

86 3.15. Analisa hasil perhitungan Dari hasil perhitungan di atas atas diapatkan data-data dari sistem pempaan air hydrant di bawah ini 3.10.1. Kebutuhan air sistem hydrant dari hasil perencanaan adalah : FHP(Fire Hydrant Protection) = 250 Gpm IHB(Indoor Hydrant Protection) = 100 Gpm Q perhitungan (dua kali Q FHP) = 500 Gpm Dari hasil perhitungan di atas kapasitas air untuk FHP dan IHB sudah sesuai standar yang ditetapkan NFPA (National Fire Protection Association). 3.10.2. Diameter pipa sistem hydrant adalah : Pipa distribusi NPS = 6 inch (sch 40) Pipa service FHP NPS = 4 inch (sch 40) Pipa service IHB NPS = 2,5 inch (sch 40) Dari hasil perhitungan di atas diameter pipa untuk setiap kebutuhan sistem sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association) 3.10.3. Perhitungan ketebalan pipa Pipa distribusi (NPS = 6 inch) t min = 2,84 mm t standart = 7,11 mm Material = ASTM A.53 grade A Pipa service (NPS = 4 inch) t min = 2,66 mm t standart = 6,02 mm Material = ASTM A.53 grade A Pipa service (NPS = 2,5 inch) t min = 2,52 mm

87 t standart = 5,08 mm Material = ASTM A.53 grade A Dari hasil perhitungan ketebalan pipa di atas, tebal pipa yang digunakan sudah lebih tebal dari ketebalan minimum dari hasil perhitungan 3.10.4. Radius jangkauan FHP (Fire Hydrant protection)jangkauan dari FHP 8 (terjauh) dari pompa adalah : Panjang selang FHP 8 = 25 meter Jangkauan radius air FHP 8 = 19,32 m Total jangkauan = 44,32 m (44 meter) 3.10.5. Pompa hydrant utama Q = 0,032 m 3 /sec (500 Gpm) H = 129,15 meter P pompa = 57,6 Kw NPSHa = 7,85 meter Dari hasil perhitungan di atas debit atau kapasitas air yang ingin dicapai sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association) 3.10.6. Pompa jockey Q = 0,0016 m 3 /sec H = 129,15 meter P pompa = 3,1 Kw NPSHa = 7,85 meter Dari hasil perhitungan di atas debit atau kapasitas air yang ingin dicapai sudah sesuai denngan standar NFPA (National Fire protection Association)