BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR JEPARA ARTHA KABUPATEN JEPARA PERIODE

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB IV ANALISIS DATA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PT BPR AGUNG SEJAHTERA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE TUGAS AKHIR

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

ABSTRAK. Kata kunci: Bank, Kinerja Keuangan Bank, CAMEL. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, dan pihak lainnya. Kondisi keuangan bank bank tersebut dapat digunakan oleh pihakpihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehatihatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko. Tingkat kesehatan keuangan bank bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui Penilaian Kuantitatif dan atau Penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor Capital, Asset Quality, Management, Earning, dan Liquidity yang disingkat CAMEL. Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank. Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank secara keseluruhan.perkembangan metodologi penilaian kondisi keuangan bank bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan keuangan bank Bank harus diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.

Pada umunya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Bank dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana (surplus unit), tetapi tidak hanya itu saja bank juga memiliki fungsi-fungsi lain yang hari ke hari semakin meluas. Terlebih lagi dikarenakan oleh kemajuan perekonomian dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberikan kepuasan dean kemudahan-kemudahan untuk para nasabahnya, misalnya menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, serta memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga dan penawaran jasa-jasa keuangan lainnya. Tentu saja keberadaannya sangat mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas ekonomi masyarakat dan menempatkan bank menjadi sebuah lembaga keuangan yang sangat strategis. Subjek penelitian yang akan dilakukan hanya pada Bank Perkreditan Rakyat. Ditengah-tengah persaingan bank dalam mempertahankan eksistensi dan kepercayaan dari masyarakat yang menjadi konsumennya dan sebagai ujung tombak perbankan di pedesaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat mampu terus bertahan dan menjadi pilihan masyarakat. Bank Perkreditan Rakyat sebagai salah satu bentuk lembaga/ perbankan di Indonesia yang tidak luput dari maslahmasalah yang ditimbulkan dari adanya kirisis ekonomi. BPR dituntut untuk tetap bertahan hidup dan berkembang di dalam mencapai tujuannya. Untuk mencapai hasil operasionalnya yang memuaskan, salah satu cara untuk mengukur apakah dalam

pengelolaan usaha BPR telah melakukan sesuai dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dapat dilihat dari tingkat kesehatan keuangan bank BPR yang bersangkutan. Tingkat kesehatan keuangan bank bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi suatu kewajiban dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku. Analisis CAMEL dikuantifikasikan sebagai aspek penilaian yang merupakan perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai tingkat kesehatan keuangan bank bank. Semakin besar skala operasi bank yang diukur dengan total asset dan semakin tinggi jumlah modal dari bank tersebut diharapkan kinerja operasinya semakin baik. Keberhasilan suatu usaha Bank Perkreditan Rakyat dapat dicerminkan dari peranannya terhadap kebijakan ekonomi rakyat. Untuk mengetahui keberhasilan Bank Perkreditan Rakyat perlu diadakannya penilaian terhadap tingkat kesehatan keuangan bank Bank Perkreditan Rakyat secara menyeluruh. Hasil dari rasio keuangan digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan bank bank dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Dari penilaian tingkat kesehatan keuangan bank bank yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai evaluasi halhal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai target perbankan. Tidak hanya itu, di dalam pengelolaan perbankan dibutuhkan tenaga-tenaga terdidik, terampil dan cakap, sehingga BPR akan mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan akan mampu memberikan pelayanan kepada para nasabahnya. Untuk mengetahui kondisi keuangan bank di BPR Bank

Klaten dipergunakan suatu analisis laporan keuangan yang dimaksut untuk menyajikan indikator-indikator yang penting dari keadaan yang ada sebagai alat untuk pengambilan keputusan manajemen agar tercapai tujuan yang diharapkan. Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk memilih dan menulis mengenai tingkat kesehatan keuangan bank Bank Perkreditan Rakyat. Untuk itu, penulis mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL (Studi Kasus PD Bank BPR Klaten). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukankan di atas, maka penulis merumuskan permsalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan bank ditinjau dari analisis CAMEL pada PD BPR Bank Klaten tahun 2009-2011? 2. Bagaimana perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR Bank Klaten tahun 2009-2011 secara keseluruhan ditinjau dari hasil analisis CAMEL? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan bank diukur dengan analisis CAMEL pada PD BPR Bank Klaten tahun 2009-2011. 2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR Bank Klaten tahun 2009-2011.

1.4 Metodologi Penulisan 1.4.1 Kerangka Pemikiran Untuk memberikan arah dalam penelitian ini yang akan berguna didalam penganalisaan masalah yang dihadapi, terlebih dahulu penulis mengemukakan gambaran yang berupa kerangka pemikiran yang akan menjelaskan alur penullisan dengan gambar di halaman selanjutnya. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Kegiatan Operasional Laporan Keuangan Penilaian CAMEL: Capital (Permodalan) Assets (Kualitas Asset) Management Kriteria Penilaian Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat

Penjelasan dalam kerangka teoritik diatas adalah : Kegiatan Operasional bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Hasil dari kegiatan usaha bank tersebut kemudian dilaporkan dalam brntuk laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Selanjutnya informasi yang berupa laporan keuangan ini kemudian dianalisis dengan faktor CAMEL yang terdiri atas permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Hasil analisis tersebut kemudian digolongkan dalam empat kategori penilaian yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 1.4.2 Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak tertentu denagn cara pencatatan atau dokumentasi. Data meliputi Laporan Keuangan Tahun 2009-2011. 1.4.3 Teknik Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode CAMEL, adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menetukan hasil penelitian yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan bank. Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank terhadap masing-masing faktor atau komponen dalam CAMEL dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Capital (permodalan)

Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequeency Ratio (CAR), yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Ratio (ATMR).(Taswan : 2006) Dengan ketentuan penilaian : a. Rasio 8% mendapat nilai kredit 81 dan untuk setiap kenaikan 0,1% dimulai dari 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100. b. Rasio kurang dari 8% mendapat nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dimulai dari 7,9% nilai kredit dikurangi 1 hingga maksimum 0. c. Bobot faktor penilaian = 30% d. Nilai kredit Rasio Sumber : Taswan(2006) Table 1.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian capital Adequacy ratio (CAR) 1 8% Sehat 2 6,5% s/d 8% Cukup Sehat 3 5,00% s/d 6,49% Kurang Sehat 4 4,99% Tidak Sehat Sumber : SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 2.Asset (Kualitas Aktiva Produktif) Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan 2 rasio, yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif dan rasio penyisihan aktiva produktif yang dibentuk oleh bank (PPAP)

terhadap cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh bank (PPAWPWB) atau rasip PPAP. a. Rasio aktiva yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif. Sumber : Taswan (2006) Dengan ketentuan penilaian : 1) Rasio 22,5% atau lebih dinilai lebih kredit 0 2) Untuk setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100 3) Bobot faktor 25% 4) Nilai kredit Sumber :Taswan (2006) 5) Nilai kredit Nilai kredit rasio bobot fakor Table 1.2 Rekapitulasi Hasil Penilaian kualitas Aktiva Produktif (KAP) 1 0% s/d 10,35% Sehat 2 10,35% s/d 12,60% Cukup Sehat 3 12,60% s/d 14,85% Kurang Sehat 4 14,85% Tidak Sehat Sumber : SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib dibentuk (PPAPWD), yaitu :

Sumber : Taswan (2006) Dengan ketentuan penilaian : 1) Bobot faktor penilaian 5% 2) Rasio 0% atau lebih diberi nilai kredit 0 3) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100 4) Nilai kredit rasio = Sumber : Taswan (2006) 5) Nilai kredit = nilai kredit rasio bobot fakto Table 1.3 Rekapitulasi Hasil Penilaian PPAP 1 81% Sehat 2 66% s/d 81% Cukup Sehat 3 51% s/d 66% Kurang Sehat 4 51% Tidak Sehat Sumber : SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 2. Management (Manajemen) Penilaian terhadap faktor manajemen didasarkan pada 25 pertanyaan yang menjadi 10 pertanyaan dari manajemen umum dan 15 pertanyaan dari manajemen risiko. Penilaian dari manajemen umum dan

manajemen risiko dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, dengan penilaian anata 0 sampai 4 dengan kriteria sebagai berikut: a. Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah b. Nilai 1,2 mencerminkan kondisi antara c. Nilai 3 mencerminkan kodisi agak baik d. Nilai 4 mencerminkan kondisi baik Penggolongan hasil penilaian aspek manajemen : Bobot faktor adalah 20% Nilai kredit = hasil penilaian x Bobot faktor Dengan ketentuan penilaian : a. Setiap jawaban diberi nilai 0,1,2,3,4 dengan kualifikasi Nilai 0 berarti lemah Nilai 1,2 berarti antara Nilai 3 berarti agak baik Nilai 4 berarti baik b. Bobot faktor 20% Namun demikian, oleh karena dalam penelitian ini tidak menggunakan lembar kuesioner, maka beberapa penelitian terdahulu, faktor manajemen dapat menggunakan rasio NPM (Net Profit Margin), denagn bobot 15%. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen, biasanya dilakukan melalui kuesioner yang ditujukan bagi pihak manajemen bank, akan tetapi pengisisan tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur

kerahasiaan bank. Oleh sebab itu dalam penilaian ini aspek manajemen diproyeksikan dengan rasio net profit margin (Rhomy, 2011). Secara sistematis rasio NPM (Net Profit Margin) dapat dirumuskan sebagai berikut : N Table 1.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Manajemen 1 81 % Sehat 2 66 % s/d 81 % Cukup Sehat 3 51 % s/d 66 % Kurang Sehat 4 51 % Tidak Sehat Sumber: SK Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 3. Earning (Rentabilitas) rasio, yaitu: Penilaian terhadap faktor rentabilitas ini dilakukan dengan 2 a. Rasio laba kotor terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama (Return on Asset Ratio/ROA) Dengan ketentuan penilaian : 1) Rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 2) Setiap kenaikan 0,015% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimah 100

3) Bobot faktor 5% 4) Nilai kredit = 5) Nilai kredit faktor = Nilai kredit bobot faktor Table 1.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian ROA 1 1,25% Sehat 2 0,999% s/d 1,215% Cukup Sehat 3 0,765% s/d 0,999% Kurang Sehat 4 0,765% Tidak Sehat Sumber : SK Direksi BI N0.30/11/KEP/DIR tahun 1997 b. Rasio antara biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional atau Rasio Efisiensi (BOPO) Dengan ketentuan penilaian : 1) Rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 2) Untuk setiap penurunan 0,08% dimulai dari 100% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100 3) Bobot faktor 5% 4) Nilai kredit = 5) Nilai kredit faktor = nilai kredit bobot faktor

Table 1. 6 Rekapitulasi Hasil Penilaian BOPO 1 93,52% Sehat 2 93,5% s/d 94,72% Cukup Sehat 3 94,72% s.d 95,92% Kurang Sehat 4 95,92% Tidak Sehat Sumber : SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997. Liquidity (Likuiditas) Penilaian terhadap Likuiditas didasarkan pada 2 rasio : c. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (Cash Ratio) Dengan ketentuan penilaian : 1) Rasio 0% diberi nilai 0 2) Setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100 3) Bobot faktor 5% 4) Nilai kredit = 5) Nilai kredit faktor = nilai kredit bobot faktor Table 1.7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Cash Ratio (CR) 1 4,05% Sehat 2 3.305% s/d 4,05% Cukup Sehat 3 2,55% s/d 3,30% Kurang Sehat 4 2,55% Tidak Sehat

Sumber : SK Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 d. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank (Loan Deposit Ratio/LDR) Dengan ketentuan nilai : 1) Rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 2) Setiap kenaikan 1% mulai dari rasio 115% kredit ditambah 4 dengan maksimal 100 3) Bobot faktor 5% 4) Nilai kredit = 5) Nilai kredit faktor = nilai kredit bobot faktor Table 1.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian LDR 1 94,75% Sehat 2 94,75% s/d 98,5% Cukup Sehat 3 98.5% s/d 102,25% Kurang Sehat 4 102,25% Tidak Sehat Sumber : SK DireksiBI No.30/11/KE/DIR tahun 1997