I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

BAB V KESIMPULAN. sosial, serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, dan bahkan terus meningkat. Saling membenci antar etnik atau saling

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Homoseksual berasal dari bahasa Mesir yaitu homo yang artinya

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gay adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koeswinarno (2004: 7-8) dalam bukunya Hidup Sebagai. layaknya perempuan. Orang-orang yang berperilaku menyimpang dari

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat, terlebih di masyarakat perkotaan. Fenomena waria merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

Seks Laki-laki dan Laki-laki, perempuan, interseks, transgender

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia dalam berbagai aspek menyebabkan mudahnya

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia secara umum menyukai orang yang memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. ketika ia dilahirkan, baik ia dilahirkan sebagai orang kaya atau miskin, berkulit

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan makhluk hidup lainya. Manusia memiliki kecenderungan seksual

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memiliki pola pikir yang dikotomis, seperti hitam-putih, kayamiskin,

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di

BAB 1 : PENDAHULUAN. manusia lainnya sebagai makhluk yang selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

PERAN KOMUNIKASI SEKSUAL ORANGTUA-ANAK TERHADAP GANGGUAN IDENTITAS GENDER

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KESIMPULAN. bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini masih terkurung dengan pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi sesama manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan lahir maupun batin merupakan salah satu fungsi dari interaksi. Dalam berinteraksi akan menghasilkan suatu tingkah laku dan karakter pada seorang individu. Karakter dan tingkah laku yang diharapkan yakni dalam rangka memenuhi segala kebutuhan untuk mencapai tatanan sosial yang menghormati dan menghargai perbedaan Suatu fenomena yang pada saat ini menjadi sebuah isu dimasyarakat yaitu mengenai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Dewasa ini LGBT dipakai untuk menunjukkan seseorang atau siapapun yang mempunyai perbedaan orientasi seksual dan identitas gender berdasarkan kultur tradisional, yaitu heteroseksual. Lebih mudahnya orang yang mempunyai orientasi seksual dan identitas non-heteroseksual seperti homoseksual, biseksual, atau yang lain dapat disebut LGBT (Galink, 2013).

2 Orientasi seksual terkadang merupakan sesuatu yang sulit diterima pada sebagian masyarakat. Padahal sebagai manusia, mereka sama dengan manusia biasa pada umumnya yang butuh berinteraksi dan mengekspresikan gender. Merujuk pada cara dimana seseorang berperilaku untuk mengkomunikasikan gendernya dalam budaya tertentu, misalnya dalam hal pakaian, pola komunikasi dan ketertarikan. Ekspresi gender mungkin tidak konsisten dengan peran gender secara sosial dan mungkin tidak mencerminkan identitas gendernya. Ekspresi gender adalah tentang kemaskulinan dan kefemininan seseorang yang ditampilkan kepada orang lain atau lingkungannya (Galink, 2013). LGBT merupakan sebuah gejala sosial yang terjadi dimasyarakat. Pada saat ini keberadaan LGBT dianggap menyimpang oleh masyarakat sehingga hadirnya LGBT menjadi sebuah masalah sosial ditengah-tengah masyarakat yang heterogen. Terindikasi penerimaan masyarakat terhadap LGBT sungguh sulit. Keberadaan LGBT selalu menjadi objek penghinaan dan kekerasan oleh masyarakat karena dianggap melawan kodrat. Penolakan dan kekerasan itu meyebabkan kaum homo pergi dan berkumpul dengan sesamanya. Hal tersebut membuat kaum LGBT dianggap eksklusif. Padahal prilaku lesbi, homo, dan biseks bersifat alamiah, bukan karena paksaan orang lain. (Aminullah dalam Galink, 2013) LGBT merupakan bagian dari masyarakat, walaupun masyarakat memberikan penilaian negatif terhadap LGBT, keberadaan mereka tetap ada dan eksis. Kelompok minoritas ini masih cendrung tertutup dengan masyarakat, LGBT lebih

3 cendrung berinteraksi dengan sesama LGBT walaupun tempat berkumpul mereka ditengah-tengah masyarakat. Berikut kutipan dari koran tribun : Tempat tongkrongan kaum gay pun kini telah meluas. Sebelumnya kaum gay Cuma identik di bawah jembatan penyebrangan bambu kuning dan di lapangan parkir saburai. Dua tempat inilah media 90-an akhir hingga awal 2000-an, para pria sesama jenis ini berkumpul dan melakukan transaksi dengan para pelanggannya. Seiring waktu, para gay mulai menunjukan eksistensi di Pasar Tengah, yang juga menjadi tempat berkumpulnya kaum transgender. Tak jarang mereka kongko di Lapangan Korpri Gubernuran, PKOR Way Halim, dan Lungsir. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung pun, para gay ini mulai leluasa berinteraksi (Tribun Lampung, 24 Oktober 2014). Pada Koran Tribun, 26 Oktober 2014 dibandingkan dengan tahun 90-an keberadaan LGBT jauh lebih terbuka, mereka berada disekitar masyarakat dari berbagai latar belakang profesi dan usia. Artinya, mereka lebih cepat mengenali seksualitas, orientasi gender, dan identitas masing-masing baik ke diri pribadi (Coming in) maupun sekitar (coming out), walaupun belum dengan terangterangan. Pada dasarnya penggambaran secara fisik terkadang dapat terlihat dari kaum LGBT tersebut. Kaum Gay seperti dijelaskan pada koran harian Tribun Lampung edisi 24 Oktober 2014 :... umumnya, para lelaki yang rentang usianya dari remaja hingga dewasa ini mengenakan kaus berkerah V, celana jins pensil super ketat, sepatu atau sendal yang lebih terlihat girly, hingga beberapa aksesoris lainnya. Walaupun tidak sedikit pula mereka berbusana biasa, bahkan terkesan lelaki sekali. (Tribun Lampun, 24 Oktober 2014) Adanya LGBT ini merupakan hal yang nyata terjadi ditengah-tengah masyarakat. Mengacu pada jenis kelamin dimana seseorang tertarik secara emosional dan seksual, kategori ini meliputi ketertarikan pada jenis kelamin yang sama

4 (homoseksual, termasuk didalamnya gay dan lesbian), pada lawan jenis (Heteroseksual), keduanya (biseksual), atau tidak pada keduanya (Sinyo, 2014). Pada umumnya kaum homoseksual itu sendiri tidak mengetahui mengapa mereka menjadi demikian. Kehendak tersebut bukan atas kehendak sendiri, namun memang ada sebagian yang menerima dirinya dan hidup dengan senang menjadi homoseksual (dinamakan : egosintonik) dan ada sebagian lain yang tidak bisa menerima keadaan dirinya atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga mereka terus berada dalam konflik batin. Nilai-nilai didalam masyarakat, membuat sulit untuk menyatakan homoseksual ini sebagai penyakit, kelainan atau gangguan jiwa (Sarwono, 2012). Seiring dengan yang dikatakan Sarwono, menurut Diah Utaminingsih Psikolog Universitas Lampung, dilihat dari segi kesehatan mental, kategori suka sesama jenis ini tidak bisa dimasukan dalam penyimpangan, seperti halnya fedofilia, yang jelas-jelas penyimpangan mental. Suka sesama jenis ini lebih tepatnya dikategorikan sebagai gaya hidup (lifestyle). Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Salah satunya karena ada tekanan psikologis seseorang dalam lingkungannya. Misalnya ketika seorang individu merasa tidak mendapat tempat dilingkungan kesehariannya lalu ketika dilingkungan gay dan lesbian, ia justru menemukan jati dirinya. (Tribun Lampung, 24 Oktober 2014) Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak, termasuk pembentukan dan pemilihan orientasi seksualnya. Misalnya bagaimana cara orang tua mengasuh anak, hubungan antar keluarga, lingkungan pergaulan/pertemanan. Bisa saja kondisi ini dipicu karena keluarga tidak harmonis, figur perempuan

5 trauma terhadap laki-laki, dan masih banyak lagi kemungkinan. Faktor coba-coba melakukan hubungan dengan sesama jenis, penasaran, mendapatkan attachment dari sesama jenis, merasa nyaman dengannya, dan karena interaksi berbagai faktor yaitu faktor lingkungan (sosiokultural), biologis, dan faktor pribadi/personal (psikologis). Keberadaan LGBT dilingkungan sosial, kita harus menerima dan menanggapinya secara positif. Sebab mereka adalah bagian dari kita, tapi bukan berarti kita menyetujui gaya hidup ini. Sebab semakin terbuka sikap kita, maka kecendrungan interaksi dan keterbukaan akan menjadi bagian dari perubahan pola pikir dan lifestyle tersebut (Tribun Lampung, 24 Oktober 2014). Lingkungan menjadi faktor utama yang membentuk orientasi seksual LGBT. Selain itu, faktor keluarga pun menjadi faktor pendukung membentuk orientasi seksual LGBT. Belum ada penyebab pasti akan penyebab homoseksual, kenyamanan dan keamanan yang dirasakan oleh kaum LGBT didalam lingkup kelompoknya atau sesama LGBT membuat mereka lebih leluasa dalam melaksanakan aktivitasnya sehari hari. Mereka membentuk suatu komunitas LGBT contohnya, seperti GayLam, Arus Pelangi, Suara Kita, dll. Pro dan kontra mewarnai adanya kaum LGBT ini. Baik itu dipandang dari sudut agama, sosial, maupun budaya sehingga ketika kaum LGBT akan timbul ke masyarakat terkadang mereka merasa terasingkan dan terdiskriminasi akan sikap masyarakat. Pengucilan atau pendiskriminasian yang dilakukan masyarakat kepada kaum LGBT membuat mereka menutup diri dan tidak mengexpose tentang diri mereka.

6 Pengucilan membuat muncul keberadaan komunitas LGBT. Dalam masyarakat sulit untuk menemukan lesbian di ruang publik, seperti dibeberapa klub malam, kafe-kafe, atau acara-acara lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Namun dengan berkumpulnya orang-orang LGBT ini maka akan muncul pemikiran baru mengenai bagaimana memunculkan diri agar tidak menjadi kaum minoritas (Manaf, 2011). Seidman (2014) mengatakan, sejak tahun 1990-an memang kaum homoseksual sudah mengalami kebebasan dan keleluasaan yang lebih lebar dibandingkan pada zaman sebelumnya karena semakin banyak film-film Hollywood dan produk media budaya Amerika Serikat lainnya yang menghadirkan sosok homoseksual sebagaimana usia utuh layaknya kaum heteroseksual, ditambah dengan banyaknya tokoh publik seperti jurnalis, seniman dan intelektual yang menyuarakan pentingnya toleransi terhadap kaum homoseksual, namun kaum homoseksual masih mengalami ketertindasan. Meskipun saat ini kaum homoseksual sudah bisa lebih leluasa untuk berekspresi dengan menciptakan narasi tentang kehidupan mereka dalam bentuk buku, film, musik dan sebagainya, namun dunia kita masih sangat dihegemoni oleh kaum heteroseksual. (http://www.suarakita.org/2014/04/penerimaan-terhadap-kaum-homoseksualpenerimaan-semu/, Diakses pada tanggal 15 September 2014). Keberadaan LGBT ini selain mendapat perlakuan yang diskriminasi dari masyarakat namun juga banyak yang menjadi objek penghinaan bahkan kekerasan, karena dianggap bertentangan dengan norma-norma budaya dan agama. Banyaknya kekerasan yang diterima mengakibatkan mereka pergi dan

7 berkumpul dengan sesama. Akhirnya, komunitas LGBT terkesan eksklusif dan bertindak sembunyi-sembunyi (http://www.suarakita.org/2014/09/gay-dan-transgender-menurut-dr-bambangsukamto-dmsh/ diakses pada tanggal 13 September 2014). Kaum LGBT ini semakin merasa dipinggirkan oleh masyarakat. Keberadaan kaum LGBT dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang berkembang di Indonesia. Orientasi seksual yang mereka miliki dianggap sebagai dampak buruk globalisasi yang melegalkan kaum ini dan dikhawatirkan akan mempengaruhi masyarakat lainnya. Indonesia sebagai negara hukum dan penegak HAM, merupakan salah satu negara yang turut meratifikasi International Covenan on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR) sudah semestinya warga masyarakatnya mendapatkan perlakuan yang layak dan perlindungan sama dalam berbagai kehidupan masyarakat, seperti akses terhadap lapangan pekerjaan, pendidikan, dan jaminan keamanan sosial yang lain. Namun pemerintah pun dalam hal ini belum dapat berbuat banyak terhadap kaum LGBT (Galink, 2013). Dalam penelitian ini mengambil sampel mahasiswa. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat dan memiliki pemikiran yang kritis dan lebih peka akan fenomena-fenomena sosial yang terjadi. Mahasiswa juga disebut sebagai agent of change, yang artinya mahasiswa sebagai agen perubahan, sehingga dapat mencerminkan kedepannya sikap dan tindakan yang dilakukan terhadap LGBT. Maka dari itu, dalam penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa.

8 Oleh sebab itu berdasarkan latar belakang, penulis akan melakukan penelitiannya terhadap respon mahasiswa terhadap Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dengan lokasi penelitian di FISIP Universitas Lampung. Misalnya saja seperti pendapat mahasiswa terhadap LGBT, lalu mengenai pendapat orang yang memiliki orientasi seksual yang berbeda pada umumnya, dan respon mengenai komunitas LGBT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari deskripsi latar belakang, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa (Kognitif) tentang LGBT? 2. Bagaimanakah sikap mahasiswa (Afektif) terhadap LGBT? 3. Bagaimana tindakan yang dilakukan mahasiswa (Psikomotor) terhadap LGBT? 4. Bagaimana pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan yang dilakukan terhadap LGBT? C. Tujuan Penelitian Secara umum penilitian ini dilakukan untuk memberi informasi tentang respon mahasiswa terhadap LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di FISIP Universitas Lampung dan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan yang dilakukan terhadap LGBT.

9 D. Kegunaan Penelitian Secara umum kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan keilmuan sosiologi. 2. Secara praktis, penelitian ini digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa dan masyarakat tentang penelitian mengenai LGBT.